
Oleh Oleh Kopi Aceh Gayo
Bila ada yang degdegan setelah minum beberapa cangkir kopi, saya belum minum kopi saja sudah degdegan. Baru mencium aroma kopi saja sudah membuat saya degdegan. Tentu bukan jenis kopi saset/kopi instan lho ya.
Apalagi kemarin petang. Ketika adik saya membuka kopi Gayo oleh-oleh dari temannya yang merantau ke Aceh. Semerbak aroma kopi itu membuat saya degdegan tak karuan. Mirip-mirip degdegan mau ketemu gebetan tapi mau nyapa duluan malu-malu. Ditawari dibikinin kopi sama adik, saya pun setengah hati. Pengen tapi takut maag kambuh. Ini derita mantan penyuka kopi tapi belakangan punya masalah lambung.
Saya kemudian bismillah saja. Minta dibikinin kopi sama adik saya. Setengah gelas saja. Tahu maksud saya kan?
Kebetulan oleh-oleh kopi Gayo yang setelah saya perhatikan berjenis Arabica itu ada 2 jenis, dikemas terpisah. Satu kemasan lebih gelap dibandingkan satu kemasan lainnya. Saya minta dibuatkan dengan kopi yang berwarna lebih gelap. Kopi ini berbeda jenis dengan Kopi Aceh oleh olehnya Tina Latief beberapa waktu lalu. Itu adalah jenis Robusta. Enak banget juga sih.
Kali ini saya langsung ingat cerita Pepeng beberapa waktu lalu. Kopi yand roastingnya lebih lama warnanya akan makin gelap. Menurutnya rasanya akan kurang nendang, rasa gurihnya berkurang, tapi tingkat keasamannya juga berkurang. Kata Pepeng di Klinik Kopi dulu yang lebih gelap lebih aman bagi perut. Kalau yang roastingnya menghasilkan warna yang kurang gelap akan lebih asam dengan sensasi yang lebih maksimal. Saya tidak mau mengambil resiko dengan mencoba yang terakhir.
Kopi Gayo pertama saya kali ini tidak saya habiskan. Saya berusaha menahan diri semampu yang saya bisa. Kopi ini tidak boleh mengalahkan saya. Saya akan membuat kopi Gayo jenis ini lagi bila selang beberapa hari kemudian perut saya benar-benar merasa aman.
Alhamdulillah. Kopi Gayo ini menjadi judul postingan ini. Artinya merupakan Kopi Gayo yang aman. Kalau bikin sakit perut tentu tidak saya tulis di sini. Memang saya mau disyukurin karena nekat ngopi lagi.
Kopi Gayo oleh oleh ini merupakan kopi pertama yang saya minum lebaran kali ini. Selama puasa Ramadan kemarin saya ngopi sekali. Di Klinik Kopi di tempatnya Pepeng bersama Pak BR, Mas Yusuf Rumah Web, Mas Dedy dan Mas Sandalian. Lha kalau di Klinik Kopi saya tak perlu khawatir. Pepeng tahu betul apa yang paling aman buat saya.

Pepeng – Klinik Kopi
Tulisan saya kali ini ngga perlu panjang-panjang. Saya mau bikin kopi Gayo dulu. hehe
Bukan pecinta dan bukan penikmat kopi trus aku suka binggung ngebedain ini kopi apa dan itu kopi apa. Menurut gw kok sama aja semua
kalau wanita bisa membedakan engga om? hihi
Pas liat di IG kayanya captionnya not so fine, maksudnya kenapa ya? Mau nanya lupa.
Btw gayo itu termasuk salah satu favorit aku
not so fine, kelihatan dari kemasan plastiknya yang bikin saya suudzan. but the taste is among the finest haha
Kopi Gayo memang juara. Zaman nyantri dulu, saya punya teman asal Aceh dan selalu dikirimi kopi ini oleh ortunya. Jadilah kami-kami kecipratan nyicipin kopi ini secara gratis, hehe.. Ah, kok jadi bernostalgia? 😀
Aku biasa malah asal milih, kalau tidak Gayo ya Papua. Atau kalau ada pilihan lain hehehhehhe
belum pernah nyobain kopi gayo 😦
Ayo ke.aceh mas, biar bisa menikmati pesona 1001 warung kopi
Waduh berarti dirimu hampir ngga pernah minum kopi dong Mas~
Saya termasuk orang yang suka kopi, tapi belum pernah coba kopi gayo 😦