Ryzen AI dan AMD Media Gathering Semarang 2024

AMD sebagai brand processor PC bagi saya bukanlah hal baru. Saya pertama kali mendengar nama brand itu ketika saya masih duduk di bangku SMA. Oleh guru atau bacaan saya saat itu saya tahu ada beberapa merk processor PC, diantaranya adalah Intel, Cyrix, dan AMD.

Tetapi saya baru benar-benar menggunakan PC ber-processor AMD beberapa tahun kemudian. Saat itu saya memutuskan untuk menggunakan processor AMD di komputer yang saya rakit karena alasan harga. Dengan alasan harga terjangkau pula saat itu saya mengadopsi processor AMD Athlon XP yang saya pasang di motherboard low end bermerk Biostar.

Dengan konfigurasi board dan processor AMD Athlon XP menyenangkannya saya bisa menjalankan aplikasi seperti Ulead VIdeo Editor dan bahkan Adobe Premiere Pro 1.5. Aplikasi atau program yang saya andalkan untuk menyunding video – video yang saya rekam dengan Camcorder miniDV merk JVC. Saya lupa berapa banyak video – video yang saya produksi di rumah saat itu secara mandiri. Sesuai yang belum lazim pada jamannya pada sekitar tahun 2003.

Popularitas AMD karena keterjangkauan harganya bagi kelompok orang-orang yang masing mendang mending dalam menimbang-nimbang harga vs performa seperti saya terlus berlangsung. Bahkan berlanjut sampai kini AMD telah terkenal karena kedigdayaanya dalam mengembangkan teknologi komputasi.

AMD yang mulanya lebih populer bagi pengguna komputer PC rakitan kini AMD telah berjaya melebarkan sayapnya ke lini laptop, workstation, game console dan bahkan ke server. Harga terjangkau yang membuat AMD populer di berbagai kalangan sampai sekarang tetap dipertahankan. Sekaligus momok bahwa processor AMD lebih panas dari processor kompetitor lambat laun mulai dihilangkan.

Dalam acara AMD Media Gathering yang dilaksanakan di Quest Hotel Simpang Lima Semarang pada tanggal 17 Januari 2024 pekan lalu saya mendapatkan banyak insight mengenai perkembangan teknologi terbaru dari AMD semi conductor. Salah satu tonggak penting dalam perkembangan teknologi AMD processor adalah AMD Zen Architecture yang diperkenalkan pada Maret 2017. Architecture yang saat ini sudah menginjak generasi keempat atau dikenal dengan Zen 4 inilah yang mengubah AMD kini menjadi lebih hemat energi, lebih adem, lebih efisien dan dengan performa yang melejit. Untuk diketahui saat ini architecture Zen 4 telah mengadopsi teknologi fabrikasi 5nm, dengan clock speed yang lebih tinggi sampai 5.4Ghz dan bahkan core count dan thread yang lebih banyak.

Perhatikan tabel berikut:

Nampak bahwa varian tertinggi dari AMD Ryzen dengan teknologi Zen 4 bahkan menawarkan 16 core 32 thread, cache sebesar 80 MB, dan graphic terintegrasi RDNA 2. Intel sekalipun sampai saat ini belum menawarkan teknologi yang setara.

Bila 20 tahun yang lalu saya memilih AMD karena alasan harga nampaknya sekarang alasan tersebut harus diupdate. Harga tetap lebih kompetitif dengan serangkaian alasan teknologi yang tentu saja semakin menguatkan pilihan.

AMD Ryzen AI

Teknologi kecerdasan buatan kini sudah menjadi teknologi yang sehari – hari kita gunakan. Teknologi ini berbentuk mulai dari face recognition, noice cancelling, search engine, image generator, dan berbentuk aplikasi seperti chat GPT dan beraneka ragam lainnya yang akan terlalu panjang bila kita menyebutkannya satu per satu. Kebanyakan dari kita mengenal dan menggunakan teknologi tersebut sebagai layanan berbasis cloud.

Sedikit diantara kita yang menyadari bahwa teknologi AI sudah mulai berjalan secara lokal atau on device. AI yang berjalan on device setahu saya memang kebanyakan berjalan di platform mobile device, baik di Android maupun di iOS. Di platform Android kita mengenal SoC buatan Snapdragon dan Tensor buatan Google yang mempunyai kemampuan ini, disusul dengan Apple yang merilis processor M1 dan M2 dengan Neural Core.

Kemudian saya menunggu nunggu mana yang lebih dulu, Intel atau AMD yang akan mengeluarkan chip AI untuk environment PC dan kini jawabannya sudah jelas: AMD Ryzen AI.

Sejujurnya mendengar AMD Ryzen AI ini saya masih skeptis terkait apa saja yang bisa dilakukan oleh chip ini untuk aplikasi yang bisa digunakan sehari sehari secara langsung. Bila kita menelisik Windows Studio kemungkinan kita bisa mendapatkan fitur real time background blur atau replacement di aplikasi video conference atau penambahan fitur eye contact keeping yang lebih mulus berjalan. Sesuatu yang kurang wow bagi saya.

Namun rupanya saya salah. Saat ini sudah banyak dan menurut Donnie Brahmandika, Retail & Product Enablement Manager AMD Indonesia, akan semakin banyak aplikasi yang akan memanfaatkan teknologi AMD Ryzen AI ini. Saat ini Adone Premiere Pro, Autodesk Maya, Topaz Video/Photo, Blender, Autodest 3DS max, dan banyak lainnya sudah bisa memanfaatkan chip ini.

Dalam demo yang dilakukan menggunakan laptop berchip AMD Ryzen AI dan teknologi dari kompetitor yang dilakukan selama Media Gathering Semarang kemarin hadirin bisa menyaksikan secara langsung perbedaan dan manfaat dari teknologi ini. Teknologi AMD Ryzen AI membuat setiap prosees berjalan jauh lebin cepat dan efisien serta hasil yang lebih baik.

Kalau sudah begini saya sangat memimpikan untuk memiliki satu laptop atau PC berteknologi AMD Ryzen AI. Jadi saya lebih bisa menjalankan proses kreatif secara lebih baik dan cepat sebagai seorang content creator. 🙂

Satu komentar di “Ryzen AI dan AMD Media Gathering Semarang 2024

Tinggalkan komentar