Kata “kecele” menarik perhatian saya ketika diucapkan berkali kali oleh Khotib pada suatu Khotbah Jum’at yang saya ikuti di Masjid Al Mutaqin dusun Karangmojo A pada beberapa hari yang lalu. Tepatnya hampir seminggu yang lalu, karena besok sudah hari jum’at lagi. Bapak Tukirman, pada khotbah yang disampaikan dalam bahasa Jawa itu, beberapa kali menggunakan kata “kecele” untuk menjelaskan akibat dari apa yang saat ini orang – orang kerjakan untuk meraih banyak hal tetapi pada akhirnya (mungkin maksudnya di akherat kelak) tidak benar – benar mendapatkan apa yang berguna dan memberi manfaat bagi mereka. Orang – orang yang kecele ini adalah orang – orang yang mencari selain apa yang ditunjukan dalam ajaran agama. Dan atau adalah mereka yang meniti jalan selain yang dituntunkan oleh Rasulullah.
Alih – alih membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring karena ingin lebih mengerti tentang arti kata “kecele”. Kata “kecele” juga merupakan bagian dari perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Yang dijelaskan demikian, ke·ce·le /kecelé/ a cak dl keadaan tidak mendapat (menemukan, memperoleh) apa yg diharapkan (diduga, dicari, dsb): penonton — krn setelah menunggu lama sekali, ternyata pertunjukan dibatalkan.
Sedangkan kata “sepele” dijelaskan dengan se·pe·le /sepélé/ a remeh; enteng; tidak penting: masalah –; banyak penduduk yg menganggap — thd KTP; me·nye·pe·le·kan v menganggap sepele: kita tidak boleh – masalah yg penting itu.
Loh kemudian apa hubungan antara kata “kecele” dan “sepele” yang saya gunakan sebagai judul posting ini? 🙂
Ingin memerika arti kata dalam bahasa Indonesia? Silahkan klik pranala dibawah ini :
mantab
salam hangat selalu