Arisan Batuk Pilek

Musim penghujan seperti sekarang merupakan musim dimana batuk, pilek dan semua gejala flu mudah menyerang kita. Batuk dan pilek mudah sekali menular dan bisa dengan mudah menyebar. Penyebaran virus flu bisa melalui kontak langsung maupun tak langsung.

Untuk membatasi penyebaran virus flu seseorang yang sedang menderita gejala flu akan lebih baik bila membatasi interaksi dengan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya orang-orang sehat pun harus berusaha menjaga diri dari tertularnya virus flu. Misalnya dengan senantiasa menjaga kebiasaan higienis. Tidak melakukan kontak langsung seperti jabat tangan, berpelukan, berciuman dengan penderita flu. Menghindari kontak tak langsung dengan penderita flu seperti berbagi pakai ponsel, tablet, keyboard computer, handuk, sapu tangan, dan lain-lain. Berdekatan dengan seorang penderita flu pun sangat tidak disarankan karena virus flu bisa menular melalui perantara udara.

Tidak kalah pentingnya adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. Menjaga daya tahan tubuh bisa dilakukan dengan memperbaiki pola makan, gizi makanan seimbang, mengurangi junk food, berolah raga teratur, tidak hujan-hujanan, mengurangi lembur dan begadang berlebihan dan lain-lain.

Bagi sebagian orang berusaha menjaga daya tahan tubuh saya kira bisa dilakukan. Asal ada cukup kemauan. Baca lebih lanjut

Iklan

Dilema Menggunakan Kendaraan Pribadi

Beberapa bulan terakhir ini, saya menjadi lebih sering menggunakan cara yang tidak saya suka untuk bepergian ke suatu tempat. Yaitu lebih banyak menggunakan sepeda motor untuk mencapai suatu tempat. Tidak hanya mencapai tempat-tempat yang terbilang dekat misalnya ke pasar terdekat, ambil cucian di laundry atau kemana, bahkan ke kota Jogja yang berjarak 40-an km pun mulai saya tempuh dengan sepeda motor.

Saya terpaksa. Kendaraan umum akhir-akhir ini semakin susah di dapat, hanya beroperasi pada jam-jam tertentu dan waktu tempuhnya terasa semakin lama. Tidak handal.

Kendaraan umum makin jarang dan hanya beroperasi pada jam-jam tertentu karena orang-orang sekarang entah kenapa semakin malas menggunakannya, karena tidak handal? Waktu tempuh menjadi makin lama karena jalanan sekarang makin dipadati dengan kendaraan pribadi dan sepeda motor yang menyesakan jalan sampai bikin macet. Oh iya, menggunakan kendaraan umum memang menjadi boros.

Jauh lebih cepat dan murah menggunakan sepeda motor. Sebagai misal dari rumah sampai suatu venue di kota Jogja saya hanya membutuhkan waktu kurang-lebih 90 menit dengan sepeda motor. Baca lebih lanjut

Isi Ulang Korek Gas

Tukang Isi Ulang Korek Gas

Tukang Isi Ulang Korek Gas

Di tengah harga korek gas yang telah menjadi sangat murah sekarang ini, ternyata tidak serta merta mematikan profesi tukang isi korek gas. Seorang pemuda yang berprofesi tukang isi korek gas ini tetap ada di Pasar Paliyan, salah satu Pasar Tradisional di Gunungkidul Indonesia.

Keberadaan Tukang Isi Ulang Korek Gas ini merupakan indikator bahwa korek gas yang berharga murah tidak membuat semua orang menggunakan korek gas sebagai benda/alat sekali pakai. Mereka yang mengisi ulang korek gas bisa jadi adalah orang yang suka berhemat? atau orang yang berwawasan lingkungan tinggi. Ingin menunda korek gas yang mereka punya agar tidak cepat-cepat mengisi tempat sampah.

Apakah Anda masih menjumpai seseorang yang berprofesi tukang isi korek gas di lingkungan tinggal Anda.

Foto ini saya ambil pada Minggu pagi kemarin seselesainya saya menunaikan ibadah mingguan jogging.

Suka Menyalahgunakan

Kita sering mendengar kabar penyalahgunaan drug yang menimbulkan banyak petaka bagi manusia. Sebenarnya bukan hanya drug saja yang orang sering salah gunakan. Orang senang mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan permasalahan. Jalan pintas yang sebenarnya sama sekali tidak menyelesaikan, malah-malah menimbulkan masalah baru yang lebih rumit.

Rumput-rumput di pinggir jalan dan di jalan yang tiap hari saya lalui pada pagi tadi terlihat semua menguning secara tidak wajar. Rumput menguning bukan karena kekeringan kurang air. Sekarang sedang pada cuaca curah hujan tinggi. Semua rumput di jalan menguning itu karena ulah manusia. Manusia sengaja menyemprotkan herbisida ke rumput-rumput itu. Herbisida itu saudaranya Insektisida. Kalau Insektisida adalah racun pemberantas serangga. Sedangkan Herbisida adalah obat untuk mengendalikan gulma pada tanaman.

Kali ini manusia menyalahgunakan penggunaan herbisida untuk membunuh rumput-rumput di jalan-jalan desa. Penyemprotan herbisida dianggap oleh manusia sebagai solusi untuk membersihkan jalan-jalan dari rumput secara cepat dan praktis. Dianggapnya lebih baik dari bekerja bakti membersihkan rumput dengan cara menyiangi.

Apa yang saya ceritakan ini hanya salah satu contoh penyalahgunaan teknologi pertanian saja. Contoh lain adalah penggunaan insektisida untuk mencari ikan di sungai atau di kolam. Banyak orang yang sengaja meracuni sungai agar ikan-ikan terkapar dan mudah ditangkap tanpa berpikir bahwa sebenarnya racun insektisida itu akan meracuni si penangkap ikan itu sendiri dalam jangka panjang maupun pendek, belum kerusakan alam dan ancaman kepunahan biota sungai dan kolam sampai kerusakan ekosistem.

Membakar Sampah

Sepulang dari shalat Isya berjamaah di masjid tadi malam, di jalan yang saya lalui menuju rumah, saya terganggu oleh bau asap pembakaran sampah yang menyengat. Bau menyengat yang oleh orang Jawa disebut “sangit”. Ada tetangga yang membakar sampah dalam jumlah banyak di pekarangan.

Sampah itu bukanlah sampah rumah tangga. Sampah itu berupa daun-daun yang digugurkan oleh pohon yang sedang meranggas. Saat ini di desa dimana saya tinggal sedang berada di musim kemarau yang sangat kering yang memaksa pepohonan untuk seirit-iritnya menggunakan air di tanah yang sangat terbatas.

Membakar sampah dedaunan di pekarangan sudah turun temurun terjadi di desa dimana saya tinggal. Saya tidak tahu apakah ada orang lain yang merasa terganggu dengan asap pembakaran ini sebagaimana yang saya rasakan. Bila pun atau yang merasa atau pun tidak, barangkali yang tetap perlu diubah adalah cara memperlakukan sampah daun, sampah organik seperti ini menjadi lebih baik dan lebih ramah lingkungan.

Kalau tidak bisa mengolah sampah organik menjadi semacam pupuk organik, kalau bisa mengolah menjadi pupuk organik tentu menjadi berharga di desa pertanian, setidaknya tidak dibakar yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Misalnya dengan mengubur sampah-sampah daun itu dipekarangan tanpa perlu khawatir sampah daun mencemari tanah.

Memang, tidak mudah untuk bahkan sekedar menawarkan ide manajemen pengelolaan sampah lingkungan di pedesaan. …

Hematlah Air Walau Musim Hujan

Iya. Malah karena sedang musim hujan perlu diingatkan agar berhemat air untuk menjaga lingkungan. Saya perhatikan di tempat-tempat umum, seperti tempat wudhu di masjid-masjid dan toilet-toilet umum, orang-orang lebih boros menggunakan air pada musim hujan. Stiker-stiker dan himbauan hemat air seolah kurang greget.

Umumnya orang tidak perlu diingatkan setibanya musim kemarau biang sulit air, misalnya di daerah dimana saya tinggal. Orang-orang akan menggunakan air sehemat-hematnya ketika benda terlihat mahal dengan mata telanjang.

Toh, kalaupun tidak digunakan air yang berlimpah di musim hujan sekarang ini hanya akan mengalir ke sungai, lalu ke laut. Seboros apapun air yang kita pakai foya-foya tidak akan cukup mengurangi kandungan air tanah. Bukankah kulit bumi Gunungkidul, misalnya, yang tersusun dari batuan karst tidak akan bisa menahan air tanah dalam waktu lama. Itu benar.

Tapi mungkin kita lupa. Air sampai di kolah, bak dan penampung air tidak mengalir sendirinya dari sumber air. Kita menaikkan air dengan pompa air bertenaga listrik. Kita bisa mengalirkan air ke penampungan dengan pompa disel. Untuk menghasilkan listrik dan tenaga disel membutuhkan bahan bakar yang tersediaannya terbatas, berpolusi lagi. Nah. Saya no comment bagi yang mengisi tampungan airnya dengan menimba di kerekan atau tangan-tangannya cukup kuat menggenjot pipa mekanik. 😀

Itu yang cukup beruntung tinggal di daerah yang mudah didapatkan sumber air bersih atau di daerahnya memungkinkan dibuat sumur air bersih. Beda perkara dengan yang tidak punya sumur dengan semua alasannya.

Bagi yang menggunakan air dari ledeng, dari saluran air PDAM atau perusahaan air bersih swasta, tentunya ada Rp yang harus dibayarkan untuk tiap liter air yang mengalir. Bagi yang berduit tak masalah ya dengan kelebihan membayar beaya air yang berlebih? Namun sebenarnya kita membayar air itu tidak hanya dengan uang. Ada ongkos lingkungan yang tidak hanya cukup dibayar dengan uang.

Sedikit perusahaan air yang cukup beruntung mendapatkan sumber air yang terdapat di daerah yang relatif tinggi, jadi tidak memerlukan energi untuk mengalirkan air ke pemukiman.

Namun kebanyakan perusahaan air perlu energi yang sangat besar untuk menaikkan air sebelum didistribusikan. Energi itu bisa dipenuhi dengan listrik atau pompa berbahan bakar. Listrik lagi, bahan bakar lagi. Bukan itu saja. Perusahaan air seringkali mengolah air agar layak digunakan sebelum didistribusikan. Proses ini lagi-lagi perlu listrik atau sumber tenaga lainnya. Saya jadi ingat ketika diajak jalan-jalan BeBlogger pada acara Amprokan Blogger 2011 di Bekasi tahun lalu ke Instalasi Pengolah Air Bersih yang melayani Jababeka City. 🙂

Jadi entah itu musim hujan atau musim kemarau, tetep pasanglah himbauan hemat air pada tempatnya. Kemudian mulai patuhi dari diri sendiri. 🙂

Disemutin Semut

Sebel banget ya kalau minuman manis yang kita taruh di meja tiba-tiba sudah dikerumuni oleh semut. Seperti teh manis saya pagi ini. Belum seberapa yang saya minum sudah digilir oleh kerumunan semut.

Sejak beberapa hari ini, bila menaruh makanan atau minuman manis di meja saya akan lekas membuat semut-semut berkumpul. Padahal sebelumnya jarang sekali kedatangan kawanan semut. Kali karena sudah musim turun hujan. Jadi semut yang semula bermarkas di halaman dan pekarangan bermigrasi ke rumah hunian karena takut terendam air.

Saya pernah mendengar, kalau membaca ulasan yang detil sih belum pernah, katanya membunuh semut-semut itu dilarang oleh agama yang saya anut. Padahal bila tidak sengaja meminum atau memakan minuman atau makanan yang bersemut itu sudah berapa banyak semut yang terbunuh. Kasian. 😦

Saya juga belum tahu bagaimana cara yang efektif untuk menghalau semut-semut yang beraneka jenis itu. Ada yang kecil-kecil dan berjalan pelan, ada yang gede-gede, ada yang bila menggigit menyebabkan bentol-bentol dan iritasi kulit, dan bermacam-macam lainnya.

Ada ide cara mencegah semut tanpa membunuhnya?

The Morning Sound

Nah, kalau saya telah berulang kali menceritakan di blog ini, di twitter ataupun di facebook tentang suara – suara yang mengiringi pagi hari di sekitar rumah dimana saya tinggal. Maka untuk membuktikan bahwa cerita saya bukan hoax semata, pada pagi tadi mulai sehabis subuh sampai hampir jam 06:00 wib, dengan peralatan seadanya, saya merekam suara – suara itu.

Dan siang ini saya berhasil membagikan di blog ini. Saya tadi bingung file audio mau di host dimana. Bingung mencoba – coba beberapa layanan, sampai akhirnya oleh mas Ndableg, saya direkomendasikan untuk menggunakan soundcloud. Hitung – hitung sambil menjajal layanan cloud ini.

Baiklah, selamat mendengarkan kicauan burung, suara ayam berkokok, suara sapi melenguh, dan suara jangkrik yang sehari – hari saya dengarkan. 🙂

Senam Masal dan Jalan Sehat?

Pagi tadi ankudes kobutri yang saya tumpangi terhalang macet di depan Kecamatan Playen sampai akhirnya pak sopir memilih untuk melewati jalan alternatif. Kemacetan langka yang terjadi tadi pagi disebabkan oleh penyelenggaraan senam masal dan jalan sehat yang mengambil tempat di depan kantor kecamatan Playen. Peserta membludag sampai ke jalan raya di depan kantor kecamatan.

Siang hari tadi ketika saya naik angkudes untuk pulang ke rumah, di kanan kiri jalan di sekitar kantor kecamatan Playen sampah – sampah terlihat berserakan. Sampah dari mana lagi kalau bukan dari penyelenggaraan senam masal dan jalan sehat yang diadakan pada pagi tadi.

Kalau begini, senam masal dan jalan sehat itu sehat untuk siapa? Terlepas bagus atau tidak buat kesehatan peserta senam masal dan jalan sehat, pastinya sangat tidak menyehatkan bagi lingkungan yang tercemari oleh aneka sampah.

Nah, tuh para panitia. Silakan dipikirkan apabila kelak ingin menyelenggarakan acara serupa 😦

Bisa Memperbaiki Apa Saja

Masih ingat Film “My Name is Khan”? Saya ingat Rizwan Khan. Seorang anak dari Mumbai – India, yang menderita syndrom Asperger. Dia cerdas, berguru pada Mr. Wadia dan lekas pintar memperbaiki apa saja.

Tentu saja bapak – bapak yang saya foto ini yang mengingatkan saya pada Rizwan Khan. Bapak tukang reparasi keliling ini tadi pagi melewati jalanan desa dimana saya tinggal. Dia berteriak menawarkan jasanya. Dia bisa memperbaiki termos, panci, dan macam – macam peralatan dapur.

Bapak tukang reparasi ini sangat luar biasa. Dia bisa memperbaiki termos yang pecah kacanya dalam waktu kurang dari 10 menit. Semangatnya membuat tubuh tuanya kuat untuk berjalan kaki lengkap dengan sepikulan peralatan.

Menurut saya dia berjuang melebihi semangatnya menafkahi keluarga. Dia telah banyak berjasa pada lingkungan dengan memperbaiki perkakas rusak agar tidak lekas dibuang ke tempat sampah.

Posted with WordPress for BlackBerry.