Mimpi saya untuk menjadi orang baik baik tidak pernah mati. Saya terus berproses dengan berbagai akumulasinya. Saya berusaha sebisa saya. Tetapi untuk tampil didepan dibarisan kebaikan. Aghrrrrr. Sepertinya saya romongso /merasa belum pantas. Jauh dari pantas.
Tadi malam benar benar harus membuat keputusan dipersimpangan. Benar benar keadaan darurat dimana Imam shalat Isya di Masjid saya tidak satupun yang datang. Maka setelah terjadi pertengkaran panjang untuk siapa seharusnya yang menjadi Iman shalat Isya. Saya yang biasaya menjadi pemenang dalam setiap pertengkaran. Nasib apes menimpa saya. Saya terpaksa menjadi Iman setelah kekalahan saya.
Tentu saja saya grogi untuk memimpin jamaah menghadap Allah yang Maha Besar. Semua orang tahu siapa saya. Dari bangun tidur sampai (bangun) tidur lagi, apalagi Allah SWT. Ya Allah, Paduka pasti memahami situasi tadi malam dan memaafkan kelancangan saya dan memberi pelajaran berupa kebaikan bagi orang orang yang memaksa saya menjadi Iman tadi malam. Dan berilah kami semua tambahan ilmu, pemahaman dan kesadaran serta kebesaran jiwa.
Amiiin