Saya selalu bingung ketika dihadapkan dengan daftar menu di rumah makan seperti ini. Memilih beberapa dari banyak sekali jenis masakan yang fotonya bagus-bagus semua jelas susah. Memesan semua yang ada di daftar menu jelas bukan pilihan. Nanti repot di akhir dengan apa membayarnya. Untungnya, malam itu di The KiosK Food Market Dago ada teman lama saya, Ermaya, yang merekomendasi beberapa yang harus saya coba.
Kami pun kemudian menulis: Cireng Cipaganti, Tahu Gejrot, Nasi Liwet Jambal Roti,Jus Jeruk, Teh Lemon dan air mineral. Dua yang terakhir saya pesan karena biasanya saya sulit makan tanpa cukup minum. …
Karena saya memberi judul posting kali ini “Mencicipi Nasi Liwet Jambal Roti”, maka yang saya komentari Nasi Liwet ini saja.
Rasanya gurih, segurih nasi uduk, mungkin ini adalah nasi yang ditanak dengan santan kelapa. Perbedaannya adalah sedikit lebih asin dan ada rasa khas yang dibangkitkan dari taburan yang diberikan di atas nasi. Taburan itu diantaranya adalah ikan teri asin yang kecil-kecil. Lauk yang melengkapi nasi liwet ini adalah ayam, tahu, tempe dan kerupuk. Dilengkapi juga dengan sambal dan lalapan.
SMenikmati nasi liwet ini bagi saya merupakan pengalaman tersendiri. Sebut saja sebuah petualangan rasa dengan kejutan-kejutan tersendiri. Lidah saya harus survive untuk ini. Tak heran saya sesekali menyelingi dengan minum air mineral dan sesekali menyelingi dengan meminum teh lemon.
Oh iya, teh lemon di The KiosK foodmarket rasanya lebih asam dari teh lemon kebanyakan. Tidak hanya di The KiosK, sebenarnya, teh lemon-teh lemon di Bandung sepertinya seperti ini. Di hari berikutnya saya menemukan teh lemon yang lebih asam di Dunkin Donat di sebelah Masjid Agung kota Bandung.
***
Mengunjungi The KiosK Dago pada Kamis malam akan mendapatkan suasana yang tidak begitu ramai. Jadi bisa lebih lama ngobrol-ngobrol dan mencicipi lebih banyak jenis makanan ala Bandung. Ketika saya di sana kebetulan ada live music. Sebenarnya band yang perform lumayan bagus dengan lagu-lagu yang cukup saya suka. Sound system nya saja mungkin yang perlu diperbaiki agar lebih enak di Telinga.
Oh, iya ada yang kelupaan, yaitu saya lupa dimana menyimpan receipt pembayaran saya di The KiosK. Jadinya saya tidak bisa menulis berapa harga masing-masing makanan dan minuman yang saya pesan. Yang pasti kami hanya perlu membayar kurang dari 100 ribu untuk semua yang kami pesan. Tidak mahal untuk makanan yang lebih dari cukup menggantikan energi naik angkot dari Jalan Nias ke Jalan Juanda – Dago pulang pergi.
Mudah-mudahan lain waktu bisa mencicipi jenis makanan Bandung yang lain dan lebih banyak. 😀
ak sering bikin nasi liwet jambal roti, enak praktis juga bikinnya
Cirengnya enyak kayaknya, apalagi dicocol saos sambel pedes
kemaren malah habis goreng cireng, dapat oleh oleh dari kakak ipar..langsung cocol pake sambal, klo nasi liwetnya enakan mana mas klo sama sego liwet solo 😀
duuuh ngences
artikel nya mantab (y)
kunbal + follback bang-gas.blogspot.com
Belum pernah nyobain nasi liwetnya, masukin wishlist ah.
Nasi liwet jambal ya..
Tadi saya pikir sama dengan ikan jambal.. Rupanya berbeda..
Penasaran sama rasanya
Tahu gejrotnya menggoda banget, jadi luaperr