7 Hal Menarik di Sepatu Adidas Adizero Adios Pro ini

Perjalanan saya dengan brand tiga garis sejujurnya belum bisa dianggap sebagai sebuah perjalanan panjang. Apalagi bila dibandingkan dengan perjalanan saya dengan merk sebelah, brand contreng. Tetapi namanya juga perjalanan, baik itu panjang atau pendek bisa saja meninggalkan kesan dan kisah manis tersendiri.

Adidas Adizero Adios Boost 3 adalah satu-satunya produk tiga garis yang saya pakai. Mulanya karena coba-coba setelah seorang kawan menawarkannya dengan harga diskon yang amat seksi.

Tidak perlu waktu lama bagi saya untuk jatuh hati dengan bobot sepatu yang ringan dan karakter sepatu yang responsif ketika dipacu namun mempunyai ground feel yang terasa amat natural sehingga kaki tetap stabil meskipun sudah berlari dalam waktu cukup lama.

Hubungan manis saya dengan Adizero Adios Boost 3 berpuncak di Borobudur Marathon 2018. Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan sejak kaki saya mengenal racing shoes besutan Adidas. Ketika sepatu ini benar-benar mengantarkan saya meraih impian panjang memecahkan PB Marathon sub 4, persisnya 3 jam 46 menit.

Kisah manis inilah yang mendorong saya kali ini tertarik untuk membahas Adidas Adizero Adios Pro. Sepatu yang digadang-gadang Adidas menjadi bagian dari perjalanan panjang mereka sebagai pabrikan record breaking racing shoes.

Bila Adios Boost 3 berhasil mengantarkan Dennis Kimetto memecahkan record di Berlin Marathon 2014 dalam waktu: 2:02:57 dan mengantarkan saya menggapai mimpi Marathon sub-4, maka Adizero Adios Pro yang prototype-nya pernah berhasil mengantarkan Mary Keitany meraih podium 2 New York City Marathon 2019 dalam waktu 2:23:32 ini diharapkan bisa kembali dikenakan untuk mengambil record dari Elliud Kipchoge dengan Nike Zoom Aphafly -nya.

Adizero Adios Pro merupakan sepatu yang mendobrak tradisi lini sepatu lomba Adidas. Selama bertahun-tahun kita melihat Adizero Adios Boost 2, Adizero Adios Boost 3, Adidas Sub 2, Adizero Adios 4, dan Adizero Adios 5 sebagai racing flat berdesain minimalis, amat tipis dan ringan.

Adizero Adizero Pro seolah ingin mengejar trend sepatu lomba maksimalis dengan midsole bersisipkan pelat karbon yang dipelopori oleh Nike Vaporly 5% dan sampai saat ini telah diikuti oleh New Balance Fuel Cell TC, Brooks Hyperion Elite, ASICS Metaracer, HOKA Rocket X, Saucony Endorphin Pro, New Balance FuelCell 5280, dan HOKA Carbon X.

Kali ini saya akan mencoba menelisik banyak hal menarik yang dicoba diterapkan oleh Adidas di lini sepatu lomba terbarunya Adidas Adizero Adios Pro.

Carbitex Carbon Plate di Adidas Adizero Adios Pro

Merupakan fitur kunci dari Adidas Adizero Adios Pro, Carbitex Carbon Plate ditempatkan dengan konsep yang berbeda dibandingkan dengan yang dikembangkan oleh kompetitornya. Bila kompetitor seperti Nike Zoom Alphafly menggunakan full length carbon plate, Carbitex ini diletakkan secara unik di bagian heel sepatu.

Carbitex Plate oleh Adidas disisipkan di antara busa Lightstrike dan sockliner. Carbon plate di bagian bawah tumit ini diharapkan memberikan fleksibilitas ketika kaki melakukan pendaratan dan dan kesan snappy ketika kaki melakukan roll off sehingga memberikan dorongan yang maksimal dan stride yang lebih efisien.

Saya menduga Carbitex Plate merupakan perhatian Adidas untuk para pelari heel strike yang mana sepertinya saat ini sepatu lomba dari brand-brand kompetitor tidak lagi mengakomodasinya. Memang meskipun front strike gait saat ini menjadi standar berlari, tak dipungkiri kebanyakan pelari akan sulit untuk benar-benar berlari dengan gaya front strike di sepanjang rute lomba lari jarak jauh, apalagi untuk jarak marathon.

Energy Roads di Adidas Adizero Adios Pro

Terdiri dari 5 kawat karbon tersesuai yang disisipkan di bagian depan sepatu. Energy Roads bekerja menyerupai tulang metatarsal kaki manusia. Carbon plate ini diharapkan membantu pelari menjaga kecepatan dalam waktu lebih lama, memaksimalkan running econony, dan mengurangi dampak hentakan bagi tubuh.

Meskipun dengan teknik yang berbeda menurut saya Energy Roads akan bekerja mirip dengan teknologi Air Zoom yang diterapkan Nike di Nike Zoom Alphaply maupun di Nike Zoom Pegasus 37.

LightStrike Pro di Adidas Adizero Adios Pro

Adalah busa TPU terbaru yang dikembangkan oleh Adidas. Sebelumnya telah digunakan oleh Adidas di Adidas Adizero Adios 5. Menggantikan Boost Foam legendaris yang digunakan di berbagai sepatu racing dan daily trainer Adidas sebelumnya.

Lightstrike Pro mempunyai bobot yang lebih ringan sehingga diharapkan tidak memperberat Adizero Adios Pro meskipun sepatu lomba baru ini mempunyai stack yang lebih tinggi atau maksimalis. Terbukti Adidas Adizero Pro ukuran US 10 mempunyai bobot 235 gram saja, hampir sama dengan Adidas Adizero Adios 3 berukuran sama yang berbobot 232 gram.

Celermesh di Adidas Adizero Adios Pro

Menurut saya penggunaan Celermesh adalah apa yang langsung menunjukkan kebaruan dari sepatu ini. Bila di sepatu – sepatu lomba Adidas sebelumnya menggunakan desain yang terkesan “amat klasik” dengan banyak jahitan, kini bagian upper adidas dengan Celermesh telah mengadopsi teknik sewless sehingga terkesan lebih moderen dan futuristik mengikuti apa yang dilakukan para pesaingnya.

Semoga benar klaim Adidas bahwa Celermesh baru ini jauh lebih ringan, breathable, dan flexible. Karena menurut saya fleksibilitas pada bagian upper adalah isu yang cukup mengganggu yang seharusnya diselesaikan secepatnya.

Heel Drop Adidas Adizero Adios Pro

Melalui website nya Adidas mengklaim Adidas Adizero Adios Pro mempunyai ketebalan dibagian depan adalah 12 mm dan 22.5 mm di bagian belakang. Membaca-baca beberapa review di internet, reviewer mengungkapkan hasil pengukuran mereka adalah 22 mm/ 32 mm. Keduanya mempunyai selisih hampir sama, yaitu 10 mm.

Sebelum memegang sendiri sepatu ini saya tidak bisa menyimpulkan yang mana dari kedua klaim tersebut yang benar. Karena memang masing-masing mempunyai teknik dan alat ukur yang bisa jadi berbeda. Namun dari klaim keduanya kita bisa melihat Adidas Adizero Adios Pro mempunyai heel drop kurang lebih 9 mm.

Bila dibandingkan dengan salah satu kompetitornya, Nike Zoom Vaporfly, Adidas Adizero Adios Pro masih jauh lebih tipis, dengan selisih 10 mm baik di bagian depan maupun belakang. Nike Zoom Vaporfly mempunyai ketebalan 29 mm / 39 mm. Keduanya, baik Adizero Pro maupun Vaporfly mempunyai heel drop yang hampir sama, yaitu antara 9 mm – 10 mm.

Continental Rubber di Adidas Adizero Adios Pro

Melengkapi kabar baik dari Adidas Adizero Adios Pro adalah Adidas tetap mempertahankan penggunaan Continental Rubber yang legendaris.

Karet yang dipasang di bagian outsole ini terkenal karena keawetannya dan kemampuannya mencengkram berbagai jenis permukaan lintasan.

Harga Adidas Adizero Adios Pro

Adidas Adizero Pro diluncurkan pada tanggal 30 Juni 2020. Sepatu ini bisa didapatkan secara terbatas dengan menggunakan aplikasi Adidas app. Sampai saya menulis blogpost ini sekarang Adidas Adizero Adios Pro belum tersedia di web mereka https://shop.adidas.co.id/ namun di toko – toko global seperti Running Warehouse sepatu ini bisa dibeli secara pre order dengan harga kurang lebih US $ 179.  Di akun Instagram Adidas Germany https://instagram.com/adidas.de sepatu ini dibanderol dengan harga pre order  199.9 Euro.

***

Adidas dengan Adidas Adizero Adios Pro nampak telah berusaha menuangkan semua inovasi yang bisa mereka berikan di lini sepatu lomba mereka. Adidas Adizero Adios Pro kali ini membawa kemajuan yang sangat revolusioner dibandingkan seri Adidas Adizero Adios 3, Adidas Adizero Adios 4, Adidas Adizero Adios 5, maupun Adidas Adizero Sub 2. Sebut saja penggunaan teknologi baru yang mereka sebut sebagai Carbitex plate carbon, Energy Rods, LightStrike Foam, dan Celermesh.

Namun apa yang dilakukan oleh Adidas melalui Adidas Adizero Adios Pro ketika dibandingkan dengan sejumlah inovasi yang dilakukan oleh kompetitor rasanya masih perlu melewati banyak pengujian di lapangan. Misalnya apakah dengan menjaga bobot sepatu kurang lebih 235 gram mampu bersaing dengan kompetitor yang sudah berhasil memangkas bobot menjadi 170 gram (Nike Zoom Vaporfly) dengan stack dan perlindungan kaki yang lebih maksimal.

Dengan harga berbanderol sub US $ 180 bila kelak telah tersedia secara global memang akan menjadi sepatu lomba yang akan menarik banyak pelari untuk mencobanya. Sub US$ 180 merupakan harga yang kompetitif dibandingkan kompetitor yang memasang harga di kisaran US$ 250.

Semoga Adidas Adizero  Adios Pro menjadi bagian dari ikhtiar Adidas untuk meraih kembali kejayaannya sebagai sepatu yang berhasil memecahkan record marathon seperti yang terjadi 6 tahun yang lalu. Saya sendiri menginginkan record marathon pecah oleh kaki-kali yang mengenakan sepatu dari brand berbeda-beda. Sehingga record breaking tidak menjadi brand atau dominasi dari brand sepatu tertentu.

Tentang Penulis

Jarwadi MJ

  • Tech and Sport Blogger
  • Penggiat Olahraga dan Komunitas Lari Jarak Jauh
  • Telah menyelesaikan 5x Lomba Marathon dengan jarak 42,2 km
  • Pacer Borobudur Marathon 2019

5 komentar di “7 Hal Menarik di Sepatu Adidas Adizero Adios Pro ini

  1. Ping balik: 4 Teknologi Baru di Nike Air Zoom Alphafly Next % – Gadget, Running & Travelling Light

Tinggalkan komentar