Good Man – Josh Ritter

These chords are old but we shake hands Cause I believe that they?re the good guys We can use all the help we can So many minor chords outside I fell in love with your sound Oh I love to sing along with you We got tunes we kicked around We got a bucket that the tunes go through

Babe we both had dry spells Hard times in bad lands I?m a good man for ya I?m a good man

Last night there was a horse in the road I was twisting in the hairpin My hands held on my mind let go And back to you my heart went skipping I found the inside of the road Thought about the first time that I met you All those glances that we stole Sometimes if you want them then you?ve got to

Babe we both had dry spells Hard times in bad lands I?m a good man for ya I?m a good man

They shot a Western south of here They had him cornered in a canyon And even his horse had disappeared They said it got run down by a bad bad man You?re not a good shot but I?m worse And there?s so much where we ain?t been yet So swing up on this little horse The only thing we?ll hit is sunset

Babe we both had dry spells Hard times in bad lands I?m a good man for ya I?m a good man

Lagu ini memang tidak easy listening dan itulah yang membuat perbedaan dengan lagu lagu kangen band, daun hijau atau kucing garong. Easy Listening membuat sebuah komposisi mudah masuk telinga kiri dan biasanya tanpa pamitan keluar dari telinga kanan. Masih menurut biasanya, saya akan muak untuk membuka telinga untuk sesuatu yang telah dengan tanpa ^perasaan^ meninggalkan ruang ruang selera saya tanpa  pamitan.

Kemudian bagaimana sebaiknya? Coba kalau setelah masuk dari pintu telinga kiri, kemudian bertandang ke otak kiri, syukur syukur mampir ke otak kanan, kemudian diproses, di validasi dengan otak kiri lagi dan di verifikasi dengan otak kanan lagi dan berulang ulang sampai tidak jadi keluar melalui telinga manapun tetapi muncul menjadi senyum, tawa, perasaan, tangis atau semangat atau bahkan perasaan lain yang belum terdefinisi.

Easy Listening and Easy going than. Mudah didengarkan, mudah dilupakan kemudian. Bagaimana kalau yang perlu diperdengarkan berulang ulang baru kemudian sang sensasi hadir untuk di ruang pencernaan kita? Atau memberi sensasi pada baik di *dengkul kanan maupun kiri?

Arti Penurunan BBM Bersubsidi?

Bertepatan dengan hari ke 11 sejak harga BBM bersubsidi khususnya Bensin secara resmi diturunkan menjadi Rp 5.500,- per liter oleh Pemerintahan Presiden Susilo BAMBANG, pagi ini saya berangkat ke Tempat Kerja menggunakan Jasa Angkutan Umum seperti biasanya ketika Harga Bensin Bersubsidi berharga Rp 6.000,-. Saya membayarkan ongkos yang sama seperti ketika belum ada penurunan Harga BBM. Memang, saya tidak (mungkin belum)  mendengar atau membaca perihal tentang Penurunan Tarif Angkutan khususnya Angkudes sebagai alat transportasi publik utama di Gunungkidul. Merupakan sebuah Fakta yang susah untuk dipahami seorang Jelata seperti saya, ketika dulu, menjelang kenaikan Harga BBM, harga harga sudah lebih dulu naik membumbung termasuk tarif Angkutan Umum tetapi setelah hari ke 11 penurunan Harga BBM tidak serta merta diikuti oleh Penurunan Tarif Angkutan Umum. Kalau Tarif Angkutan Umum saja yang komponen produksi utamanya adalah Bensin tidak terjadi penyesuaian ( –baca : penurunan) tarif maka tentu saja harga harga produk lain.

Menurut gambaran seorang awam, penurunan biaya pada komponen produksi akan mempunyai dampak ikutan terhadapa harga produk di tingkat komsumen. Sebelumnya banyak pihak berharap bahwa dengan penurunan harga bensin akan berefek karambol dengan keterjangkauan harga produk di tingkat masyarakat kebanyakan, inflasi yang terkendali, peningkatan daya pemenuhan kebutuhan masyarakat dan di tingkat paling hilir adalah kehidupan masyarakat Indonesia umumnya menjadi lebih sejahtera. Namun demikian ketika banyak dihadapkan dengan fakta di lapangan, terutama saya, belum mampu merasakan dampak kemudahan karena penurunan Harga Bensin Bersubsidi dan baru kemudian saya mengetahui bahwa hitung hitungan sederhana dan gambaran seorang awam seperti saya tidak bisa segera berlaku.

Penurunan Harga BBM yang baru terjadi pertama kali seumur hidup saya dan konon juga merupakan sebuah catatan baru yang dituliskan oleh Pemerintah dalam buku tek sejarah Negeri Indonesia. Pertama kali, karena mungkin akan ada penurunan ke dua karena menurut Presiden bukan tidak mungkin harga BBM Bersubsidi masih bisa diturunkan lagi dimasa yang akan datang. Mungkin tergantung kePERLUanya juga. Kalau memang Penurunan Harga BBM berkorelasi dan benar benar dapat dirasakan pada tingkat kesejahteraan masyarakat kebanyakan (baca : hamba jelata miskin, seperti saya), pasti sebagian banyak orang akan setuju.

Bila pemerintah mempunyai otak otak cerdas dari para ahli ekonomi (dan politik) yang bertugas membuat rekomendasi dan menggambarkan grafik pertumbuhan ekonomi nasional maka jelata seperti saya hanya bisa mengukur dampak penurunan harga BBM Bersubsidi dengan merasakan penurunan Tarif Angkutan, penurunan harga deterjen, penurunan harga daging dan telur,  ketersediaan pupuk di masyarakat petani, dll. Apabila dari hal hal di sekitar tersebut tidak memperlihatkan dampak positif pernurunan BBM Bersubsidi, tentu akan tidak segan segan bertanya, sesungguhnya siapa yang paling diuntungkan dengan penurunan Harga BBM Bersubsidi.

Dan bila semua orang enggan untuk memberi jawaban maka saya akan menunggu sampai waktu yang memberi jawab.

Kapan ^Science^ terbebas dari ^Kepentingan^ : Sebuah Review novel Deception Point

Ketika pagi ini hujan tidak juga kunjung reda dan sepertinya kemalasan memberikan rekomendasi agar saya tidak keluar rumah. Mungkin kemalasan cukup tahu kalau saya terlalu sering kehujanan akan mengundang flu dan pilek bertamu ke rumah. Baiklah hari ini memang saya tidak keluar rumah dengan menghabiskan waktu untuk melanjutkan membaca novel : Deception Point karya Dan Brown. Terjemahan bebasnya kira kira adalah Titik Muslihat.

Saat ini saya telah membaca sampai halaman ke 108 dari buku setebal lebih dari 500 halaman. Memang, saya cukup lambat membaca tiap tiap halaman dari buku ini karena banyaknya istilah istilah dan kosa kata baru dimana saya harus mencari tahu penjelasanya dengan bantuan kamus. Membaca demi halaman dalam buku ini seolah saya sedang keluar dari dunia saya, berjalan jalan ke alam dengan atmosfer geologi dan astronomi dimana saya harus belajar dari awal untuk mengenal batuan, meteorit, kutup utara, pencairan glacier sampai ke teknologi canggih seperti Earth Observng System dan PODS — the Polar Orbitting Density Scanner yang dikembangkan oleh NASA dan NRO.

Dan Brown mengkontruksi novel ini dengan mengolah besarnya anggaran yang dihabiskan NASA untuk membiaya proyek proyek riset berbiaya tinggi termasuk ekspedisi luar angkasa  namun demikian seiring dengan penggelontoran dana yang besar ke agensi ini, NASA dianggap gagal dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Amerika Serikat dan kemanusiaan pada umumnya. Bahkan NASA dipandang miring sebagai alat untuk kepentingan Politik pihak pihak tertentu termasuk untuk keperluan spionase. Lebih lanjut krisis yang dialami NASA secara cermat dimanfaatkan oleh Senator Sexton sebagai bola panas yang dilemparkan ke publik untuk memenangi pemilihan Presiden Amerika Serikat. Issu mengenai NASA segera merebut perhatian publik termasuk kegelisahan Presiden Zach Herney yang dalam banyak hal telah mendukung kegiatan dan eksistensi NASA dengan banyak cara termasuk alokasi anggaran.

Dalam membangun sebuah kisah triller, kemampuan Brown memang pantas mendapat acungan dua jempol, kehadiran banyak hal tak terduga dan narasi yang efisien telah terbukti membuat banyak karya Dan Brown tampil dalam rak Best Seller di toko toko buku. Hanya saja, mungkin karena sebelum membaca Deception Point ini saya terkesima dengan The Digital Fortress yang bertempo cepat bahkan banyak bab yang tertuang singkat dalam selembar halaman. Narasi Deception Poin terasakan bertele tele dan tidak stream lined, setidaknya hal ini saya rasakan sampai halaman 108. Saya tidak tahu apa maksud Brawn, ataukah dia sedang memberi kesempatan pembaca untuk belajar tentang geologi dan menikmati betapa kompleks suatu penemuan Ilmiah dalam bidang Geologi dan Astromi.

Kalau memang demikian maksud Brown, memang apa yang terjadi pada saya sekarang ini adalah belajar bahasa dan dunia baru dalam Science tentang Geologi dan Astromi. Keterkaitan *Penemuan Ilmiah* dengan banyak kepentingan termasuk kepentingan kekuasaan dan Politik  serta  Ekonomi dan Egoisme mengingatkan saya tentang Buku Richard Feynmen yang berjudul Scientific Integrity. Adakah kira kira saat dimana Science menemukan dirinya sebagai sosok yang Mandiri bebas dari Kepentingan Kepentingan selain Kepentingan Pencarian Kebenaran Sejati dan Kemaslahatan bagi Kemanusiaan?

[ Melanjutkan membaca lagi, mudah mudahan besok bisa menuliskan lagi review saya disni]

10 ekor kambing 2 lembu

Saya menebak [walau tidak berani bertaruh] bahwa pada hari ini ada deretan panjang antrian sapi dan kambing di pintu kemulyaan milik Allah dimana binatang binatang tersebut adalah berarak arakan hewan hewan kurban yang muncul dari keikhasan yang bersemi di hati muslimin dan muslimah semaya pada. Termasuk dalam antrian,  Insya Allah adalah juga 10 ekor kambing dan 2 ekor lembu yang tadi pagi sisa hidupnya berakhir di tangan Bapak Suradi [dalam foto berikut adalah beliau yang perpose dengan pedang jagal nya]sang  algojo –the butcher– dalam rangkaian penyembelihan hewan korban di Masjid At Taqwa dusun Karangmojo B desa Grogol kecamatan Paliyan. Gema Takbir yang berkumandang mengiringi semangat berkorban niscaya merupakan indikasi keikhlasan itu.

Dari Qurban @ At Taqwa
Dari Qurban @ At Taqwa
Dari Qurban @ At Taqwa

Klik disini untuk Foto Lebih Banyak Qurban @ Karangmojo B

10 ekor kambing dan 2 lembu adalah angka yang besar menurut saya –kami– bagi dusun/ jamaah masjid yang berpenghuni kurang dari 90 KK. Betapa ketika 15 tahun yang lalu saya menyaksikan dengan kecemburuan karena ada dusun lain yang sudah mampu mengorbankan lebih dari 20 ekor kambing sedangkan di Masjid At Taqwa masih dengan cermat membagi daging dari 3 atau 4 ekor kambing. Walaupun terlepas dari sedikit dan banyak daging pembagian tetap harus disyukuri dengan perjuangan dan azham sehingga sampailah pada jaman dimana kitapun bisa berkorban. Semoga di tahun tahun mendatang juga demikian bahkan lebih baik lagi.

Ada kata kata sontoloyo yang saya suka “Budayakan Berkorban tetapi JANGAN menjadikan Mengorbankan Orang Lain sebagai BUDAYA”. Siapa yang tidak setuju kalau daging kambing [gratis] itu NikMaT?

PS :

Yang tidak setuju pasti mereka mereka yang menderita tekanan darah tinggi dan sebangsanya

Shalat Ied di Masjid

Memang shalat Ied baik itu Iedhul Adha ataupun Iedhul Fitri menjadi lebih afdol bilamana kita menunaikanya ditanah lapang akan tetapi apabila suasana menjadi tidak memungkinkan maka Masjid KI Ageng Pemanahan dan Balai Desa Grogol merupakan sebuah pilihan jamaah sedesa Grogol. HUJAN yang disiramkan Allah ke Bumi Grogol Gunungkidul sejak kemarin merupakan optimisme tersendiri bagi kelangsungan hidup bertani yang merupakan pengharapan bagi sebagian banyak hamba jelata. Semangat berkorban yang dibawakan Hari Raya ini merupakan tantangan para hamba untuk senantiasa bersyukur dengan cara cara seyogyanya serta berjuang menunaikan setiap wajib dan sunnah Nya ditengah tengah guyuran deras ujian berupa nikmat, kesempatan dan kesempitan. Kesempitan dalam artian harus disikapi dengan kreatifitas memenuhi syarat syarat Ibadah.

Dari Campuran

Masjid Ki Ageng Pemanahan sebagai tempat Shalat Ied

Dari Campuran

Khotbah Iedhul Adha oleh Bapak H Junari

Selamat Iedhul Korban, semoga mendidik terutama saya dengan nilai nilai keikhlasan, semangat berjuang, semangat berkorban tanpa mengorbankan orang lain untuk setiap kepentingan apapun

Pergantian Waktu, Nikmat dan Kegelisahan diri

Desember. Adalah bulan yang paling tidak saya sukai, karena merupakan salah satu dari sekian banyak tanda tanda bergantinya waktu.  Desember adalah barisan terakhir dalam antrian panjang di pintu keluar dari suatu perjalanan jaman dimana di pundak sang Desember terpikul semua keresahan dan kegelisahan saya yang tak terkira. Terlepas dari semua jatah waktu tersebut rasanya tidak pernah merasakan bahwa itu cukup untuk memutar mimpi mimpi saya disuatu kenyataan. Masih banyak hal yang *seharusnya terselesaikan ternyata harus mengalah dengan kekuatan perhitungan jaman.

Ketika pergantian waktu semakin terasa dan semakin terasa menggelisahkan karena seolah terjadi penambahan percepatan, rasanya ada hal yang saya rasakan menarik dan menyiramkan semurni kedamaian. Ketika dalam banyak waktu saya benci sekali dengan pergantian waktu, ada juga hal hal dimana saya tidak sabar untuk menunggu waktu segera beranjak (petang). Perasaan istimewa yang lain adalah ketika saya merasakan penyesalan ketika tertidur lebih lama namun demikian di waktu waktu istimewa ini saya melakukan dengan tanpa perasaan (berdosa) sedikitpun.

Memang, bulan puasa adalah senama satu bulan yang benar benar paling nikmat termasuk dalam urusan waktu. Hampir sama ketika seharian tadi saya menunaikan ibadah puasa sunah menjelang hari raya Iedhul Adha. Dengan segala kebesaran Nya, Allah SWT telah dengan berlipat lipat mengganti nikmat makan dan minum saya dengan nikmat waktu, dengan perasaan berdamai mengamati dengan sabar dan seksama proses pergantian waktu. Setiap detik dari Fajar sampai berkumandang Adzan Maghrib adalah milik Allah semata.

Takbir yang bergema di masjid masjid saya rasakan damai dan anggun seolah saya tidak pernah digelisahkan oleh setiap pergantian waktu dan makhluk yang bernama Desember yang menakutkan …

Baca novel di jam kerja? Bisa

Bagi teman teman penggemar Novel, tentu saja ingin mempunyai lebih banyak waktu untuk membaca. Sayangnya tidak disemua tempat bisa menjadi ruang yang cocok untuk membaca karena suatu alasan. Membaca cetakan Novel di Kantor anda kadangkala bisa mempengaruhi reputasi anda didepan teman teman dan bos anda di tengah tengah suasana kantor yang sibuk dan deadline yang ketat. Eeiiit, tetapi tunggu dulu …

Bukankah di perkantoran moderen masing masing dari anda dipersenjatai dengan Laptop atau sebuah Work Station. Dan kabar baiknya, dijaman serba cepat dan pratis ini selalu ada lebih banyak alternatif. eBook baru baru ini telah dijadikan bentuk baru sebuah buku dan novel walaupun sebelumnya eBook yang merupakan file berekstensi *.chm dan *.pdf hanya digunakan secara elitis dilingkungan corporate untuk mendistribusikan data, report, manual user, dlsb.

Tentu saja anda bisa mencuri curi waktu ditengah kesibukan untuk menyelesaikan membaca asalkan anda telah mempunyai versi eBook dari cerita yang ditulis pengarang kesayangan anda. Dan kabar baiknya lagi, selain buku buku ini dapat anda beli dengan mudah di online store seperti Amazon.com, bagi anda yang berbudget terbatas bisa melirik file sharing gratis seperti 4shared, ziddu.com, dll karena disitu anda bisa mendownload banyak file ebook secara cuma cuma.

Berhati hati selalu dikaitkan dengan tindakan berjaga jaga dan cara paling bijaksana untuk mencegah hal buruk terjadi. Sekedar tips, jangan membiarkan satu saja windows pdf reader atau chm reader yang terbuka melainkan anda bisa menyamarkan dengan membuka banyak windows office application sehingga sepintas anda sedang sibuk dengan pekerjaan kantor. Bukan berarti saya mengajak anda untuk merapatkan diri ke barisan koruptor waktu dikantor, lebih dari itu bekerja sambil menyenang nyenangkan diri akan berdampak pada kesehatan jangka panjang kita. Bila anda seperti saya yang telah mendownload beberapa novel karya Dan Brawn maka anda pun bisa menikmati bacaan kesukaan anda dimana saja.

Kamus Gratis

Dari Campuran

Beberapa hari yang lalu saya tertarik dengan novel karya Dan Brown, yaitu Digital Fortress dan saat ini sedang memulai untuk membaca Deception Point. Saya iseng iseng mencari file pdf kedua novel tersebut sampai mendapatkan di  situs berbagi file, yaitu 4shared.com. Untuk novel yang pertama saya mendapatkan dalam dua versi bahasa. Tentu saja saya senang sekali mendapatkan versi berbahasa Indonesia. Namun demikian saya mendapatkan beberapa kata dan istilah dalam terjemahan yang malah terasa asing karena kata kata yang seharusnya dipertahankan sebagai istilah juga turut dialih bahasakan. Sampai akhirnya saya memilih untuk melanjutkan membaca versi bahasa aslinya –bahasa Inggris.

Karena sadar bahwa dengan kemampuan bahasa Inggris saya yang pas pasan, maka translate.google.com segera saya jadikan teman membaca sampai akhirnya saya tidak sabar dan ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat dan tentunya tidak terlalu menuntut koneksi internet secara real time. Karena memang kadang kadang koneksi internet saya kehilangan arah. Setelah cukup lama googling, download dan install beberapa aplikasi kamus, saya puas dengan kamus yang dikembangkan olehwww.indovisi.com oleh Riki Risnandar.

Pengalaman saya setelah beberapa hari menggunakan, saya merasa terbantu dengan tampilan sederhana, dan theme colour yang bisa diubah ubah, bahkan pinky* tetapi sesuatu yang paling memuaskan diri saya adalah perbendaharaan kata yang relatif lengkap dan proses pencarian yang cepat serta tidak mengkonsumsi banyak resourse pada laptop saya.

Bila tertarik anda bisa mendownloadnya dari sini dan sepanjang pengalaman saya, aplikasi ini tidak mensyaratkan serial number ataupun kode aktivasi. Silahkan mencoba

[menggunakan] Pendekatan Sastra?

Pada hari Minggu kemarin, 30 Nopember 2008, saya mengikuti acara diskusi buku di aula kecamatan Paliyan yang diprakarsai oleh Karang Taruna kecamatan. Terlepas dari pengalaman pribadi, latar belakang ketertarikan dan ekspekstasi intelektual saya (yang sempit), ada satu hal yang [cukup] menarik perhatian saya. Salah seorang dari ketiga juri diskusi dalam sebuah penutupan sesi berkata kepada bahwa “Pahami dan nikmatilah sebagai suatu karya sastra” Memang yang menjadi bahan diskusi tersebut adalah sebuah novel, karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi. Pembicara tersebut menambahkan bahwa, suatu karya sastra tidak harus selalu *nyambung dengan fakta sejarah atau fakta fakta non fiksi lainya. Beliau mencontohkan cerita Aryo Penangsang yang walaupun banyak hal yang ditemuakan rancu kaitanya dengan fakta sejarah, namun demikian cerita Aryo Penangsang tersebut tetap dianggap sebagai Karya Sastra yang bagus.

Sekali lagi menurut *pandangan subyektif saya, definisi bagus dan tidak sesuatu, termasuk karya sastra, merupakan sebuah fungsi waktu. Bagus pada penilaian suatu jaman pasti akan digantikan dengan standar bagus pada tahun tahun berikutnya sama seperti ketika munculnya teori baru mamatahkan teori sebelumnya, dlsb. Menurut saya, perkembangan peradaban dan era informasi secara sangat signifikan mempengaruhi cara orang orang meng apresiasi suatu karya sastra. Manusia modern pasti tidak akan pernah suka dibohongi secara vulgar atau diperlakukan dengan fakta fakta tanpa logika. Dalam hal ini, saya menebak bahwa popularitas cerita Aryo Penangsang terjadi ditengah tengah arus informasi yang bisa dikatakan masih jalan di tempat dan tingkat pengetahuan manusia kebanyakan yang masih pas pas an dan arus sosial yang belum se*post modernisme sekarang.

Loncatan Loncatan era pengetahuan dan informasi telah merubah banyak hal dan memproduksi manusia manusia modern yang kritis dengan tingkatan penilaian terhadap termasuk definisi karya sastra yang bagus.