Soto Semarang “Pak Slamet Ragil”, Mau Mencicipi?

IMG_5519.resized

Soto Semarang “Pak Slamet Ragil”

Oleh masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya, Desa Logandeng dikenal sebagai “Desa Soto”. Ini tidak berlebihan. Di desa yang terletak di kecamatan Playen ini memang surganya penikmat soto seperti saya. Semua soto yang rasanya enak ada di sini. Sebut saja Soto Tan Proyek, Soto Mbah Noto dan Soto Lik Prapto yang tersohor ada di desa ini. Di desa ini tidak hanya ada soto-soto tersohor yang saya sebut di depan. Ada banyak sekali warung soto dengan kekhasan masing-masing berada di Desa Soto, Desa Logandeng ini.

Salah satu rumah makan yang menawarkan varian soto baru yang baru saja buka di Logandeng adalah Soto Semarang “Pak Slamet Ragil”. Beralamat di Jalan Wonosari-Jogja KM 4 Logandeng, Playen, Gunungkidul. Soto “Pak Slamet Ragil” persisnya terletak tak jauh di sebelah barat Tugu Selamat Datang. Sebelah kiri jalan bila Anda dari arah Yogyakarta.

Bingung akan makan siang dimana, Sabtu pekan lalu saya menuju rumah makan ini untuk mencicipi Soto Semarang yang belum pernah saya coba sebelumnya.

Siang menjelang Dhuhur, Rumah Makan ini tidak nampak ramai pengunjung. Jadi saya bisa leluasa mengamati daftar menu yang ditempel di dinding. Saya mememasan Soto Semarang. Saya memilih Soto Semarang Nasi Campur, bukan Soto Nasi Pisah, karena alasan kepraktisan. Untuk minum, saya memilih Es Cendol Hitam khas Semarang. Saya pikir minuman dingin cocok dinikmati di siang yang panas seperti.

Baca lebih lanjut

Foe Yung Hai Jamur dan Sate Jamur di RM Jejamuran Yogyakarta

sate jamur

Menu panganan khas berbahan jamur di RM Jejamuran di Yogyakarta sebenarnya sudah lama saya dengar. Karena Rumah Makan itu memang sangat terkenal. Pangan berbahan jamur juga bukanlah sesuatu yang baru apalagi aneh bagi saya. Saya sudah mengenal makan jamur sedari kecil.

Kali ini saya baru pertama kali mencicipi menu jamur di RM Jejamuran karena alasan jarak saja. RM Jejamuran terletak di ujung utara jogja, tepatnya di: Jl. Magelang KM. 11 RT. 01 RW. 20, Desa Niron, Pandowoharjo, Tridadi, Kec. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan saya tinggal di Gunungkidul. Suatu jarak hampir 60 km atau satu setengah jam perjalanan bila lalu lintas cukup lancar.

Siang itu (Sabtu, 25 Juli 2015), saya merasa beruntung berkesempatan ngobrol dan makan siang dengan Mas Ainun Najib (tangan dan otak di balik situs http://kawalpemilu.org yang fenomenal pasca Pilpres 2014 lalu) dan tempat makannya pun tidak kalah menarik: RM Jejamuran dengan menu khas berbahan jamur. Terang saja, saya berangkat ke sana dengan penuh semangat.

Namanya juga undangan makan siang. Acara utamanyatentu makan-makan. Selingannya adalah ngobrol-ngobrol santai tentang software development, IT for public service yang mengerucut kepada Hackathon@Istana yang akan diselenggarakan di Setneg pada tanggal 22-23 Agustus 2015 yang akan datang. Kami pun mulai ngobrol sambil membuka-buka daftar menu di RM Jejamuran.

ngobrol di jejamuran

Seperti biasa ketika dihadapkan dengan daftar menu saya selalu bingung. Bingung karena pilihannya terlalu banyak. Tetapi kebingungan ini tidak perlu membuat saya berkecil hati. Rupanya hampir satu teman di meja makan yang panjang ini mengalami hal serupa. Hanya satu teman kami yang cukup familier menangani buku menu di sini.

Atas rekomendasinya saya pun memilih Foe Young Hai. Kemudian pesanan saya yang lain adalah Carica Squash dan Air Mineral. Yang terakhir ini tentu bukan menu khas di sini, hanya saya merasa perlu sesuatu untuk menyegarkan diri di siang hari yang panas. Baca lebih lanjut

Mencicipi Nasi Liwet Jambal Roti

Buku Menu di The KiosK Dago

Buku Menu di The KiosK Dago

Saya selalu bingung ketika dihadapkan dengan daftar menu di rumah makan seperti ini. Memilih beberapa dari banyak sekali jenis masakan yang fotonya bagus-bagus semua jelas susah. Memesan semua yang ada di daftar menu jelas bukan pilihan. Nanti repot di akhir dengan apa membayarnya. Untungnya, malam itu di The KiosK Food Market Dago ada teman lama saya, Ermaya, yang merekomendasi beberapa yang harus saya coba.

Kami pun kemudian menulis: Cireng Cipaganti, Tahu Gejrot, Nasi Liwet Jambal Roti,Jus Jeruk, Teh Lemon dan air mineral. Dua yang terakhir saya pesan karena biasanya saya sulit makan tanpa cukup minum. …

Cireng Cipaganti

Cireng Cipaganti

Tahu Gejrot Sukabumi

Tahu Gejrot Sukabumi

Nasi Liwet Jambal Roti

Nasi Liwet Jambal Roti

Baca lebih lanjut

Wish You Were Here

IMG_2684.resized

Akhir pekan habis hujan. Sore masih penat. Deraan kesibukan sepekan tidak mau beranjak begitu saja. Penat meski tidak sepanas cuaca Jogja seperti yang terjadi beberapa hari ini.

Saya merasa beruntung ketika beberapa waktu yang lalu menyanggupi ajakan teman-teman Komunitas Blogger Jogja untuk kopdar di Nanamia Pizzeria. Acaranya apalagi kalau bukan kopdar seru berbingkai kopdar seru.

Satu jam saya lewatkan di jalan sampai menginjakkan kaki di sebuah kedai Pizza di Jalan Tirtodipuran No. 1 Yogyakarta.  Suasana Pizzera teduh, santai dan pelan-pelan menyapa saya dengan keramahan suatu garden resto. Dengan meja dan kursi-kursi kayu sederhana berjajar di atas rumput hijau yang ditata rapi.

Memang betul kalau ada yang menuduh saya sebagai “orang aneh”, kalau mencicipi makanan baru bukan dengan lidah, tetapi dengan mata kamera. Iya deh, saya sering tidak tahan untuk tidak memotret jenis makanan apa saja, baik itu yang baru maupun yang sudah berulang kali saya potret.

2 gelas Litchi Al Aranci. Saya letakkan sendiri di meja kayu ini. Saya kebetulan bernafsu menggunakan garis-garis meja kayu ini sebagai tekstur, sebagai background dari sebutlah baverage ini. Agar kesan segarnya terlihat kontras.

Belum jadi menekan tombol shutter, khayal saya memberontak. Ingin meneriakan sesuatu, walau akhirnya saya bisikan dalam hati saja, “wish you were here”

IMG_2685.resized.rotated

Ini adalah Insalata Mediteranea, yang saya nikmati sambil mengetikan tulisan ini. Sambil tentu saja menyesap seduhan yang konon berbahan jeruk, mint dan leci. Entah sore ini saya keranjingan apa yang jelas saya menikmatinya sembari menunggu sajian Pizza ala Nanamia Pizzeria.

Mau Kulineran di Bandung, Ini Rekomendasi Hotel Dariku

traveloka01Jalan R.E.Martadinata atau Jalan Riau adalah kawasan yang wajib Anda kunjungi jika berakhir pekan di Bandung. Di sepanjang jalan ini, Anda akan menemukan beragam café, restoran Belanda, fast food, hingga aneka jajanan kaki lima seperti siomay, bakso, otak-otak, dan es durian.

Selain wisata kuliner, Jalan Riau juga terkenal sebagai surga belanja. Puluhan factory outlet yang menjual barang branded dengan harga miring berjajar di kedua sisi jalan. Toko perabotan antik dan gerai isi ulang parfum juga turut memadati kawasan ini.

Sayangnya, Jalan Riau cukup padat saat akhir pekan. Daripada harus membuang waktu terjebak kemacetan, sebaiknya Anda menginap di hotel dekat Jalan Riau. Tidak perlu khawatir soal harga karena terdapat hotel-hotel murah, apalagi sekarang banyak OTA, misalnya Wego dan Traveloka, yang gencar menawarkan hotel di Bandung dengan harga promo atau pun diskon.

Berikut ini adalah lima hotel murah yang dapat Anda temui di sekitar jalan Riau Bandung:

1. Hotel Anggrek Gandasari

traveloka02

Hanya dengan berjalan kaki sekitar 5 menit dari Hotel Anggrek Gandasari, Anda sudah sampai di jalan Riau. Jika ingin sekalian ke Dago, jaraknya hanya 10 menit berjalan kaki. Gedung Sate juga dapat Anda capai dengan berjalan kaki sekitar 15 menit.

Hotel Anggrek Gandasari menyediakan layanan antar jemput ke bandara. WiFi tersedia di area umum hotel dan layanan kamar Anda sudah termasuk laundry.

2. Amaris Hotel Cimanuk

traveloka03

Meski hanya perlu 3 menit berjalan kaki menuju jalan Riau, sebaiknya Anda mengambil langkah santai sambil menikmati kerindangan pohon di sekitar sini. Lokasi Amaris Hotel Cimanuk juga sangat dengan Toko Coklat yang memiliki lebih dari 30 varian praline (coklat kecil dengan isi di dalamnya). Baca lebih lanjut

Nasi Bakar, Bagaimana Cara Me-Review-nya?

Nasi Bakar Madam Tan

Nasi Bakar Madam Tan

Es  Madam Tan

Es Madam Tan

Foto diambil dari post di akun Google+ saya di sini.

Saya tidak tahu apakah jenis makanan dan minuman yang saya pesan pas. Dalam arti Nasi Bakar dan Es Campur itu merupakan perpaduan yang sesuai, match untuk dinikmati begitu. Entahlah. Baca lebih lanjut

Wedang Asele

Begitu mendengar ada nama minuman bernama Wedang Asele di kota Solo, semalam saya langsung penasaran mencoba minuman ini. Apalagi segala puji oleh seorang teman saya Miss Lusi, diberikan kepada minuman yang hanya ada di Solo ini. Apalagi Miss Lusi dengan segala ketajirannya siap mentraktir kami kulineran malam ini.

Tidak sulit untuk menjangkau tempat Wedang Asele di kota Solo ini. Bukan karena letak tempatnya, tetapi Miss Lusi yang hafal fasih tiap tikungan menuju sudut kuliner kota.

Wedang Asele

Wedang Asele

Untuk urusan kuliner malam ini, Miss Lusi -lah wiki -nya. Jadi saya, Miss Antik, Miss Dian tinggal terima beres dan enaknya saja.

Malam harinya, acara kuliner masih berlanjut. Kira-kira jam 11 malam, kami diajak menuju Galabo. Sayang. kebanyakan tempat di sana sudah mulai kukut. Padahal konon Galabo buka sampai jam 1 dini hari.

Tidak apa-apa, destinasi kuliner berikutnya adalah Bakmi Jawa Pak Dul di depan kecamatan Pasar Kliwon Solo.

Bakmi Godhog Pak Doel

Bakmi Godhog Pak Doel

Oh, iya, ini geng kulineran tadi malam:

Rombongan sirkus jogja segera meluncur...

Rombongan sirkus jogja segera meluncur…

 

Masih Tentang Makanan Enak

Saya menduga cara kita menilai enak dan tidaknya suatu makanan atau suatu tempat makan adalah ketika pertama kali kita mencoba suatu makanan atau suatu makanan di tempat makan tertentu. Dengan kata lain, enak dan tidak enak adalah sebuah kesan pertama. 😀 Yang benar saja. Karena kita tidak akan atau enggan kembali ke tempat makan yang sama bila kesan pertama yang kita dapatkan sudah tidak sesuai selera.

Apa yang di tweet pakdhe Nukman di atas sebenarnya hal yang sering kita dengar. Saya sendiri jarang mendengar ada komentar tentang rumah makan kesukaan begini, “Soto pak Soleh sekarang lebih enak dari dulu”. Kesan ‘enak to the max‘ ada pada kesan pertama. Kalau komentar begini, “Soto pak Anu sekarang sudah tidak seenak dulu” sih sering saya dengar. Rupanya menjaga kualitas (cita rasa) juga merupakan masalah umum dimana-mana. 🙂

Selamat hari Senin. Sudah sarapankah hari ini?

Bakmi Jawa yang Enak di Wonosari, Dimana?

Bakmi Jawa

Bakmi Jawa

Kawan dari Cianjur (Jawa Barat) ketika semalam kami tawari ajakan makan memilih ingin mencicipi Bakmi Jawa. Ia penasaran dengan Bakmi Jawa asal Gunungkidul yang terkenal enak-enak.

Bicara kuliner malam khas Wonosari memang belum afdol tanpa mencicipi Bakmi Jawa. Bakmi Jawa ada dimana-mana di tiap sudut malam kota Wonosari dan sekitarnya. Mana yang enak?

Bibir saya hampir menyebutkan nama seorang tukang Bakmi Jawa di Piyaman Wonosari. Untungnya nama itu belum terlanjur terlisankan. Saya spontan teringat apa kata Herman Saksono. Apa yang membuat Bakmi Jawa khas adalah lidah tiap orang selalu berbeda dalam merasai Bakmi Jawa. Tidak ada selera umum yang menobatkan Bakmi Jawa yang paling enak dimana. Tidak ada hegemoni selera seperti Soto Tan Proyek untuk cita rasa persotoan, Pak Turut untuk persatean, Mbok Sidas untuk persambelgorengan, Yu Jum untuk pergudhegan dan sebagainya.

Foto di atas adalah Bakmi Jawa yang dimasak oleh chef Suradi yang mangkal di depan garasi bis Maju Lancar. Kalau lidah saya merasa bakmi jawa pak Suradi ini agak manis-manis gurih. Meski saya tidak suka manis pada makanan berasa gurih, toh saya melahapnya dengan tuntas. 😀

Kalau menurut Anda, Bakmi Jawa mana yang paling enak cocok dengan selera? Atau belum pernah mencicipi? Yuk bareng kulineran malam Wonosari. 🙂

Makanan Enak?

Saya tadi pagi nge-tweet tentang soto Pak Gareng yang terletak di sebelah timur Jalan Pangeran Mangkubumi, sebelah utara stasiun Tugu itu. Kemudian di twitter pula ditanya oleh Pak Budi Rahardjosoto p. Gareng apa enaknya? dan dimana? (siapa tahu ke yogya bisa jadi referensi :))

Saya tidak bisa menjawab. Makanan enak itu ya enak begitu saja. Saya tidak bisa memvisualisasikan rasa makanan enak itu seperti apa. :))