Oleh masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya, Desa Logandeng dikenal sebagai “Desa Soto”. Ini tidak berlebihan. Di desa yang terletak di kecamatan Playen ini memang surganya penikmat soto seperti saya. Semua soto yang rasanya enak ada di sini. Sebut saja Soto Tan Proyek, Soto Mbah Noto dan Soto Lik Prapto yang tersohor ada di desa ini. Di desa ini tidak hanya ada soto-soto tersohor yang saya sebut di depan. Ada banyak sekali warung soto dengan kekhasan masing-masing berada di Desa Soto, Desa Logandeng ini.
Salah satu rumah makan yang menawarkan varian soto baru yang baru saja buka di Logandeng adalah Soto Semarang “Pak Slamet Ragil”. Beralamat di Jalan Wonosari-Jogja KM 4 Logandeng, Playen, Gunungkidul. Soto “Pak Slamet Ragil” persisnya terletak tak jauh di sebelah barat Tugu Selamat Datang. Sebelah kiri jalan bila Anda dari arah Yogyakarta.
Bingung akan makan siang dimana, Sabtu pekan lalu saya menuju rumah makan ini untuk mencicipi Soto Semarang yang belum pernah saya coba sebelumnya.
Siang menjelang Dhuhur, Rumah Makan ini tidak nampak ramai pengunjung. Jadi saya bisa leluasa mengamati daftar menu yang ditempel di dinding. Saya mememasan Soto Semarang. Saya memilih Soto Semarang Nasi Campur, bukan Soto Nasi Pisah, karena alasan kepraktisan. Untuk minum, saya memilih Es Cendol Hitam khas Semarang. Saya pikir minuman dingin cocok dinikmati di siang yang panas seperti.
Sambil menunggu pesanan yang tidak tiba-tiba datang, saya menyempatkan mengamati sekeliling. Meja dan kursi makan yang tertata rapi, daftar menu dan gambar-gambar yang terpajang di dinding dan lain-lain. Di meja dimana saya menunggu pesanan, saya dapati kotak tisu, tempat sambal, kecap, ekstra garam dan tusuk gigi. Rasanya meja-meja di sini juga ramah dengan perokok. Ada asbak di setiap mejanya.
Soto Semarang “Pak Slamet Ragil”
Saya tidak buru-buru mencicipi ketika pesanan Soto Semarang saya tiba di meja. Tahu apa yang saya lakukan? Benar! Demi foto-foto di tulisan blog ini. Soto Semarang “Pak Slamet Ragil” disajikan di meja saya dengan cantik. Begitu pula dengan Es Cendol Hitam yang saya pesan. Ini membuat saya betah memotret dengan ponsel lawas yang biasa saya bawa kemana-mana.
Tanpa menambahkan kecap, sambal dan garam tambahan, saya mencicipi kuah Soto Semarang yang nampak kaldu ayamnya kental ini. Rasanya cukup gurih. Saya terus mencicipinya dengan suwiran daging ayam yang tertabur di permukaan soto serta mie putih dan toge dalam soto ini.
Kecap yang konon khas Semarang pun mulai saya tambahkan sedikit-demi sedikit. Ingin sedikit perasa pedas, sambal pun saya tambahkan. Bagi saya perasa asin dalam Soto Semarang “Pak Slamet Ragil” ini sudah cukup. Saya tidak merasa perlu menambahkan ekstra garam.
Dalam beberapa saat saja, semangkuk soto ini habis. Entah karena porsinya terbilang sedikit (lihat mangkuknya yang mungil) apa entah karena saya sedang lapar.
Dalam foto di atas ada Pergedel Kentang yang saya tambahkan. Saya sengaja memilihnya dari tahu, tempe goreng dan sate yang telah disediakan di meja sebagai pelengkap Soto Semarang ini.
Es Cendol Hitam Khas Semarang
Minuman ini konon menggunakan bahan pemanis gula jawa asli, dipadu dengan santan dan bahan-bahan lain yang menghasilkan rasa manis gurih yang khas. Cendolnya sendiri dibuat dari tepung pati. Saya tidak tahu pewarna hitamnya menggunakan apa. Kali ini saya memesan Es Cendol Hitam versi yang tanpa menggunakan tape ketan. Perut saya kurang bersahabat dengan tape.
Menurut lidah pengecapan saya, Es Cendol Hitam ini rasanya biasa-biasa saja. Tidak jauh berbeda dengan beberapa Es Cendol yang pernah saya cicipi. Apa yang bagi saya agak mengganggu adalah ada rasa “kresek-kresek”, seperti ada pasir kecil-kecil ketika saya menghabiskan Es Cendol ini.
- Harga Soto Ayam Nasi Campur : Rp 7.000,-
- Harga Es Cendol Hitam : Rp 4.000,-
- Harga Bergedel : Rp 2.000
Selain Soto Semarang khas andalannya di Rumah Makan Pak Slamet Ragil ini juga tersedia Menu Kupat Tahu dan Tahu Gimbal. Mungkin lain kali saya perlu mencoba mencicipinya.
aku penasaran sama es cendol hitam belum pernah nyicipi, rasanay sama gak kaya cendol hijau?
Suwiran daging ayamnya mantap ya, Mas. Itu warna kuahnya juga hmm… kayaknya khas rasa rempahnya. Jadi kepengin….
tempatnya sederhana dan kelihatannya bersih banget ya. Harganya juga terjangkau. Jadi pengen makan soto >,<
Murah, menggoda selera..:-)
tertarik sama es cendol hitamnya malahan 😀