Merekam Video dengan iPhone 5s

Menginginkan bisa merekam video dengan bagus dengan menggunakan kamera ponsel seolah kedengaran kurang kerjan. Kalau ingin merekam video berkualitas bagus kenapa tidak mau sedikit repot menggunakan Camcorder atau DSLR yang mempunyai fitur perekaman video yang baik. Benar juga sih.

Tapi ini bukan perkara mau repot apa engga. Tidak jarang keadaan memaksa kita dengan tidak memungkinkan membawa Camera atau Camcorder. Entah itu karena alasan kepraktisan maupun ya karena larangan. Misalnya di dalam sebuah konser musik, seorang penonton dilarang untuk membawa Camera atau Camcorder. Namun diperbolehkan tetap membawa ponsel masing-masing.

Selain itu merekam video dengan menggunakan ponsel/smartphone memiliki beberapa kelebihan selain alasan kepraktisan dan portabilitasnya. Dengan iPhone 5s misalnya, saya bisa langsung menyunting video yang baru saja direkam dengan aplikasi yang bernama iMovie. Kemudian saat itu juga kita bisa langsung mengunggahnya ke Youtube via koneksi 3G maupun Wi-fi yang saat ini terdapat dimana-mana.

Mengunggah video kemana pun boleh ding, tidak harus ke Youtube. Video bisa mudah diunggah ke Vimeo, Facebook, Vine, Flickr dan layanan-layanan lain sejenis. Berikut ini adalah salah satu video konser musik yang saya rekam dengan iPhone 5s. Video berformat HD ini tentu saja berukuran file sangat gendut. Untungnya saya bisa mengunggahnya melalui jaringan internet Speedy. 🙂

Video ini saya ambil beberapa waktu yang lalu ketika saya menonton konser Closer2Tulus di Liquid Cafe Yogyakarta. Di video memang tidak saya beri titel apa lagu ini. Karena saya memang tidak mengenal Tulus sebelumnya dan belum cukup akrab dengan karya musiknya, hehehe.

 

Iklan

Digi Expo di Skeeno Exhibition, Di Sana Mencicipi Masa Depan

Hal menyenangkan bagi seorang blogger adalah datangnya kesempatan untuk mencicipi hal-hal baru dan mencoba-coba teknologi terbaru yang belum tentu bisa dilakukan oleh semua orang. Hihi.. barangkali itulah salah satu alasan kenapa sampai saat ini saya masih betah ngeblog posting sana-posting sini.

Rabu, 24 April 2014 saya mendapatkan kesempatan sangat menyenangkan diundang ke acara Telkomsel Digi Expo di Skeeno Exhibition di Gandaria City Jakarta Selatan. Saya datang ke sana mendapatkan undangan dalam kapasitas saya sebagai developer sekaligus blogger. Sebuah kesempatan yang sangat tidak pantas disia-siakan sehingga saya terbang berdua dengan paman Nurudin Jauhari dari Yogyakarta  menuju ibu kota. Iya sih kami tidak memilih kereta api Taksaka karena yang disediakan oleh travel agent -nya EO adalah tiket Citilink. 🙂

Keynote from Pak Alex J Sinaga

Keynote from Pak Alex J Sinaga

Event yang berlangsung selama 2 jam, dari sekitar pukul 14:00 WIB sampai pukul 16:00 WIB itu terasa sangat cepat. Namun di dalam padatnya rangkaian acara itu dengan gamblang bisa ditangkap gambaran teknologi masa depan versi Telkomsel itu seperti apa. Dengan gayanya yang lugas, Pak Alex J Sinaga, CEO -nya operator seluler pelat merah ini menyampaikan visi misinya untuk selalu “berani” terdepan membawa masa depan ke dunia saat ini. Kata “berani” ini saya tangkap sebagai sesuatu yang ditekankan karena memang ketika berbicara bisnis, hal-hal terbaru yang canggih belum tentu feasible. Kadang-kadang malah sama sekali tidak menguntungkan. Di situlah pentingnya peran “pendobrak” oleh seseorang yang amanati oleh negara sebagai sang “pembawa bendera”. 😀

Memangnya apa saja yang perlu didobrak? hehe. Ya banyak… Kekhawatiran bahwa teknologi baru belum tentu menguntungkan, regulasi –melirik bapak2 undangan dari BRTI, kultur-tradisi, dan lain-lain. Disebutkan Pak Alex bahwa kemungkingkan ia sendiri sudah tidak akan mempunyai kesempatan untuk menikmati atau mencicipi sekalipun teknologi baru kelak pada masanya diterapkan. Apa yang penting menurutnya adalah apa legacy yang bisa ditinggalkan untuk generasi berikutnya, sebagai inspirasi 🙂

Berikutnya ada sebuah presentasi menarik yang dibawakan oleh Brandon Berry Edwards (@bred). Judulnya sih Choreographing Experience. Kalau jadi judulnya sih sepintas jadi ingat dengan seseorang yang merancang/mengkoreografikan sebuah tarian/dance agar memukau para penonton. Apa yang dimaksud oleh @bred kurang lebih memang seperti itu.

Brandon Edward: Traditional Approach unmatched the reality the world really face

Brandon Edward: Traditional Approach unmatched the reality the world really face

The Reality is

The Reality is

Brandon Berry Edward menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh seorang product designer agar karya yang ia buat menjadi something highly valuable/master piece product. Baca lebih lanjut

Nongkrong Boleh Dimanapun, Asal Koneksi Internet Kencang

Bila ditanya suka nongkrong apa ngga, maka jawab saya adalah suka, suka banget. Bagi saya nongkrong adalah cara terbaik untuk melarikan diri dari kesibukan pekerjaan sekaligus cara termurah untuk melepaskan diri dari kepenatan. Jangan salah, nongkrong tidak melulu tidak produktif. Bayangkan bila kita memaksakan diri menyelesaikan pekerjaan di kantor sedangkan pikiran sedang jenuh dan penat. Hasilnya kacau. Atau pada akhir pekan ketika ingin istirahat di rumah tapi tetangga sebelah malah ribut bertengkar. Ini bikin bete ngga karuan. Mencari tempat nongkrong yang memberi rasa aman sekaligus asyik bagi saya menjadi pilihan. Nongkrong membuat kepala terasa ringan, segar. Di tempat nongkrong seringkali terbersit banyak ide yang bermanfaat banget bagi hidup saya yang sudah berat dan kerjaan yang menuntut banyak kreatifitas.

Kemudian tempat seperti apa sih yang enak buat nongkrong. Bagi saya nongkrong asyik bisa dimana saya. Syaratnya satu: ada koneksi Wi-Fi yang kenceng nan stabil. Syarat satunya lagi hampir ketinggalan: ada colokan listrik. Itu saja. Syukur-syukur tempatnya cozy, bersih, ngga berisik dan dekat sama makanan enak.

Mall kesukaan saya adalah di Ambarukmo Plaza. Alasannya seperti yang saya sebut tadi, koneksi Wi-Fi yang kenceng yang available di tiap sudut mall. Saking pentingnya koneksi internet bagi hidup mati saya, saya sampai tahu betul di titik mana saja yang sinyal Wi-Fi nya kuat dan bagus. Saya memang belum pernah mencoba-coba internetan di tiap sudut Ambarukmo Plaza mall sih. Tapi saya tahu cara mudah untuk mengetahui bagus tidaknya sinyal Wi-Fi di suatu tempat.

Alatnya adalah dengan menggunakan iPhone 5s saya. Nyalakan Wifi di iPhone 5s. Secara otomatis iPhone 5s saya yang didalamnya terpasang kartu HALO Telkomsel akan otomatis mencari dan mengkoneksikan diri ke Wi-Fi Seamless Flashzone terdekat. Bila sudah terkoneksi ke Flashzone Seamless, tinggal memperhatikan indikator sinyal Wi-Fi. Sinyal 3 atau 4 bar biasanya akan memberikan koneksi internet yang cepat dan stabil. Bila sinyal Wi-Fi yang ditunjukan 2 bar atau kurang, maka saya lebih baik berpindah tempat sampai mendapatkan kuat sinyal yang bagus. Saya menggunakan cara ini untuk mencari koneksi Wifi yang bagus di suatu tempat karena saya tahu di setiap tempat dimana ada Flashzone Seamless Wifi pasti di situ ada wifi.id. Jangan khawatir bila tidak menggunakan iPhone 5s, cara ini bisa dilakukan dengan smartphone Android dan Blackberry 10. 🙂

Ke jaringan wifi.id inilah saya akan mengkoneksikan laptop dan gadget yang tidak mempunyai koneksi 3G ke internet. Koneksi wifi.id  juga sering menolong smartphone saya terkoneksi ke internet bila koneksi  3G milik operator yang saya gunakan sedang lemot. Cara ini juga saya gunakan ketika saya sedang ingin menghemat kuota paket data internet 3G di smartphone.

Wifi.id di Starbuck Ambarukma Plaza Yogyakarta

Wifi.id di Starbuck Ambarukma Plaza Yogyakarta

Starbuck Cafe yang terletak di ground floor Ambarukmo Plaza ini merupakan tempat dimana saya betah nongkrong berjam-jam. Iya sih karena saya malas jalan kemana-mana, begitu masuk mall dari pintu timur saya bisa langsung masuk Coffee Shop ini, tempatnya cozy dan ngga brisik: iya, ada smoking area untuk untuk teman-teman nongkrong saya yang ahli hisap: iya. Apalagi? Ini, saya tahu sinyal wifi.id di dalam Starbuck ini full bar dan colokan listrik untuk laptop dan charger pun ngga perlu dicari kemana-mana. Yang perlu saya lakukan hanya mengamankan meja yang paling dekat dengan colokan sebelum memesan minum dan makan. Baca lebih lanjut

Prajurit Kraton Kenapa Tua-Tua

Prajurit Kraton di Flyover Janti

Prajurit Kraton di Flyover Janti

Gambar-gambar prajurit kraton yang terpapar dalam ukuran sangat besar di pilar-pilar jembatan layang ini menarik perhatian saya. Alih-alih melanjutkan perjalanan, saya malah mendekat ke pilar jembatan mengamati lebih dekat gambar-gambar prajurit kraton itu. Kemudian memotretnya dengan iPhone saya.

Ruang-ruang publik seperti pilar jembatan layang digunakan untuk menempatkan simbol-simbol budaya menurut saya bagus. Lebih bagus daripada sekedar dijadikan lahan mencari uang oleh Pemerintah Kota. Namun yang sebenarnya menarik bagi saya adalah penggambaran prajurit kraton itu sendiri. Kenapa prajurit kraton digambarkan berukuran besar sebagai sosok yang tua-tua? Mengapa prajurit kraton tidak digambarkan sebagai sosok pemuda yang gagah berani. Sosok yang siap berperang melawan musuh.

Prajurit kraton yang digambarkan sebagai orang-orang tua yang berpakaian prajurit itu memang sebenarnya menggambarkan realita, kenyataan bahwa saat ini prajurit kraton, sepanjang yang saya tahu, memang diisi oleh bapak-bapak yang sudah berusia tidak muda lagi. Setidaknya memang demikian yang kita lihat ketika menyaksikan parade (iring-iringan) Prajurit Kraton pada acara-acara tertentu seperti Grebeg Maulud dan lain-lain.

Parade Prajurit Kraton di Upacara Grebeg Maulud

Parade Prajurit Kraton di Upacara Grebeg Maulud

Parade Prajurit Kraton di Acara Grebeg Maulud

Parade Prajurit Kraton di Acara Grebeg Maulud

Saya tidak tahu apakah prajurit kraton memang dipilih pria yang sudah senior atau pemuda sekarang kurang tertarik menjadi prajurit kraton. Saya hanya membayangkan bila yang digambarkan dijembatan layang adalah sosok prajurit yang muda, gagah, ganteng dan kelihatan pintar.

 

Transfer Data Dari iPhone ke Android

Teknologi tertutup yang digunakan oleh Apple dalam tiap produknya seringkali menimbulkan masalah kompatibilitas dengan perangkat-perangkat kita yang lain. Contoh kecil, bertukar file atau kontak sulit dilakukan oleh iPhone dengan perangkat lain. Memasukan mp3 dari komputer Ubuntu ke iPhone pun sampai sekarang belum saya ketahui caranya.

Isu kompatibilitas ini menjadi masalah ketika saya menggunakan iPhone dan Android sekaligus atau bagi orang yang ingin berpindah dari iPhone ke Android. Atau ini memang cara Apple menjaga “gembalaannya” agar tidak keluar pagar? hehe!

Bukan cara yang praktis, tapi video tutorial di atas menurut saya akan cukup membantu bagi siapa saja yang ingin menyalin data-data seperti musik, foto, video, calendar, contact, dan data-data lain ke perangkat Android. Silakan menonton bila Anda adalah pengguna iPhone yang ingin ganti smartphone Android atau seperti saya menggunakan iPhone dan Android sekaligus. 🙂

Google+ Page: Local Bussines and Place

Apabila Facebook mempunyai Facebook Page yang kini marak digunakan oleh brand, Google+ pun mempunyai Google+ Page. Mendengar akhir-akhir ini banyak orang yang membicarakan kelebihan-kelebihan Google+ Page, saya pun beberapa waktu yang lalu mencoba-coba salah satu fitur Google+ ini.

Membuka menu Page di Google+, ternyata di sana ada satu Page yang dulu pernah saya coba buat. Nama Page yang pernah saya buat itu adalah Desa Grogol. Ternyata dari dulu sampai sekarang saya suka mencoba-cobaya 😀 Tapi pada percobaan ini saya ingin lebih serius mempelajari fitur-fitur Google+.

My Google+ Page

My Google+ Page

Page yang saya buat adalah Google+ Page yang saya tujukan untuk mempromosikan blog saya yang ini dan blog saya yang itu dan yang itu lagi. Rasanya tidak ada yang terasa baru dalam membuat Page standar untuk blog ini. Kali ini saya ingin membuat page dulu, belum untuk meng-optimasi Google+ Page untuk mendongkrak popularitas blog. Bila saya tertarik tentu itu akan saya lakukan belakangan saja.

Google postmails Google+ Page Local Bussiness verification code

Google postmails Google+ Page Local Bussiness verification code

Google+ Page berikutnya yang saya buat adalah Page untuk Local Bussiness atau Place. Membuat Page untuk Local Bussiness ini sebenara karena saya terinspirasi dengan kelebihan-kelebihan mempromosikan usaha dengan Google yang dipresentasikan di acara Google Gapura di hotel Sheraton Mustika beberapa waktu yang lalu. Konon dengan Google+ Page, suatu bisnis lokal menjadi mudah ditemukan baik di Google Search maupun Google Map.

Where to start Google+ Page

Where to start Google+ Page

Membuat Page untuk blog maupun Local Bussines sebetulnya tidak terlalu berbeda. Sama-sama mudah. Saking mudahnya sampai saya lupa step nya apa saja. 😀 Perbedaannya hanya untuk membuat Local Bussiness diperlukan suatu verifikasi untuk memastikan bahwa alamat bisnis kita benar-benar valid. Verifikasi yang dilakukan Google adalah dengan mengirimkan kode yang dikirimkan melalui surat pos.

Surat yang berisikan kode verifikasi itu tiba di alamat saya pada siang tadi ketika saya sudah lupa kalau beberapa waktu lalu mengotak atik membuat page ini. Di dalam surat itu dengan singkat dan jelas diberikan panduan bagaimana cara saya menverifikasi Local Bussiness Page yang saya buat. Mudah sekali karena tinggal mengetikan URL, login ke akun Gmail dan mengisikan kode angka yang terdapat di dalam surat yang saya terima dari Google.

Kini Google+ Page Local Bussiness saya ini, Gunungkidul Landscape sudah terverifikasi. Sekarang tinggal memikirkan akan saya gunakan untuk apa atau bagaimana saya akan mengoptimasinya. Atau bisa jadi ini sebagai kelinci percobaan saja? 🙂

Meng-Ungu-kan Jari untuk Negeri? #Pemilu 2014

Hari ini, pagi tadi, akhirnya saya memutuskan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara Pemilu 2014 yang bertempat di Balai Padukuhan di lingkungan dimana saya tinggal. Ada beberapa alasan kenapa saya akhirnya ke TPS. Di antaranya adalah karena petugas PPS di lingkungan saya merupakan tetangga dan teman-teman saya sendiri. Misalnya saya tidak datang pasti mereka akan bertanya-tanya ada apa gerangan. Celakanya kalau mereka mengira saya tidak datang karena sakit. Nah.

Pukul 09:30 WIB, waktu kira-kira, saya berangkat dari rumah. Beberapa puluh meter dari TKP eh dari TPS, ternyata saya tidak membawa Undangan Memilih. Ini membuat saya kembali ke rumah untuk mengambilnya. Sesampai di TPS mengantri beberapa bapak dan beberapa itu. Tidak banyak. Sampai giliran saya mendapatkan kartu suara dan mencoblosnya di bilik yang disediakan.

Nah, ceritanya sampai di sini dulu saja. Jangan tanya siapa dari partai mana yang saya coblos. Apalagi menanyakan apakah saya sudah benar mencoblosnya, hihi. Ini rahasia. Memilih (dan tidak memilih adalah hak saya sebagai warga negara. Asas Pemilu, kalau tidak salah dan belum berubah adalah langsung, umum, bebas, rahasa, jujur dan adil. Benar Ngga?

Foto-foto berikut ini adalah bukti saya tadi sampai di TPS di balai padukuhan Karangmojo B:

 

 

Nah tuh…

Sekarang saya akan ke TPS. Mungkin di sana sedang dilakukan penghitungan suara. 🙂

Kenthong Titir, Aksi Keprihatinan Masyarakat Gunungkidul Terhadap Money Politik

Kenthong Titir Tolak Politik Uang

Kenthong Titir Tolak Politik Uang

Partai Politik sebagai instrumen demokrasi di Indonesia diharapkan diantaranya melahirkan kader-kader politik yang siap di gedung parlemen memperjuangkan hak-hak rakyat dan memberikan fungsi pendidikan berdemokrasi kepada rakyat Indonesia. Kenyataannya harapan-harapan itu belum bisa dipenuhi oleh partai politik. Alih-alih partai politik malah menjadi kendaraan politisi jahat untuk mengangkut harta benda hasil korupsi. Lebih parah lagi, politisi-politisi jahat yang pada Pemilu 2014 kali ini berebut kursi legislatif  menghalalkan segala cara untuk mendulang suara konstituen dengan menggunakan politik uang. Politisi-politisi tak bermoral itu sekaligus mengajak dengan uang agar masyarakat menganggalkan standar moralnya. Parah!

Penggunaan uang (money politic) oleh banyak calon legislatif yang di Gunungkidul marak sampai ke pelosok-pelosok desa ini banyak menimbulkan keprihatinan. Kamis malam, 3 April 2014, di jejaring pertemanan Facebook beredar ajakan untuk melakukan keprihatinan menolak politik uang berupa doa bersama dan memukul Kenthongan Titir. Dalam ajakan itu disebutkan aksi keprihatinan ini akan bertempat di bunderan PLN sebelah timur kompleks perkantoran Pemda Gunungkidul pada keesokan harinya, Jumat siang, 4 April 2-14. Bak gayung bersambut, ajakan itu mendapatkan respon positif dari banyak pihak.

Sekitar jam 2 siang, ketika saya tiba di lokasi aksi, telah banyak berkumpul orang-orang yang bersiap melakukan aksi dengan segala perlengkapannya. Dalam aksi itu partisipasi datang dari berbagai elemen masyarakat. Di antaranya ada ikatan pelajar, mahasiswa, karang taruna, tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Hindu, Budha bahkan para pegiat kejawen di Gunungkidul, dan lain-lain.

Aksi keprihatinan menentang politik uang berupa doa bersama dan menabuh Kenthongan Titir berjalan lancar dan tertib. Acara yang diisi oleh orasi-orasi keprihatinan itu ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemuka-pemuka agama-agama yang hadir dan menabuh kenthongan titir secara bersama-sama. Menabuh kenthongan ini seolah kedengaran unik. Sesungguhnya menabuh kenthongan titir merupakan bentuk perlindungan keamanan komunal masyarakat di Gunungkidul ketika marabahaya terjadi. Kali ini marabahaya yang disebutnya memasuki Siaga 1 adalah politik uang yang diyakini sangat merusak kebangsaan kita.

Aksi keprihatinan menentang politik uang akhirnya selesai sekitar pukul 3 sore. Silakan menonton apa yang saya videokan dengan smartphone saya berikut ini:

 

Yogyakarta: Closer2Tulus

Bagaimana? Apakah kamu termasuk yang terpesona dengan penampilan Tulus di Java Jazz Festival bulan lalu di Jakarta? Atau kamu seperti aku, tidak cukup beruntung untuk dari Yogyakarta ngesot ke Jakarta menonton penampilan artis – artis jazz idola di event jazz terbesar di Asia itu. Ngga perlu nyesek nyesel kelamaan deh.

Tulus, the rising star dari Bandung, pada bulan April ini tepatnya tanggal 17 akan menggelar event Closer to Tulus, bertempat di Liquid Cafe – Jalan Magelang. Yuk jazz lover, jangan ketinggalan buat secepatnya dapetin tiketnya. Selengkapnya baca aja di poster berikut:

 

Closer to Tulus

Closer to Tulus

PS : Buat Temen Blogger yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya yang pengen nonton bareng Closer to Tulus, boleh loh secepatnya menghubungi aku. Aku ada sesuatu buat kalian. Seruuuu deh..

 

Pengalaman Adalah Guru Privat Termahal

Jadi ceritanya begini:

Kemarin petang tahu cicak tiba-tiba jatuh di layar laptop yang sedang saya gunakan. Bermaksud membersikan layar Laptop, saya membasahi tisu dengan air, kemudian menyeka layar laptop. Saya mengambil tisu lagi untuk menyerap sisa-sisa air yang saya gunakan untuk membersihkan tahu cicak tadi. Beberapa kali usap pun layar laptop terlihat kering dan bersih.

Merasa layarnya sudah bersih dan kering, saya pun menyalakan laptop. Setelah layar laptop menyala, secara mengejutkan saya melihat tampilan layar laptop belang. Belang yang sangat menggangu. Saya langsung curiga ini gara-gara air yang saya gunakan untuk bersih-bersih tadi masuk ke dalam lapisan layar laptop.

Saya pun segera mematikan, melepas batere, berpikir sejenak kemudian memutuskan untuk membuka layar laptop dan membersihkan bagian dalam layarnya. Membongkar layar Laptop Lenovo G480 pun mudah dan cepat saya kerjakan dalam beberapa menit. Bagaimana saya bisa adalah karena saya menonton video tutorial di Youtube.

Lapisan demi lapisan layar laptop saya buka pun membenarkan dugaan saya. Air rupanya merembes masuk dan terserap naik ke bagian atas lapisan layar. Saya pun membuka satu demi satu lapisan layar itu dan membersihkan dengan tisu. Merasa airnya sudah cukup bersih, saya pun memasang kembali layar dan mencoba menghidupkan laptop.

Tadaa, Laptop pun menyala. Namun dengan belang yang masih tersisa. Sudah berkurang banyak. Saya pun dengan percaya diri membongkar layar laptop bermaksud membersihkan sisa-sisa air yang masih tertinggal.

Saya pun membongkar tiga lapisan plastik di belakang LCD yang ternyata masih ada airnya. Kali ini saya bersihkan sampai benar-benar bersih. Saya pun tergesa-gesa memasang kembali layar LCD dengan cepat-cepat memasang lapisan plastik, LCD itu sendiri, kabel-kabel dan baut sampai semua terpasang. Kemudian Laptop saya hidupkan dengan penuh semangat.

Namun kali ini yang terjadi terlihat retakan-retakan di layar laptop yang menyala dengan penuh cacat. Rupanya ketika tadi memasang kembali bongkaran layar LCD saya kurang hati-hati sampai merusakan layar LCD itu sendiri.

Setelah tahu akibat dari kecerobohan saya tadi, saya jadi mengelus dada. Andai saya cukup bersabar dan membiarkan sampai Layar Laptop itu kering sendiri, tentu saya tidak akan mengalami kerusakan separah ini. Andai tadi saya istirahat dulu dan besok saja membersihkannya mungkin LCD pecah tidak ajan terjadi. Andai dan Andai yang lain …

Ya, semuanya sudah terjadi. Pengalaman memang guru privat yang paling mahal. Untuk kali ini saya harus membayar guru privat yang bernama pengalaman membongkar layar notebook seharga mungkin hampir 800 ribu untuk membeli Layar LCD Laptop. Mudah-mudahan dapat harga lebih murah dan cepat dapat rejeki untuk membayar pak bu guru privat.