
Topik yang dari tahun ke tahun selalu mewarnai cerita lebaran di desa kami adalah kisah heroik yang dibawa kawan-kawan, keluarga dan para handai taulan menembus kemacetan untuk menuntaskan perjalanan ritualnya, mudik ke kampung halaman tercinta.
Seperti kita ketahui bersama tahun mudik lebaran kali ini titik kemacetan parah baru dicatatkan di pintu tol keluar Brebes. Kemudian diparodikan dengan istilah macet Brexit (baca: Brebes Exit). Merupakan istilah yang tercipta karena numpang keren dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang kemudian populer dengan Brexit (British Exit).
Bagian kisah mudik lain yang diceritakan dengan heroik oleh salah seorang kawan lama saya adalah bagaimana di jalan menghadapi pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan. Pemotor-pemotor yang asal menyalip, asal memotong jalan dan abai terhadap rambu-rambu lalu lintas. Sungguh perilaku di jalan yang tidak beradap.
Bagian ini membuat saya mengernyitkan dahi. Saya pun merespon cerita kawan saya ini dengan pertanyaan.
“Apakah ketika sampean dulu belum punya mobil, masih mudik berkendarakan sepeda motor bisa cukup santun di jalan, tidak ugal-ugalan seperti pemotor yang sampean temui itu?” Baca lebih lanjut →
Menyukai ini:
Suka Memuat...