Apakah iOS 9 cocok untuk iPhone 5?

Beberapa hari terakhir ini saya mendapatkan pertanyaan-pertanyaan apakah iOS 9 cocok/recommended untuk iPhone 5. Ini barangkali karena beberapa waktu Β yang lalu di Facebook saya menuliskan kesan saya setelah meng-upgrade iPhone 5s saya ke iOS 9. iPhone yang sebelumnya saya pasangi iOS 8.3.

Posting Facebook saya itu adalah:

barusan update iPhone dari iOS 8.3 ke iOS 9.01

kesan pertama: font rasanya lebih mudah dilihat dan lebih nyaman untuk mata.

kesan kedua: bingung ketika menekan dua kali tombol home πŸ˜…

kesan ketiga: kaget ketika tahu WhatsApp memakan storage sampai hampir 1 giga. dan jadi pengen iPhone dengan storage 128 GB

kesan keempat: baru saya cari. hihi

Beberapa pekan kemudian, sampai sekarang, pengalaman saya menggunakan iOS 9 di iPhone 5s saya bertambah:

  • beberapa aplikasi menjadi sering tiba-tiba tertutup dengan sendirinya setelah freeze. mirip dengan force closed seperti yang terjadi di android. mulanya saya mengira ini akan teratasi setelah developer aplikasi yang bersangkutan melakukan penyesuaian dengan iOS 9
  • iPhone memasuki power saving mode ketika batere menjalang habis (20%). ini mengakibatkan batere memang lebih awet. dengan dampak iphone menjadi lemot dan notifikasi kadang tidak jalan baik.
  • iPhone menjadi lebih lemot dan suka nge-lag. meski tidak dalam power saving mode.

Hal yang sedikit membuat senang bagi saya adalah ukuran aplikasi menjadi lebih kecil, terutama yang saya perhatikan adalah facebook. ini bermanfaat membantu bagi pengguna iPhone dengan memori 16 GB.

Saat ini iOS 9 sudah melakukan beberapa kali minor update. Yaitu dengan iOS 9.01. dan 9.02. saya sendiri masih 9.01 karena ada teman yang memposting iPad nya sering restart sendiri dengan iOS 9.02.

Eh, pertanyaannya belum terjawab. Apakah iOS 9 cocok untuk iPhone 5? Ehmmm kalau saya sendiri tidak menyarankan. Kalau mau mencoba silahkan. πŸ™‚ do it with your own risk. hihi

Iklan

Apa Manfaat Health Kit di iOS 8?

Apa yang baru dari iOS 8 yang di-release oleh Apple beberapa waktu yang lalu adalah Health Kit (atau aplikasi kesehatan?). Di iPhone 5s yang saya update OS nya ke iOS 8, saya berkesempatan mencoba-coba Health Kit/ Health App ini.

Pertama kali membuka Health Apps bulan lalu saya merasa bingung dan tidak punya ide bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan aplikasi ini. Dibanding dengan aplikasi-aplikasi bawaan iOS 8 yang lain, Health Apps ini menurut saya merupakan aplikasi yang mempunyai menu (menu setting paling banyak). Dengan istilah-istilah kesehatan dan kebugaran yang tidak saya mengerti. Ini tambah membingungkan.

Mencoba mengutak-atik Health Apps, saya mencoba menambahkan sesuatu di dashboard aplikasi ini. Dashboard yang mulanya saya tambahkan adalah Walking+Running Distance dan Steps, kemudian Sleep Analysis. Ketika menambahkan ketiga dashboard itu saya tidak tahu bagaimana data bisa terupdate.

Beberapa waktu menggunakan iPhone 5s ber-iOS 8 sambil membawa-bawanya sambil sesekali membuka Health, rupanya Walking+Running Distance ini ter-update secara otomatis. Mungkin menggunakan GPS untuk menghitung seberapa jauh saya bergerak. Kemudian Steps juga terperbaruhi secara otomatis. Steps ini datanya mungkin mengambil menfaat dari co processor M7 di iPhone 5s saya. Nah bagaimana dengan Sleep Analysis? Ini rupanya tidak bisa terupdate secara otomatis. Kenapa? Karena saya tidak punya sensor atau perangkat fitness yang mampu mendeteksi kapan saya tidur dan kapan terjaga. Karenanya saya terpaksa mengisinya secara manual. Untung bisa diisi manual ya. πŸ˜€

Health Apps Dashboard

Health Apps Dashboard

Tampilan Dashboard Health Apps di atas cukup mudah dibaca. Sederhanya dalam satu bulan terakhir terbaca saya bergerak rata-rata 6,65 km per hari atau rata-rata 8.453 langkah per hari. Ingat ya data langkah ini terdeteksi ketika saya membawa iPhone saya. Padahal saya sering meletakkan iPhone saya. Artinya jumlah langkah saya yang sebenarnya pasti lebih banyak dari yang dibaca oleh Health Apps ini. Data jumlah langkah per hari ini mengingatkan saya pada iklan lama susu Anlene, yang menganjurkan agar kita bergerak sedikitnya 4.000 langkah per hari agar kita sehat dan tulang tidak keropos. Bila apa kata Anlene benar, maka saat ini jumlah langkah kaki per hari saya telah berada dalam angka aman, bahkan lebih dari cukup. Sleep Analysis pun menunjukan kalau dalam sebulan terakhir saya sudah cukup banyak tidur. Saya tidur rata-rata 6 jam 37 menit.

Nike Fuel yang ditampilkan pada dashboard ini saya kira tidak cukup akurat. Karena sumber datanya hanya dari Nike Running+ yang saya gunakan ketika saya lari. Sedangkan aktifitas saya yang lain tidak terlacak. Untuk melacak Nike Fuel secara lebih akurat mungkin saya harus menggunakan Nike Sport Watch atau Gelang Nike Fitness itu, atau Activity tracker yang lain yang compatible dengan iOS 8.

Health Apps Setting di iOS 8

Health Apps Setting di iOS 8

Nah, screen shoot di atas saya kira cukup menjelaskan komentar saya di awal yang menyebut Health Apps ini mempunyai setting yang banyak dengan istilah-istilah yang susah saya mengerti. Hanya ada beberapa data yang bisa saya isi manual seperti tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, tekanan darah yang diukur manual dengan tensi meter. Sementara yang lainnya saya biarkan kosong.

Mungkin Health Apps akan optimal digunakan ketika sudah didukung oleh penyedia aplikasi pihak ketiga dan perangkat fitness/kesehatan pihak ketiga pula. iPhone saja saya pikir belum mampu mengumpulkan data sebanyak itu. Sekalipun iPhone 6 hanya ada satu sensor baru yang ditambahkan, yaitu sensor altimetric barometer. Atau apa yang kelak akan bisa dilakukan Apple Watch untuk memaksimalkan Health Kit. Kita tunggu saja.

Ngomong-ngomong perangkat kesehatan apa saja sih yang sudah mendukung Health Kit di iOS 8? Juga aplikasi apa saja yang sudah dibuat yang memanfaatkan Health Kit ini. Saat ini yang saya tahu baru Nike Running+ dan Endomondo. hihi

Swiftkey, Quick Type Bahasa Indonesia di iOS 8 (iPhone 5s)

Dalam postingan sebelum ini, saya mengeluhkan kenapa keyboard Bahasa Indonesia di iOS 8 di iPhone 5s saya tidak mendukung Quick Type. Ini keluhan kenapa Bahasa Indonesia seolah tidak dianggap. Apa mereka pikir mengetik dalam Bahasa Indonesia tidak perlu cepat-cepat, tidak perlu dibuat mudah.

Untungnya di iOS 8, API untuk keyboard telah dibuka sehingga developer leluasa untuk mengembangkan aplikasi 3rd party. Bersamaan dengan launching iOS 8 kemarin, ternyata sudah banyak developer yang meluncurkan keyboard 3rd party. Salah satunya adalah swiftkey.

Swiftkey inilah yang saya coba. Saya mencoba Swiftkey karena sebelumnya saya sudah familier dengan Swiftkey di Android dan alasan terpentingnya adalah: GRATIS. Toh, kali ini saya hanya bermaksud coba-coba saja memasang keyboard iPhone yang dibuat oleh bukan Apple. Banyak aplikasi keyboard 3rd party untuk iOS 8 yang berbayar yang tentu belum saya coba.

Untuk menginstall Swiftkey bisa langsung mengunduhnya dari Appstore. Ukuran file cukup besar. Sekitar 26 MB. Begitu selesai di-install, Swiftkey perlu kita tambahkan sebagai keyboard baru dari Menu: Setting > General > Keyboard> Add New: kemudian pilih Swiftkey.

Swiftkey on iPhone 5s

Swiftkey on iPhone 5s

Tampilan keyboard Swiftkey hitam, gelap dan terlihat bagi saya kurang menarik. Saat ini theme dari Swiftkey belum bisa diganti-ganti. Mungkin menunggu update beberapa waktu ke depan. Mencoba-coba mengetik dengan Swiftkey ini saya menemukan hal menyenangkan: yaitu muncul prediksi kata-kata Bahasa Indonesia, yay. Meneruskan mengetik dengan Swiftkey rupanaya keyboard ini menampilkan prediksi kata-kata Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tanpa perlu mengubah setting apa pun.

Fitur lain yang belum saya rasakan manfaatnya adalah Swiftkey Cloud. Fitur ini hanya aktif bila kita sign in dengan Facebook atau Google+. Fitur ini konon akan mensinkronisasikan suggestion berdasar kebiasaan mengetik kita dengan beberapa mobile device yang sama-sama menggunakan Swiftkey. Barangkali prediksi/suggestion Swiftkey ini akan sama ketika saya mengetik di iPhone dan Android saya. πŸ™‚

Sebagai kesimpulan: Swiftkey merupakan keyboard pihak ketiga yang layak kita install karena: Gratis dan fungsional karena mendukung Bahasa Indonesia.

Upgrade iOS 8 di iPhone 5s dan Sedikit Review

Perlu waktu 2 jam lebih untuk mendownload iOS 8 untuk iPhone 5s dengan koneksi Telkom Speedy yang saya gunakan. Mendownload file sebesar 1.92 GB saja memerlukan waktu selama ini benar-benar sebuah uji kesabaran. Nah, buat yang nanya apa gunanya internet cepat. :_D Kalau bukan karena Apple yang membuat sayaΒ penasaran habis dengan fitur-fitur baru yang ditawarkan pada OS ini, pasti saya sudah cancel download yang mengeong ini.

Setelah firmware iOS 8 untuk iPhone 5s siap, proses instalasinya sendiri terbilang cepat. Kurang dari 30 menit saya rasa.

Home Screen iOS 8 on iPhone 5s

Home Screen iOS 8 on iPhone 5s

Untuk upgrade OS ini saya tidak melakukannya secara OTA (over the air). Saya memilih memanfaatkan bantuan iTunes. Karena meski dari info upgrade di iPhone menunjukan perlu mendownload file sebesar 1.2 GB saja, tetap saja diperlukan free space selega 5 GB -an di iPhone. Saya tahu ini karena sebelumnya saya search “iOS 8” di twitter sebelumnya. πŸ˜€ Saran saya bagi yang baru akan melakukan upgrade, gunakan saja bantuan iTunes. Ini sangat membantu bagi pemilik iPhone yang memory internalnya 16 GB dan males menghapus-hapus konten. Bagi pemilik iPhone 32 GB ke atas dengan memory yang lega melakukannya secara OTA saya kira tidak masalah.

Seingat saya ada 2 kali proses restart sampai dilayar iPhone muncul tulisan “Hello” kemudian saya hanya perlu menekan beberapa kali tombol next saja sampai saya mendapatkan Tampilan Home Screen seperti di bawah. Oh, iya, diantara beberapa kali menekan tombol next ada tawaran apakah ingin meng-upgrade iCloud. Kali ini saya menjawa “Tidak” dulu, karena toh file yang ada di iCloud baru bisa dibaca nanti setelah ada OS X Yosemite. Sekarang belum bisa.

Apa yang pertama kali terlihat berbeda dari tampilan iOS 8 ini adalah gambar hati (icon aplikasi Health), gambar buku (icon aplikasi iBook) dan Control Center dengan tampilan yang berbeda. Tidak ada fungsi baru dalam Control Center dengan tampilan barunya yang menurut saya tidak sebagus yang di iOS 7.

Health App di iOS 8

Health App di iOS 8

Aplikasi yang pertama kali saya coba adalah Health.Β Begitu aplikasi Health terbuka, saya tidak punya ide tentang apa saja yang ditampilkan aplikasi ini. Saya hanya melihat-lihat setting dan menu tanpa tahu pasti apa yang perlu saya lakukan, hehe. Hal yang bisa saya lakukan sebatas memasukkan data tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, tanggal lahir dan jenis golongan darah. Pagi ini, selangΒ sehari saya menggunakan iOS 8, yang sudah bisa saya baca di Health adalah seberapa jauh saya sudah berjalan dari kemarin siang sampai pagi ini. Tentu ini jarak berjalan yang diukur ketika saya membawa iPhone.

Kamera adalah aplikasiΒ yang paling saya gunakan di iPhone. Seharusnya memang saya segera mencobanya.

Kamera di iOS 8 ini mempunyai beberapa fitur yang bisa langsung digunakan.Β Fitur-fitur itu adalah: timer, manual exposure dan time lapse. Timer ini bisa digunakan untuk kamera depan dan kamera belakang iPhone dan mempunyai dua pilihan waktu yaitu 3 dan 10 detik. Bila mengambil gambar dengan fitur timer, maka kamera akan mengambil 10 foto secara sekaligus (burst). Kita bisa menyimpannya semua atau langsung memilih yang terbaik. Fitur timer ini pun dilengkapi dengan suara beep dan bila yang digunakan adalah kamera depan, maka LED Flash akan flashing beberapa kali sampai Kamera mengambil gambar. Btw fitur ini akan bermanfaat bagi yang suka selfie berjamaah atau welfie. Kehadiran fitur timer di Kamera iOS 8 membuat beberapa aplikasi Timer Kamera di iPhone menjadi tidak berguna. Sekarang aplikasi-aplikasi Timer itu sudah saya hapus.

Manual Exposure di Kamera iOS 8 tidak langsung kelihatan begitu kamera dijalankan. Tap to fucus dimanapun di tampilan view finder kamera, bila kemudian muncul icon bergambar matahari berarti Exposure siap diatur-atur manual. Geser slider ke atas dan kanan untuk menaikan exposure atau ke bawah dan kiri bila menginginkan hasil foto lebih gelap. Time Lapse di Kamera iOS 8 belum sempat saya coba. Bukan karena tidak tertarik, tetapi karena belum sempat saja, dan belum punya Tripod khusus untuk iPhone agar video time lapse yang dibuat bisa leluasa mengkomposisikannya.

Dibandingkan Android dan Blackberry (entah bila di Windows Phone karena saya belum pernah punya), iPhone jauh ketinggalan dalam hal kemudahan untuk mengetik. Untuk itulah barangkali Quick Type dihadirkan di iOS 8 ini. Di keyboard iPhone 5s saya sebelumnya membuat 3 setting bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, US English dan Emoji. Pada mode US English, fitur Quick Type berjalan bagus. Kabar buruknya adalah begitu saya berpindah ke input Bahasa Indonesia. Quick Type nya iOS 8 tidak bisa banyak membantu mengetik dalam Bahasa Indonesia. Padahal ini adalah bahasa yang sering saya gunakan.

Sedikit obat kecewa dari ketidak mampuan Quick Type di iOS 8 membantu memperlancar mengetik dalam Bahasa Indonesia, fitur dictation yang baru ada ditambahkan di keyboard bahasa Indonesia hampir bisa mengerti semua kata-kata yang saya ucapkan. Kesalahan yang terjadi bisa dibilang sedikit. Misalnya ketika saya mengucapkan “Suro Efendi”, maka iOS 8 selalu gagal dan mengetiknya sebagai: Saran Effendi. hihi

Interactive Notification. Sebagai mantan pengguna Blackberry, tentu Interactive Notification merupakan fitur yang saya tunggu-tunggu. Saya membayangkan membalas semua pesan baik mail, messenger, social media dll melalui satu tempat sebagaimana yang bisa dilakukan melalui Blackberry Hub. Sayangnya fitur Interactive Notification bahkan sepertinya belum jalan di iPhone 5s saya. Semua notifikasi sepertinya masih seperti apa yang ada di iOS 7. Saat ini saya masih mencari apa masalahnya atau dimana saya bisa men-setting Interactive Notification.

Sementara ini dulu yang saya tuliskan dari pengalaman saya meng-upgrade iPhone 5s ke iOS 8. Saya akan tambahkan atau membuat post blog baru seiring saya menggunakan sistem operasi mobile dari Cupertino ini. πŸ˜€

Merekam Video dengan iPhone 5s

Menginginkan bisa merekam video dengan bagus dengan menggunakan kamera ponsel seolah kedengaran kurang kerjan. Kalau ingin merekam video berkualitas bagus kenapa tidak mau sedikit repot menggunakan Camcorder atau DSLR yang mempunyai fitur perekaman video yang baik. Benar juga sih.

Tapi ini bukan perkara mau repot apa engga. Tidak jarang keadaan memaksa kita dengan tidak memungkinkan membawa Camera atau Camcorder. Entah itu karena alasan kepraktisan maupun ya karena larangan. Misalnya di dalam sebuah konser musik, seorang penonton dilarang untuk membawa Camera atau Camcorder. Namun diperbolehkan tetap membawa ponsel masing-masing.

Selain itu merekam video dengan menggunakan ponsel/smartphone memiliki beberapa kelebihan selain alasan kepraktisan dan portabilitasnya. Dengan iPhone 5s misalnya, saya bisa langsung menyunting video yang baru saja direkam dengan aplikasi yang bernama iMovie. Kemudian saat itu juga kita bisa langsung mengunggahnya ke Youtube via koneksi 3G maupun Wi-fi yang saat ini terdapat dimana-mana.

Mengunggah video kemana pun boleh ding, tidak harus ke Youtube. Video bisa mudah diunggah ke Vimeo, Facebook, Vine, Flickr dan layanan-layanan lain sejenis. Berikut ini adalah salah satu video konser musik yang saya rekam dengan iPhone 5s. Video berformat HD ini tentu saja berukuran file sangat gendut. Untungnya saya bisa mengunggahnya melalui jaringan internet Speedy. πŸ™‚

Video ini saya ambil beberapa waktu yang lalu ketika saya menonton konser Closer2Tulus di Liquid Cafe Yogyakarta. Di video memang tidak saya beri titel apa lagu ini. Karena saya memang tidak mengenal Tulus sebelumnya dan belum cukup akrab dengan karya musiknya, hehehe.

 

Masalah iPhone 5s dengan Ubuntu 13.10

iPhone 5s won't trust Ubuntu 13.10

iPhone 5s won’t trust Ubuntu 13.10

Di Ubuntu, umumnya saya bisa langsung mencolokkan kabel Apple lighting – USB yang terhubung dengan iPhone 5s ke port USB di PC/Laptop bila saya ingin menyalin foto-foto dari iPhone. Oleh Ubuntu 13.10, iPhone akan terbaca sebagai drive baru. Drive yang di dalamnya berisi foto-foto dan file-file lain yang mana saya bisa secara langsung menyalinnya. Untuk keperluan menyalin foto seperti ini di Ubuntu 13.10 saya tidak memerlukan software apapun seperti iTunes. Memang kalau mau melakukan managemen iPhone secara leluasa ya harus menggunakan iTunes yang hanya bisa berjalan di Mac OS dan Windows. 😦

Tidak apa-apa, aku rapopo, bukankah saya lebih sering membutuhkan memindahkan foto-foto dari dalam memory internal iPhone saja.

Sedikit permasalahannya adalah ketika saya mulai menggunakan iPhone 5s, pop up muncul di iPhone menanyakan apakah komputer yang tersambung ini merupakan komputer yang terpercaya. Pop up ini akan hilang begitu saya menekan “Yess”. iPhone 5s pun muncul sebagai drive baru yang bisa dibaca tulis. Pop up ini selalu muncul tiap kali saya menyambungkan iPhone 5s ini bahkan ke laptop/komputer Ubuntu yang sama.

Permasalahan muncul makin merepotkan ketika saya meng-update iPhone 5s ke iOS 7.1 (sebelumnya adalah iOS 7.0.1). Pop up yang sama seperti di atas muncul, namun meski telah saya tekan “Yes”, pop up itu tetap saja muncul dan iPhone 5s tidak mau terbaca sebagai drive baru.

Saya pun mulai googling dan menemukan bahwa di Ubuntu 13.10 sendiri masih terdapat bug terkait library dengan iDevice. Saya pun disarankan untuk menginstall patch. Dan ternyata dengan menginstall patch itu, masalah ini sekarang telah teratasi. Saya hanya perlu sekali menekan “Yes” bila ditanya apakah ini komputer terpercaya. Selanjutnya iPhone 5s akan selalu terbaca sebagai drive baru tanpa ditanya-tanya lagi oleh iPhone 5s.

File patch itu bisa diunduh di SINI <–file telah saya share di Google Drive.

Perintah untuk install:

sudo dpkg -i libimobiledevice4_1.1.6-git20140105_amd64.deb

Tulisan terkait:

Upgrade iOS 7.1 di iPhone 5s

iPhone 5s dan Update ke iOS 7.1

update to iOS 7.1

update to iOS 7.1

Ketersediaan update iOS 7.1 untuk iPhone 5s ini saya ketahui kemarin, namun saya baru melakukan update itu pada pagi hari ini. Karena kemarin saya kesulitan menemukan koneksi Wi-Fi. File update sebesar 268 MB adalah volume yang besar untuk saya download menggunakan paket data seluler saya.

Melalui jaringan Speedy 3 Mbps, file update sebesar 268 MB bisa diunduh dalam waktu kurang dari 15 menit. Setelah file ini terdownload apa yang perlu saya lakukan adalah menyetujui Term and Conditions. Kemudian proses update berjalan otomatis. Seingat saya perlu satu kali restart otomatis sampai iPhone 5s siap dengan iOS terbarunya.

Perubahan yang paling kentara bagi saya di iPhone 5s dengan iOS 7.1 ini adalah pada tampilan keypad yang menjadi Bold. Bagi saya tampilan keypad yang lebih bold terasa membantu. Semoga dengan keypad bold ini bisa mengurangi tingkat ke-typo-an saya.Β  Baca lebih lanjut

Masalah Fokus pada Kamera iPhone 5s

Setiap mempunyai ponsel baru, maka apa yang saya coba-coba pertama kali (dan fitur yang paling saya sukai) adalah kamera. Begitu pun dengan iPhone 5s yang baru saja sampai di genggaman saya beberapa hari yang lalu. Saya menggunakannya untuk memotret apa saja. Dari benda-benda di sekitar saya, landscape sampai hewan-hewan kecil seperti capung, kupu-kupu, lebah dan sejenisnya.

Masalah fokus ini saya temukan beberapa hari yang lalu ketika saya memotret capung di sawah. Sulit sekali untuk memotret capung dengan hasil yang bagus. Kebanyakan gambar capung yang saya dapatkan kabur. Namun aneh ketika saya memotret capung yang berwarna hijau. iPhone 5s cukup mudah menemukan fokus untuk capung berwarna hijau ini.

Kemudian saya menemukan kupu-kupu berwarna cokelat. Memotret kupu-kupu sambil menahan nafas pun tidak menghasilkan foto yang bagus. Foto kupu-kupu kabur, blur. Sampai saya mempunyai sedikit trik untuk mengakali hal ini. Saya mencoba mencari fokus pada obyek lain sebelum memotret obyek utama. Apa yang saya coba adalah daun yang berada di dekat obyek yang akan saya potret. Dengan syarat daun itu kira-kira sama terangnya dengan obyek yang ingin saya potret. Kemudian saya mengambil jarak kira-kira sama dengan rencana saya mengambil jarak dengan obyek yang ingin saya potret. Nah, kepada daun ini lah saya mengunci fokus dan eksposure (sampai di layar iPhone 5s muncul tulisan AF/AE locked berwarna kuning). Baru saya memotret kupu-kupu dan capung itu. Hasilnya lumayan.

 

Nah, dengan trik ini, untuk mendapatkan foto-foto yang lebih bagus sedikit banyak dipengaruhi seberapa akurat saya memperkirakan jarak obyek dengan kamera (untuk dipergunakan menentukan jarak dengan dummy focus). Ini tidak mudah. Toh tidak mungkin saya mempergunakan penggaris untuk menghitung jarak itu. Dan harus hati-hati biar obyeknya (capung, belalang, kupu-kupu) tidak terbang.

Harus banyak latihan!

Foto-foto saya di atas bisa dilihat di akun instagram saya di: http://instagram.com/jarwadi. Silakan tengok ya…