Grogol Paliyan, Google Makin Tahu Saja

Grogol adalah desa dimana saya tinggal. Sedangkan Paliyan adalah Kecamatan dimana desa dimana saya tinggal berada. Tanpa banyak tanya pun pasti sudah pada tahu kalau desa ini sangatlah pelosok πŸ˜€

Saya pertama kali mengecek eksistensi desa dimana saya tinggal pada tanggal 6 Juli 2008 dan google tanpa malu – malu menunjukan angka 905 item yang berkaitan. Lumayan. Tidak amat teramat sangat katrok. Dulu pencarian saya itu saya posting di sini :Β  https://jarwadi.wordpress.com/2008/06/06/grogol-paliyan/

Dan pada hari ini, saya mengetikan kata kunci yang sama pada google dan mendapatkan sodoran :

Desa Grogol Menurut Google

Desa Grogol Menurut Google

Nah, kalau anda ingin mengecek sendiri silakan klik :

http://www.google.com/search?client=ubuntu&channel=fs&q=grogol+paliyan&ie=utf-8&oe=utf-8

Mau, spesifik dusun dimana saya tinggal :

Karangmojo b Menurut Google

Karangmojo b Menurut Google

Iklan

Upgrade Online Ubuntu 10.04 – 10.10

Upgrade Process

Upgrade Process

Yah ini saya lakukan pada notebook Acer TravelMate yang sudah uzur menjadi aki – aki. Sebenarnya sih saya tadi tidak cukup serius berniat untuk melakukan version upgrade. Saya melakukanya setelah berhitung akan besarnya update yang perlu di download dibanding dengan sekaligus melakukan upgrade version. Karena selisihnya tidak beda – beda amat, maka saya mengambil resiko untuk melakukannya.

Dan setelah melewatkan waktu hampir satu jam berdebar – debar jantung sambilan mengamati proses instalasi kalau – kalau ada pesan galat. Alhamdulillah, pesan error yang tidak pernah diinginkan itu tidak nongol dari balik layar konsol. Proses online upgrade selesai.

Dan sampai saat ini saya belum menemukan ada fungsi atau aplikasi yang bermasalah pada instalasi ubuntu yang baru ini

An Ocean Apart

Now we are together
Sitting outside in the sunshine
But soon we’ll be apart
And soon it’ll be night at noon
Now things are fine
The clouds are far away up in the sky
But soon I’ll be on a plane
And soon you’ll feel the cold rain

You promised to stay in touch when we’re apart
You promised before I left that you’ll always love me
Time goes by and people cry and everything goes too fast

Now we have each other
Enjoying each moment with one another
But soon I’ll be miles away
And soon the phone will be our only way
Now I’m in your arms
Feeling pure love and warm
But soon I’ll be alone
And soon your voice will change of tone

Baca lebih lanjut

Melayukan Rumput Rumput Jalanan

Rumput jalanan pada foto itu memang sengaja dibuat layu. Potret ini saya ambil pagi ini di jalan di dekat rumah. Merupakan potret perubahan pada masyarakat dimana saya tinggal juga. Dulu, masyarakat bekerja bakti membersihkan rerumputan di jalanan secara berkala. Meski sekarangpun masih dilakukan. Tetapi masyarakat di daerah dimana saya tinggal sudah semakin sibuk.

Rumput itu dibuat layu agar kemudian mati dengan menggunakan herbisida. Memang sih cara ini jauh lebih murah dan mudah. Meski pasti ada dampak ikutan terhadap lingkungan dan lingkungan sosial yang kelak harus ditanggung secara bergotong royong juga πŸ˜€

Perasaan Seperti Ada Yang Tertinggal

Pernah ngga suatu kali ketika sampean akan meninggalkan rumah ada perasaan was was, atau apalah. Rasanya ada barang atau apa yang akan ketinggalan dan belum menjadi bagian dari barang – barang yang kita bawa. Bagi saya hal ini kerap kali terjadi. Dan meskipun telah berusaha mengingat – ingat beberapa saat, apa yang dirasa ketinggalan itu belumlah nyantol di ingatan.

Baru kemudian saya menyadari apa yang ketinggalan itu setelah sampai di tempat tujuan dan merasa bahwa barang tersebut sangat penting. Saya merasa tidak nyaman dan mau tidak mau harus bagaimana caranya untuk mengambil barang itu ke rumah πŸ™‚

***

Sampai Β mengetik paragraf terakhir ini saya masih bingung harus memberi judul apa untuk posting ini. Mungkin karena perasaan yang sama yang terjadi waktu saya tadi pagi akan meninggalkan rumah menuju pabrik. Dan sampai sekarang saya masih tetap was – was dan belum menemukan arti pralampita dibalik rasa itu. Yah! Hanya Yang Di Atas Yang Maha Mengetahui Atas Segala Rahasia. πŸ™‚

Hujan Lebat dan Mati Listrik Adalah Takdir

Boleh dikata sebagai suatu suratan takdir. Begitulah keadaanya di desa dimana saya tinggal bila sudah tiba masanya hujan lebat yang pasti dibarengi dengan seringnya mati listrik berjam – jam. Seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu. Yang mana listrik di rumah saya dan rumah tetangga padam alias meninggal dunia dari sekitar jam 3 an sore dan baru nyala lagi pada sore hari berikutnya. Tragisnya mati listrik sampai hampir 24 jam. Kalau listrik mati hanya beberapa jam sih kira semua sudah maklum. Maklum di desa dimana saya tinggal sampai saat ini masih termasuk wilayah Indonesya. Yogya belum merdeka. Dan urusan perlistrikan masih diurus oleh PLN.

Kematian panjang PLN pada beberapa hari yang lalu, sekali lagi, bukanlah yang pertama kali. Dan masyarakat pun telah melaporkannya kepada pihak yang berwajib, yaitu Perusahaan yang didirekturi oleh Pak Dahlan Iskhan. Anak buah Pak Dahlan juga sudah melakukan sesuatu. Jam 10 an malam waktu itu listrik menyala byar pet beberapa kali. Kemudian disusul suara ledakan. Kalau sudah begitu ya sudahlah. Artinya jaringan listrik di desa saya ada yang konslet karena tertimpa pohon – pohon atau dahan ranting yang patah karena terpaan angin penyerta hujan. Putusnya sekring saluran utama listrik ke kampung saya memperingatkan punggawa – punggawa nya Pak Dahlan Iskhan itu untuk melakukan penyisiran jaringan listrik seluas perkampungan pada keesokan harinya dan bila sudah selesai baru mencoba lagi “ngganthol” sekring listrik yang terpasang di sebelah barat rumah mbah Atemo Tolu.

Entah apa benar apa yang saya kata hal Β ini sebagai suratan takdir. Tetapi nyatanya hal ini sudah berlangsung puluhan tahun dan terus berlangsung tanpa ditemukan solusi yang cespleng demi kemaslahatan di masa depan.

Tidak mudah juga bila mengandaikan mengganti jaringan listrik bertiang, saluran udara” dengan jaringan listrik bawah tanah. Saya kira selain secara biaya mahal juga ada banyak pertimbangan lain. Tetapi bila dari muka bumi desa dimana saya tinggal keberadaan tiang listrik dan kabel ditiadakan akan menjadikan desa tampak lebih asri dan tidak ada lagi alasan penebangan pohon – pohon oksigen karena didakwa mengganggu jaringan listrik πŸ˜€

Saya tidak tahu, sudah berapa posting di blog saya ini yang nggedumel karena listrik mati. Tahu sendirikan betapa tidak nyaman malam – malam tidur dikerumuni nyamuk penghisap darah. Yah salah sendiri kenapa saya mengandalkan Hit Electrik sebagai satpam pengusir nyamuk πŸ˜€

Mengarsip twit berdasar kategori tertentu

Beberapa hari yang lalu saya iseng – iseng untuk mengarsipkan twit dengan kategori tertentu menjadi sebuah posting di blog. Tujuan saya agar kelak kemudian akan bisa dengan mudah ditemukan kembali. Twit yang saya maksudkan untuk diarsipkan tersebut tidaklah melulu twit yang saya buat. Bisa twit saya, twit orang lain atau gabungan dari twit saya dan orang – orang lain. Pengkategorian bisa, misalnya berdasarkan hashtag atau tema tertentu. Atau berdasarkan hashtag tetapi masih di filter dari account – account tertentu.

Untuk melakukan hal ini pasti pertanyaannya adalah tool apa. Ngga mungkin bukan melakukannya secara manual. Karena pasti hasil sorting manual akan menampilkan sesuatu yang statis alias kurang interaktif. Saat ini saya mencoba Hootsuite. Karena beberapa waktu yang lalu beberapa teman memang sedang ngobrol tentang Hootsuite ini.

Beberapa lama main utak – atik HootSuite apa yang bisa saya coba bisa dilihat diΒ ο»Ώhttp://jarwadi.posterous.com/fotografi-dasar Sayangnya saya masih gagal untuk meng embedd di wordpress.com yang tercinta ini. πŸ˜€

Burung Malam Menjengkelkan

Saya semalam lumayan sebel. Gara – gara burung malam yang berkicau tak Β henti henti di dekat rumah dimana seharusnya tidur senyenyak – nyenyaknya. Jam menunjukan angka kurang dari 3, tetapi saya memutuskan untuk keluar rumah bermaksud mendiamkan burung yang tidak tahu diri itu dengan lemparan batu. Sungguh kejengkelan saya itu benar – benar menanggalkan rasa kantuk dan hawa dingin sangat dini hari di luar rumah.

Burung malam itu masih saja meneriakan suara “titit tuiiiit” terus menerus.

Niatan saya untuk melempari burung itu saya urungkan. Dalam benak saya. Dia kan burung dan memang suaranya sudah seperti itu dan habitat dia kan disitu. Oleh alam dia sudah ditakdirkan buat ngicau malam – malam. Mana bisa dia tahu kalau malam malam gini ada orang sedang tertidur dan tertanggu dengan kicauaaanya πŸ˜€

Burung malam itu saya sebut burung malam saja. Saya tidak tahu apa tepatnya nama burung itu. Hanya yang saya dengar dengan orang orang tua di sini, burung itu disebut burung “titit tuit”

Sebenarnya ada beberapa jenis burung malam di kampung dimana saya tinggal, selain burung Titit tuiiir yang menjadi biang jengkel semalam, ada disebut burung “kulik”, ada burung “tuwu”, dll . Kedua terakhir, semasa saya kanak – kanak, oleh masyarakat kehadirannya diartikan sebagai tanda atau perlambang akan adanya pencuri yang sedang beraksi di desa. Ada ada saya πŸ˜€