Assalamu alaikum …
Alhamdulillah, sakit kepala saya semalam, yang, astagfirullah, sangat menyiksa, pada pagi ini sudah mereda. Sehingga, insya Allah, saya akan dapat beraktifitas seperti sedia kala. Aamiin.
Beberapa kata yang saya pertebal pada paragraf di atas saya temukan akhir – akhir ini makin banyak dan luas digunakan dalam pemakaian sehari – hari. Kata alhamdulillah, astagfirullah, insya Allah, masa Allah, Amiin, naudzubillah dan sejenisnya yang dulu hanya digunakan oleh muslim, merupakan kata serapan dari bahasa Arab, kini lebih banyak kerap saya temui sehari – hari bahkan digunakan oleh kawan-kawan non muslim. Tentu saja kata tersebut berkembang dengan berbagai variasinya. 🙂
Ngomong-ngomong tentang kata serapan, sebenarnya orang Indonesia termasuk orang yang suka menyerap kosa kata dari bahasa-bahasa lain meskipun dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat padanan kata yang tepat.
Ya, tidak ada yang aneh sebenarnya dengan penyerapan kata – kata dari bahasa Arab yang saya sebutkan dalam tulisan ini. hehe. Apakah Anda termasuk orang yang suka sering menggunakan lebih banyak kata serapan dalam berbahasa Indonesia?
Kalau ditanya, saya jawab cukup sering. Yang banyak saya serap kebanyakan idiom-idiom dalam bahasa Jawa, sebagian Inggris. Kalau Arab kadang-kadang, Mas.
Seperti kata “mungkir” juga diserap dari bahasa Arab kan, jadi “memungkiri” dalam bentuk aktif, dan “dimungkiri” pada bentuk pasif, walau kadang ada yang kepleset menjadi “dipungkiri” :D.
kalo sering sepertinya iya deh mas, apalagi kalau ngobrol dengan teman sebaya.. semoga sakit kepalanya cepat sembuh ya mas..
salam kenal
kalo menrut saya, orang non-muslim use those words karena mreka reflek aja. I mean, ketika di lingkungannya, temannya, n even society make kata2 tsb frequently in daily life, maka those words jg akan biasa mreka ucapkan. cs sering mereka dengar.. Thus, I think it’s common.. 🙂
kalau saya juga hampir tiap hari pake kata2 serapan arab seperti yg di atas,
untuk orang non muslim, jarang banget menemukan mas..
saya lebih sering menggunakan bahasa daerah yang dicampur aduk dengan bahasa indonesia
Kadang memang tidak ada padanan yang tepat, Mas, di-Indonesia-kan juga tidak bisa..
Misalnya follow dalam Twitter..
Tergantung lagi ngomong sama siapa sich Mas. Kalau ngomong sama orang tua jarang begaya-begayaan. Bahasa Indonesia yang baik dan benar aja 🙂
tergantung dengan lawan bicara dan bahasa yang dipakai aja mas :)…