Menanam Jagung Jangan Jemu-Jemu

Dari kemarin sore sampai tadi malam, hujan cukup deras dan merata turun di desa dimana aku tinggal dimana mata pencaharian utama penduduknya adalah bertani. Waktu yang tepat untuk segera bercocok tanam. Terutama dan yang harus didahulukan adalah tanaman palawija. Kecuali padi yang harus menunggu curah hujan lebih banyak.

Kali ini kami sengaja meladang lebih pagi agar kedua ladang itu sudah selesai ditanami sebelum matahari terlalu terik. Bukan kami takut sengat matahari. Hari ini adalah hari Arofah. Hari dimana muslim disunahkan untuk berpuasa sebelum Hari Adha. Kami menjaga diri agar keringat tidak terlalu berlebih sehingga menurunkan cairan tubuh dan bisa-bisa mengurangi kekhusukan berpuasa.

Udara pada jam 5 pagi tadi terasa dingin. Mendung menggelayut menutupi wajah langit. Itu bukan penghalang bagi semangatku, bapak dan simbok untuk segera bergegas ke ladang keluarga di Ngglempeng dan Lor Ngglempeng. Kami bertiga berjalan kaki  dengan benih jagung, tugal dan cangkul dipundak, menempuh jarak hampir 2 km.

Jalan kaki ke Nglempeng itu sendiri aku rasakan asik. Entah kenapa aku melihat jalanan yang jeblok-jeblok banyak gedebel-nya itu seolah baru. Padahal aku telah berulang kali melewatinya dengan kaki ini. Apalagi laron-laron yang aku lihat beterbangan menikmati mongso rendeng dan kebebasan dan ada yang hinggap di ranting-ranting kering. Juga laron-laron yang dengan dikawal rayap sedang keluar dari lobang kepundung di kiri kanan jalan di dekat pohon randu raksasa di Lor Ngglempeng. Rumput dan dedaunan basah yang membagikan aroma alam Baca lebih lanjut

Iklan

Ponsel Menyebar, Tengkulak Sulit “mainkan” Harga

WONOSARI: Sejumlah tengkulak kacang tanah di Gunungkidul mengaku kesulitan ‘memainkan’ harga. Peredaran ponsel ke pelosok desa mulai tiga tahun yang lalu malah memudahkan petani memantau harga kacang tanah. HARIAN JOGJA, 2 April 2011

Nah tuh kutipan berita koran lokal ini memberi bukti bahwa teknologi informasi memberi manfaat kepada semua orang. Bukan hanya kalangan tertentu saja. Petanipun sekarang tidak hanya bisa memakai ponsel untuk menelpon dan SMS -an. Mereka sekarang sudah dapat “memanfaatkan” teknologi.

Jadi jangan kaget bila tidak lama lagi kita akan melihat harga gabah, harga kacang tanah, kacang kedelai, jagung, sayur mayur, dll muncul di trending topic di jejaring informasi twitter.

Hal ini seyogyanya dapat dibaca dan ditindaklanjuti oleh otoritas pertanian dan pemerintah dengan misalnya membuat website, atau langkah mudah seperti membuat Facebook page Informasi Harga Hasil Pertanian.

Kepada para tengkulak yang saat ini masih bermain kotor dengan memanipulasi timbangan, memanipulasi harga dan bentuk ketidak jujuran lain, segera bertobatlah sebelum nama – nama anda di catat malaikat dan terpampang di jejaring sosial dan jejaring informasi.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Momentum untuk Pola Tani Organik

Beberapa hari ini, kenaikan harga pupuk untuk petani di desa saya telah naik. Kenaikan itu berkisar kira – kira 30% untuk jenis pupuk Ponska, TSP dan Urea. Rerasanan yang berkembang diantara para petani gurem mencerminkan betapa berat arti kenaikan harga pupuk. Dirasakan sebuah pukulan telak akan arti Keadilan Sosial yang setiap hari Senin dulu kami bacakan bersama di tengah lapangan Upacara Bendera. Memang kontras apabila yang digunakan pembanding adalah angka – angka potensi kerugian 100+ T yang ditimbulkan oleh mengguritanya korupsi yang baru – baru ini terungkap di Perpajakan, kantor si Gayus Tambunan dan teman – teman itu.

Loh, kok saya malah ikut terjebak rerasanan. Alih – alih betapa rasa nyeri dari kenaikan harga pupuk kimia itu. Bukan berarti para petani menyerah dengan keadaan. Menariknya, petani tidak hanya tidak jemu mencangkul sawah ladang mereka. Mereka dengan gigih mencari jalan ketiga.

Bapak saya sendiri tadi rasan – rasan akan membeli lagi pupuk organik. Pupuk organik ini sebelumnya memang telah digunakan oleh beberapa orang petani. Dan sudah terbukti dampak produktifnya. Nah, benarkan. Kenaikan harga pupuk kimia semoga menjadi momentum untuk mengoptimalkan dan memasyarakatkan pola tani Organik. Proses memang tidak bisa dilompati tahap – tahapnya. Termasuk tahap terbesar adalah merubah mindset petani itu sendiri. Bukti akan manjurnya pupuk organik tidaklah akan serta merta mengubah kebiasaan pak tani seperti halnya menghapus beberapa line dalam sebuah source code dan menggantikan dengan code code yang terbaru.

Rencananya sore ini, penjual pupuk organik akan mengirim ke tempat kami. Menariknya, penjual itu adalah teman sepermainan saya. Berbeda halnya dengan pupuk kimia yang distribusinya diatur oleh pemerintah dengan menunjuk distributor untuk suatu daerah, penjualan pupuk organik berada di tangan banyak start up dan umumnya wira usahawan baru dan muda.

Mohon doa restu untuk pola tani yang lebih organik untuk Indonesia yang lebih seha

Panen Panen

Nah saat ini, petani di desa dimana saya tinggal sedang menikmati masa sibuknya. Betapa tidak menikmati, karena selelah apapun yang mereka kerjakan adalah memanen apa yang mereka tanam dan rawat dengan tekun selama berbulan – bulan. Memang, musim panen kali ini bisa dikata bukanlah musim panen terbaik. Kendala cuaca yang tak menentu merupakan kendala yang  mana pencapaian teknologi belum bisa berbuat banyak.

Padi dan jagung adalah jenis tanaman yang survive sampai halaman pengeringan. Dan sebagian jagung milik keluarga sudah dijual.

Musim Hujan tlah Tiba, horeee …

Dedaunan di pekarangan kami telah mulai bersemi. Hujan yang mulai turun sejak beberapa hari yang lalu telah menitikan harapan akan tumbuhnya kehidupan. Mencurahkan rahmat Tuhan setelah selama beberapa bulan kehidupan harus melawan keras dan kering musim kemarau. Baca lebih lanjut

Ingin Bercerita tentang Kambing beranak Empat

Beberapa hari yang lalu, seekor induk dikandang milik simbok saya melahirkan 4 ekor anakan kambing yang mungil – mungil. Dari ke empatnya, salah satu, harus ikhlas rela menerima kenyataan setelah gagal berjuang membujuk nyawa untuk tetap melekat pada jasmani yang mungil. Cacat yang ia bawa sejak lahir  merupakan beban berat yang mesti dipikul sendirian oleh si bayi mungil. Menurut kepercayaan kuno di daerah dimana saya tinggal, ke-naas-an yang menimpa si anak kambing adalah karena seringnya terjadi gempa/lindu saat induk mengandung dan si tuan nya si kambing, simbok, lupa tidak menaburkan abu sebagai tolak bala. Sementara 3 saudaranya wal afiat tidak kurang suatu apa.

Kebanyakan induk kambing mempunyai dua atau satu anak dengan satu kali melahirkan. Mungkin karena secara anatomi, seekor induk kambing mempunyai dua puting susu, dua anakan adalah terbanyak yang bisa dibesarkan si induk dengan baik. Seperti umumnya binatang vertebrata yang lain, kambing – kambing bayi itu mengandalkan sumber nutrisi utama dari ASI (air susu induk) sebelum cukup kuat untuk mencerna jenis makanan berupa dedaunan dan tumbuhan.

Meski saat ini anakan sudah berkurang satu, kapasitas produksi susu si induk masih belum cukup untuk memenuhi demand ketiga belia kambing itu sebagai bekal untuk tumbuh optimal. Andai induk kambing memiliki 4 puting susu. Namun demikian, beruntunglah si anakan anakan kambing itu karena di tuan i oleh simbok saya. Simbok cukup peduli dengan binatang binatang piaraannya. Ia …

Ternyata, mengarang atau menuliskan sesuatu itu tidak mudah. Pantas saja saya sering mendapatkan nilai jelek pada pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu studi di Sekolah Menengah.

.

Survive di Pergantian Musim

Ngomong ngomong tentang pergantian musim dan pergantian cuaca pasti identik dengan terpengaruhnya kesehatan kita atau menurunya kualiatas kesehatan kita atau teman teman dan rekan rekan sekitar kita. Jujur saja kita semua disini sudah bosan dengan musim kemarau yang panjang tahun ini. Semua orang berharap segera datang musim hujan. Kalau selama ini sebagian orang disini yang punya cukup rejeki mengeluarkan kocek sekitar Rp 70.000 untuk setangki air untuk memenuhi kebutuhan minum, air bersih dan sanitasi dengan datangnya musim hujan berharap karunia yang di Atas berupa air bersih yang gratis dan melimpah. Maklum saja disini sarana water fasilities yang belum merata menjangkau semua penduduk. Mudah mudahan saja dalam waktu yang tidak terlalu lama ekploitasi dan perberdayaan sumber air dari pantai Baron dan Ngobaran dapat dengan baik terealisasi. Namun demikian dengan hadirnya pertanda pergantian musim pada saat ini yang merupakan kabar baik untuk kita semua disini karena artinya Musim Penghujan sudah lebih dekat. Ada satu tahapan dimana kita kita harus melewati dengan tanpa luka atau kalaupun sampai luka luka tidak sampai mati *dimakan cacing.

Bahwa tahapan tersebut adalah untuk tetap survive dan bisa beradaptasi dengan baik untuk melewati dengan selamat jembatan ^pancaroba^. Flu yang mewabah, diare, muntah muntah dan penyakit penyakit umum yang menjadi derita dan saat ini telah menjangkit teman teman bahkan keluarga.Walaupun seharusnya yang seperti ini tidak perlu terjadi apabila sebelumnya kita telah melakukan tindakan atisipasi dengan baik. Dan tentunya kesedaran kita semua untuk melakukan tindakan preventif secara integral –terpadu dan kolektif –bersama sama. Karena apa artinya kalau satu atau dua orang menjaga kesehatan diri dan lingkungan sementara yang lain cuek bebek. Virus Influensa diketahui mudah menyebar dengan cepat dan menulari siapa saya yang sedang dalam keadaan kekebalan tubuh sedang tidak fit. Buktinya apabila ada satu saja dari orang sekantor atau satu anggota keluarga yang kena jatah maka mudah mudah saja orang orang dekatnya tertular.

Apapun adanya Pergantian Musim yang bertandang merupakan TAMU yang banyak dinanti nanti sebagai kabar baik, yang perlu kita lakukan untuk tetap dapat menikmatinya adalah dengan mensyukuri dan membuat pilihan terbaik. Kita bisa melakukan hal hal didalam lingkaran pengaruh kita untuk tidak memperkeruh keadaan. Apa yang bisa kita lakukan adalah seperti menjaga higienitas kehidupan pribadi kita, menjaga kualitas ketahanan tubuh dan kebugaran kita, menjada diri dari potensi tertular wabah. Apabila diri terpaksanya terkena wabah dengan sadar menjaga lingkungan dan orang orang tersayang dengan membatasi interaksi dan kontak fisik dan segera men^treatment diri dengan tindakan medis yang tepat.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah secara sosial menyampaikan informasi dan menggugah kesadaran orang orang terdekat kita untuk sadar diri akan kesehatanya dan mengajak mereka untuk hidup sehat dan higienis dan mempunyai sense of awarenes yang cukup sehinggu tercipta suatu budaya dan sistem sosial yang sehat dan berbudaya. Dengan demikian kita bisa menikmati tanpa kendala anugerah Allah.

Hujan itu turun dari atas karena memang pemberian yang di Atas

Tren Harga Industri vs Pertanian

PS : Judul tidak macth dengan keseluruhan Tulisan

Dulu sekitar tahun 1985 ( katanya ) untuk membeli TV Hitam Putih tetangga simbok saya harus menjual Seekor Sapi + 1 Kambing. Beberapa ekor kambing mungkin seharga dengan sebuah radio MW/AM.

Sekitaran tahun 1996, Mas Sarwi membeli PC rakitan 486 DSC seharga 1,5 jeti, seharga sapi yang dijual bapaknya.

Berapa harga ponsel butut pertamax beli di tahun 1998, kalau ga salah Ericsson, lupa serinya. Seharga kira kira 2 ekor sapi bapak saya didesa.

Sekarang, semahal apa TV Hitam Putih? Mungkin di toko toko sudah tidak ada yang jual kecuali di toko barang antik. Siapa yang mau dikasih PC Rakitan 486 DSC? Kalau harga saat ini seekor sapi sekitaran 5 jeti, artinya ponsel tipe apa ya yang pantas ditukar dengan ( semahal ) 2 ekor sapi.

Harga barang barang industri dan elektronik semakin terjangkau saja. Siapa tidak senang?

***

Selain berpolemik tentang tertangkap basahnya mafia mafia Baca lebih lanjut