Dalam beberapa tahun belakangan ini, desa-desa dan kecamatan-kecamatan di kabupaten Gunungkidul seolah dan memang benar-benar berlomba-lomba untuk mengembangkan potensi wisata di wilayah mereka masing-masing. Tak heran bila dalam waktu yang relatif singkat di kabupaten Gunungkidul bermunculan Desa Wisata-Desa Wisata baru (dewa dewi) dengan potensi andalan masing-masing. Tempat-tempat rekreasi baru pun bermunculan. Baik tempat rekreasi berupa wisata alam, wisata minat khusus sampai wisata budaya dan wisata reliji.
Memang, peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Gunungkidul diyakini sebagai sumber baru yang signifikan bagi Pendapatan Aseli Daerah (PAD) dan telah dirasakan menjadi daya dorong yang kuat bagi perekonomian masyarakat.
Nah, berbeda dengan desa-desa dan kecamatan-kecamatan lain di kabupaten Gunungkidul, kecamatan Paliyan, kecamatan dimana saya tinggal ini masih terasa adem ayem dan kurang greget dalam menggarap sektor pariwisata. Sampai saat ini saya belum pernah mendengar ada Desa Wisata baru atau setidaknya Rintisan Desa Wisata di wilayah kecamatan Paliyan. Tempat-tempat wisata baru yang mungkin muncul di kecamatan ini pun belum pernah saya baca pemberitaannya.
Potensi Wisata di wilayah kecamatan Paliyan sampai saat ini memang boleh dibilang sedikit. Meski tidak bisa dikatakan miskin-miskin amat. Sebenarnya Potensi Wisata di wilayah kecamatan Paliyan terbentang mulai dari Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Reliji sampai Wisata Kerajinan. Wisata Kerajinan yang saya sebut terakhir ini mungkin kedengaran mengada-ada, tetapi sentra Kerajinan Perak di Desa Pampang dan sentra Kerajinan Bambu dan Perkakas Rumah Tangga di Desa Sodo merupakan contoh kongkrit yang harus dibuktikan dengan mengunjunginya secara langsung.
Di sini saya akan mencoba menuliskan Potensi Wisata yang ada di wilayah Kecamatan Paliyan satu per satu.
1. Bukit Sodong
Keberadaan Bukit Sodong sebenarnya sudah lama kita dengar. Bukit ini pun dulu merupakan salah satu tempat favorit yang sering saya kunjungi pada pagi hari setelah jogging dan pada sore hari untuk menikmati indahnya matahari tenggelam dari ketinggian.

Masukkan keterangan
Bukit Sodong terletak persis di sebelah selatan Puslatpur Rindam IV Diponegoro/Akmil Magelang (Pusat Latihan Tempur di Paliyan). Strategis untuk dicapai dengan kendaraan apapun karena dilalui oleh Jalan Raya Paliyan – Saptosari.

Menghabiskan sore di Puncak 2 Bukit Sodong
Kalau saya tidak salah ingat, pada sekitar tahun 2002, Presiden Megawati meresmikan Program Gerakan Nasional Hutan dan Lahan di area Bukit ini. Pelataran yang dulu digunakan untuk upacara peresmian saat ini masih ada.
GNRHL yang diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno Putri bukannya tanpa hasil. Pohon-pohon hutan yang saat itu ditanam di kawasan Bukit Sodong dan sekitarnya saat ini sudah tumbuh menjadi hutan jati yang merimbun. Bila dulu pada sore hari di Puncak 1 dan Puncak 2 Bukit Sodong kita bisa melihat hamparan di sisi utara dan perbukitan di sisi barat, sekarang kita sudah tidak bisa melakukannya lagi dengan mudah. Pandangan kita sudah terhalang oleh rimbunnya pepohonan.
Sayangnya, saat ini pintu masuk/akses ke Puncak 1 dan Puncak 2 Bukit Sodong ditutup. Ini dikarenakan untuk mengurangi aksi vandalisme dan penyalah gunaan fasilitas yang ada di sana yang terjadi selama ini. Jadi saya sendiri merasa segan sekarang ini untuk bermain-main ke sana karena adanya larangan itu.
Bukit Sodong saat ini sudah tumbuh menjadi Hutan Konservasi Sumberdaya Alam dan Margasatwa yang semoga berfungsi dengan semestinya.

Aula Pendidikan Lingkungan Hidup di Sodong, Paliyan, Gunungkidul

Rumah Kayu, Aula Pendidikan Lingkungan Hidup di Paliyan
Foto-foto mengenai Aula ini bisa dilihat di tulisan saya sebelumnya di: Bamboo House at Paliyan Wildlife Sanctuary.
Tidak jauh dari Bukit Sodong, tepatnya di sebelah timur pelataran yang digunakan oleh Presiden Megawati meresmikan GNRHL dulu, saat ini telah dibangun aula yang megah sebagai Balai Edukasi Konsevasi Sumber Daya Alam. Saya sudah beberapa kali mengunjugi bangunan yang terbuat dari kayu dan bahan-bahan ramah lingkungan lainnya ini. Di sana terdapat foto-foto tentang konservasi SDA dan hubungannya dengan masyarakat setempat yang sangat menginspirasi dan mengajak kita untuk lebih peduli terhadap hutan dan alam.
Tulisan saya mengenai Bukit Sodong sebelumnya bisa dibaca di sini: Bukit Sodong, Pesona Paliyan
2. Telaga Tong Tong
Letak Telaga Tong Tong ini relatif lebih dekat dengan rumah saya dan sangat dekat dengan ladang pertanian keluarga kami. Telaga atau Danau Tong Tong persisnya terletak di Dusun Trukan, Desa Karang Asem, Kecamatan Paliyan.

Duduk-Duduk di Pinggir Danau Tong Tong
Beberapa tahun yang lalu, Danau Tong Tong telah direhabilitasi oleh Pemerintah Pusat. Saya lupa tahun persisnya dan kementerian apa yang melakukan pekerjaan rehabilitasi. Danau Tong Tong telah dikeruk, sehingga kapasitas tampungan airnya meningkat. Di sekujur sisi danau juga sudah ditalut dengan beton sehingga erosi yang akan membuat danau dangkal bisa dicegah.
Danau Tong Tong memainkan fungsi sosial bagi penduduk dusun Trukan dan sekitarnya. Danau Tong Tong telah lama menjadi social media -nya masyarakat, dimana di sini masyarakat berinteraksi selama mereka mengambil manfaat dari danau ini. Sampai saat ini masyarakat masih menggunakan Danau Tong Tong untuk mandi, mencuci, memandikan binatang ternak dan mengambil air pada musim kemarau.
Danau Tong Tong yang luas juga digunakan oleh remaja dan anak-anak di sekitarnya untuk berolah raga. Renang. Salah satu juara lomba renang OSN tingkat kabupaten Gunungkidul berasal dari dusun Trukan. Ia mempersiapkan lomba dengan terbiasa berlatih renang di danau ini.

Sunset di Danau Tong Tong
Waktu terbaik untuk mengunjungi Danau Tong Tong menurut saya adalah sore hari di musim penghujan. Sunset di atas danau membentuk bayang-bayang yang indah. Saya malah beberapa kali di sini di sapa oleh pelangi yang indah. Di sisi selatan danau sudah dibangun bangku bangku beton yang nyaman untuk duduk-duduk menikmati alam.
Penduduk setempat biasanya memelihara ikan air tawar di danau ini. Merawatnya semusim dan menyulap danau ini menjadi arena pemancingan yang penuh keceriaan. Nah, buat kamu yang suka memancing di air keruh telaga?
Pada musim kemarau pun Danau Tong Tong menawarkan eksotisme tersendiri. Danau Tong Tong yang kering setelah kehabisan air akan meninggalkan tanah dengan retakan-retakan yang seolah-olah membentuk mozaik. Di sini kita bisa merenung: betapa penting air bagi kehidupan.
3. Petilasan Ki Ageng Giring
Ini salah satu wisata religi yang terkenal. Konon dari sinilah sejarah kerajaan Mataram di mulai. Adalah Ki Ageng Giring yang bertapa untuk mendapatkan wahyu keraton dan adiknya Ki Ageng Pemanahan yang akhirnya meminum air buah kelapa yang diyakini mengandung wahyu yang akan menurunkan raja-raja di kerajaan yang kemudian disebut Mataram itu.

Juru Kunci Petilasan Ki Ageng Giring foto: kabarhandayani.com
Lebih jelasnya silakan datang ke Makam/Petilasan Ki Ageng Giring untuk bertemu dengan Juru Kunci/Penjaga Petilasan dan mendapatkan cerita/legenda secara utuh. Saya juga tidak sangat fasih menceritakannya kembali dan agar tulisan ini tidak terlalu panjang.
Petilasan Ki Ageng Giring terletak di Desa Sodo, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Persisnya berada di belakang Balai Desa Sodo itu sendiri. Untuk menuju ke sana jangan takut tersesat. Tidak perlu map, cukup gunakan GPS (Gunakan Penduduk Setempat) mengingat terkenalnya petilasan ini.
4. Pasar Tradisional Sodo
Pasar ini terletak tidak jauh dari Petilasan Ki Ageng Giring. Pengunjung bisa merasakan pengalaman berbelanja di pasar tradisional yang benar-benar tradisional. Kalau dalam bahasa saya adalah sepasar-pasarnya pasar. Pasar semacam ini di Gunungkidul hanya ada dua, yang satu Pasar Sodo dan yang lain adalah Pasar Trowono.

Pasar Desa Sodo di Malam Hari foto: kabarhandayani.com
5. Petilasan Roro Lembayung
Cerita mengenai Petilasan Roro Lembayung berkaitan erat dengan legenda Ki Ageng Giring. Lembayung merupakan keturunan Ki Ageng Giring yang dipersunting oleh Ki Ageng Pemanahan (bila saya tidak salah ingat)
Petilasan ini terletak di Dusun/Desa Giring. Jalan menuju ke sana sudah cukup bagus. Bisa ditempuh puluhan menit saja dari Pasar Sodo atau Petilasan Ki Ageng Giring.
6. Gunung Bagus
Saya agak bingung apakah Gunung Bagus sebaiknya disebut tempat wisata reliji atau tempat wisata alam. Yang jelas, Gunung Bagus merupakan sebuah bukit dengan pohon-pohon jati yang rindang pada musim hujan dan garang pada musim kemarau. Ini yang layak dinikmati.
Sisi lain dari Gunung Bagus adalah mitos bahwa di sini ada satu sudut yang biasa digunakan untuk mencari pesugihan berupa thuyul. Saya sendiri tidak tahu benar atau tidaknya. Saya belum pernah ke Gunung Bagus. Kalau melewati jalan menuju Gunung Bagus sering. Jalanan di area Gunung Bagus adalah track saya menjalani latihan Half Marathon.
Gunung Bagus terletak di Desa/Dusun Giring. Berdekatan dengan Petilasan Roro Lembayung.
Tempat dan Peristiwa Keren Lainnya di Gunungkidul baca di:
7. Goa Maria Tritis
Apabila sudah berkunjung ke Petilasan Ki Ageng Giring, Petilasan Roro Lembayung atau Gunung Bagus, wisatawan tinggal mengikuti jalan ke selatan. Pertigaan Singkil tetap terus ke selatan sampai menemukan Plang Goa Maria Tritis. Sebagai Goa Katholik, Maria Tritis cukup terkenal, jadi dari arah mana pun kita datang, kita bisa dengan mudah bertanya arah kepada penduduk lokal.

Gua Maria Tritis, Giring, Paliyan, Gunungkidul
Merupakan Goa yang luas dan tinggi yang terletak di perbukitan seribu. Saya tidak tahu sejak kapan Goa ini dibangun menjadi Goa Maria. Peribadatan di sana dijadwalkan dengan baik. Ketika saya ke sana, saya menemukan jadwal peribadatan yang terpampang jelas di sana. Sayangnya ketika saya ke sana beberapa kali selalu bertepatan dengan tidak ada jadwal kebaktian.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke sana harus menyiapkan cukup stamina. Karena lokasi Goa terletak cukup jauh dari pelataran atau tempat parkir.
8. Paguyupan Kesenian Reog Nawangsih
Ini merupakan salah satu kelompok kesenian tradisional yang sudah lama eksis di kecamatan Paliyan. Kethoprak, Karawitan, Tari dan sejenisnya sebenarnya ada, tetapi tidak sebagus reog Nawangsih.

Paguyupan Reog Nawangsih
Reog Nawangsih merupakan kelompok kesenian dengan segudang prestasi. Kejuaraan di tingkat kabupaten, propinsi, sampai festival reog nasional pernah dimenangkan oleh kelompok seni yang bersektretariat di Dusun Surulanang ini.

Pentas Rakyat Reog Nawangsih di Dusun Karangmojo B
Saya sendiri dulu pernah menvideokan atraksi reog ini di Hutan Setra. Menontonnya dalam beberapa acara festival budaya di tingkat kabupaten pun sudah saya lakukan beberapa kali.
Paguyupan Reog Nawangsih terletak di Dusun Suru Lanang, Desa Karang Duwet, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul.
9. Goa Leng di Mulusan
Ini merupakan salah satu Gua di Kecamatan Paliyan. Terletak di perbatasan Desa Giring dan Desa Mulusan.
Gua ini dikenal sebagai Gua Kelelawar. Karena memang di dalam gua ini banyak dihuni oleh makhluk nokturnal ini. Pada sore hari biasanya koloni kelelawar keluar dari mulut gua. Ini menjadi rejeki bagi penduduk setempat. Beberapa orang penduduk bahkan berprofesi sebagai penangkap kelelar. Kelelawar oleh sebagian orang dipercaya manjur sebagai jamu/obat akan penyakit tertentu. Kelelawar juga diolah menjadi salah satu dari banyak ekstrim kuliner di Gunungkidul.

Pak Tukidi, Pencari Kelelawar di Gua Leng, Mulusan, Paliyan, Gunungkidul
Pak Tukidi adalah salah satu pencari kelelawar yang sempat saya potret dan saya ajak ngobrol ketika saya bermain ke Goa ini.
Selain apa yang saya sebut di atas, sebenarnya masih ada beberapa hal yang potensial dikembangkan menjadi destinasi wisata di kecamatan Paliyan. Mungkin dalam tulisan selanjutnya saya akan membahas kuliner dan jajanan khas di kecamatan Paliyan, Kerajinan Perak, Kerajinan Bambu, Kerajinan Kayu dan Mebelair, Kelompok-Kelompok Seni dan lain-lain.
Berarti yg bukit sodong itu skrg gak bsa dikunjungi ya?
jadi penasaran dengan cerita ki ageng giring itu
saya pernah menuliskan sedikit tentang kisah wahyu gagak emprit ini https://sangnanang.wordpress.com/2014/02/19/dongeng-wahyu-gagak-emprit/
Wow sunsetnya indah-indah semua. Menjelajah alam memang tak akan habisnya, selalu ada tempat baru dan indah untuk dikunjungi.
namanya unik banget telaga tong-tong
Semoga wisata alamnya tetap terjaga mas dan semakin berkembang
Sunsets di Danau Tong-Tong itu indah sekali.
Jadi ingin tahu yang Goa Maria Tritis , beneran baru denger…
Wah baru tahu tempat – tempat ini di Gunungkidul,,,, sepertinya menarik pemandangan di Danau Tong – tong… eh mas, itu di dalam goa ada tempat duduknya ya semacam lesehan? enak kayaknya untuk tempat bersantai – santai 🙂
Gunung Kidul memang memiliki banyak potensi wisata yang unik dan menarik ya mas.. oya sekedar info untuk rekan2 UKM yang bergerak di bidang usaha wisata, ayo daftarkan website/blog/toko online anda ke situs Direktori Wisata Indonesia. Kami menerima juga kiriman artikel bertema wisata dari rekan-rekan blogger khususnya penggemar wisata. Artikel boleh berupa tips wisata, berbagi pengalaman atau review tentang layanan suatu hotel, restaurant dsb
Untuk juragan admin jarwadi.me terimakasih atas penayangan komentar kami ini dan semoga blognya tetap eksis dan terus up date agar lebih ngetop. Jabat erat dan salam sukses.
Yogya emang luar biasa ya. Penuh tempat wisata. Pengen juga sih wisata ke gunung Kidul kalo pulang lebaran. Soalnya selama ini baru berkutat di Wates dan seputarnya. Pernah ke Pantai Baron sekali. Pengen ke embung Sriten juga. Waktu thn lalu pernah liwat Jembatan Kali Oylo yang di Dlingo. Ah banyak maunya ya ini, hehehehe
Ping balik: Petilasan Ki Ageng Giring III, Destinasi Wisata Budaya Paling Magis di Gunungkidul | Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: Nonton Babad Dalan di Desa Sodo | Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: Gunung Bagus di Gunungkidul, Petilasan Mistis yang Kurang Terawat | Menuliskan Sebelum Terlupakan
satu lagi kawan… didesa giring ada sungai bawah tanah.. namanya semurup
Paliyan…hmm hanya pernah beberapa kali melintas dari arah Baron, moga suatu saat bisa singgah dan menikmati berbagai potensi wisatanya
hayuk sesekali jalan jalan di paliyan mas 🙂
Ping balik: Kuliner Malam Paliyan: Bakmi Jawa Pak Kamto | Gadget, Running & Travelling Light