Ponsel Menyebar, Tengkulak Sulit “mainkan” Harga

WONOSARI: Sejumlah tengkulak kacang tanah di Gunungkidul mengaku kesulitan ‘memainkan’ harga. Peredaran ponsel ke pelosok desa mulai tiga tahun yang lalu malah memudahkan petani memantau harga kacang tanah. HARIAN JOGJA, 2 April 2011

Nah tuh kutipan berita koran lokal ini memberi bukti bahwa teknologi informasi memberi manfaat kepada semua orang. Bukan hanya kalangan tertentu saja. Petanipun sekarang tidak hanya bisa memakai ponsel untuk menelpon dan SMS -an. Mereka sekarang sudah dapat “memanfaatkan” teknologi.

Jadi jangan kaget bila tidak lama lagi kita akan melihat harga gabah, harga kacang tanah, kacang kedelai, jagung, sayur mayur, dll muncul di trending topic di jejaring informasi twitter.

Hal ini seyogyanya dapat dibaca dan ditindaklanjuti oleh otoritas pertanian dan pemerintah dengan misalnya membuat website, atau langkah mudah seperti membuat Facebook page Informasi Harga Hasil Pertanian.

Kepada para tengkulak yang saat ini masih bermain kotor dengan memanipulasi timbangan, memanipulasi harga dan bentuk ketidak jujuran lain, segera bertobatlah sebelum nama – nama anda di catat malaikat dan terpampang di jejaring sosial dan jejaring informasi.

Posted with WordPress for BlackBerry.

Iklan

Arti Penurunan BBM Bersubsidi?

Bertepatan dengan hari ke 11 sejak harga BBM bersubsidi khususnya Bensin secara resmi diturunkan menjadi Rp 5.500,- per liter oleh Pemerintahan Presiden Susilo BAMBANG, pagi ini saya berangkat ke Tempat Kerja menggunakan Jasa Angkutan Umum seperti biasanya ketika Harga Bensin Bersubsidi berharga Rp 6.000,-. Saya membayarkan ongkos yang sama seperti ketika belum ada penurunan Harga BBM. Memang, saya tidak (mungkin belum)  mendengar atau membaca perihal tentang Penurunan Tarif Angkutan khususnya Angkudes sebagai alat transportasi publik utama di Gunungkidul. Merupakan sebuah Fakta yang susah untuk dipahami seorang Jelata seperti saya, ketika dulu, menjelang kenaikan Harga BBM, harga harga sudah lebih dulu naik membumbung termasuk tarif Angkutan Umum tetapi setelah hari ke 11 penurunan Harga BBM tidak serta merta diikuti oleh Penurunan Tarif Angkutan Umum. Kalau Tarif Angkutan Umum saja yang komponen produksi utamanya adalah Bensin tidak terjadi penyesuaian ( –baca : penurunan) tarif maka tentu saja harga harga produk lain.

Menurut gambaran seorang awam, penurunan biaya pada komponen produksi akan mempunyai dampak ikutan terhadapa harga produk di tingkat komsumen. Sebelumnya banyak pihak berharap bahwa dengan penurunan harga bensin akan berefek karambol dengan keterjangkauan harga produk di tingkat masyarakat kebanyakan, inflasi yang terkendali, peningkatan daya pemenuhan kebutuhan masyarakat dan di tingkat paling hilir adalah kehidupan masyarakat Indonesia umumnya menjadi lebih sejahtera. Namun demikian ketika banyak dihadapkan dengan fakta di lapangan, terutama saya, belum mampu merasakan dampak kemudahan karena penurunan Harga Bensin Bersubsidi dan baru kemudian saya mengetahui bahwa hitung hitungan sederhana dan gambaran seorang awam seperti saya tidak bisa segera berlaku.

Penurunan Harga BBM yang baru terjadi pertama kali seumur hidup saya dan konon juga merupakan sebuah catatan baru yang dituliskan oleh Pemerintah dalam buku tek sejarah Negeri Indonesia. Pertama kali, karena mungkin akan ada penurunan ke dua karena menurut Presiden bukan tidak mungkin harga BBM Bersubsidi masih bisa diturunkan lagi dimasa yang akan datang. Mungkin tergantung kePERLUanya juga. Kalau memang Penurunan Harga BBM berkorelasi dan benar benar dapat dirasakan pada tingkat kesejahteraan masyarakat kebanyakan (baca : hamba jelata miskin, seperti saya), pasti sebagian banyak orang akan setuju.

Bila pemerintah mempunyai otak otak cerdas dari para ahli ekonomi (dan politik) yang bertugas membuat rekomendasi dan menggambarkan grafik pertumbuhan ekonomi nasional maka jelata seperti saya hanya bisa mengukur dampak penurunan harga BBM Bersubsidi dengan merasakan penurunan Tarif Angkutan, penurunan harga deterjen, penurunan harga daging dan telur,  ketersediaan pupuk di masyarakat petani, dll. Apabila dari hal hal di sekitar tersebut tidak memperlihatkan dampak positif pernurunan BBM Bersubsidi, tentu akan tidak segan segan bertanya, sesungguhnya siapa yang paling diuntungkan dengan penurunan Harga BBM Bersubsidi.

Dan bila semua orang enggan untuk memberi jawaban maka saya akan menunggu sampai waktu yang memberi jawab.