Beberapa hari yang lalu, saya merasa geli membaca sebuah obrolan di jejaring sosial Facebook. Apa yang diobrolkan adalah kebijakan seorang kepala instansi pendidikan dimana teman saya bekerja. Kebijakan yang ditindaklanjuti dengan Surat Pemberitahuan itu adalah kebijakan untuk menggantikan fasilitas “wedhang teh” kepada setiap karyawan setiap hari dengan air galon.
Dalam Surat Pemberitahuan itu juga dijelaskan agar semua karyawan membawa peralatan minum sendiri seperti gelas, mug, dan sejenisnya sesuai kebutuhan, kemudian merawat sendiri peralatan minum itu. Dan bagi yang membutuhkan teh, kopi, gula dan lain-lain agar menyediakan sendiri.
Apa alasan kebijakan seperti itu, karena alasan meningkatkan taraf kesehatan. hehe. Apa air galon yang tidak bermerk lebih sehat dari wedhang teh yang dibuat dengan air sumur/PAM di Gunungkidul yang umumnya berkapur? Adakah yang pernah membuat komparasi hegienitas air sumur di Gunungkidul, air ledeng PAM Gunungkidul, Air Mineral/Galon tidak bermerk, Air Mineral Galon merk A, B, C, D hehe. 😀
Yang jelas tidak memanfaatkan fasilitas air galon + dispenser tanpa fasilitas gelas/mug dan lain-lain akan sangat merepotkan. Mungkin saja dengan cara begini akan meningkatkan omset kafetaria di lingkungan institusi itu, mengingat lebih sedikit orang yang mau repot-repot hanya untuk minum. 🙂
kalo cuman disediakan air putih sih mendingan bawa bekal air dari rumah lebih terjamin kualitasnya
kalo kantorku sih minuman wajibnya yah tetep air galon. kalo mo pesen kopi atau teh tinggal request aja ke pantry… Tapi kebanyakan yang suka ngopi lebih suka bawa kopinya sendiri kekantor
Yang saya tau, ngga semua air putih sehat dan menyegarkan, apalagi berkapur yang justru bisa memancing ‘ginjal’
disekolahnya pascal tiap kelas ada galonnya 🙂
aku lebih pilih air galon…