Salah sendiri bila selama ini sebagai penikmat sate saya terlalu fanatik dengan Sate Kambing Pak Turut. Saya akui dengan sesubyektif yang saya bisa, sate kambing Pak Turut memang enak. Rasanya gurih di atas pengecapan saya, daging kambingnya empuk dan sate-sate tersebut dibakar dengan tingkat kematangan yang menurut saya pas. Lebih dari itu, Pak Turut di semua cabangnya menyediakan Ruang Makan yang luas dan nampak bersih.

Sate Kambing Ledoksari
Sampai beberapa waktu yang lalu ketika saya mengantre service motor di Yamaha Sumber Baru Motor Wonosari. Merasa antrean saya masih terlalu lama, saya merasa akan sia-sia bila hanya duduk di ruang tunggu. Saat itu sebenarnya belum memasuki jam makan siang ketika saya akan mencoba mencicipi Sate Kambing yang terletak tidak jauh dari service center Yamaha SBM Wonosari. Tepatnya persis di depan SMK N 2 Wonosari.
Kepada pelayan saya segera memesan seporsi Sate Kambing. Saya secara khusus memesan Sate Kambing yang tidak terlalu pedas.
Meski belum jam makan siang, rupanya di Sate Kambing Ledoksari pun saya juga harus mengantre. Antrean di depan saya pun tidak sedikit. Saya harus menunggu pesanan saya beberapa lama di sini.
Bedanya, apa yang tidak membuat saya tidak begitu bosan menunggu pesanan sate di sini adalah interior ruang tempat makan yang nampak klasik. Sate Kambing Ledoksari menggunakan sebuah Rumah Limasan (rumah adat Jawa) yang nampak gagah dengan kaso-kaso kayu yang nampak kokoh. Di ruang makan ini meja-meja dan kursi-kursi kayu di tata dengan rapi dan bagi saya nampak artistik. Kebersihan pun nampak dijaga baik di sini. Ini seolah berusaha menegaskan kepada saya bahwa makanan di sini pun dioleh secara higienis.

Ruang Makan di Sate Kambing Ledoksari
Sate Kambing Ledoksari
Pesanan saya datang. Sate kambing yang sudah dilepas dari tusuk-tusuknya dalam sebuah piring. Nasi disajikan dalam piring terpisah. Begitu pula lalapan beruba bawang merah, buah mentimun, dan cabe.

Penyajian Sate Kambing Ledoksari
Saya pun pelan-pelan mengecap daging kambing yang disate berbumbukan kecap manis. Tidak sangat pedas. Rupanya oleh pemasaknya pesanan khusus saya tadi diingat dengan baik. Mengunyah daging sate ini menurut saya empuk tapi tidak seempuk daging sate kambing Pak Turut. Rasa gurihnya pun mempunyai karakter yang berbeda.
Menikmatinya dengan nasi putih yang tersaji lama-lama saya mulai menikmati daging sate Ledoksari ini. Sampai kemudian saya menyimpulkan kalau sate kambing Ledoksari ini mempunyai karakter tersendiri dan enak menurut selera lidah saya.
Porsi daging Sate Kambing Ledoksari yang belakangan saya rasakan lebih banyak, setidaknya lebih banyak dibanding Sate Kambing Pak Turut menyisakan penasaran bagi saya. Kira-kira berapa harga per porsi Sate Kambing ini.
Sebelum meninggalkan Warung Sate Kambing ini, ternyata saya hanya perlu membayar Rp 20 ribu saja untuk satu porsi Sate Kambing. Itu adalah total yang saya bayarkan menjelang siang itu karena saya hanya memesan minum air putih dan tanpa menambah camilan-camilan.
Kesimpulan saya bahwa Sate Kambing ini enak ternyata tidak main-main. Buktinya dalam waktu yang tidak terlalu lama, saya sudah makan siang di sana sebanyak 3 kali. Bagi saya Sate Kambing Ledoksari adalah pilihan lain Sate Kambing dengan karakter rasa berbeda yang layak diselang seling dengan Sate Kambing Pak Turut. Untuk diketahui pula jarak Sate Kambing Pak Turut dengan Sate Kambing Ledoksari hanya kurang lebih 1 km saja.
Aku pernah lewat kayanya. Next kalo lewat lagi bisa dipertimbangkan buat mampir situ lah.
kamu suka sate kambig?
Sukak.
Banget
kalau kamu suka sate kambing, besok kalau ke wonosari aku traktir sengsu paling enak ya
Konon katanya, makan sate tanpa tusuknya bukanlan makan sate. >.<
Sate ny unik juga, gak pakai tusuk lidi..
tapi gulai /tongseng di p turut kurng enak menurutku mas…
Sate kambing.
Ini fave saya. Tapi memang tak sering-sering yaaa… takut juga haha….
ngelihat foto daging kambing yang udah di bakar bikin ngiler abis. apalagi sate kambing yang gak pake saus kacang gini yang malah bikin mouthwatering!! aaargghh malem-maem jadi pengen sate kambing!!!
KAlo usaha tempat makan, bukan hanya makanan yang harus enak, tempatnya juga harus representatip ya mas, buar pengunjung betah meski harus nunggu lama. Apalagi kalo instagramable bisa dapat promo gratis dari orang2 yang upload potonya di IG.
Ledoksari Wonosari? Apakah jauh dari Jogya ?
Jadi pengen nyicipin… kapan2 ah kalau ke Jogya penasaran mau kesana
Lihat penampilannya sih enak nih sate. Tapi rasa enak itu sangat subjektif, jadi perlu dicoba untuk menentukan objektifitasnya, hehehe….
Weehhh enak bangetttt sate kambingggg … apalagi makannya pake bawang merah ya haha!
Ngeliat caranya menyajikan sate, berasa bukan sate deh karena udah gak pake tusukan hehehe
Btw itu interiornya memang cakep ya
pengen juga bandingin sama sate pak turut..secara di wonosari baru nyicip sate pak turut hehehehe..rute dri alun2 wonosari kemana mas?
ke barat kira kira 1 km mas 🙂
Tusukan nya dah di copot yaaa