Retno, anak gadis tetangga, kembali menghubungi saya. Saya mulanya mengira ia ingin meminta tolong untuk memperbaiki laptopnya yang bermasalah lagi. Rupanya saya salah. Kali ini ia ingin menemui saya untuk ngobrol-ngobrol tentang laptop apa yang sebaiknya ia beli.
Dalam setahun belakangan ini ia memang sering menemui saya untuk urusan yang tidak jauh-jauh dari laptop. Mulai dari install ulang Windows, recovery data yang dimusnahkan oleh virus, mengganti keyboard laptop yang beberapa tombolnya rusak akibat cakaran kucing kesayangannya, sampai mengeluhkan laptopnya yang terasa semakin lemot.
Untuk keluhan yang terakhir ini, laptop yang semakin lemot, saya tidak bisa berbuat banyak. Selain karena masih memakai hard disk, laptop yang ia pakai memang sudah berumur. Retno membeli laptop yang masih ia pakai sampai sekarang ketika awal-awal ia masuk kuliah.
Tiap kali ia ke rumah saya untuk meminta bantuan, saya pun selalu menyarankannya untuk segera ganti laptop. Permasalahannya adalah ayahnya hanya akan membelikan ia laptop baru bila ia sudah selesai S1. Ia pun selalu mengatakan kepada saya bahwa yang penting laptop itu diperbaiki dulu agar ia bisa gunakan untuk menyelesaikan skripsi.
Saya jadi ingat ketika sering meledek Retno. Saya sering mengatakan bahwa sebenarnya laptop lama itu bisa bekerja dengan lebih cepat untuk menjalankan SPSS, Corel Draw, web browser, dan word processor, asalkan di-install sebuah aplikasi rahasia. Ketika ia dengan penuh penasaran menanyakan apa nama aplikasi yang bisa membuat laptop lama bisa bekerja cepat dan lebih berfaedah, saya menjawabnya nama aplikasi itu adalah “s a b a r”. 😀
“Iya mas, aku pasti beli laptop baru kok. Lihat saja nanti setelah selesai S1” ucapnya sambil tertawa sembari menunggui saya memperbaiki laptopnya.
Retno kali ini datang ke rumah saya sebagai seorang Sarjana Pendidikan dari sebuah kampus ternama di Jogja. Saya tanya apa kesibukannya sekarang, ia menjawab bahwa sekarang ia mengajar di suatu Sekolah Menengah di daerah.
Berarti kali ini saya akan merekomendasikan sebuah laptop untuk seorang gadis belia yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah yang mengajar di sekolah di daerah.
Laptop yang saya pikir tidak akan jauh-jauh untuk memenuhi kebutuhan seorang guru untuk mengajar di kelas, untuk membuat administrasi guru, program kerja, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran Jarak Jauh yang pada saat pandemi Covid-19 ini diterapkan di berbagai wilayah tentu seorang guru membutuhkan alat bantu teknologi untuk mengajar kelas online melalui berbagai platform seperti Google Classroom, Zoom, atau paltform yang dikembangkan di masing-masing institusi pendidikan. Sebuah laptop yang juga bisa digunakan untuk menyusun konten dan membuat materi pembelajaran dalam berbagai format seperti grafis, animasi, audio, dan video.
Meskipun telah menjadi seorang guru tentu dia tetaplah seorang gadis belia yang saya pikir butuh mengekspresikan diri dan menikmati aneka konten hiburan seperti mendengarkan musik, menonton Youtube, dan menikmati serial drama korea. 🙂
Saya pun merekomdasikan ASUS Notebook A412FL-EK302T (link Toko Pedia), Asus VivoBook A412FA-EK303T W10 – Blue (2th) (link ELS Computer), dan beberapa laptop sekelas dari beberapa brand sebagai pembanding.
Saya pikir laptop bertenagakan processor Intel® Core™ i3-8145U, RAM 4 GB, sudah menggunakan storage SSD berkapasitas 512 GB, layar beresolusi FHD 1980 x 1080 anti glare dan sejumlah fitur penting lainnya akan mencukupi digunakan untuk menunjang pekerjaan seorang guru sekolah menengah dalam beberapa tahun yang akan datang.
“Mas, laptop – laptop itu bisa ngga digunakan untuk menjalankan aplikasi Dapodikdasmen 2020 dan aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan 2020?” tanya Retno.
Sedikit kaget saya balik bertanya, “Di sekolah kamu jadi guru atau jadi operator data di sekolah?”
“Biasalah mas, di sekolah-sekolah di daerah SDM -nya amat terbatas. Guru-guru dan karyawan-karyawannya kebanyakan nafas-nafas tua. Jadi Kepala Sekolah ngasih tugas merangkap-rangkap bagi siapa saja yang beliau pandang mau dan mampu. Kebetulan kali ini aku yang diamanahi untuk mengerjakan pendataan-pendataan sekolah.” Retno menjelaskan.
Laptop dengan processor Intel® Core™ i3-8145U dan RAM 4 GB seharusnya masih bisa menjalankan aplikasi data base sekolah Dapodikdasmen 2020 tetapi bila jumlah siswa di sekolah tersebut cukup banyak lagi-lagi operator sekolah harus install aplikasi s a b a r di hatinya.
Padahal aplikasi Dapodikdasmen 2020 bukan satu-satunya aplikasi yang harus digunakan oleh operator data sekolah. Aplikasi – aplikasi pendataan wajib yang harus dikerjakan oleh operator sekolah lainnya diantaranya adalah aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan, aplikasi e-Rapor, aplikasi Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS), aplikasi Sarana dan Prasarana Sekolah, aplikasi Pengelolaan Program Indonesia Pintar, dan lain-lain.
Saya tahu Retno merupakan gadis yang cepat belajar menggunakan teknologi baru sebagaimana generasi Z pada umumnya, tetapi sebagai anak humaniora pekerjaan mengoprek ke hal-hal yang terlalu teknis tentu bukan domainnya. Terlalu berlebihan bila Retno harus belajar mengoprek, meng-uninstall satu aplikasi untuk men-install aplikasi penting lainnya, dan melakukan trouble shooting bila terjadi permasalahan dan konflik antar aplikasi.
Untuk diketahui aplikasi Dapodikdasmen, aplikasi PMP, aplikasi e-Rapor, dan aplikasi RKAS masing-masing merupakan aplikasi yang berintikan database server dengan engine PostgreSQL dan web server Apache dengan beragam utility untuk mengoptimasi performa dan stabilitasnya.
Untuk sebagian tugas Retno sebagai operator sekolah saja sudah terbayang betapa berat tugas yang akan dikerjakan oleh laptop barunya nanti. Itu belum untuk mengerjakan tugas utamanya sebagai seorang guru dan untuk memenuhi kebutuhan jiwanya sebagai seorang gadis belia generasi Z.
Sebagai seorang guru muda kekinian tentu ia harus fasih membuat konten-konten pembelajaran multimedia. Ia tentu harus setidaknya bisa mendesain infografik sederhana dengan Gimp, Inkscape, Corel Draw, merekam dan menyunting rekaman suara/audio setidaknya dengan aplikasi seperti Audacity, dan menyunting video pembelajaran sederhana dengan aplikasi seperti AVS Video Editor atau Windows Movie Maker.
Mulai lebih paham akan kebutuhan laptop untuk Retno saya mulai berpikir untuk meningkatkan spesifikasi laptop yang akan saya rekomendasikan.
Untuk kebutuhan mengerjakan data-data penting dan sensitif sampai saat ini saya belum bisa berpaling dari pertama kali memilih processor apa yang harus digunakan. Untuk setiap kebutuhan olah data saya belum bisa berpaling dari processor Intel.
Untuk kebutuhan mengerjakan tugas sebanyak yang dikerjakan oleh operator sekolah menengah seperti Retno saya akan merekomendasikan processor Intel® Core™ i7 atau setidak-tidaknya processor Intel® Core™ i5 dengan RAM sekurang-kurangnya 8 GB. Untuk storage mau tidak mau harus menggunakan Solid State Drive (SSD) dengan kapasitas cukup besar agar semua data-data penting bisa disimpan.
Bila tidak, bisa dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan laptop dengan begitu banyaknya start up program berupa berbagai macam data base service. Itu belum untuk menjalankan program Anti Virus dan Firewall yang mau tidak mau harus dipasang dan diaktifkan untuk melindungi data-data penting, krusial, dan confidential.
Aspek terpenting kedua setelah urusan dapur pacu sebuah laptop untuk menopang kebutuhan operator sekolah seperti Retno adalah urusan ergonomi. Sebuah laptop harus mempunyai keyboad dan touchpad yang presisi sekaligus nyaman digunakan untuk mengetik data-data penting sepanjang hari. Layar atau display dengan resolusi setidaknya Full HD dengan fitur anti glare hukumnya wajib ada. Tanpa layar berkualitas terbaik bisa dibayangkan betapa cape mata seorang operator ketika harus mengetik dan menelisik ribuan data yang harus dipastikan keakuratannya.
“Hmm, kalau peruntukannya seperti itu, untuk guru yang merangkap sebagai operator data sekolah, bisa menghabiskan anggaran sampai 2x bila beli laptop yang aku sarankan di awal…”, ucap saya dengan hati-hati.
“Begitu yah?”
“Sepertinya kali ini ngga apa-apa sih mas. Mumpung bapakku sedang insyaf mau beliin laptop baru buat anak gadis semata wayangnya. Kamu tahu ngga? Bapak pernah bilang lho kalau ngga enak gitu kalau aku keseringan minta tolong kamu buat benerin laptop, haha”.
“Lagian aku ada “celengan jago” juga yang bisa dipecahin, kali aja bisa buat dikit-dikit tambah.” Retno nampak tidak bergeming dengan keinginannya akan laptop baru.
“Ngomong-ngomong, kenapa kamu mau spend money that much buat beli laptop buat pekerjaanmu di sekolah? Kenapa kamu ngga minta saja sekolah beli laptop sebagai fasilitas kerja?” tanya saya menyelidik penasaran.
“Pengajuan anggaran untuk beli laptop itu prosedurnya rumit dan birokrasinya panjang sih mas, itu pun kalau kepala sekolah setuju, apalagi di sekolah statusku Guru Tidak Tetap alias guru honorer.”
“Lagian aku tidak akan lama – lama mengajar di sekolah, mungkin untuk 2 atau 3 tahun sampai aku lanjut ambil kuliah S2.”
“Tapi selama aku mengajar, mumpung punya waktu dan kesempatan, aku mau ngasih yang terbaik, buat siswa – siswi dan sekolahku, mengajar baik baik, dan memperbaiki kualitas data – data sekolah.”
“Aku mau semua anak – anak sekolah di daerah mendapatkan akses dan manfaat Dana Bantuan Operasional Sekolah, dapat BOS Daerah, dapat beasiswa Program Indonesia Pintar, beasiswa Kartu Cerdas dari Propinsi, dan dana program pendidikan yang selama ini belum tersentuh.”
“Aku pengennya, sekolah tempatku mengajar bisa naik kelas, punya fasilitas baik seperti sekolah – sekolah di sekitar tempatku kuliah yang mempunyai sistem pendataan yang baik dan terpadu. Jaman sekarang kalau mau mengajukan bantuan ke Jakarta bisanya dilakukan secara online, dengan modal data yang baik.”, Retno berpanjang lebar dengan mimik wajahnya yang ekspresif.
“Bukan sok mau berkontribusi sih, tapi mumpung kesempatan untuk memberi sesuatu bagi pendidikan, dan ibu pertiwi itu ada. Kesempatan yang belum tentu terulang atau belum tentu bisa aku ambil kelak saat aku sudah lulus S2, ketika aku harus berjibaku dengan karir dan masa depan”, Retno terus berceloteh.
“Baik, kalau sudah tahu apa perlumu dan sampai dimana budgetmu rasanya ngga sulit kok menemukan laptop buatmu.”, saya menimpali.
“Tapi, mas …”, Retno
“Tapi, gimana lagi?”, Saya
“Kelak kalau udah mau beli laptop kamu yang bilang sama Bapakku yah?”, Retno
“Enak aja, kamu yang mau punya laptop baru kok aku yang disuruh bilang sama Bapakmu. Kalau aku yang bilang, khawatirnya Bapakmu salah paham sih, ntar dikira mau bilang yang lain, hahaha”.
ASUS Perfect Warranty
Sebagai orang yang sejak lama sering dimintai rekomendasi tiap kali keluarga, teman – teman, dan kenalan – kenalan saya akan membeli laptop dan komputer tentu saya membedakan beberapa jenis orang. Saya tahu yang mana orang yang hanya sekedar bertanya – tanya kemudian tidak jadi membeli, saya tahu mana orang yang suka bertanya ini itu tetapi tiba-tiba membeli sekehendak hati sendiri, dan yang mana orang yang benar – benar serius meminta rekomendasi.
Telah mengenal Retno sejak ia masih anak – anak saya tahu bahwa dia bukanlah orang yang suka bermain-main atau sembrono. Dalam banyak hal saya mengenalnya sebagai seseorang yang idealis dan ambisius. Ia akan berusaha mati-matian untuk mendapatkan apa yang benar – benar ia inginkan.
Kali ini saya melihat keinginan dan ambisinya untuk memiliki sebuah laptop yang akan digunakannya sebagai “senjata” untuk apa yang ia sebut sebagai “kontribusi bagi pendidikan”.
Seperti yang saya tulis di atas, saya memang mengatakan kepada Retno bahwa bila kita sudah tahu untuk apa peruntukannya dan berapa anggaran yang tersedia, maka merekomendasikan sebuah laptop itu tidak begitu sulit. Setelah mendengarkan Retno saya tahu persis untuk apa laptop barunya nanti akan dipergunakan sekaligus saya tahu bahwa Retno (dan ayahnya) akan rela mengeluarkan anggaran kurang lebih 2 kali bila ia membeli laptop mainstream, kira-kira Rp 15 jutaan demi sebuah laptop yang mumpuni.
Dengan anggaran sekitar 15 jutaan saya memang bisa leluasa untuk memilih spesifikasi dan fitur laptop – laptop produktivitas dari berbagai brand. Tetapi dengan anggaran yang tentu saja besar bagi seseorang yang baru bekerja seperti Retno, selain spefisikasi dan fitur ada satu pertimbangan lagi yang membayangi: bagaimana bila hal tak diingakan terjadi.
Saya pernah mempunyai pengalaman kurang menyenangkan ketika merekomendasikan sebuah gadget kepada seorang teman. Gadget yang baru saja ia beli sesuai rekomendasi saya tiba-tiba rusak dalam beberapa hari penggunaan. Ketika teman saya mengklaim garansi ternyata sangat rumit dan menghabiskan waktu. Meskipun itu bukan kesalahan saya tetapi saat itu saya sangat merasa bersalah.
Saya takut kejadian buruk seperti itu terulang lagi, apalagi sampai menimpa Retno. Saya tidak ingin membuat misi mulia Retno tersandung dan pupus karena ada hal yang luput dari pertimbangan.
Faktor penting dalam sebuah pembelian laptop menurut saya adalah garansi dan ketersediaan service center di kota terdekat dari tempat dimana kami saat ini tinggal. Berbicara mengenai garansi sebuah laptop mengingatkan saya akan Asus Perfect Warranty.
Selengkapnya mengenai ASUS Perfect Warranty Berikut ini saya salin dari website ASUS Indonesia:
Apa itu ASUS Perfect Warranty?
Setiap pembelian laptop resmi ASUS otomatis akan mendapatkan garansi perbaikan selama 2 tahun baik di dalam negeri maupun secara global. Namun garansi ini tentu saja berlaku apabila kerusakan yang terjadi bukan karena kelalaian konsumen. Di tahun 2020 ini selain garansi resmi tersebut, ASUS melengkapi layanan untuk konsumen dengan memberikan ASUS Perfect Warranty. ASUS Perfect Warranty ini adalah layanan garansi ekslusif dari ASUS di tahun pertama masa garansi notebook ASUS. Layanan ini merupakan layanan premium dimana ASUS akan menanggung 80 persen biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna.
ASUS Perfect Warranty:
Layanan ini berlaku selama tahun pertama pembelian, jadi di tahun pertama tersebut Anda dapat memanfaatkan “ASUS Perfect Warranty” satu kali. Pada satu kesempatan tersebut, jika terjadi kerusakan akibat kesalahan penggunaan, pengguna yang bersangkutan hanya perlu membayar 20 persen dari total biaya perbaikan. Sisa 80 persennya ditanggung ASUS.
ASUS akan melakukan pengecekan ke sistem internal ASUS pada saat pengguna akan mengklaim “ASUS Perfect Warranty”. Namun jika tidak ditemukan, pengguna wajib menunjukkan faktur atau nota pembelian sebagai bukti tanggal pembelian barang yang akan diklaim.
“ASUS Perfect Warranty” berlaku hanya untuk produk-produk ASUS consumer laptop dan gaming laptop termasuk charger dan baterainya (tetapi tidak untuk aksesoris) yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2020 dan seterusnya dengan serial number yang dimulai dari kode JXXX, KXXX, LXXX dan seterusnya, tidak berlaku surut. Tim Service Center akan memeriksa data aktivasi dalam sistem secara langsung untuk melakukan validasi waktu pembelian. “ASUS Perfect Warranty” hanya berlaku untuk produk yang dibeli di Indonesia dan diperbaiki di Service Center ASUS Indonesia.
ASUS Service Center (ASC) Yogyakarta
Di kota kami tinggal, di Yogyakarta, Asus mempunyai beberapa service center. Salah satunya beralamat di: Jl. Ring Road Utara Km 5, Ring Road Square Kav.5, Condongcatur, Yogyakarta 55283, persisnya di seberang Hartono Mall Yogyakarta.
Mengenai kemudahan pelayanan ASC saya tidak perlu meragukannya. Saya pernah memperbaiki di sana sebuah tablet Asus Zenpad dan terakhir adalah handphone saya Asus Zenfone 5 yang terjatuh di kulah di kamar mandi.
Tiap kali saya mengklaim garansi atau memperbaiki gadget yang rusak karena kecerobohan saya biasanya petugas hanya mengecek nomor IMEI dari gadget yang rusak tersebut apakah sudah terekam di database mereka atau belum. Bila belum maka petugas hanya akan menanyakan nota pembelian dari gadget yang akan diperbaiki.
Biasanya ketika suatu gadget membutuhkan penggantian spare part maka petugas di Asus Service Center akan mengkonfirmasi persetujuan melalui telepon dan atau mengabari ketika proses perbaikan sudah selesai.
Menemukan sebuah laptop dengan spesifikasi dan fitur-fitur khusus sesuai kebutuhan dan ketersediaan dari berbagai brand tentu saja mudah, tetapi menemukan laptop yang dilindungi oleh garansi yang paripurna seperti ASUS Perfect Warranty tidaklah mudah. Kalaupun brand – brand itu mempunyai service center di Indonesia, biasanya mereka akan meminta pengguna untuk mengirimkan ke Jakarta karena mereka tidak memiliki service center di kota kami.
Jadi untuk alasan mengamankan uang dan kepercayaan yang telah diberikan Retno kepada saya kali ini, maka pilihan laptop yang akan saya rekomendasikan mengerucut kepada laptop ASUS, lebih tepatnya adalah ASUS VivoBook S14 (S433).
VivoBook S14 yang saya rekomendasikan merupakan laptop baru yang diluncurkan di Indonesia oleh ASUS pada bulan Mei 2020. Saya merasa beruntung saat itu mendapatkan undangan dari ASUS untuk berpartisipasi dalam online launch event yang mereka selenggarakan. Sehingga saya bisa mempelajari product knowledge dan seluk beluk tentang laptop yang ditujukan untuk Generasi Z seperti halnya Retno.
Berikut ini adalah alasan – alasan teknis mengapa saya merekomendasikan ASUS VivoBook S14 (S433):
Processor Intel® Core™ 10th Gen i7-10510U
Pertimbangan utama dalam pembelian laptop kali ini untuk Retno adalah untuk memenuhi kebutuhan seorang gadis belia yang bekerja sebagai guru yang merangkap sebagai operator data di suatu sekolah menengah. Seorang Retno yang dalam waktu dekat, mungkin tahun depan, akan sekaligus melanjutkan studi mengambil kuliah S2. Seorang gadis belia yang selain bekerja dan kuliah S2 tentu ingin mengeskpresikan diri di dunianya sendiri.
Bertenagakan processor terbaru Intel Core 10th Gen menjadikan VivoBook S tidak ada yang perlu disangsikan dari sisi performa. Dengan teknologi Intel Core 10th gen baik notebook yang berprocessor Core i5 maupun Core i7 akan sama-sama menikmati teknologi empat inti dengan delapan thread.
Dibanding dengan Intel Core 9th, processor terbaru ini memiliki banyak keunggulan seperti kecepatan proses yang lebih tinggi, kinerja AI yang telah ditingkatkan sebanyak 2,5 kali lebih baik, performa gaming dan multimedia yang ditingkatkan dengan perbaikan di sisi integrated GPU, dan sejumlah peningkatan lainnya termasuk penggunaan daya yang lebih efisien.
Satu lagi alasan mengapa kali ini saya memilih laptop dengan processor Intel 10th Gen , bukan processor Intel generasi sebelumnya adalah agar laptop ini tetap bisa digunakan dalam beberapa tahun ke depan.
Memory RAM DDR 4 2666MHz
Performa sebuah laptop tidak semata-mata ditentukan oleh satu komponen processor saja. Penyumbang utama performa Vivobook S14 berikutnya adalah Random Access Memory atau RAM. Untuk VivoBook generasi terbaru ini tak tanggung-tanggung ASUS telah menyematkan RAM sebesar 8 GB. RAM yang digunakan pun merupakan yang tercepat di kelasnya dengan spesifikasi DDR 4 berkecepatan 2666MHz.
Berikut ini adalah hasil benchmark versi VivoBook S14 yang menggunakan processor Intel Core i5-10210U:
PC Mark 10 merupakan standar benchmark untuk mengukur sejauh mana sebuah laptop menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan produktivitas.
Dalam benchmark di atas nampak ASUS VivoBook S14 berhasil mengantongi skor yang meyakinkan untuk aspek-aspek esensial seperti App Startup Score, Video Conferencing Score, Web Browsing Score, Productivity (Spreadsheet dan Word Processor), dan Digital Content Creation).
Sedangkan Benchmark dari CineBench di bawah ini menunjukkan kemampuan processor yang digunakan VivoBook S14 dibandingkan dengan PC yang menggunakan beberapa processor yang berbeda:
GPU nVIDIA GeForce MX250 with 2GB GDDR5 VRAM
Untuk memperkuat performa grafis laptop ini, ASUS mempersenjatai VivoBook S14 dengan GPU nVIDIA GeForce MX250 with 2GB GDDR5 VRAM untuk membersamai komponen grafis bawaan Intel Core i7/i5 gen 10th yaitu Intel HD Graphics 520.
Maka tak mengherankan dengan kombinasi processor Intel Core i7/i5 gen 10th, RAM berkapasitas besar sekaligus berkecepatan tinggi, dan GPU yang termumpuni di kelasnya akan sangat memudahkan generasi Z untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan multitasking termasuk untuk membuat konten multimedia, menyunting video, sampai memainkan game esport kasual terbaru bila diperlukan.
14 Inc Full HD IPS LCD dengan NanoEdge Display
Output dari semua proses olah grafis, mulai dari kinerja processor, RAM, dan GPU adalah layar monitor. Tanpa layar yang mampu secara akurat mereproduksi detil dan warna tentu semua benchmark di atas tidak ada artinya.
Itulah mengapa kali ini VivoBook S14 dilengkapi dengan layar IPS LCD yang berkualitas tertinggi di kelasnya. Dibanding pendahulunya VivoBook S14 S433 ini mempunyai layar lebih baik yang mampu mereproduksi warna sRGB hingga 100% dengan viewing angle mencapai 178 derajat.
Ukuran layar 14 inch dipilih oleh VivoBook S14 sebagai kompromi antara sebuah laptop yang mempunyai layar yang lega, mencukupi untuk mengerjakan tugas penting sampai menikmati konten multimedia, dan portabilitas. Ukuran ini memungkinkan dimensi laptop yang kompak sehingga memudahkan dimasukkan ke dalam sebuah backpack untuk dibawa. Pencapaian dimensi laptop 14” yang sangat kompak ini dicapai karena teknologi NanoEdge Display yang telah membuat besel layar menjadi amat tipis.
512 GB SSD with Intel® Optane™ Memory H10
Bila keempat komponen tersebut dianggap belum menghasilkan performa maksimal maka di sisi storage ASUS secara unik menanamkan lumbung penyimpanan berupa Intel® Optane™ Memory H10 with Solid State Storage dengan kapasitas yang sangat lapang, yaitu: 512GB.
Bukan tanpa alasan ASUS memilih storage berupa Solid State Drive type Quad Level Cell ini. SSD berteknologi QLC yang dikemas dalam form factor 80mm dan menggunakan interface PCIe 3.0 x4, NVMe ini memudahkannya disematkan dalam bodi Vivobook S14 yang sangat tipis.
Dipadukan dengan teknologi khusus Intel Optane akan menghasilkan sebuah SSD storage berkinerja tinggi yang bisa diakses dengan amat cepat. Inilah salah satu sebab kenapa dalam pengujian PC Mark 10, VivoBook S14 mempunyai skor yang tinggi di sektor aplication start up.
Performa storage yang tinggi sekaligus merupakan jawaban terhadap kebutuhan Retno untuk secara otomatis menjalankan beberapa data base service sekaligus, menjalankan banyak aplikasi berat sekaligus, dan membuka banyak data berukuran besar sekaligus.
Kapasitas penyimpanan mencapai 512 GB membebaskan pengguna dari kekhawatiran untuk menyimpan file-file data penting dalam jumlah besar. Dengan media penyimpanan selega ini pengguna tidak perlu terlalu sering memindahkan data-data penting ke media penyimpanan eksternal atau media penyimpanan cadangan.
Gigabit+ Speed Wi-Fi 6
Untuk apapun kebutuhannya, kemampuan jaringan tidak bisa dipisahkan dari sebuah laptop. Konektivitas jaringan nir kabel selalu diperlukan baik untuk terhubung ke database server yang terletak di jaringan lokal, untuk mengirimkan data-data penting ke kantor pusat, untuk video teleconference, sampai untuk kebutuhan hiburan seperti mendengarkan lagu di Spotify atau menonton video streaming dari Netflix dan Youtute.
Untuk diketahui Wi-Fi 6 atau disebut juga 802.11ax merupakan standar teknologi jaringan nir kabel masa depan yang dibanding pendahulunya, Wi-Fi 5, mempunyai kecepatan hingga 3x, kapasitas jaringan hingga 4x, dan latensi sampai 75% nya saja.
Wi-Fi 6 di ASUS VivoBook S14 bekerja dalam mode dual band, baik di band 2,4 Ghz maupun di band 5 Ghz. Dengan dukungan terhadap band 2,4 Ghz memungkinkan laptop ini bekerja dengan baik ketika terhubung dengan perangkat akses point/router lama. Dukungan band 5 Ghz memungkinkan laptop ini tetap terhubung dengan stabil ketika lalu lintas data di salah satu band semakin padat misalnya ketika pengguna berbagi jaringan di ruang rapat.
12 Hours Battery Life
Mobilitas manusia yang semakin tinggi menentukan standar kualitas sebuah laptop. Ukuran kualitas sebuah laptop kini semakin ditentukan oleh seberapa lama laptop tersebut bisa bertahan tanpa dicolokkan ke sumber listrik. Itulah mengapa PC Mark 10 menyiapkan benchmark daya tahan sebuah laptop dengan berbagai skenario.
Tangkapan layar di atas merupakan hasil benchmark ketahanan batere dari ASUS VivoBook S14 yang menunjukkan laptop ini menembus waktu 12 jam saat menjalankan simulasi Modern Office pada PC Mark 10.
Daya tahan batere VivoBook S14 sampai sehari penuh dicapai ASUS dengan membenamkan batere 3 Cell dengan total kapasitas 50 Wh yang menopang processor Intel Core 10th gen dan seleksi komponen-komponen hemat energi lainnya.
Fast Charging 60%
Asus VivoBook S14 tidak hanya istimewa di sisi batere karena daya tahannya sehingga mampu bertahan hingga 12 jam penggunaan. Untuk semakin mendukung mobilitas laptop ini dilengkapi dengan teknologi pengisian batere Fast Charging. Teknologi yang memungkinkan batere diisi hingga mencapai 60% kapasitasnya dalam waktu 49 menit saja.
Fitur Fast Charging 60% merupakan jawaban bagi Gen Z yang ingin serba cepat dan menginginkan waktu yang berharga tidak ada yang tersia-siakan. Misalnya pada pagi hari ia bisa mencolokkan VivoBook S14, kemudian setelah ditinggal sarapan, mandi, dan berdandan, batere laptop sudah cukup terisi dan siap digunakan kembali untuk beraktivitas dan bekerja.
Backlit Keyboard dan Touch Pad
Untuk menjawab kebutuhan utama pengguna sebagai alat produktivitas aspek krusial dalam menilai kualitas sebuah laptop adalah dari sisi human interface baik itu input maupun output device.
Kali ini saya membahas keyboard dam touch pad dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keyboard dan touch pad merupakan fasilitas utama bagi seorang pengguna untuk memasukkan data dan perintah ke dalam sistem komputer.
Dalam mengerjakan tugas dan data – data penting seseorang membutuhkan sebuah keyboard yang cukup nyaman digunakan dan bisa digunakan untuk mengetik dan meng-entry data secara akurat. Begitu juga dengan touch pad yang akan membantu pengguna melakukan navigasi dan interaksi dengan sistem, dibutuhkan touch pad yang smooth, responsif, dan akurat.
Asus Vivobook S14 S433 meskipun tergolong laptop tipis dengan dimensi ramping namun tetap memberikan standard full size keyboard dengan key travel 1.4 mm yang nyaman ketika digunakan untuk mengetik. Keyboard yang sudah dilengkapi dengan backlit yang membuatnya nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan.
Keyboard Asus VivoBook S14 ini cukup menarik dengan menempatkan half size arrow key di sisi kanan di bawah tombol shift. Apa yang menurut saya menarik dan sangat membantu pekerjaan pendataan adalah peletakkan tombol Home, Page Up, Page Down, End, dan Fn dalam satu baris vertikal di pinggir paling kanan keyboard. Peletakan tombol yang menurut saya membuatnya lebih instuitif digunakan. Pengguna bisa lebih fokus mencermati apa yang sedang dikerjakan tanpa khawatir salah tekan tombol.
Sederet baris teratas di keyboard VivoBook S14 S433 memuat tombol shortcut yang telah mengikuti standar keyboard laptop ASUS pada umumnya. Tombol – tombol itu mulai dari tombol Mute, Vol Down, Vol Up, Brightness Down, Brightness Up, Touchpad On/Off, Keyboard Backlit, sampai tombol Print Sc. Bagi pengguna yang sebelumnya telah terbiasa memakai laptop Asus akan mendapat manfaat dari konsistensi lay out keyboard ini.
Asus VivoBook S14 S433 telah menggunakan touchpad berteknologi Intelligent Palm-Rejection Precision touchpad (PTP) technology dan telah mendukung four-finger smart gestures.
Teknologi palm rejection akan mendeteksi telapak tangan yang secara tidak sengaja menyetuh touchpad ketika sedang mengetik. Dukungan smart gestures sangat memudahkan pengguna untuk melakukan berbagai jenis scrolling dan perpindahan antar jendela aplikasi. Letak touchpad di bagian tengah laptop memberi kebebasan bagi pengguna apakah akan menggunakan tangan kanan atau pun tangan kiri untuk menggunakan touchpad. Pengguna dengan kebiasaan kidal pun seharusnya tidak akan menemukan masalah dengan letak touchpad ASUS VivoBook S14 ini.
Konektivitas dan Kelengkapan Port
ASUS VivoBook S14 merupakan laptop tipis namun mempunyai kelengkapan port yang tidak dimiliki oleh laptop sejenis di kelasnya. VivoBook S14 mempunyai 2 port USB 2.0 tipe A, 1 port USB 3.2 tipe C, DC port, 3.5 mm audio jack, micro SD card reader dan HDMI port.
Praktis dengan port yang lengkap ini semua perangkat eksternal seperti printer, scanner, flashdisk dan semua perlengkapan kerja lainnya dapat terhubung secara bersamaan. Ketersediaan port HDMI memungkinkan laptop ini bisa dihubungkan langsung ke monitor eksternal atau projector tanpa memerlukan tambahan dongle. Port HDMI yang telah menjadi standar projector masa kini akan memudahkan VivoBook S14 digunakan untuk presentasi dan menvisualisasikan data di berbagai tempat dan kesempatan.
Selain konektivitas berupa berbagai port, seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, VivoBook S14 dilengkapi dengan Wi-Fi 6, dan tentu saja Bluethooth 5.0. Bluethooth 5.0 merupakan standar terbaru yang menjamin transfer data lebih cepat, range lebih jauh, dan dapat terhubung dengan banyak perangkat berbeda dalam satu waktu.
Micro SD card reader merupakan fitur menarik untuk laptop setipis VivoBook S14. Micro SD card reader memudahkan pengguna untuk menyalin data data foto, video, atau file lainnya dengan lebih praktis, tanpa perlu memasang card reader dongle tambahan.
Bobot Ringan dan Dimensi Ramping
ASUS VivoBook S14 merupakan laptop yang paling ringan di kelasnya. Berbobot hanya 1,4 kg dan dengan ketebalan hanya 15,9 mm.
Keseluruhan dimensi adalah 32.40 x 21.30 x 1.59 ~ 1.59 cm. Suatu bobot dan dimensi yang membuat laptop ini amat portable sehingga mudah dibawa ke berbagai tempat seperti sekolah, kampus, kantor, mall, cafe, dan tempat-tempat lainnya. Anak – anak muda bisa membawa laptop ini dalam tas kecil yang praktis sehingga penampilan mereka yang modis tidak terganggu.
Harman Kardon Certified Audio System
Untuk apapun peruntukannya, baik untuk menyelesaikan pekerjaan kantoran, pekerjaan kreatif, membuat konten multimedia, maupun sebagai sarana hiburan laptop yang bagus harus mampu menghadirkan tata suara terbaik.
ASUS VivoBook S14 S433 merupakan laptop dengan tata suara terbaik di kelasnya. Meskipun VivoBook S14 merupakan laptop dengan bodi tipis, namun dengan teknologi dan konfigurasi speaker yang tepat laptop ini mampu menghadirkan suara yang jernis, immersif, dan lantang.
Bahkan tata suara laptop VivoBook S14 S433 sistem tata suaranya telah dikalibrasi dan mendapatkan sertifikasi kualitas dari Harman Kardon.
Login Lebih Aman dengan Finger Print Sensor
Kenyamaan login ke sistem menggunakan sidik jari dan sensor biometric lainnya telah menjadi standar baru yang digunakan oleh berbagai perangkat digital moderen. Semua smartphone, laptop, dan gadget moderen saat ini telah mengadopsi teknologi finger print untuk login, tak terkecuali laptop ASUS VivoBook S14 ini.
Untuk melengkapi login dengan password atau PIN, VivoBook S14 memasang sensor sidik jari yang diletakkan di bidang touch pad. Terletak menyatu dengan touchpad membuat sensor ini mudah diakses secara cepat tanpa memerlukan jari tangan pengguna untuk bergerak dari satu tombol di satu bagian laptop ke bagian lainnya.
Finger print sensor login di ASUS VivoBook S14 S433menggunakan standar keamanan tinggi sesuai dengan standar Windows Hello di Windows 10 terbaru.
ASUS VivoBook S14 S433 Hadir dengan 4 Warna
Terlepas dari desain dan seleksi komponen-komponen terbaik untuk menghadirkan kinerja tinggi, VivoBook S14 tetaplah laptop premium yang dihadirkan untuk Generasi Z dengan segala gairah dan semangatnya untuk selalu tampil sesuai jati diri mereka masing-masing.
Nama Vivo Book diambil dari Bahasa Italia. Vivo artinya hidup. VivoBook mengandung filosofi sebagai inspirasi bagi kehidupan. ASUS menghadirkan VivoBook terbaru ini dengan 4 warna yang sangat kekinian. Berdasarkan riset panjang mengenai trend warna terkini favorit Gen-Z. Warna – warna itu adalah Resolute Red, Gaia Green, Dreamy White, dan Indie Black.
Masing-masing warna yang mencerminkan gairah baru dan kreativitas anak muda itu masing-masing mempunyai arti sendiri.
Gaia Green konon cocok bagi pribadi yang mudah beradaptasi dan terbuka terhadap apapun yang diberikan.
Resolute Red memiliki arti berani tampil dan tidak takut atas apa yang orang lain pikirkan.
Dreamy Silver memiliki arti kepribadian seorang pemimpi, yang jujur akan ide dan bangga akan keyakinanya.
Indie Black memiliki arti kebebasan tanpa kompromi, siap memimpin dalam situasi apapun dan tidak takut bersuara untuk kepentingan orang lain.
Bisa menebak kira-kira warna apa yang mewakili kepribadian Retno?
Aspek teknis memang penentu sejauh mana sebuah laptop bisa diandalkan untuk menyelesaikan pekerjaan dan kebutuhan tertentu. Namun sebuah laptop bukanlah perangkat stasioner yang tidak akan pernah meninggalkan ruang pribadi kita. Justru kekuatan sebuah laptop adalah kemampuan mobilitasnya dan kemampuannya dalam membantu kita “berkomunikasi” dengan kepribadian dan lingkungan dimana kita berinteraksi. Memilih sebuah laptop harus mempertimbangkan aspek – aspek aestetik, seperti memilih warna sesuai kepribadian yang saya sebut di atas.
Berikut ini beberapa detil mengapa sebagai laptop untuk Generasi Z, VivoBook S14 memiliki aspek aestetik yang kuat yang diperlukan oleh Generasi Z untuk tampil stand out di berbagai kesempatan:
Diamond Cut Logo
Logo merupakan aspek terpenting dari sebuah brand. Kualitas logo mencerminkan kekuatan brand dan kualitas produk secara menyeluruh.
Itulah mengapa ASUS mendesain logo yang sangat presisi dan mewah untuk logo ASUS bagi laptop VivoBook S14 ini. Logo ASUS VivoBook dibuat secara lengkap dengan teknik presisi diamond cut, dan ditempatkan di sisi kanan lit laptop.
Negative Space
Logo ASUS VivoBook S14 (S433) ditempatkan tidak di tengah-tengah lit, tetapi di dalam sepertiga bidang lit sebelah kanan. Menyisakan ruang kosong yang dalam desain disebut sebagai Negative Space. Negative Space pada lit VivoBook S14 memberikan ruang bagi Generasi Z untuk mengekspresikan diri dan kreativitas mereka. Misalnya dengan menempelkan stiker-stiker atau pernak pernik lainnya
Diamond Cut Edge
Menegaskan tingkat kepresisian yang tinggi dalam mendesain dan memproduksi Laptop VivoBook S14 S433, ASUS memberikan lengkungan pada pojok body yang terlihat sebagai potongan metal, dengan begitu laptop terlihat kokoh, solid, dan premium.
Color Blocking Enter Keycap
Mengakomodasi keinginan Generasi Z untuk selalu tampil stand out, berbeda, dan mencolok, ASUS membuat sesuatu yang berbeda di keyboard VivoBook S14.
Tombol Enter di keyboard laptop ini dibuat mencolok dengan memberikan warna hijau volt yang nampak menyala, bold, seolah ingin menunjukkan bahwa tidak ada keraguan bagi para generasi muda.
Dare To Be You
Mengusung tagline “Dare To Be You” ASUS dengan VivoBook S14 menantang Generasi Z untuk berani menjadi diri mereka sendiri. Discover yourself! Express yourself! Free Yourself!
Banyak jalan untuk menjawab tantangan ini, untuk menemukan siapa diri kita, mengekspresikan diri kita, dan membebaskan diri sebebas-bebasnya. Seperti Retno yang menjawab tantangan ini dengan caranya sendiri.
Retno menjadi dirinya sendiri dengan mengambil keputusan berani. Retno berani mendedikasikan diri untuk memberikan kontribusi bagi pendidikan anak-anak Indonesia. Retno mengorbankan waktu muda yang biasanya digunakan untuk pencarian jati diri. Ia memilih menjadi guru di suatu Sekolah Menengah di daerah tertinggal.
Ia terjun sebagai pejuang data, untuk memperbaiki kualitas data di sekolah di daerah, agar anak-anak daerah mendapatkan hak yang sama untuk mengakses fasilitas pendidikan yang lebih baik.
Keberanian Retno mengambil pilihan dan jalan hidup yang berbeda sekaligus melawan stereotype bahwa generasi Z merupakan generasi yang pragmatis, hedon, dan mementingkan diri sendiri. Mengabdikan diri di sekolah di daerah sebagai seorang guru tentu jauh bila yang dikejar adalah karir, materi, dan masa depan diri. Tetapi Retno tahu bahwa kontribusi dan sumbang sih adalah investasi yang akan dipetik oleh generasi masa depan.
Apa yang dilakukan Retno mengingatkan kita kepada gerakan Indonesia Mengajar dan Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) yang dijalankan oleh beberapa universitas di Indonesia.
Tidak harus mengambil jalan seperti Retno, Generasi Z bisa menjawab tantangan ini dengan cara masing-masing. Kuncinya adalah temukan diri, ketahui apa yang menjadi passion dan kekuatan masing-masing pribadi, kemudian bebaskan diri untuk berani menerima tantangan untuk berani menjadi diri sendiri.
Sebagai inspirasi dari sisi kreatif ASUS bekerja sama dengan Seniman Visual Muchlis Fachry akrab disapa Muklay dengan menghadirkan stiker-stiker eksklusif dalam bundling pembelian VivoBook S14. ASUS pun bekerjasama dengan Billionaire’s Project, sebuah brand clothing di Jakarta yang menyasar kawula muda yang didirikan oleh Arief Muhamad. Kolaborasi dengan kedua ikon anak muda ini diharapkan menjadi inspirasi bahwa dengan keberanian dan kreativitas kita bisa menjadi apa saja yang kita inginkan.
ASUS VivoBook S14 dengan segala fitur dan aestetiknya siap membantu Generasi Z untuk menjadi diri mereka berprestasi di sekolah, di kampus, di dunia profesional, dan di dunia kreatif.
Harga ASUS Vivobook S14 (S433)
Gen-Z merupakan generasi yang lahir antara pada tahun 1997 sampai tahun 2015. Sebagai laptop premium untuk Gen-Z berarti ASUS VivoBook S14 S433 akan menyasar mereka yang saat ini berusia 18 tahun sampai 23 tahun.
Rentang dimana saat ini mereka baru masuk kuliah sampai mereka yang saat ini baru memasuki dunia kerja. Dalam arti saat ini Gen-Z merupakan generasi yang belum sepenuhnya mandiri secara finansial, sebagian masih bergantung kepada orangtua, namun pada usianya yang menginjak dewasa telah mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan, seperti keputusan untuk memilih gadget dan laptop yang akan mereka pergunakan.
Sebagai laptop premium dengan rentang harga antara Rp 13.999.000,- sampai Rp 15.999.000,- (link Tokopedia) tentu saja ASUS VivoBook S14 S433 bukanlah laptop untuk semua. Tetapi merupakan laptop untuk semua yang berani menjawab tantangan diri, berani mengambil risiko, berani berprestasi, berani berdedikasi, dan berani berkontribusi.
Asus VivoBook S14 S433 bisa dibeli di toko-toko online berikut:
- BliBli : https://bit.ly/VivoBookS433-BliBli
- JD.id: https://bit.ly/VivoBookS433-JD
- Bhinneka: https://bhnk.co/VivobookS433
- Tokopedia: https://bit.ly/VivoBookS433-Tokopedia
- Shopee: https://bit.ly/VivoBookS433-Shopee
“So kamu mau beli VivoBook warna apa?”
“ … antara Resolute Red sama Dreamy White, sih” Retno nampak sedikit menimbang.
“Mas, trus enaknya kalau beli laptop dimana?”, Retno masih bertanya lagi.
“Tuh, beli di toko – toko online saja, tinggal pilih tuh kamu belinya dimana. Siapa tahu kamu banyak punya poin di marketplace.”, Masih belum merasa aman selama pandemi saya lebih lega menyarankan belanja di onlineshop.“Tapi Mas, Bapak lebih gampang buat keluar duit kalau diajak ke toko fisik. Terdekat toko yang jual mana yah?”
Spesifikasi Lengkap ASUS VivoBook S14 S433
Main Spec. | ASUS VivoBook S14 (S433) |
CPU | Intel® Core™ i7-10510U Quad Core Processor (8M Cache, up to 4.9 GHz)
Intel® Core™ i5-10210U Quad Core Processor (6M Cache, up to 4.2 GHz) |
Operating System | Windows 10 |
Memory |
8GB DDR4 RAM |
Storage | 512GB M.2 NVMe™ PCIe® SSD with 32GB Intel® Optane™ Memory |
Display | 14.0″ (16:9) LED backlit FHD (1920×1080) NanoEdge Display, 100% sRGB |
Graphics |
NVIDIA GeForce MX250 with 2GB GDDR5 VRAM Integrated Intel HD Graphics 520 |
Input/Output |
1x USB 3.2 (Gen1) Type-C, 1x USB 3.2 (Gen1) Type-A, 2x USB 2.0 Type-A, HDMI, Audio Jack, MicroSD card reader |
Camera | 720p HD camera |
Connectivity | Wi-Fi 6(Gig+)(802.11ax), Bluetooth 5.0 (Dual band) 2*2 |
Audio | Built-in speaker, Built-in microphone, Audio by ICEpower®//harman/kardon (Mainstream) |
Battery | 50WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimension | 32.40 x 21.30 x 1.59 ~ 1.59 cm |
Weight | 1.4Kg with battery |
Colors | Gaia Green, Resolute Red, Dreamy White, Indie Black |
Warranty | ASUS Perfect Warranty 2 tahun garansi global |
Sumber : ASUS Indonesia
Cincai bener aplikasi yang membuat laptop kinerjanya makin cepat hahaha 🙂
wow semoga aku bisa memilikinya juga
Waah aku sebagai Asus user recomended bgt sama laptop satu ini.
ASUS dengan harga yang sedemikian tersebut emang sesuai juga sih…mamang baru beberapa lama kebelakang beli laptop baru…..ternyata dengan isi kantong yang pas-pasan…ngga sanggup beli merk ASUS ….tapi kalau admin bisa ngenalin mamang ke Retno, kayanya bakal maksaain beli ASUS deh
kereeen memang asus yang ini. pernah melihat di toko laptop di kotaku..makyuss..semoga suatu hari juga terbeli deh, keren abis
Ping balik: Cara Mudah Download dan Install Aplikasi Dapodikdasmen 2021 – Gadget, Running & Travelling Light
Pengen kenalan juga sama Retno nih, hehe.
Sebagai pengguna Asus, dari laptop sampe hape, saya selalu puas, awet lama dan tahan banting. Ga kebayang kalau punya VivoBook S14 ini, bawaannya pengen ngajak jalan-jalan Retno eh laptopnya, biar bisa disombongin.
Pengen kenalan juga sama Retno nih, hehe.
Sebagai pengguna Asus, dari laptop sampe hape, saya selalu puas, awet lama dan tahan banting. Ga kebayang kalau punya VivoBook S14 ini, bawaannya pengen ngajak jalan-jalan Retno eh laptopnya, biar bisa disombongin.
aku pengen punya mas laptop ini 🙂
Mantap juga ya speknya. Premium dengan harga sesuai.
Nampaknya ini mumpuni betul kalau dipakai untuk pelajar belajar di rumah.
Desain barunya aku suka deh. Minimalis, tapi bagus
ASUS paham bener selera kawula muda seperti aku 😀
Ping balik: Review Nike Air Zoom Pegasus 37 – Gadget, Running, Travelling Light