4 Teknologi Baru di Nike Air Zoom Alphafly Next %

Foto dari Akun Instagram Bayu Widyanto

Pekan ini saya melihat kawan-kawan saya dan banyak orang mengunggah foto sepatu Nike Air Zoom Alphafly Next % baru mereka di Instagram. Suatu pemandangan yang membuat saya lega. Setidaknya itu merupakan indikator bahwa ekonomi tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang sebelumnya.

Bagi orang-orang yang mampu, Nike Air Zoom Alphafly Next % merupakan sepatu lomba terbaru dari Nike yang pantas dicoba. Alphafly Next % merupakan sepatu yang prototype -nya berhasil mengantarkan Elliud Khipcoge memecahkan barrier Marathon di Ineos dengan catatan waktu 1:59:40 pada tahun 2009. Sepatu yang merupakan penerus Nike ZoomX Vaporfly Next % yang sebelumnya juga telah digunakan Elliud untuk memecahkan record marathon dan telah terbukti membantu banyak orang memecahkan pesonal best masing-masing.

Nike Air Zoom Alphafly Next % sudah dijual kepada khalayak di beberapa negara sejak 2 Juli 2020. Meski sampai sekarang sepatu ini belum tersedia secara resmi di Indonesia. Para fun boy seperti teman-teman saya biasanya membeli sepatu ini dari luar negeri atau melalui jasa titip semisal @runningwarehouse.id.

Jadi jangan heran bila harga sepatu ini saat ini di Indonesia amat tinggi. Sepatu yang sejatinya dibanderol dengan harga US $ 275 karena proses pembeliannya yang tidak sederhana bisa mencapai Rp 7 juta per pasang di tangan pungguna akhir. Alphafly Next % bagi saya juga menarik untuk dicoba, tetapi harga yang sangat mahal-lah yang membuat saya kurang tertarik. Bagi saya harga sepasang sepatu ini hampir bisa digunakan untuk membeli 3 pasang sepatu training seperti Nike Zoom Pegasus 37 yang sudah tersedia di Indonesia dengan harga Rp 1.799.000,-

Setelah 2 pekan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat lari, saat ini sudah banyak orang yang memberikan review positif terhadap Nike Air Zoom Alphafly Next %. Kebanyakan reviewer mengatakan sepatu ini memberikan peningkatan performa yang meyakinkan baik untuk berlomba dalam kategori 5K, 10K, HM, sampai Marathon.

Saya sendiri belum bisa banyak berkomentar kecuali saya akan menulis apa saja hal baru di sepatu ini menurut website official dari Nike.

Zoom Air Pod di Nike Air Zoom Alphafly Next %

Saya duga Air Pod ini merupakan perubahan paling penting dalam sepatu racing terbaru dari Nike ini. Sampai-sampai Nike mengubah nama sepatu lomba super cepat ini dari sebelumnya Nike Zoom X Vaporfly Next % menjadi Nike Air Zoom Aphafly Next %.

Perhatikan perubahan dari ZoomX menjadi Air Zoom. Kata Air Zoom sendiri sebenarnya bukan istilah baru di jajaran sepatu-sepatu produksi Nike. Sebut saja sepatu-sepatu seperti Nike Air Zoom Pegasus, Nike Air Zoom Vomero, Nike Air Zoom Winflow, Nike Air Zoom Odyssey, Nike Air Zoom Span, Nike Air Zoom Streak, dan lain-lain.

Sama – sama menggunakan istilah Air Zoom tetapi bukan berarti Nike Air Zoom Alphafly Next % menggunakan teknologi yang sama dengan sepatu-sepatu yang menyematkan kata Air Zoom di nama – nama mereka. Bila sepatu – sepatu sebelumnya yang bernamakan Air Zoom menggunakan air bag yang diletakkan baik di bagian bawah heel, di bagian bawah front foot, ataupun full length air bag seperti yang terpasang di Nike Zoom Pegasus 36 maka Alphafly Next % menggunakan teknologi yang disebut Air Pod, diletakkan di bagian sepatu di bawah area bola – bola kaki (foot balls).

Nike mengklaim penambahan teknologi Air Pod ini meningkatkan efisiensi berlari berupa energy return sampai lebih dari 90%. Teknologi Air Pod ini bekerja untuk membantu Zoom X foam dan full length plate carbon dalam menciptakan energy return yang maksimal.

Zoom X Foam Lebih Banyak di Nike Air Zoom Alphafly Next %

Menurut Nike, Zoom X Foam unik dalam 2 hal, ia sangat ringan sekaligus sangat responsif. Alphafly mempunyai Zoom X Foam lebih banyak yang bermanfaat untuk melindungi kaki dari benturan sekaligus memberikan bantalan yang lebih baik.

Busa Zoom X yang lebih banyak ini saya duga menjadi salah satu faktor yang membuat sepatu ini lebih berat dari pendahulunya, yaitu Nike Zoom X Vaporfly Next %. Selain faktor lain yaitu penambahan komponen Air Pod. Bila Nike Zoom X Vaporfly Next % mempunyai bobot kurang dari 200 gram, maka Nike Air Zoom Alphafly Next % ini mempunyai bobot sekitar 230 gram.

Penambahan bobot yang sangat signifikan. Bobot yang nampaknya hampir menyamai bobot sepatu racing baru dari Adidas yaitu Adidas Adizero Adios Pro.

Customised Carbon-Fibre Plate di Nike Air Zoom Alphafly Next %

Carbon-Fibre Plate merupakan teknologi inti yang digunakan oleh Nike untuk merevolusi racing shoes ketika mereka memperkenalkan Nike ZoomX Vaporfly 4% ketika mereka berkolaborasi dengan Elliud Khipcoge untuk memecahkan barrier marathon 2 jam di Monza Formula 1 Stadium di Italia.

Saat itu dengan Vaporfly 4% -nya Nike meskipun belum berhasil menjadi sepatu yang digunakan untuk berlari marathon dalam waktu kurang dari 2 jam namu telah berhasil merebut perhatian masyarakat lari dengan desain sepatu yang keluar dari pakem. Bila sebelumnya sepatu-sepatu lomba lari saling berlomba – lomba memangkas bobot dan ketebalan sepatu, alih-alih Nike malah memperkenalkan sepatu dengan stack tinggi, tebal, dan nampak bongsor. Keunggulan yang ditawarkan saat itu adalah busa Zoom X (yang kemudian juga dipakai di sepatu Nike Zoom Pegasus Turbo) dan Carbon-Fibre Plate.

Kini setelah beberapa tahun menggunakan Carbon-Fibre Plate di sepatu lomba tercanggihnya, Nike berpikir untuk memperbaiki teknologi ini dengan menyempurnakan cara penggunaan pelat serat karbon dalam Alphafly Next %.

Bila di dalam sepatu Nike Zoom Vaporfly 4 % sampai Nike Zoom Vaporfly Next %, Nike menyisipkan Carbon-Fibre Plate dengan ukuran yang sama untuk semua ukuran sepatu, kini Nike berpikir dengan cara yang berbeda. Nike menyesuaikan ukuran Carbon-Fibre Plate untuk masing-masing sepatu. Bila ukuran sepatu lebih kecil maka Nike akan memberikan Carbon-Fibre Plate yang lebih kecil, sebaliknya ukuran pelat serat karbon akan ditambah untuk ukuran sepatu yang lebih besar.

Ini nampak masuk akal mengingat ukuran sepatu biasanya akan mencerminkan bobot tubuh pelari yang berbeda. Semakin tinggi ukuran sepatu biasanya seseorang akan mempunyai bobot yang lebih berat yang mana berat badan pelari akan mempengaruhi responsiveness dan energy return yang perlu diberikan oleh Nike Air Zoom Alphafly Next %.

AtomKnit di Nike Air Zoom Alphafly Next %

Selama masa testing, para desainer dan ahli di Nike menemukan bahwa Zoom X Foam dan Air Pod memberikan penambahan yang signifikan pada sepatu. Seperti yang sudah saya tuliskan pada awal artikel ini. Untuk memangkas bobot sepatu sebanyak beberapa gram, Nike berpikir untuk menciptakan teknologi FlyKnit baru yang lebih ringan dan lebih baik. Nike menyebutnya sebagai AtomKnit.

AtomKnit merupakan bahan FlyKnit yang dipanaskan dan direnggangkan, menghasilkan upper yang amat ringan, meningkatkan breathability, dan mengurangi penyerapan air, baik itu berupa air keringat maupun percikan air.

Satu komentar di “4 Teknologi Baru di Nike Air Zoom Alphafly Next %

  1. Ping balik: Tips Mengurangi Kebosanan Berolahraga Lari Sendirian – Gadget, Running & Travelling Light

Tinggalkan komentar