Tips Meredakan Masuk Angin

Masuk angin atau gejala flu bisa menyerang siapa saja dan terjadi sewaktu-waktu. Terutama di musim dingin seperti belakangan ini.

Masuk angin biasanya mempunyai gejala seperti sakit kepala, pusing, badan kedinginan, sakit perut, mual dan lain-lain.

Ada banyak cara yang dikenal orang untuk meredakan masuk angin atau gejala flu. Ada yang menggunakan obat-obatan seperti obat flu, jamu penghangat badan seperti tolak angin, antangan atau sejenisnya. Ada yang mengoleskan minyak angin. Kerokan pun populer digunakan untuk mengatasi masuk angin.

Tetapi saya akan membagikan tips tersendiri untuk meredakan masuk angin:

1) Minumlah air hangat secukupnya. Air hangat ini bisa berupa air jernih yang dipanaskan. Bisa pula menggunakan wedang teh atau wedang jahe.

2) Oleskan minyak angin pada perut, leher atau dimana saja dibagian tubuh yang membuat Anda nyaman.

3) Pakailah baju yang tebal, disarankan yang berbahan katun. Panaskan setrika pada suhu sedang. Gosok perlahan-lahan bagian perut, dada, dan bagian tubuh yang Anda rasa dingin. Turunkan suhu setrika bila Anda rasa kepanasan. Oh iya, menggosokan setrikanya di atas lapisan pakaian katun tebal Anda, bukan pada permukaan kulit. Lakukan hal ini sampai tubuh Anda terasa lebih hangat dan nyaman. Ini bisa dilakukan sambil tiduran atau sambil berdiri.

4) Lanjutkan dengan istirahat selama beberapa jam sampai tubuh Anda terasa lebih baik.

Semoga bisa membantu menolong meredakan masuk angin/gejala flu Anda. 🙂

Darimana Dana untuk Merehap Masjid?

Bangunan Masjid yang digunakan oleh penduduk di padukuhan dimana saya tinggal dalam waktu dekat perlu direhap. Perlu diperbaiki. Beberapa bagian masjid sudah rusak. Kayu-kayu yang digunakan untuk kap bangunan sudah mulai lapuk. Bahkan ada yang sudah keropos.

Kerusakan bagian bangunan masjid ini memang sesuatu yang wajar. Maklum masjid ini dibuat berangka kayu oleh generasi kakek saya. Masjid ini mulai dibangun sejak hampir 30 tahun yang lalu. Dan seingat saya, ketika saya usia Taman Kanak-Kanak saya sudah ikut kakek bershalat taraweh di masjid yang setengah jadi. Dalam ingatan saya, saat itu jamaah bertaraweh di masjid yang berlantai pasir dan beratap langit. Serius.

Beberapa hari yang lalu sebelum Ramadan, saya mendengar beberapa orang di lingkungan dimana saya tinggal mewacanakan untuk memperbaiki Masjid. Dengan cara di antaranya mencari bantuan/sumbangan dana untuk memperbaiki Masjid kami. Sampai sekarang wacana itu memang masih berhenti sebatas wacana. Belum sampai ke tahap yang lebih serius.

Tidak ada yang salah dengan mewacanakan. Setidaknya untuk sebuah awal. Biarlah wacana berkembang. Walau kadang wacana berkembang serong kanan serong kiri. Dengar-dengar beberapa hari yang lalu ada yang mewacanakan untuk mencari dana dengan menghubungi para caleg yang akan permain pada Pemilu Legislatif 2014. Bila ada caleg yang bersedia memperbaiki masjid maka “mereka” akan memilih caleg itu. Tentu saja kalau wacana yang ini akan lebih baik kalau berhenti sebatas wacana saja. Wacana yang saya pikir tidak perlu dianggap serius. Masa iya akan menggadaikan iman hanya untuk dana pembangunan tempat ibadah. Bukahkah tempat ibadah itu merupakan alat saja.

Saya sendiri tidak anti dengan bantuan pihak lain dalam pembangunan masjid dan sarana beribadah. Yang penting semua bantuan harus berupa bantuan yang tidak mengikat. Yang tidak kalah penting lagi menurut saya bantuan pihak lain itu hanya sebagai pendukung. Pokoknya akan lebih baik dijadikan ladang amal oleh jamaah itu sendiri. Jamaahlah yang hendaknya menjadi tulang punggung pembangunan tempat ibadah yang akan mereka gunakan untuk alat menuju “ke sana”.

Jamaah di lingkungan dimana saya tinggal sudah mendapatkan contoh yang baik dari para kakek nenek dan para sesepuh pini sepuh yang membangun masjid ini. Para sesepuh membangun masjid dengan keringat dan pengorbanan yang tidak sedikit dan tidak seketika. Tidak instant.

Menurut cerita bapak saya, yang merupakan salah satu panitia pembangunan masjid At Taqwa pada sekitar 30 tahun yang lalu, pembangunan masjid didanai dengan urunan. Mungkin kalau istilah sekarang disebut dengan istilah mentereng “crowd funding”.

Langkah awalnya masyarakat menentukan dimana masjid akan dibangun. Di tanah siapa. Ini bukan hal mudah. Karena pada saat itu banyak warga yang berkeinginan mewakafkan tanahnya. Para calon pewakaf itu saling ngotot agar tanahnya yang dipakai mendirikan masjid. Sampai akhirnya disepakati tanah mbah Reso Samingin dimana sekarang didirikan masjid.

Kemudian masyarakat mulai urunan hasil panen tiap kali musim panen tiba. Bentuk urunan itu berupa jagung, kedelai, gaplek dan lain-lain. Dalam beberapa kali musim panen didapatkanlah dana untuk mulai membangun masjid.

Sampai pada proses membangun masjid, selain dalam bentuk urunan itu, banyak masyarakat yang menyumbangkan kayu, ada yang menjual bianatang ternak, menyumbangkan tenaga, logistik dan lain-lain.

Ini adalah sebuah kisah.

Kini, jaman sekarang, tahun 2013. 30 tahun kemudian. Tidak mampukah masyarakat/jamaah di lingkungan saya tinggal minimal melakukan hal serupa. Syukur-syukur lebih baik. Bukankah semua masyarakat sekarang sudah makan nasi, masa iya kalah sama kakek nenek yang masih makan thiwul. Masyarakat sekarang telah mengenyam pendidikan yang lebih baik, masa iya belum punya kesadaran beramal yang lebih baik dibanding kakek nenek yang membaca Al Fatihah saja belum lancar.

Masa iya untuk membangun masjid warisan kakek nenek saya malah akan mengandalkan bantuan pihak lain. Saya percaya akan banyak donatur pihak ketiga yang mau membiyai pembangunan masjid di lingkungan tempat tinggal kita. Tetapi apabila kita “njagakke” bantuan untuk perbaikan masjid saya membayangkan akan ditertawakan oleh kakek nenek kita dari akherat. 🙂

Apa Kabar PLIK?

Masih ingat dengan PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) yang tahun lalu dibangga-banggakan oleh Kementrian Informasi dan Komunikasi?

Saya pun hampir lupa dengan keberadaan PLIK ini. Padahal di awal-awal di daerah dimana saya tinggal dipasangi PLIK saya sangat ingin mencoba menggunakan fasilitas ini, meskipun keinginan saya itu sampai sekarang belum kesampaian. Sampai beberapa waktu yang lalu saya melihat papan nama PLIK yang ada di kecamatan Playen dipindahkan dari tempat semula ke Kantor Pos di kota Playen.

Nah ketika saya kemarin ke kantor POS, di depan ruang pelayanan Kantor Pos saya melihat ada beberapa komputer berjajar di sana. Komputer-komputer itu terlihat dalam kondisi tidak siap digunakan dan tidak terlihat terpasang dengan baik. Dalam hati inikah komputer-komputer yang seharusnya digunakan untuk akses internet PLIK.

(Sayangnya saya tidak sempat memotret komputer-komputer itu)

Nah saya jadi penasaran, sebenarnya bagaimana nasib PLIK itu sendiri. Apakah masih jalan sampai sekarang atau memang masyarakat tidak antusias dengan keberadaan Pusat Layanan Internet Kecamatan dari Kemkominfo ini?

Mendengarkan Radio (streaming)

Untuk menikmati lagu-lagu saya mengandalkan stasiun favorit di Radio FM. Itu dulu. Lebih dulu lagi saya menguping lagu-lagu di pesawat radio AM/MW. Ini jadul sekali hihi.

Sampai kepopuleran mp3 dan mudahnya mp3 diputar dimana-mana membuat radio pelan-pelan terlupakan. Makanya saya sekarang menulis lagi tentang radio. Karena beberapa waktu terakhir saya mendengarkan radio lagi. Bedanya sekarang saya mendengarkan radio streaming di internet.

Kenapa saya mendengarkan radio lagi. Jawabnya: Karena saya males membuat playlist selain karena koleksi mp3 di komputer saya tidak terlalu bertambah. Bosan kalau itu-itu saja. Selebihnya urusan playlist biar diatur oleh operator radio saja. Kalau saya merasa tidak cocok dengan playlist suatu radio akan cukup mudah untuk berpindah channel. Pilihannya pun banyak. Hingga tidak mungkin untuk mencoba semua satu-satu.

Kenapa saya memilih radio streaming, internet streaming daripada radio FM. Iya sih. Padahal radio streaming itu menghabiskan bandwidth dan kuota internet.

Radio streaming tidak “kresek-kresek” seperti radio analog/FM bila sinyalnya lemah atau terkena interferensi. Ini tidak terjadi pada internet streaming. Bila terjadi gangguan koneksi internet, maka siaran radio streaming akan patah-patah atau tidak terdengar sama sekali, hehehe. Tetapi saat ini kualitas koneksi internet saya rasa makin bagus dan musik yang mengalun dari internet streaming berformat mp3 ber-bit rate 128 kbps atau aac ber-bit rate 64 kbps terdengar memang lebih enak didengarkan dibandingkan Radio FM analog.

Baiklah saat ini saya sedang dengerin lagu-lagu slow di sini. 🙂

 

Marhaban ya Ramadhan

Tidak terasa Ramadhan, puasa Ramadhan sudah akan segera tiba lagi. Tinggal kira-kira satu Minggu. Tepatnya tanggal 9 bulan ini. Benar ngga Ramadhan akan jatuh pada tanggal 9 Juli ini?

Tak heran akhir-akhir ini di televisi sudah ada banyak iklan sirup, nah. Di masjid-masjid pun sudah diselenggarakan kegiatan-kegiatan untuk menyambut Ramadhan. Kegiatan itu seperti Pengajian Menyambut Bulan Ramadhan. Juga di lingkungan di desa dimana saya tinggal pun semalam juga mengadakan kegiatan serupa. Pengajian Menyambut Bulan Ramadhan tingkat padukuhan. 🙂

pengajian karangmojo b

 

pengajian karangmojo b 2Meskipun kedengaran monoton, sesuatu yang rutin, namun menurut saya ini lebih positif. Terlihat ada antusiasme umat untuk meningkatkan kualitas ibadahnya, menyambut bulan seribu bulan bagi umat Islam. Makin beragamnya tantangan hidup, makin mahalnya kebutuhan-kebutuhan sehari-hari karena kenaikan harga BBM yang baru diberlakukan oleh pemerintah ternyata tidak menyurutkan semangat umat untuk beribadah. Barangkali bila apa-apa sulit mungkin umat akan sejak diri mempersiapkan sesuatunya. Mempersiapkan sejak awal dengan apa saja akan berbuka dan makan sahur. Sejak awal mempersiapkan lebaran pula. hehe

Jadi apa saja yang sudah dan akan kita siapkan untuk menyambut Ramadhan yang akan segera tiba? 🙂

 

Masalah Dengan Microsoft Excel

Beberapa waktu yang lalu, oleh seorang teman saya dimintai bantuan untuk membuat spreadsheet dengan Microsoft Excel. Spreadsheet itu sedianya akan digunakan untuk memudahkannya dalam mengelola raport. Setelah teman saya menjelaskan apa yang ia inginkan saya kira hal itu mudah dilakukan.

Saya hanya perlu membuat tabel dan menuliskan beberapa formula. Formula itu diantaranya hanya berguna untuk mengambil nilai dari leger, membuat rata, meranking, mengkonversi nilai angka ke teks, dan lain-lain.

Selesai membuat tabel dan menulis formula yang sesuai maka saya pun melakukan percobaan. Untuk memastikan apa formula yang saya buat tadi berjalan baik. Dan hasil ujicoba saya ternyata berjalan baik tanpa masalah.

Nah, beberapa hari berselang teman saya itu balik lagi ke saya. Dia bilang formula yang saya buat ngaco semua. Rumus-rumus tidak berjalan semestinya. Saya pun curiga bila teman saya secara tidak sengaja melakukan perubahan terhadap formula yang saya buat. Namun saya mengalah dan meminta teman itu untuk membawa laptop dan file yang telah saya berikan.

Benar saja. Formula yang saya buat ngaco bahkan ketika saya memastikan tidak ada yang berubah dari formula yang saya ketikan. Ada apa ini, pikir saya. Saya pun segera menyalin file spreadsheet itu dan mencoba di komputer yang dulunya saya pakai untuk membuat spreadsheet itu. Dan … tadaaaaa. Semua berjalan baik di komputer yang saya pakai.

Beberapa saat trouble shooting pun saya tidak menemukan solusi untuk masalah ini. Kecurigaan saya mengarah pada sistem operasi yang digunakan. Semua formula pada speadsheet excell ini berjalan baik ketika yang digunakan adalah Windows 7 dan berjalan ngaco pada sisop Windows XP pada komputer/laptop teman saya.

Sampai sekarang masih menjadi misteri bagi saya. Apa iya Sistem Operasi itu mempengaruhi jalan dan tidaknya formula dalam Microsoft Excel. Hewduuuh. 😀 Biasanya saya pakai Libre Office Spreadsheet sih, jadi pakai lama kalau nemu masalah pada Excell …