Berani Berbahasa Inggris Ala Mr Hani Sutrisno itu Hebat!

image

Belajar Bahasa Inggris bagi kebanyakan orang masih menjadi momok yang menakutkan. Menjadi cakap dan fasih berbahasa Inggris seolah adalah mimpi tak sampai. Betapa tidak, setelah belajar berbahasa bukan hanya menghitung hari, detik dan bulan, melainkan belas tahun kita habiskan di bangku sekolah untuk mempelajari seramnya bahasa makhluk ini, hasilnya nyata, nyata-nyata nihil. 😀

Saya sendiri adalah bagian dari orang kebanyakan yang merasakan belajar Bahasa Inggris itu tidak mudah. Bahkan sampai sekarang setelah saya belajar bahasa ini selama 23 tahun, dari tahun 1992 sampai sekarang. Meski juga bukan berarti proses belajar saya selama ini tidak ada bekasnya sama sekali. Saya tetap menyukuri keterampilan saya dalam berbahasa Inggris (written skill) dalam topik-topik tertentu yang sedikit banyak menunjang kelancaran pekerjaan saya.

Namun ketika berhadapan dengan kebutuhan untuk menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi lisan (oral) baik untuk hal formal maupun kasual, saya merasa menemukan batunya. Untuk memulai sebuah sesi komunikasi lisan saya sering merasa ragu dan enggan, misalnya: kalimat seperti apa yang ingin saya gunakan untuk menyapa atau merespon, apakah pengucapan saya sudah benar, apakah intonasi saya sudah sopan, apakah tata bahasa yang saya gunakan sudah tidak memalukan. Karena dalam berbahasa Inggris lisan semuanya berlangsung real time, linear dan on the fly. 😀 Tidak ada spell checker dan gramatical error checker sebagaimana ketika saya berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan menggunakan gawai (gadget).

Kamis siang, tanggal 3 Desember 2015 di salah satu tempat makan di Gunungkidul, Mas Tri Prasetyo, Pimred Penerbit Indonesia Tera memperkenalkan kepada saya, salah satu buku terbaru yang diterbitkannya. Sebuah buku bersampul hijau berjudul “How to Master Vocabulary for Daily Conversation”. Buku itu diperkenalkan kepada saya sebagai buku yang ditulis oleh Mr Hani Sutrisno, beliau adalah pendiri Desa Bahasa Borobudur di Magelang. Dalam kesempatan itu Mas TP (Mas Tri Prasetya) juga bermaksud mengundang Komunitas Blogger Jogja untuk mengikuti acara launching buku baru ini di Desa Bahasa.

Sebagai orang yang sudah agak kurang akrab dengan buku, saya sedikit apriori, saya ragu, memang apa yang bisa ditawarkan buku ini dalam membantu meningkatkan kemampuan berbahasa inggris di tengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi pembejaran digital, multimeda dan interaktif.

Buku ini tidak langsung saya buka ketika pada hari itu saya tiba di rumah. Saya mulai membuka-buka buku ini di teras rumah pada sore beberapa hari kemudian. Ada semacam bau nostalgia keluar dari lembar demi lembar, halaman demi halaman yang saya coba baca.

Puas membuka-buka tiap lembar halamannya, saya kembali ke halaman awal. Saya membaca tiap kosakata dengan santai. Saya ingin tahu berapa banyak kata yang saya tahu artinya dan mana yang  tidak. Belum sampai hal. 10 saya tersenyum dalam hati mendapati hafalan saya cukup lumayan dan diikuti tertawa seorangan kemudian. Rupanya selama ini saya banyak mengabaikan pengucapannya (pronunciation). 🙂

Di halaman-halaman berikutnya di buku ini saya menemukan adjectives, nouns, conjunctions, verbs, noun phrases sampai date and times. Sepintas terdengar biasa-biasa saja, namun apa yang menurut saya menarik adalah apa yang dituliskan dan dicontohkan dalam buku ini merupakan sesuatu yang sederhana dan sering ditemukan dalam percakapan harian dan memang kita butuhkan.

Buku “How to Master Vocabulary for Daily Conversation” saya tutup demi membacanya benar-benar dari awal lagi. Membaca halaman “Daftar isi” buku ini saya menemukan sesuatu yang sekarang terasa menarik.
Baca lebih lanjut

Iklan

Word Lens, Fitur Baru Google Translate

Bisa dikatakan Google Translate adalah aplikasi yang jarang saya gunakan di ponsel. Sehari-hari umumnya saya menggunakan bahasa yang relatif bisa saya mengerti, kecuali kepergok istilah yang agak asing, Google Translate di ponsel menunjukan manfaatnya.

Namun update aplikasi Google Translate pada pagi ini membuat saya tidak tahan untuk mencobanya. Fitur baru yang dibawa oleh update kali ini adalah “Word Lens”.

Fitur yang bisa diakses dengan icon seperti kamera ini memang memanfaatkan kamera ponsel untuk berguna. World Lens bisa digunakan dengan cara: membuka aplikasi Google Translate seperti biasa, menekan ikon Word Lens (icon mirip kamera), snap dimana terdapat kalimat yang ingin diterjemahkan, tap scan, seleksi bagian teks yang ingin diterjemahkan, kemudian pilih “translate”. Kata atau kalimat pun terterjemah ke dalam bahasa yang kita inginkan bila koneksi internet di ponsel baik-baik saja.

Pada percobaan kali ini saya mencoba Word Lens -nya Google Translate untuk menerjemahkan kalimat yang terdapat di karton di meja saya. Pencahayaan obyek dimana kalimat berada mengandalkan lampu neon, sementara koneksi internet ponsel menggunakan wifi. Hasilnya ini:

IMG_1836

Kali ini Word Lens bekerja dengan baik.

Dengan kemampuan Google Translate seperti ini saya membayangkan sedang berjalan-jalan di Jepang, Cina dan Korea Utara. Kemudian di pinggir jalan saya melihat penunjuk jalan atau banner depan toko dengan tulisan dan bahasa yang tak saya mengerti. Kemudian saya cukup mengandalkan fitur world lens nya Google Translate untuk mengerti semuanya. Mudah. Eh saya ralat: Korea Utara di atas saya ralat dengan Korea selatan saja. Di Korea Utara internet diblok. Sembarangan menggunakan ponsel alih-alih saya malah bisa ditangkap. 😀

Ingin menguji word lens lebih lanjut nanti saya ingin mencari teks huruf China, Jepang, Korea, India dan lain-lain untuk saya coba terjemahkan, hihi

Insya Allah …

Assalamu alaikum …

Alhamdulillah, sakit kepala saya semalam, yang, astagfirullah, sangat menyiksa, pada pagi ini sudah mereda. Sehingga, insya Allah, saya akan dapat beraktifitas seperti sedia kala. Aamiin.

Beberapa kata yang saya pertebal pada paragraf di atas saya temukan akhir – akhir ini makin banyak dan luas digunakan dalam pemakaian sehari – hari. Kata alhamdulillah, astagfirullah, insya Allah, masa Allah, Amiin, naudzubillah dan sejenisnya yang dulu hanya digunakan oleh muslim, merupakan kata serapan dari bahasa Arab, kini lebih banyak kerap saya temui sehari – hari bahkan digunakan oleh kawan-kawan non muslim. Tentu saja kata tersebut berkembang dengan berbagai variasinya. 🙂

Ngomong-ngomong tentang kata serapan, sebenarnya orang Indonesia termasuk orang yang suka menyerap kosa kata dari bahasa-bahasa lain meskipun dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat padanan kata yang tepat.

Ya, tidak ada yang aneh sebenarnya dengan penyerapan kata – kata dari bahasa Arab yang saya sebutkan dalam tulisan ini. hehe. Apakah Anda termasuk orang yang suka sering menggunakan lebih banyak kata serapan dalam berbahasa Indonesia?

“Aq” Kata Baru Dalam Bahasa Indonesia

Pernah dapat SMS atau email yang didalamnya ada kata “Aq”? Saya tidak ingat persis kapan persisnya pertama kali membaca kata “Aq” dalam kalimat berbahasa Indonesia. Akhir-akhir ini saya semakin sering mendapatkan kata “Aq” dalam setiap pesan elektronik yang saya terima.

Saya tahu maksud kata “Aq” bisa dipandankan dengan kata baku “Aku” dalam bahasa Indonesia yang telah saya kenal sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Tetapi perubahan kata “Aku” menjadi “aq” bagi saya yang bukan ahli bahasa bukan sesuatu yang mudah dimengerti. Yang saya tahu beberapa tahun belakangan ini nampaknya (hampir) semua orang bisa mengerti maksud dan menerima kata “Aq”. Baca lebih lanjut

SOP Announcement Ngayogyakarta Airlines (bagian 2- habis)

*Posting Meniko Karudo Peksa Sangking Notes FB nipun Bapa Hery Nugroho

SAJIAN MAKANAN DI UDARA:

Para sutresna, sepisan malih kawula sedaya asung matur nuwun awit panjenengan sampun kersa milih lan nitih Ngayogyakarta Airlines. Ing kalodahngan punika, enggal badhe lumadi ing ngarsa panjenengan para pramugari-pramugara, putra-putri trampil trengginas saking tlatah Ngayogyakarta ingkang kondhang ing babagan olah kasusilan.

Tumunten badhe kaladosaken dhaharan wanci dalu ingkang saged panjenengan pilih, dene pilihan punika kadi dene ingkang kaserat ing kertu menu dhaharan. Sepisan, sekul gudheg komplit mawi tigan ayam Jawi, sambel goreng krecek, saha tahu-tempe lan sapendherekipun. Gudheg punika mligi dipun olah kanthi pratitis dening Yu Djum saking Wijilan.

Pilihan angka kalih, sekul brongkos kacang tholo, daging sapi, tempe kemul, saha tahu tempe bacem komplit kaliyan krupuk urang. Minangka vendor ingkang nyamektaaken sekul brongkos punika nun inggih saking Warung Handayani Alun-alun Kidul Ngayogyakarta, ingkang dipun sengkuyung kaliyan para juru masak saking Warung Ijo saking Tempel Sleman.

Pilihan angka tiga nun inggih mawarni-warni masakan bakmi, ingkang dipun olah kanthi cara kina dening para juru masak saking Bakmi Tjap Djempol saking Sidoarum Godean Sleman. Saha dipun supervisi kaliyan para juru masak saking Bakmi Kadin Jl. Sultan Agung Ngayogyakarta.

Mawarni-warni unjukan ugi sampun cumawis, sumangga kersa anggen panjenengan milih. Unjukan panas utawi anget sampun cumawis antawisipun wedang ronde, wedang secang, beras kencur, wedang sekoteng, bandrek, lan wedang jahe. Boten kesupen, kacawisaken ugi unjukan khas Pakualaman: teh tubruk ginasthel lan kopi luwak wedalan Kulonprogo.Dene unjukan asrep sampun sumadiya maneka warni limun antawisipun Sarsaparila cap Hercules, sirup TBH, sarta unjukan sanes ingkang saged damel segering sarira.

Sasampunipun dhahar kembul bujana lumadi kanthi gancar, tumuli enggal kacawisaken dhaharan minangka penutup inggih punika kacang brol godhog, tela pendhem, kimpul, puli, oyol-oyol, kipa, gathot thiwul, pisang kepok kuning godhog, sarta mawarni-warni jajanan pasar ingkang dipun asta para pramugari mubeng warata ing kabin kanthi ambekta tampah. Matur nuwun.

(Cathetan: Para pramugari angagem busana Jawi pranakan gagrag Ngayogyakarta jangkep, ngagem kalung samir warni abrit lan jene. Dene para pramugara sami ngrasuk busana Jawi jangkep surjan sak keris ipun)

MEMASUKI UDARA TURBULENSI:

Para sutresna Ngayogyakarta Airlines, kita sedaya nembe tumapak wonten ing gegana ingkang kebegan ing reridhu. Tumunten daya-daya enggal wangsul wonten ing papan palenggahanipun piyambak-piyambak lan tumuli ngagema sabuk keslametan.

MENJELANG MENDARAT

Para sutresna Ngayogyakarta Airlines, boten dangu malih kita sedaya enggal tumapak ing Bandhara Internasional Charles DeGaulle ing kitha Paris Perancis. Wekdal samangke sampun nedahaken tabuh pitu enjang, bentening wekdal antawisipun Paris kaliyan Ngayogyakarta inggih punika pitung jam langkung randhat. Tumunten enggal kacocokna kagunganipun jam tangan piyambak-piyambak.

Kahanan gegana ing laladan Paris kalapuraken sae, kasaput ing mega tipis, kanthi suhu daratan watawis 10 drajat Celcius. Sumangga enggal kaagem sabuk keslametan, njejegaken sendheraning kursi, saha anglempit wangsul meja alit ing sangajeng panjenengan. Dhumateng para sutresna ingkang lenggah ing kelas bisnis, tumunten enggal kalempit ugi sendheraning suku.

Sawarnining piranti elektronik tumunten enggal kapejahana, ngantos mangke panjenengan tumapak ing terminal utawi sasana rawuh. Atas nami Kapten Pilot RM Jayeng Akasa lan Ko-pilot RM Suradira Nalikamuluk, kula sakanca ngaturaken wilujeng enjang. Sugeng pepanggihan malih kaliyan Ngayogyakarta Airlines ing sanes wekdal. Matur nuwun awit sampun kersa nitih Ngayogyakarta Airlines, maskapai gegana paling enggal anggota Star Alliance. ***

 

 

SOP Announcement Ngayogyakarta Airlines (1)

*Posting Meniko Karudo Peksa Sangking Notes FB nipun Bapa Hery Nugroho

PANGGILAN MEMASUKI RUANG TUNGGU:

Nyuwun kawigatosanipun, katur dhumateng para sutresna penumpang bahita gegana Ngayogyakarta Airlines nomer gegana YKA-999 ingkang badhe tumuju dhateng Paris, menawi panjenengan sampun rawuh wonten ing bandara, sumangga daya-daya enggal lumebet wonten ing sasana panengga, awit sekedhap malih para penumpang badhe kaaturan lumebet ing bahita gegana…. Matur nuwun.

PANGGILAN BOARDING

Nyuwun kawigatosanipun, wara-wara punika mujudaken cecala lumebeting bahita gegana (boarding). Sumangga enggal kasiagaaken kertu lumebeting bahita(boarding pass) lan daya-daya tumuju dhateng kori nomer 1-A.

Ingkang sepisan, cecala kagem para sutresna ingkang badhe lenggah ing kabin nginggil. Dhumateng para sutresna kelas bisnis Ngayogyakarta Airlines, sumangga enggal lumebet. Tumunten kalajengaken para penumpang ingkang sarombogan kaliyan lare alit, penumpang ingkang mawi kursi rodha, lan priyantun sepuh. Salajengipun, panjenengan ingkang kagungen kursi kelas ekonomi nomer 43 ngantos 88.

Kanthi cara ingkang sami, sumangga para sutresna ingkang sampun kapiji lenggah ing kabin ngandhap, daya-daya enggal lumebet ing bahita gegana. Matur nuwun.

DEMO ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN:

Para sutresna Ngayogyakarta Airlines ingkang satuhu kinormatan, wilujeng rawuh wonten bahita gegana kalis ing asep rokok jumbo jet Airbus A-380 Ngayogyakarta Airlines kanthi nomer gegana YKA-999 ingkang badhe tumuju dhateng Paris. Ingkang sepisan kaaturaken bilih bahita gegana punika dipun pandhegani dening Kapten Pilot RM Jayeng Akasa saha kabiyantu dening Ko-pilot RM Suradira Nalikamuluk, teknisi R.Ng. Trampiling Yuda, saha para pramuladi lan pramugari.

Boten kesupen kula sakanca ngaturaken agunging panuwun awit sampun kersa nitih Ngayogyakarta Airlines, satunggaling maskapai penerbangan enggal, kanthi palayanan ingkang satuhu gandes, luwes, sumeh, grapyak, lan semanak.

Saderengipun tumapak ing akasa, kaaturi priksa bilih sedaya piranti elektronik kadi dene hape, laptop, piranti audio-video, lan dolanan lare mawi remote controlkasuwun dipun pejahi salebeting minggah lan mandhaping bahita punika. Piranti elektronik ingkang mawa glombang radio kedah dipun pejahi salaminipun panjenengan sampun cumondhok ing salebeting bahita.

Tumunten panjenengan sedaya enggal ngagem sabuk keslametan kadi dene ingkang badhe katedahaken dening para pramugari, kados pundi cara anglebetaken gesper panguncinipun, ngencengaken tali, saha cara hanglolos sabuk keslametan punika.

Menawi dumadakan kahanan hawa ing salebeting kabin kekirangan oksigen, pramila selang lan kedhok oksigen badhe dhawah kanthi otomatis saking nginggil panjenengan sedaya. Sumangga enggal daya-daya kaagem kedok zat asam punika kanthi cara kadi dene para pramugari sampun caos tetuladhan. Kagem para sutresna ingkang lenggah jajar kaliyan lare-lare, tumunten kaagema kedhok punika kagem panjenengan piyambak langkung rumiyin, sak derengipun asung pambiyantu dhumateng lare-lare.

Ing bahita jumbo jet Airbus A-380 punika kapasang cacah wolu jendela darurat ing sisih kiwa lan tengen kabin ngandhap. Semanten ugi ing kabin nginggil, ugi kapasang cacah wolu jendela darurat ing sisih kiwa lan tengen. Kori darurat ugi wonten wolu, sekawan kori kapasang ing kabin ngandhap, lan sekawan malih kapasang ing kabin nginggil.

Kagem para sutresna ingkang lenggah wonten ing sacelakipun jendela darurat, mugi kersa ambikak jendela punika menawi tumama kahanan ingkang ngutawatosi. Menawi sampun wonten aba-aba “evacuate” saking kapten pilot utawi saking pramuladi kabin, lan menawi ing sajabaning bahita boten ketingal wonten latu, asep, utawi toya, tumunten enggal kabikak jendela punika.

Tata cara ambikak jendela punika kanthi nyepeng lan muter gantilanipun jendela, lajeng kabucal ing jabaning bahita. Dhumateng panjenengan ingkang dereng pana, sumangga enggal kawaos tata cara ambikak jendela punika kadi dene ingkang kaserat wonten ing kertu ingkang sampun sumadya ing kanthong kursi sangajeng panjenengan lenggah.

Awit saking kawigatosanipun, kula sakanca ingkang nembe ngayahi jejibahan ing bahita gegana jumbo jet Airbus A-380 Ngayogyakarta Airlines punika ngaturaken agunging panuwun, wilujeng tindak lan sugeng hanggegana kanthi mardu mardikaning penggalih.

MENJELANG TAKE-OFF AND CLIMBING:

Para sutresna Ngayogyakarta Airlines ingkang kinormatan, sekedhap malih kita sedaya enggal tumapak ing akasa. Tumunten katitipriksa malih punapa sabuk keslametan panjenengan sampun kapasang lan kakencengaken kanthi pratitis. Sedaya piranti elektronik tumuli enggal kapejahana sapunika ugi.

Kangge angugemi pranatan lan paugeraning tatacara hanggegana, pramila sedaya lampu ing kabin sengaja kadamel surut. Dhumateng para sutresna ingkang tetep badhe nglajengaken anggenipun maos, sumangga tumuli anggesangaken lampu mligi kagem maos, ingkang mapan ing sanginggil panjenengan.

Kaengetaken malih bilih gegana punika gegana ingkang kalis ing asep rokok, pramila pilot badhe terus anggesangaken lampu tandha awisan ngrokok ing salebeting bahita punika anggegana.

SAAT BERADA PADA CRUISE LEVEL:

Para sutresna Ngayogyakarta Airlines, lampu tandha pangencenging sabuk keslametan sampun dipun pejahi dening pilot, kagem ngawekani goncang ingkang dumadakan, sumangga tetep kaagem sabuk keslametan punika kanthi cara kendho.

Atur wuninga, kagem sarana paturasan, ing salebeting bahita gegana punika sampun kasediyaaken paturasan utawi WC cacah nembelas saben kabinipun. Sekawan paturasan mapan ing ngajeng, wolu ing tengah, sarta sekawan malih ing pepungkuran. Sedaya paturasan dipun pasang piranti kagem ngawekani wontening asep rokok. Pramila kasuwun boten sami ngrokok wonten ing salebeting paturasan. Matur nuwun. (bersambung jilid 2)




Mengapa Kita Tetap Berbahasa Indonesia.

Saya sempat mengajukan pertanyaan yang sampai sekarang masih sulit saya jawab: mengapa kita harus tetap menggunakan bahasa Indonesia padahal globalisasi menuntut kemampuan berbahasa Inggris? Jawaban sederhana Mas Eko cukup dapat saya terima meskipun mungkin masih belum dapat memuaskan semua orang:bahasa Indonesia adalah kebanggaan dan jati diri bangsa. Jika bangga sebagai bangsa Indonesia, banggalah juga dengan bahasanya. Apa yang harus dibanggakan? Kalau tidak bisa menjawab pertanyaan itu, sederhana saja: Tidak usah bangga.

Paragraf diatas saya salin tempel dari tulisan di blog Mas Ivan Lanin di sini . Silahkan membaca artikel selengkapnya di blog mas Ivan.

Bacaan :

http:  //ivanlanin.wordpress.com/2010/03/28/terapi-kejut-bahasa/

Kecele dan Sepele

Kata “kecele” menarik perhatian saya ketika diucapkan berkali kali oleh Khotib  pada suatu Khotbah Jum’at yang saya ikuti di Masjid Al Mutaqin dusun Karangmojo A pada beberapa hari yang lalu. Tepatnya hampir seminggu yang lalu, karena besok sudah hari jum’at lagi. Bapak Tukirman, pada khotbah yang disampaikan dalam bahasa Jawa itu, beberapa kali menggunakan kata “kecele” untuk menjelaskan akibat dari apa yang saat ini orang – orang kerjakan untuk meraih banyak hal tetapi pada akhirnya (mungkin maksudnya di akherat kelak) tidak benar – benar mendapatkan apa yang berguna dan memberi manfaat bagi mereka. Orang – orang yang kecele ini adalah orang – orang yang mencari selain apa yang ditunjukan dalam ajaran agama. Dan atau adalah mereka yang meniti jalan selain yang dituntunkan oleh Rasulullah.

Alih  – alih membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring karena ingin lebih mengerti  tentang arti kata “kecele”. Kata “kecele” juga merupakan bagian dari perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Yang dijelaskan demikian, ke·ce·le /kecelé/ a cak dl keadaan tidak mendapat (menemukan, memperoleh) apa yg diharapkan (diduga, dicari, dsb): penonton — krn setelah menunggu lama sekali, ternyata pertunjukan dibatalkan.

Sedangkan kata “sepele” dijelaskan dengan se·pe·le /sepélé/ a remeh; enteng; tidak penting: masalah –; banyak penduduk yg menganggap — thd KTP; me·nye·pe·le·kan v menganggap sepele: kita tidak boleh – masalah yg penting itu.

Loh kemudian apa hubungan antara kata “kecele” dan “sepele” yang saya gunakan sebagai judul posting ini? 🙂

Ingin memerika arti kata dalam bahasa Indonesia? Silahkan klik pranala dibawah ini :

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Kamus Besar Bahasa Indonesia (sudah lengkap?)

daringkbbi

KBBI Daring merupakan Kamus Besar Bahasa Indonesia online –maksudnya dapat diakses dari tiap – tiap komputer yang terhubung ke jaringan internet– yang disedikan bagi khalayak untuk mengetahui lebih jauh kata – kata (dan mungkin semua terkait kebahasaindonesiaan kita).

Saya tidak tahu mengapa Kamus Online ini dinamakan KBBI Daring, yang jelas kata “daring” belum berhasil saya cari arti dan maksudnya di Kamus Online ini.

Tanya kenapa?

Ingin mencoba? Silahkan klik — KBBI Daring

Buku tebal lebih cantik dari Pidato Panjang …

Mendengarkan itu sulit. Saya setuju dengan kalimat pernyataan ini. Meskipun dalam praktisnya saya butuh untuk lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara. Dan, memang, saya juga tidak banyak berbicara.

ComputerBooksSaya harus melakukan usaha lebih keras untuk menyerap informasi melalui mendengarkan. Usaha yang lebih lebih itu sering terjadi ketika saya mendengarkan ceramah  atau pidato  panjang dengan materi yang rumit.

Kecuali yang sedang khotbah adalah Obama.

Karena kesulitan itu sampai jatuh pada kesimpulan (yang tidak berdasar) bahwa melewatkan waktu untuk mendengarkan pidato itu tidak efeksif jauh dari efisien. Jujur saya lebih suka meng input informasi dengan membaca.

Sederhananya, saya dapat mengatur sendiri kecepatan saya menyerap informasi. Dipercepat atau diperlambat sesuai kebutuhan. Dengan  membaca saya juga bisa mengulang bagian bagian dimana saya kurang paham. Atau dibantu dengan banyak ilustrasi berupa penebalan, format, warna, grafik, chart, dan lain – lain. Atau berhenti kapan saja sesuka hati. Apalagi dengan kehadiran internet, website dan blog, saya menjadi bisa berinteraksi dengan penulis dan pembaca pembaca lainnya.

Kelebih mudahan saya dalam memahami bacaan dari   ceramah mungkin karena setiap harinya saya melewatkan waktu lebih banyak untuk membaca dibanding mendengarkan. –Saya lebih suka mendengarkan musik dari pada ceramah. Saya serius berusaha mendengarkan dengan khusuk hanya  setiap khotbah di hari Jum at sekali sepekan, selebihnya sangat jarang.

Atau kenapa ya? Hihihi 😀

Gambar di pinjam dari sini :

http://www.seruyange.com/metadeveloper/ComputerBooks.jpg

.