Mendengar kata Liputan 6 maka ingatan saya langsung tertuju kepada seorang Ira Koesno ketika mewawancarai Sarwono Kusumaatmaja menjelang jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998. Dalam wawancara itu, sang mantan menteri era orde baru menganalogikan pemerintahan Soeharto sebagai pemerintahan yang sedang sakit gigi. Jika giginya sakit, cabut saja giginya.
Sebuah wawancara televisi yang terbilang sangat berani di tengah-tengah pembelengguan kebebasan pers pada saat itu. Tak ayal wawancara itu melambungkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terdepan meninggalkan program-program berita lain. Masyarakat Indonesia yang sudah muak dengan keserakahan dan kezaliman rezim Orde Baru menaruh kepercayaan kepada Liputan 6 untuk mengawal jalannya reformasi. Para aktifis reformasi pun menjadikan Liputan 6 yang dianggap “terberani” ini sebagai program berita terkini wajib tonton. Termasuk saya yang pada saat itu sudah ikut-ikutan demontrasi untuk menurunkan Soeharto.
Kejatuhan rezim orde baru yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari RI 1 pada tanggal 21 Mei 1998 serta merta dibarengi dengan putusnya tali yang membelenggu kebebasan pers. Bila sebelumnya hanya redaksi Liputan 6 yang terberani memutuskan untuk mengudarakan berita-berita yang bergesekan dengan penguasa maka sejak saat itu semua redaksi berita seolah adu berani dalam menurunkan berita. Hingga kemudian masyarakat menjadi jenuh dengan berita yang seolah hanya mencari sensasi saja.
Masyarakat butuh berita terbaru yang aktual, tajam, terpercaya.
Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi digital dan internet, dan perkembangan kebutuhan berita terkini di masyarakat maka program televisi liputan 6 saja belum cukup. Teknologi internet yang berkembang pesat dianggap sebagai saluran baru yang lebih digemari masyarakat untuk mendapatkan berita hari ini. Karena itulah pada tahun 2000, Liputan 6 dalam format baru dibawa ke ranah online menjadi situs berita terkini liputan6.com.
Kehadiran situs berita terkini Liputan6.com, bagi saya semakin terasa menjadi solusi terbaik untuk menjawab semua tuntutan untuk mendapatkan berita terbaru sesuai kebutuhan di tengah-tengah mobilitas sehari-hari.
Seperti belakangan ini saya ingin terus memantau perkembangan rencana pemerintah menaikan harga BBM tetapi ditanggapi secara kontroversial oleh banyak pihak dengan kepentingannya masing-masing. Di saat itu pula aktifitas saya menuntut untuk keluar rumah sejak dini hari dan baru bisa kembali ke rumah setelah malam. Meluangkan waktu satu jam di pagi dan sore hari untuk menonton berita di televisi tentu keinginan yang “terlalu mewah” bagi para pekerja. Koran? Bagaimana mungkin mendapatkan berita terkini dari koran harian yang terbit sekali saja sehari. 🙂
Cara terbaik sekaligus termudah untuk mengikuti perkembangan berita terkini ketika sedang bermobilitas tentu saja dengan membuka web browser di Blackberry jadul atau ke mobil device saya yang lain. Kemudian mengarahkan web browser ke situs berita terkini liputan6.com. Seketika situs mobile berita terkini liputan6.com yang canggih akan terbuka dengan sempurna sehingga saya bisa dengan cepat mendapatkan berita hari ini yang terkini. Apa yang paling saya suka dari berita-berita di liputan6.com selain karena aktual, tajam dan keakurasiannya sehingga tidak perlu berpikir dua kali untuk mempercayai kebenaran berita itu. Adalah gaya penulisan artikel berita yang padat, ringkas dan menurut saya sangat lugas. Jadi saya tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menangkap isi pokok berita.
Gambar di atas merupakan tangkapan layar situs berita terkini Liputan6.com yang baru saja saya ambil. Bila dicermati, nampak saya sedang memilih berita-berita yang berkaitan dengan topik BBM Naik. Sangat mudah saya menemukan topik ini, karena Liputan6.com telah mengelompokan berita yang bertopik BBM Naik ke dalam satu tab, di samping tab Berita Terkini dan tab Berita Terpopuler. Ini adalah kemudahan yang diberikan oleh Liputan6.com kepada pembaca. Tab topik populer ini yang membedakan Liputan6.com dengan portal berita online yang lain. Baca lebih lanjut