Cara Kita Merayakan Hari Raya?

Hari Raya Natal pada tahun ini jatuh pada tanggal 25 Desember.  iya kali sejak jaman dulu juga pada tanggal segitu. 😀 Tepatnya hari Rabu. Kemarin. Jadi hari ini pun di banyak tempat masih dalam suasana merayakan Natal. Selamat Hari Raya Natal bagi teman-teman yang merayakan.

Perayaan Hari Natal di Indonesia pada tahun ini, sepanjang yang saya tahu berlangsung damai, lancar dan semarak. Saya bisa mengatakan demikian karena sampai hari ini saya belum membaca atau mendengar kabar ada insiden keamanan yang terjadi sejak menjelang hari raya Natal sampai sekarang. Saya mengatakan Hari Natal kali ini semarak karena ya memang semarak.

Jauh-jauh hari di dunia maya dan dunia nyata sudah ada kesemarakan menyambut Hari Raya Natal. Di Facebook dan di Twitter meriah. Dari jalan-jalan protokol sampai jalan kampung pun tidak kalah meriah. Ada banyak sepanduk ucapan Natal dan pesan damai yang terpajang lebar-lebar.

Menurut saya ucapan dan sambutan Natal dari berbagai pihak dimana-mana itu bagus dimana di negara yang berketuhanan ini.

Yang menjadi sedikit catatan saya adalah bahwa tiap Hari Natal dari tahun ke tahun selain ada banyak ungkapan sambutan Hari Raya Natal ada makin banyak pula yang mendompleng atau bisa dikatakan mengkomersialisasikan hari raya keagamaan itu. Yang saya maksudkan adalah spanduk-spanduk promosi yang menggunakan momentum hari raya. Misalnya: Diskon Natal dan Tahun Baru up to 70%. Nah

Sebenarnya ini tidak hanya terjadi pada Hari Raya Natal saja. Pada Hari Raya Iedul Fitri juga. Pada hari raya agama lain mungkin juga sama semaraknya. Saya sampai menjadi khawatir fenomena komersialisasi hari raya keagamaan ini makin kelewatan, meski ini tidak terjadi di Indonesia saja. Bayangkan bila sampai kebablasan dengan spanduk promosi begini: Menyambut Hari Raya Nyepi, Supermarket X menggelar diskon sampai 80%. Mari Ramaikan Hari Raya Nyepi.

Piye Jal.

Iklan

2 komentar di “Cara Kita Merayakan Hari Raya?

  1. Sangat menarik, Mas. Budaya perayaan natal dan tahun baru memang tidak jauh dari akal-akalan para pengusaha untuk menaikkan jualannya. Contoh saja di Jepang, dulu tidak ada makanan khusus, baru tahun 70-an ada semacam tren yang diciptakan yaitu menjadikan daging ayam sebagai makanan wajib natal. Padahal ayam di sana kan muahallll..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s