Dilema Menggunakan Kendaraan Pribadi

Beberapa bulan terakhir ini, saya menjadi lebih sering menggunakan cara yang tidak saya suka untuk bepergian ke suatu tempat. Yaitu lebih banyak menggunakan sepeda motor untuk mencapai suatu tempat. Tidak hanya mencapai tempat-tempat yang terbilang dekat misalnya ke pasar terdekat, ambil cucian di laundry atau kemana, bahkan ke kota Jogja yang berjarak 40-an km pun mulai saya tempuh dengan sepeda motor.

Saya terpaksa. Kendaraan umum akhir-akhir ini semakin susah di dapat, hanya beroperasi pada jam-jam tertentu dan waktu tempuhnya terasa semakin lama. Tidak handal.

Kendaraan umum makin jarang dan hanya beroperasi pada jam-jam tertentu karena orang-orang sekarang entah kenapa semakin malas menggunakannya, karena tidak handal? Waktu tempuh menjadi makin lama karena jalanan sekarang makin dipadati dengan kendaraan pribadi dan sepeda motor yang menyesakan jalan sampai bikin macet. Oh iya, menggunakan kendaraan umum memang menjadi boros.

Jauh lebih cepat dan murah menggunakan sepeda motor. Sebagai misal dari rumah sampai suatu venue di kota Jogja saya hanya membutuhkan waktu kurang-lebih 90 menit dengan sepeda motor. Menggunakan angkutan umum bisa lebih dari 3 jam. Ongkos menggunakan angkutan umum dari rumah ke suatu venue di Jogja bisa menghabiskan rp 50 ribu pulang pergi, sedangkan dengan sepeda motor hanya menghabiskan paling mahal rp 20ribu termasuk untuk membayar parkir. Itu saja kalau saya tidak kemalaman, kalau sampai kemalaman tidak ada pilihan selain taxi yang bertarif sampai rp 200ribu untuk menempuh kota Jogja sampai rumah.

Jadi menggunakan sepeda motor solusi buat saya?

Saya tidak bisa mengatakan demikian. Karena dengan menggunakan sepeda motor, meskipun lebih ngirit waktu dan ongkos, tapi ada harga yang harus dibayar. Mengendarai motor dengan jarak sejauh itu tidak mudah bagi saya. Stamina yang saya gunakan untuk mengendarai motor ketika berangkat mungkin masih bagus tapi bisa dibayangkan ketika mengikuti event/kerja tentu akan cukup lelah dan masih harus mengendarai sepeda motor pulang. Sebenarnya ada ongkos resiko yang harus saya bayar bila nekat ketika lelah mengendarai sepeda motor seperti ini. Makanya kalau misalnya ada pilihan kendaraan umum dengan ongkos terjangkau dipastikan saya akan memilihnya.

Menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi sebenarnya juga akan/telah menjadi masalah. Mudah dibayangkan bila semua orang memutuskan menggunakan sepeda motor/kendaraan pribadi dengan alasan persis seperti saya. Jalanan akan tambah sesak dan macet. Akhirnya nanti semua tidak bisa jalan. Barangkali masalah makin sedikitnya armada dan jam keberangkatan kendaraan umum saat ini berakar dari orang-orang yang telah lebih dulu menemukan alasan menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi, hehe

Kalau masalahnya sudah seperti ini sepertinya tidak akan selesai dengan kesadaran dan inisiatif satu dua orang untuk tetap memilih menggunakan sarana transportasi umum. Perlu ada campur tangan pembuat kebijakan. Hanya barangkali mengenai tata kelola transportasi umum apakah belum menjadi prioritas “mereka”.

Piye Har? Piye Bu Bading?

Iklan

8 komentar di “Dilema Menggunakan Kendaraan Pribadi

  1. Menurut saya pemerintah tidak perlu melakukan upaya untuk menyadarkan masyarakat agar menggunakan transportasi umum, kenapa? Karena pada dasarnya masyarakat akan selalu memilih mana yang paling baik untuk dirinya sendiri, jadi masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi memang karena merasa itu lebih baik dalam artian lebih murah, nyaman, tepat waktu dan lainnya.

    Nah, sekuat apapun usaha pemerintah untuk merubah pilihan masyarakat tetap tidak akan berhasil selama pemerintah tidak mampu menyediakan pilihan yang lebih baik. Jadi pemerintah harusnya mampu menyediakan transportasi umum yang lebih baik sehingga tanpa diminta pun masyarakat akan beralih ke transportasi umum dan hanya menggunakan transportasi pribadi untuk keperluan khusus saja.

  2. Setuju Mas. Saya ke manapun lebih sering pakai motor, Jogja-Solo pakai motor, Surabaya-Jombang motor lagi, bahkan backpacker antar pulau lebih terjamin angkutannya jika pakai motor. Asal jarak gak sampai 100 km sih, oke-oke saja.

  3. Kalau aku memang tidak ada pilihan yang bisa saya pilih kecuali harus menggunakan kendaraan / motor pribadi. Karena di tempatku yang namanya angkutan umum tidak bisa di andalkan dan harganya mahal. Mungkin kebanyakan masyarakat berpikiran sama sepertiku makanya jalanan penuh dengan kendaraan pribadi serta cenderung macet.
    Tidak ada yang bisa saya pilih kecuali ya makan angin sampai kadang kalau pas kondisi capek penyakitku kambuh lagi 😎

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s