#akberjogja #creativewriting by @mybothsides

dosen kelas akademi berbagi yogyakarta (#akberjogja) tadi malam, kamis 27 oktober 2011, adalah @mybothsides. pemilik nama aseli m arif budiman itu adalah pemilik blog http://  mybothsides.com, pemilik pt petak umpet -sebuah industri kreatif periklanan- dan sekaligus penulis buku best seller jualan ide segar. topik #akberjogja#12 itu adalah #creativewriting.

buat saya ini menarik. jadi saya rela menempuh 40 km perjalanan datang kuliah tatap muka yang bertempat di @movieboxjogja seturan yogyakarta. pak kepala sekolah akberjogja @nicowijaya, pasti mengira saya sedang main-main ketika saya nge-twit rencana kedatangan saya di @moviebox. biasanya saya mengikuti kelas-kelas akber cukup di linimasa twitter saja. jadi ketahuan saya bukan mahasiswa akberian yang rajin, hehe

saya sampai @moviebox beberapa menit sebelum acara dimulai untuk mengambil tempat duduk di deret kursi depan. saya ingin melihat dari dekat  @mybothsides. jadi saya tahu @mybothsides berpresentasi  memakai ipad. 🙂 k e r e n

akademi yang dibawakan kira-kira satu jam itu betul-betul menyedot perhatian semua kursi akberian yang kebanyakan adalah blogger dan onliner dari beragam komunitas di jogja. secara @mybothsides adalah salah satu blogger beken punya jogja. sekaligus dia berbicara tanpa banyak berteori. @mybothsides lebih banyak menceritakan perjalanan dan pengalaman pribadinya sebagai penulis. mulai dari buku draft pertama yang ditawarkan ke galang press ditolak, sampai draft cadangan yang dia buat malah jadi buku best seller.

tapi apa yang paling menarik bagi saya adalah slide

mulailah setiap tulisan dengan hati. logika dan teknik akan mengikuti.

slogan itu dijelaskan secara gamblang oleh @mybothsides sebagai seorang penulis yang tidak punya latar belakang pendidikan kepenulisan. Baca lebih lanjut

Review #K800Fotografia Dony Alfan

Kamera yang bagus adalah …. . Kamera yang bagus adalah kamera yang selalu dibawa kemana-mana. Dan tombol shutter -nya paling sering dipencet-pencet. 😀 Sony Ericsson Cybershot K800 pasti merupakan kamera yang bagus bagi mas Dony Alfan. Saya percaya Mas Dony mempunyai kamera-kamera lain dengan spesifikasi teknis yang lebih mumpuni.

Kenapa saya bilang K800 adalah kamera bagusnya Mas Dony Alfan? Lihat saja ebook yang ia terbitkan yang berjudul K800 Fotografia. Kita bisa melihat aneka photo shot dalam ebook setebal 70 halaman itu. Bener ngga saya bilang “setebal”. Bagaimana kita bisa mengatakan sebuah ebook itu tipis atau tebal. 😀 Dalam ebook 70 halaman itu kita bisa melihat photo shot yang diambil dari berbagai tempat dan kesempatan. Kalau tidak karena selalu dibawa kemana-mana, mana mungkin Mas Dony bisa mendapatkan gambar-gambar yang nampak ditemukan secara alami. Baca lebih lanjut

Iwan Setyawan dan Ibu di Kick Andy

Walaupun hanya beberapa kalimat terucap oleh beliau, tetapi lumayanlah untuk penasaran saya akan sosok yang diceritakan oleh Mas Iwan Setyawan dalam novel semi memoarnya yang berjudul 9 Summers 10 Autumns. Sosok yang telah membesarkan jiwa dan raga Mas Iwan hingga mampu “Berlayar dan terus berlayar”. Mengarungi kota apel Batu – Malang, sampai The Big Apple, The New York City.

Ibu Ngatinah, begitu Andy Flores Noya memperkenalkan dalam talkshow Kick Andy semalam, 20 Mei 2011, memang kelihatan sebagai seorang wanita yang mempunyai keyakinan kuat. Dia bilang kurang lebih, “Pokoknya anak – anak saya harus kuliah,  mau jadi apa kelak, terserah, itu urusan nanti”. Mas Iwan pernah bilang dalam twitternya kalau Ibu ngga well educated, tapi intellectually enlightened. Baca lebih lanjut

Book Review : 9 Summers 10 Autums – Iwan Setyawan

“Menulis kembali kenangan masa lalu butuh keberanian. Banyak lembar ingatan yang tak berani aku sentuh, karena melankoli yang muncul bisa meledak dan tak ada kekuatan diriku untuk meredamnya.”

Membaca 9 Summers 10 Autums -nya Cak Iwan ini membuat saya tidak bisa untuk tidak ikut – ikutan memutar kaset berisi rekaman amal dan dosa yang diperbuat simbok. Baca lebih lanjut

Komik Review: Hidup itu Indah, Bila Memelihara Kambing Hitam

Di lingkungan desa agraris dimana saya tinggal, sampai saat ini masih ada ratusan keluarga penerima bantuan Raskin, Beras untuk Rakyat Miskin. Keluarga – keluarga petani tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sendiri di tengah – tengah sawah ladang pertanian dan lumbung makanan. Raskin yang telah diterima selama bertahun – tahun sampai saat ini belum terbukti dapat membebaskan mereka dari belenggu kemiskinan.

Ini salah siapa? Tidak salah untuk menyalahkan penguasa korup tamak serakah yang menyunat alokasi anggaran untuk bantuan pengadaan benih, pupuk, insektisida, mekanik pertanian, infrastruktur pengairan, pelatihan – pelatihan pola tanam terkini, dll. Punggawa – punggawa negeri kita sedang khilaf. Tidak salah pula bila kemiskinan dan rendahnya produktifitas petani merupakan bikinan dari konspirasi global agar negara kita tidak pernah mandiri dalam segala aspek kehidupan dan selalu hidup ketergantungan terhadap negara – negara kapitalis barat sehingga selamanya kita bisa diperah dan dieksploitasi oleh keserakahan nafsu syaiton mereka. Panen Padi tiap tahun jelek karena indek Hongkong sedang lesu. Baca lebih lanjut

Jatuh Dalam 5 Perkara Dosa

… Menurut guruku, ada kemungkinan orang berilmu seperti kakek jatuh ke dalam 5 macam dosa. Dosa pertama ialah pada kemanusiaan. Kita diciptakan Tuhan sebagai manusia. Bukankah manusia itu sebaik – baik ciptaan-Nya? Mengapa kita ingin berjalan diatas air seperti katak dan menghilang seperti jin? Dosa kedua adalah pada diri sendiri. Kita berbuat riya karena ingin dilihat orang. Pamer menyebabkan kita bergantung kepada orang, kalau tidak ada orang kita akan berhenti berbuat. Perbuatan baik hilang maknanya karena ingin dilihat orang. Baca lebih lanjut

Buku tebal lebih cantik dari Pidato Panjang …

Mendengarkan itu sulit. Saya setuju dengan kalimat pernyataan ini. Meskipun dalam praktisnya saya butuh untuk lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara. Dan, memang, saya juga tidak banyak berbicara.

ComputerBooksSaya harus melakukan usaha lebih keras untuk menyerap informasi melalui mendengarkan. Usaha yang lebih lebih itu sering terjadi ketika saya mendengarkan ceramah  atau pidato  panjang dengan materi yang rumit.

Kecuali yang sedang khotbah adalah Obama.

Karena kesulitan itu sampai jatuh pada kesimpulan (yang tidak berdasar) bahwa melewatkan waktu untuk mendengarkan pidato itu tidak efeksif jauh dari efisien. Jujur saya lebih suka meng input informasi dengan membaca.

Sederhananya, saya dapat mengatur sendiri kecepatan saya menyerap informasi. Dipercepat atau diperlambat sesuai kebutuhan. Dengan  membaca saya juga bisa mengulang bagian bagian dimana saya kurang paham. Atau dibantu dengan banyak ilustrasi berupa penebalan, format, warna, grafik, chart, dan lain – lain. Atau berhenti kapan saja sesuka hati. Apalagi dengan kehadiran internet, website dan blog, saya menjadi bisa berinteraksi dengan penulis dan pembaca pembaca lainnya.

Kelebih mudahan saya dalam memahami bacaan dari   ceramah mungkin karena setiap harinya saya melewatkan waktu lebih banyak untuk membaca dibanding mendengarkan. –Saya lebih suka mendengarkan musik dari pada ceramah. Saya serius berusaha mendengarkan dengan khusuk hanya  setiap khotbah di hari Jum at sekali sepekan, selebihnya sangat jarang.

Atau kenapa ya? Hihihi 😀

Gambar di pinjam dari sini :

http://www.seruyange.com/metadeveloper/ComputerBooks.jpg

.

Paragraf Writing : Saya pengin buku ini

Paragraf Writing. Sebuah buku yang menarik perhatian saya ketika kemarin saya sedang jalan jalan di Gramedia untuk sekedar melihat lihat. Buku ini dari desain covernya memang menarik serta ukuran buku yang tidak biasa. Berbeda dengan buku buku lain yang di pajang di rak Gramedia yang umumnya di bungkus plastik. Rupanya, buku ini tidak. Sehingga saya dapat membaca baca bagian isi untuk memastikan apakah isi semanarik covernya. Untuk orang yang suka menulis amatiran di blog curhat ini, ternyata, dari beberapa halaman awal yang saya baca, buku ini menawarkan solusi untuk kesulitan kesulitan saya dalam suatu penulisan yang enak di baca dan logis.

Apa yang saya baca dengan singkat dari buku ‘Paragraf Writing’ di Gramedia dimana saya bisa paham dan ingat sampai sekarang adalah bahwa paragraf yang baik harus memiliki 3 unsur kalimat. Kalimat Topik, suatu kalimat dimana ide utama dari paragraf ditaruh. Kalimat Pendukung, yang bisa berupa kalimat kalimat narasi untuk memperkuat ide ide utama dan terakhir; adalah Kalimat Kesimpulan dimana penulis menunjukan untaian logika dari rangkaian antar kalimat dalam suatu Paragraf. Melalui contoh – contoh yang tertera dalam buku dan penjelasan penjelasan yang mengikuti, saya merasakan seharusnya, memang seperti itulah cara menyampaikan ide melalui bahasa tulisan kepada orang lain.

Seiring dengan keinginan saya untuk membantu diri  memperbaiki kualitas komunikasi melalui bahasa tulisan. Karena selama ini apa yang saya perbuat dalam setiap penulisan belum merupakan cerminan ‘Paragraf Paragraf Logis’, bahkan gagal menyampaikan ide penulisan itu sendiri. Buku ini merupakan buku kedua. Sedangkan yang pertama adalah Sentence Writing. Untuk yang Sentence Writing ini, saya belum sempat men snapshot isinya. Namun demikian saya menduga pasti sebagus buku keduanya. Karena kedua buku ini saling berkaitan dan berseri, sepertinya akan lebih enak membacanya secara berurutan dan bertahap.  Buku Buku ini benar benar dalam wish list saya.

**Karena harga kedua buku ini, ‘Sentence Writing’ dan ‘Paragraf Writing’ mahal untuk ukuran saya, maka saya kemarin memutuskan menunda untuk  membeli buku ini sampai kesehatan dompet membaik. hehehehe

Harry Potter 7 : Pilih baca versi asli atau terjemahan?

Chapter One :  The Dark Lord Ascending
The two men appeared out of nowhere, a few yards apart in the narrow, moonlit lane. For a second they stood quite still, wands directed at each other’s chests; then, recognizing each other, they stowed their wands beneath their cloaks and started walking briskly in the same direction.

“News?” asked the taller of the two.

“The best,” replied Severus Snape.

The lane was bordered on the left by wild, low-growing brambles, on the right by a high, neatly manicured hedge. The men’s long cloaks flapped around their ankles as they marched.


Chapter Satu
The Dark Lord Ascending
(Kebangkitan Pangeran Kegelapan)

Dua orang itu muncul secara tiba-tiba, terpisah beberapa meter di sebuah jalan sempit
yang diterangi oleh cahaya bulan. Sesaat mereka berdiri diam, tongkat masing-masing
saling terarah ke dada yang lain. Setelah mengenali satu sama lain, mereka menyimpan
tongkat masing-masing dibalik jubah dan mulai berjalan cepat ke arah yang sama.
“Bagaimana?” tanya orang yang paling tinggi dari keduanya.
“Sempurna,” jawab Severus Snape.

Jalan kecil itu dikelilingi oleh semak liar yang rendah disebelah kiri, pagar tanaman yg
tinggi dan terawat disebelah kanan. Jubah panjang mereka berkibar selagi mereka
berjalan bersama.

Saya tidak tahu bagaimana berbahasa Indonesia dan atau berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Demikian juga dengan jagat pengalihbahasaan dan penterjemahan, saya sama sekali awam terkait keduanya.

Namun demikian saya menemukan sesuatu yang menarik ketika membaca sebuah novel, saya mengutip beberapa paragraf pada bab awal novel tersebut dan menempelkan pada bagian awal tulisan ini. Dalam kutipan diatas baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa inggris sama – sama merupakan bagian dari Novel yang ditulis oleh JK Rowling dalam serial Harry Potter. Harry Potter 7 : The Deathly Hollows. Menariknya, ternyata mengalih bahasakan atau menterjemahkan bukanlah pekerjaan mudah.

Buktinya?

Kalau kita sedikit mempunyai waktu luang untuk membaca dan membandingkan dua kalimat dialog yang saya beri warna biru, menurut saya, penterjemah kurang bisa menemukan kalimat yang pas sehingga kalimat tersebut gagal membawa kehangatan dan emosi yang diverbalisasikan oleh penulis asli dengan ungkapan berbahasa Inggris. (mungkin ungkapan dalam budaya barat juga). Sekali lagi saya menegaskan bahwa penterjemahan dan pengalihbahasaan bukanlah pekerjaan mudah. Dan bukan berarti bisa memindahkan semua elemen dalam bahasa asli ke dalam bahasa tujuan dengan volume dan intensitas yang persis sama.

Apa apaan sih?

Sebenarnya saya hanya mau menjawab pertanyaan yang saya buat sendiri sebagai judul tulisan ini. Walaupun saya belum pernah baik untuk menggunakan bahasa manapun, baik itu bahasa jawa, bahasa inggris, bahasa indonesia atau bahasa tarzan sekalipun, saya lebih nyaman dengan bacaan berbahasa aseli. Membaca versi aseli itu lebih memberi keleluasaan untuk menangkap secara lebih terperinci setiap ide dan gagasan yang disampaikan oleh penulis dengan gaya verbalisasi dan visualisasi yang dia atau mereka anggap  maksimal  dan sesuai.

Silahkan mendownload versi pdf dari sini untuk Harry Potter 7 berbahasa indonesia dan berbahasa inggris

Kapan ^Science^ terbebas dari ^Kepentingan^ : Sebuah Review novel Deception Point

Ketika pagi ini hujan tidak juga kunjung reda dan sepertinya kemalasan memberikan rekomendasi agar saya tidak keluar rumah. Mungkin kemalasan cukup tahu kalau saya terlalu sering kehujanan akan mengundang flu dan pilek bertamu ke rumah. Baiklah hari ini memang saya tidak keluar rumah dengan menghabiskan waktu untuk melanjutkan membaca novel : Deception Point karya Dan Brown. Terjemahan bebasnya kira kira adalah Titik Muslihat.

Saat ini saya telah membaca sampai halaman ke 108 dari buku setebal lebih dari 500 halaman. Memang, saya cukup lambat membaca tiap tiap halaman dari buku ini karena banyaknya istilah istilah dan kosa kata baru dimana saya harus mencari tahu penjelasanya dengan bantuan kamus. Membaca demi halaman dalam buku ini seolah saya sedang keluar dari dunia saya, berjalan jalan ke alam dengan atmosfer geologi dan astronomi dimana saya harus belajar dari awal untuk mengenal batuan, meteorit, kutup utara, pencairan glacier sampai ke teknologi canggih seperti Earth Observng System dan PODS — the Polar Orbitting Density Scanner yang dikembangkan oleh NASA dan NRO.

Dan Brown mengkontruksi novel ini dengan mengolah besarnya anggaran yang dihabiskan NASA untuk membiaya proyek proyek riset berbiaya tinggi termasuk ekspedisi luar angkasa  namun demikian seiring dengan penggelontoran dana yang besar ke agensi ini, NASA dianggap gagal dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Amerika Serikat dan kemanusiaan pada umumnya. Bahkan NASA dipandang miring sebagai alat untuk kepentingan Politik pihak pihak tertentu termasuk untuk keperluan spionase. Lebih lanjut krisis yang dialami NASA secara cermat dimanfaatkan oleh Senator Sexton sebagai bola panas yang dilemparkan ke publik untuk memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat. Issu mengenai NASA segera merebut perhatian publik termasuk kegelisahan Presiden Zach Herney yang dalam banyak hal telah mendukung kegiatan dan eksistensi NASA dengan banyak cara termasuk alokasi anggaran.

Dalam membangun sebuah kisah triller, kemampuan Brown memang pantas mendapat acungan dua jempol, kehadiran banyak hal tak terduga dan narasi yang efisien telah terbukti membuat banyak karya Dan Brown tampil dalam rak Best Seller di toko toko buku. Hanya saja, mungkin karena sebelum membaca Deception Point ini saya terkesima dengan The Digital Fortress yang bertempo cepat bahkan banyak bab yang tertuang singkat dalam selembar halaman. Narasi Deception Poin terasakan bertele tele dan tidak stream lined, setidaknya hal ini saya rasakan sampai halaman 108. Saya tidak tahu apa maksud Brawn, ataukah dia sedang memberi kesempatan pembaca untuk belajar tentang geologi dan menikmati betapa kompleks suatu penemuan Ilmiah dalam bidang Geologi dan Astromi.

Kalau memang demikian maksud Brown, memang apa yang terjadi pada saya sekarang ini adalah belajar bahasa dan dunia baru dalam Science tentang Geologi dan Astromi. Keterkaitan *Penemuan Ilmiah* dengan banyak kepentingan termasuk kepentingan kekuasaan dan Politik  serta  Ekonomi dan Egoisme mengingatkan saya tentang Buku Richard Feynmen yang berjudul Scientific Integrity. Adakah kira kira saat dimana Science menemukan dirinya sebagai sosok yang Mandiri bebas dari Kepentingan Kepentingan selain Kepentingan Pencarian Kebenaran Sejati dan Kemaslahatan bagi Kemanusiaan?

[ Melanjutkan membaca lagi, mudah mudahan besok bisa menuliskan lagi review saya disni]