Google GAPURA Jogja, Online -kan UKM Indonesia

Bertempat di Hotel Sheraton Mustika Jalan Laksda Adi Sucipto – Yogyakarta, pada tanggal 8 Maret 2014 pekan lalu saya mengikuti acara Konferensi GAPURA yang diselenggarakan oleh Google Indonesia. Acara yang bertujuan mengajak para pelaku UMKM untuk memaksimalkan penggunaan internet untuk mengembangkan usaha mereka, untuk menjangkau pasar yang lebih luas, dan untuk melihat peluang-peluang baru dalam berusaha.

Saya tidak datang sendirian dari Gunungkidul untuk menghadiri acara ini. Melainkan dengan mengajak seorang teman pelaku UMKM yang awam terkait penggunaan internet untuk mendukung bisnisnya. Saya ingin tahu secara langsung bagaimana manfaat acara yang diselenggarakan Google ini terhadap praktisi UKM.

Acara GAPURA dijadwalkan dimulai pukul 08:30 WIB. Sekitar jam 8 saya dan teman yang saya ajak ini sudah sampai di lobby Hotel. Nampak di sana sudah banyak sekali peserta konferensi GAPURA yang datang lebih awal. Berkenalan dengan beberapa peserta GAPURA saya menjadi tahu, kalau banyak peserta yang datang dari luar kota, ada yang datang dari Blitar, Solo, Semarang dan kota-kota tentagga yang lain.

Teman praktisi UMKM yang saya ajak, Pak Ali, langsung nampak antusias sekali dengan acara yang baru pertama kali ia ikuti ini. Ia segera memanfaatkan kesempatan ini untuk berkenalan dengan peserta-peserta konferensi GAPURA lainnya, ngobrol-ngobrol terkait usaha mereka dan lain-lain. Ini bagus.

Pukul 09:30 WIB, setelah registrasi selesai, acara konferensi GAPURA dimulai. Ruang Konferensi Hotel Sheraton Mustika yang berkapasitas 500 orang nampak penuh dengan peserta UMKM yang antusias, dan kebanyakan masih muda-muda. Ibu Shinto Nugroho-lah, yang membuka acara ini dengan banyak paparan-paparan tentang fakta penggunaan media internet bagi UMKM Indonesia, diikuti oleh pengisi acara selanjutnya.

Selebihnya silakan menonton foto-foto berikut ini saja:

Welcome to GAPURA Conference

Welcome to GAPURA Conference

Gapura Registration

Gapura Registration

GAPURA Registration Queue

GAPURA Registration Queue

Before GAPUR A Opening

Before GAPUR A Opening

Speech by Shinto Nugroho

Speech by Shinto Nugroho

Semua Berawal Di sini ...

Semua Berawal Di sini …

Baca lebih lanjut

Pengen Mencoba Seminggu dengan Chromebook

Dalam beberapa hari terakhir saya membaca setidaknya o dua pabrikan gadget yang merilis Chromebook. Diantaranya yang saya baca ada di sini dan di sini, masing-masing adalah Acer dan HP dimana selain itu ada Samsung yang juga merupakan peramai Chromebook.

Apa yang membuat Chromebook menarik bagi saya adalah karena Chromebook ini didesain dengan (kelihatan) begitu sederhana. Dengan konsep bahwa semua aplikasi dijalankan dengan Web Browser. Dalam hal ini dengan Google Chrome. Sehingga setahu saya tidak ada aplikasi lain di dalam Chrome book yang berjalan tanpa Web Browser. Atau semua aplikasi dijalankan di suatu server di Internet sana sehingga pengguna tidak lagi perlu membeli dan memasang aplikasi secara lokal.

Hal menarik yang lain dalam suatu Chromebook bagi saya adalah termasuk hampir semua data yang kita punya/kerjakan tersimpan di awan (cloud). Ini penting bila kita sering berganti-ganti gadget dan mobile. Semua akan baik-baik saja sepanjang tersedia koneksi internet.

Nah, yang kedua ini bisa kelebihan dan bisa kekurangan. Karena artinya bila tidak ada internet kita jadi tidak bisa apa-apa tanpa koneksi internet. Tahu sendiri di lingkungan dimana saya tinggal dan di tempat-tempat dimana saya bermobilitas seringkali menemukan kenyataan tidak ditemukan koneksi internet sama sekali. ๐Ÿ˜€

Saya memang pernah mencoba menggunakan Google Chromebook. Sebatas mencoba saja. Belum menggunakannya untuk menyelesaikan pekerjaan dalam arti yang sebenarnya. Makanya saya sangat penasaran ingin menggunakan Chromebook untuk benar-benar bekerja selama paling tidak satu minggu. Tanpa bantuan komputer konvensional yang lain. Coba lihat sejauhmana saya akan tersiksa atau segembira apa akan saya jadinya.

Hayo siapa yang mau meminjami saya Chromebook selama satu minggu. ๐Ÿ™‚

 

Ukuran Foto di Google+

Saat ini saya sedang suka mengunggah foto-foto ponsel saya Google+. Saya suka mengunggah foto-foto dari ponsel beberapa saat setelah memotret. Saya tidak menggunakan komputer untuk melalukanya, kecuali bila terpaksa. Saya mengunggah langsung dengan aplikasi Google+, terutama di ponsel Android saya.

Permasalahannya Google+ App di ponsel Android saya seringkali ngaco. Foto-foto seringkali diperkecil ke ukuran yang sangat tidak manusiawi. Bagaimana tidak jengkel bila foto seukuran 5 megapixel dikerempengkan menjadi 640 480, lebih parah lagi 320 240px. Lebih jengkel lagi dengan Google+ apps for Android saya belum tahu caranya untuk melihat berapa ukuran foto yang sedang saya lihat.

Pagi ini saya mendapatkan foto yang saya unggah kemarin ternyata dikerempengkan. Saya kecewa dan mengunggah ulang foto itu. Naasnya foto yang saya unggah dengan Google+ apps for Android hasilnya sama kerempengnya.

Saya mencoba cara lain. Berhubung saya tidak membawa kabel data, saya mengirimkan foto dari ponsel ke email agar saya bisa mengunggah foto itu dengan komputer. Saya menggunakan fitur share dari Gmail saya untuk mengunggahnya ke Google+.

Saya lihat di sini ada yang berbeda dengan ukuran foto yang saya bagikan ke Google+ melewati Gmail. Foto diunggah dalam resolusi yang bagus, yaituย 2560 x 1920 pixels. Sedangkan bila saya mengunggahnya dengan fasilitas pengunggah di Google+ web sendiri setiap foto akan diperkecil menjadiย 2048 x 1536 pixels.

Hmmm …

 

 

Suka Mengunggah Foto Ponsel ke Google+

Ada beberapa alasan kenapa saya suka mengunggah foto-foto ponsel saya secara langsung ke Google+. Google tidak kebangetan dalam me-resize/memperkecil ukuran foto yang diunggah ke Google+. Album foto di Google+ ditampilkan dengan lebih keren. (dibanding Facebook menurut saya) Foto-foto yang diunggah ke Google+ otomatis akan ditaruh ke Picasaweb Album tanpa mengurangi jatah kuota kita di sana.

Alasan yang tidak kalah pentingnya adalah, provider dimana saya berlangganan paket data (Flash pada Kartu Halo) saya ketahui tidak (terlalu) mencekik kecepatan unggah meski kuota saya sudah melebihi fair usage. Atau ini ada hal yang salah yang belum diperbaiki teknisi mereka? hihi

Namun ada sedikit hal yang kurang saya mengerti ada di Google+ Apps for Android. Saya menggunakan Google+ Apps hanya pada ponsel Android saya. Apa yang tidak saya mengerti itu adalah foto-foto yang saya unggah ke Google+ kadang-kadang di resize tanpa konfirmasi ketika saya mengunggahnya dengan mobile apps. Saya pernah mengalami sampai foto saya diperkecil separah seukuran 320: 480 pixel. Jelek sekali kan ๐Ÿ˜ฆ

Lagi, ada fitur yang saya ingin ditambahkan pada Google+ apps for Android, yaitu upload progress bar. Agar saya bisa melihat sampai sejauh mana/seberapa banyak file foto yang sudah terunggah, berapa yang berhasil dan berapa yang gagal. Tidak hanya diam tanpa ada notifikasi apa-apa.

Berikut ini adalah salah satu foto yang kemarin sore saya unggah ke google+ dan diteruskan ke picasaweb oleh google:

Dawn Near Home (Karangmojo B)

Dawn Near Home (Karangmojo B)

Google+ dan Update via SMS

Google+ SMS update and notification

Google+ SMS update and notification

Beberapa hari yang lalu Google+ memberikan satu lagi kemudahan bagi penggunanya untuk menulis status melalui SMS. Saya mencoba fitur ini dan dalam waktu singkat bisa menulis sebuat status di Google+. SMS, selain bisa digunakan untuk menulis status juga bisa digunakan untuk mendapatkan notifikasi tertentu yang dapat kita atur sendiri sesuai kebutuhan. Misalnya post dan update dari teman-teman tertentu dalam suatu circle atau respon terhadap post dan update yang kita buat.

Kedengarannya sangat praktis dan memudahkan. Namun saya sendiri mengatur fasilitas ini agar tidak mengirimkan notifikasi ke ponsel saya melalui SMS. Saya pikir akan menambah keberisikan di ponsel saya.

Kalau saya menginginkan notifikasi saya akan lebih suka memantaunya melalui notifikasi google+ atau melalui push email. Fitur ini akan bermanfaat barangkali ketika saya berada di suatu tempat tanpa akses internet dan hanya mendapatkan jangkauan layanan mobile voice dan SMS karena sedang ada gangguan, bencana alam atau karena berada di daerah yang sangat pelosok.

Saya tidak tahu pasti apa alasan Google menambahkan fasilitas ini. Google dan Google+ memang mempunyai platform yang kokoh dan canggih secara infrastruktur. Namun diakui atau tidak, ia masih kalau populer dengan jejaring sosial kompetitor, Facebook. Barangkali fitur SMS ini merupakan cara Google+ untuk lebih “merakyat” di negeri dimana penggunaan smartphone bisa dikatakan belum optimal. ๐Ÿ™‚

 

 

1000+ circled di google+

1000+ circled on google+

1000+ circled on google+

Tangkapan layar pada google+ ini baru saja saya buat. Sebenarnya saya ingin membuat tangkapan layar ketika tepat ada 1000 account yang melingkari akun google+ saya, tetapi karena ini itu dan lain hal jadi terlewat. hehe

Sampai saya mengetik tulisan ini sudah ada 1005 akun yang melingkari akun saya sejak saya bergabung jejaring sosial besutan google sejak pertengahan Juli tahun lalu, 6 bulan yang lalu, ketika pada saat itu untuk bergabung google+ memerlukan sebuah undangan. Belum semua orang pada saat itu bisa langsung bergabung.

Oh iya, pada saat itu saya diundang oleh Wibisono Sastrodiwiryo. Wibi diundang oleh Mantus Balaputra. Saya lupa siapa yang mengundang Mantus. ย Saat itu orang beramai ramai ingin mendapat undangan bergabung google+.ย Kemudian saya menjadi dermawan, kalau tidak mau dibilang congkak, dengan mengundang teman-teman saya yang lain yang belum mendapat kesempatan. Saya tidak ingat pasti siapa saya yang saat itu berhasil gabung google+ karena undangan dari saya. Baca lebih lanjut

Ngga Bisa Buka blogspot.com, Kenapa? :(

Error Page

Error Page

Sudah selama beberapa hari, bila saya online di jaringan kantor teman saya, provider internet kantor teman saya itu Telkom Speedy, saya mendapati komentar error seperti pada screen shot di atas. Kata komentar error itu ada request dari komputer dan atau jaringan di sini yang merupakan violation of term and agreement -nya Google. Haduuuh apa ini maksudnya. ๐Ÿ˜ฆ

Halaman kesalahan ini tidak muncul bila saya terhubung ke internet dengan modem 3G dan memutus koneksi wi-fi. Ada yang pernah menyelesaikan permasalahan seperti ini?

Sentimen Koran Tempo Terhadap Google+

Koran Tempo, beberapa hari yang lalu, menulis sentimen negatif tentang Google+, layanan jejaring sosial milik Google. Sentimen negatif itu berangkat dari minimnya keaktifan para petinggi Google dalam mengisi konten di jejaring sosial produk mereka itu.

Saya tidak membaca sendiri tulisan bernada sentimen di Koran Tempo itu. Saya hanya tahu dari membaca posting/update Mas Ikhlasul Amal di account Google+ nya diย https://plus.google.com/100145856129045595138/posts/DTrumJSLrct

Dan saya jadi langsung teringat sebuah artikel yang diterbitkan pada tanggal 5 Juni 2009 oleh Marshall Kirkpatrick yang memuat penjelasan dari co-founder twitter, Jack Dorsey, tentang banyaknya pertanyaan kenapa staff twitter malah jarang nge-tweet/twitter-an. Artikel Mas Marshall Kirkpatrick sekarang masih bisa dibaca di :

http://www.readwriteweb.com/archives/twitters_staff_may_not_use_twitter_like_you_do_tha.php

Dalam artikel itu saya cukup terkesan dengan apa kata Mas Dorsey berikut:

Twitter co-founder, Jack Dorsey, said this week that he hopes the service willย someday be just like electricity, something everyone uses but few feel the need to talk about. To follow that analogy, if you were someone who used a heavy duty washer and dryer in your home and found out that the electric company didn’t employ people who regularly used any appliances bigger than a toaster – wouldn’t you be a little concerned about the long term viability of your power supply?

Dalam konteks ini petinggi Google+ apabila ditanya langsung saya kira akan memberikan jawab dengan analogi yang sama. Atau analogi yang lebih cerdas lagi? hehehe

PS:

Untuk menemukan artikel yang ditulis Mas Marshall ini, saya tadi googling dengan kata kunci “twitter employees do not tweet often” Jadi sebenarnya saya tidak pernah mengingat nama Marshall Kirkpatrick dan Jack Dorsey sebelumnya. ๐Ÿ˜€

Circle Counter di Google+ Belum Akurat

Meskipun termasuk golongan awal masuk Google+ tapi sampai saat ini saya belum menggunakanya secara serius untuk berjejaring. Sampai sekarang saya merasa masih compatible dengan twitter dan fairly compatible dengan facebook. Saya memang hampir tiap hari login ke G+ tiap kali menyalakan komputer. Tapi yang saya lakukan masih sebatas mencoba – coba feel dan feature yang ditawarkan oleh G+.

Salah satu feature G+ yang menurut saya menarik adalah konsep circle. Circle saya pahami sebagai jalan tengah antara friendship dari madzab facebook dan follow/unfollow dari madzab twitter. Baca lebih lanjut

Test Pasang Video Youtube di WordPress

Oh ternyata tinggal paste link nya di wordpress.com editor. Tidak perlu lagi melalui tombol add video. Hihi, untuk hal “sepele” ini saya tadi baru solved setelah googling. Setelah beberapa percobaan saya dari add video –> from URL –>paste url video youtube dan gagal.

WordPress memang telah banyak berubah (menjadi jauh lebih praktis) dari pertama kali saya meng embed video youtube pada beberapa tahun lalu. ๐Ÿ˜€