Kuliner Malam Paliyan: Bakmi Jawa Pak Kamto

Bakmi Jawa "Pak Kamto" Depan Pasar Trowono Paliyan Gunungkidul Yogyakarta

Bakmi Jawa “Pak Kamto” Depan Pasar Trowono Paliyan Gunungkidul Yogyakarta

Habis menikmati indahnya matahari tenggelam di Pantai Laut Bekah di Panggang – Gunungkidul, kami ingin menuntaskan perjalanan dengan menikmati kuliner malam di sekitar Pasar Trowono.

Meski di sepanjang jalan kami pulang ada banyak pilihan kuliner, namun apa yang langsung ke pikiran adalah Bakmi Jawa di sebelah barat Pasar Trowono. Saya mendadak ingat dengan nenek penjual bakmi yang pernah saya kunjungi beberapa tahun yang lalu.

Saya pun  langsung mengajak adik saya, Sumar dan Mas Teguh ke sana. Sayangnya sesampai di sana, rupanya penjual bakmi yang rasa dan porsinya tak terlupakan itu belum siap. Sudah nampak buka namun belum bisa melayani pembeli.

Daripada lama menunggu, tadi malam kami memilih untuk mencari kuliner yang lain. Sempat bingung antara sate dan tongseng dengan bakmi yang lain, akhirnya pilihannya jatuh ke Bakmi Jawa “Pak Kamto”.

Lokasi Bakmi Jawa “Pak Kamto” ini tidak jauh dari bakmi pertama yang kami tuju. Hanya berseberang jalan. Tepatnya di sebelah barat pertigaan Pasar Trowono, sisi ruas jalan ke arah Pantai Ngrenehan – Ngobaran.

Kami pun di sana memesan 3 porsi Bakmi Jawa Goreng, 1 Porsi Bakmi Jawa Godhog, 1 porsi Nasi Goreng dan 1 set Wedang Teh Poci.

Kesemua pesanan kami ini tidak tersaji dengan seketika. Ya kami maklum. Secara ini bukan fast food.

Sementara teman-teman saya mengobrol secara lesehan di gelaran tikar, saya memperhatikan dan mengobrol dengan Pak Kamto yang memasak pesanan kami satu per satu. 3 porsi bakmi goreng yang sama tidak dimasak sekaligus. Dimasaknya pun dengan tungku yang menggunakan bahan bakar arang, bukan gas atau minyak. Asyik benar saya menikmati ketelatenan dan kesabaran Pak Kamto dalam memasak. Hanya saya memang tidak sabar ingin segera mencicipi olahan ini.

Apalagi ketika saya memperhatikan 3 bapak-bapak yang sudah menikmati bakmi jawa duluan ini. Duuuh bikin ngiler, hehehe.

Pak Sumadi dan kawan-kawannya. Pelanggan bakmi jawa Pak Kamto dari Desa Kanigoro

Pak Sumadi dan kawan-kawannya. Pelanggan bakmi jawa Pak Kamto dari Desa Kanigoro

Pesanan kami pun tersaji satu per satu. Karena pesanan Bakmi Godhog saya sepertinya akan datang paling akhir, saya pun mengobrol dengan ketiga bapak-bapak ini. Yang memakai kemeja biru lengan panjang, kemudian saya kenal bernama Pak Sumadi. Beliau adalah pelanggan bakmi Jawa Pak Kamto. Pak Sumadi adalah penduduk Desa Kanigoro.

Sementara itu teman-teman saya hampir menandaskan bakmi goreng dan nasi goreng masing-masing ketika bakmi godhog pesanan saya datang. Bakmi Jawa godhog yang secara kasat mata nampak tidak istimewa. Warnanya nampak kecoklatan di bawah lampu remang. Biasa-biasa saja kecuali porsinya yang banyak.

Baca juga: Potensi Wisata di Wilayah Paliyan dan Potensi Wisata di Wilayah Saptosari

Saya pelan-pelan mengecapnya sambil menunggu bakmi godhog ini turun suhunya. Rasanya tidak biasa. Terkesan bumbunya minimalis. Namun gurihnya terasa. Tapi kok pelan-pelan bakmi ini makin enak saja. Sampai porsinya yang gede itu hampir saya tandaskan. Jarang-jarang saya makan bakmi jawa sebanyak ini.

Bakmi Jawa “Pak Kamto” depan Pasar Trowono, menurut saya mempunyai cita rasa yang khas, meski disajikan dengan penampilan yang tidak begitu menggoda dan bumbu yang seolah minimalis. Bakmi ini mempunyai kekhasan tersendiri yang membuatnya berbeda dengan Bakmi Jawa Mbah Noto, Bakmi Jawa Mbah Wito, Bakmi Jawa Mbah Bejo Pithik dan lain-lain.

Percayalah. Silakan coba sendiri.

Iklan

5 komentar di “Kuliner Malam Paliyan: Bakmi Jawa Pak Kamto

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s