Tren Harga Industri vs Pertanian

PS : Judul tidak macth dengan keseluruhan Tulisan

Dulu sekitar tahun 1985 ( katanya ) untuk membeli TV Hitam Putih tetangga simbok saya harus menjual Seekor Sapi + 1 Kambing. Beberapa ekor kambing mungkin seharga dengan sebuah radio MW/AM.

Sekitaran tahun 1996, Mas Sarwi membeli PC rakitan 486 DSC seharga 1,5 jeti, seharga sapi yang dijual bapaknya.

Berapa harga ponsel butut pertamax beli di tahun 1998, kalau ga salah Ericsson, lupa serinya. Seharga kira kira 2 ekor sapi bapak saya didesa.

Sekarang, semahal apa TV Hitam Putih? Mungkin di toko toko sudah tidak ada yang jual kecuali di toko barang antik. Siapa yang mau dikasih PC Rakitan 486 DSC? Kalau harga saat ini seekor sapi sekitaran 5 jeti, artinya ponsel tipe apa ya yang pantas ditukar dengan ( semahal ) 2 ekor sapi.

Harga barang barang industri dan elektronik semakin terjangkau saja. Siapa tidak senang?

***

Selain berpolemik tentang tertangkap basahnya mafia mafia eh wakil wakil kita di senayan. Koran Lokal sering menyuarakan semakin mahalnya harga harga kebutuhan pokok ( kebutuhan makan ). Harga beras dunia yang beranjak naik, vietnam dan philipina yang membatas ekspor berasnya, harga minyak yang tak terkendali, harga kedelai, harga jagung dan sahabat saudaranya. Mengapa yang notabene negara agraris, isu ketahanan dan ketercukupan pangan selalu menjadi kekhawatiran dan isu yang seolah tak berujung.

Kecenderungan Pasar berubah ( bener ngga ya … maksud saya ) :

Ketika harga barang barang industri berjalan menuruni grafik maka harga harga produk pertanian selalu menanjak, walaupun kadang menurun tetapi hanya merupakan tren sesaat saja, kemudian menanjak lagi …

Peningkatan Populasi berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan. Berbagai teknologi ( pertanian ) telah dikembangkan untuk mendongkrak produksi demi terpenuhinya kebutuhan umat manusia. Revolusi Hijau memang telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan pangan dunia. Pertanyaanya akan sampai kapan? Dimanakah titik temu … ( tidak boleh saya ketik disini )

Faktanya kemajuan industri dan teknologi belum menemukan bahan pangan alternatif bagi manusia, Manusia masih yakin bahwa sumber pemenuhan makan yang terbaik bagi mereka adalah dari alam ( pertanian ) dan bahkan manusia melihat kembali sesuatu yang lebih alamiah itu berarti lebih sehat dan manusiawi.

[ Saling tidak nyambung ya tulisanya, Sambung Menyambung menjadi satu itulah “Indonesia”, M E R D E K A

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s