Yogyakarta, Segera Berlakukan e KTP

e KTP

Beberapa hari yang lalu saya men-tweet kan keribetan persyaratan dalam pengurusan KTP di desa saya, desa Grogol, Paliyan, Gunungkidul yang dialami oleh Mas Pandu. Persyaratan mulai dari KTP lama, akta lahir, Kartu Keluarga (C 1), Surat Nikah Orang tua, pengantar dari ketua RT, pengantar dari Desa sampai pas foto 2 x 3.

Padahal KTP yang saat ini kita punya dan model yang di release saat ini beberapa bulan lagi sudah akan tidak berlaku. Propinsi DIY akan menerapkan e KTP mulai pada bulan Agustus 2011. Dan GRATIS. Jadi misalnya sekarang mengurus KTP maka masa aktif KTP anda hanya akan beberapa bulan saja. Sama “eman eman” nya dengan masa aktif KTP saya yang sampai tahun 2015.

Jadi kalau tidak akan segera dipergunakan, akan lebih irit waktu dan tenaga dengan menunggu pemberlakuan  e KTP saja? 🙂

Foto kliping koran Kedaulatan Rakyat diambil dari sini  Courtesy of Mas Dedy Heriyadi

Iklan

Pasar Trowono : Connecting People

Connecting People

Connecting People

Foto di atas adalah salah satu dari foto – foto yang saya ambil dari Pasar Trowono, Paliyan, Gunungkidul. Sebagian kecil foto – foto yang lain saya upload sebagai rangkaian entry di photoblog saya yaitu di http://jarwadi.posterous.com  Dan sebagian besar foto – foto saya yang lain tetap tinggal dengan nyaman dan damai di dalam harddisk saya. Dengan pertimbangan tidak layak buat konsumsi publik. Karena jeleknya.

Kemudian kenapa saya memilih untuk memasang foto yang di atas? Klik link berikut untuk tahu jawabnya http://jarwadi.posterous.com/pasar-trowono-connecting-people

Mudah mudahan saya dalam waktu tidak sangat lama dapat mengumpulkan informasi lebih lengkap tentang pasar Trowono Paliyan Gunungkidul dan dapat membagi cerita dengan lebih komplit dan ada feel -nya.

Bukit Sodong, Pesona Paliyan

Sunset view on top of Sodong Hill

Sunset view on top of Sodong Hill

Bila ditanya dimana tempat paling eksotis dari penjuru kecamatan Paliyan, tentu jawab saya, eksotisme itu terletak tepat di Puncak Bukit Sodong. Menjelang Matahari terbenam di ufuk barat, alam telah siap dengan sepenuh sensasi.

Baca lebih lanjut

Lakalantas Pagi Bikin Hilang Mood

Saya sering menjadi hilang mood tiap kali melihat korban kecelakaan lalu lintas pada pagi hari. Seperti pada pagi tadi.  Di perempatan Playen, perempatan arah Dengok, saya melihat seorang remaja berseragam Pramuka terkapar akibat kecelakaan lalu lintas. Saya hanya melihat sekilas dan tidak merasa tahan melihat wajah dan hidungnya yang berdarah. Hingga anak remaja berseragam Pramuka itu dievakuasi dengan mobil Katana untuk mendapatkan pertolongan medis.

Memang di perempatan ini termasuk tempat rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Kecelakaan serupa sudah terjadi sejak saya masih SMP yang mana pada saat itu populasi kendaraan (sepeda motor) belum sepadat sekarang. Biasanya kendaraan dari arah Dengok melaju kencang sesukanya mengira kalau jalan melintang utara – selatan sedang tidak ada kendaraan. Padahal itu karena tidak kelihatan saja karena view-nya yang kurang terbuka. Mungkin lampu lalu lintas sedikit – sedikit bisa mengurangi lakalantas. Tetapi ya kembali pada mental pengguna jalan itu sendiri untuk menjaga etika dan keselamatan di jalanan.

Ngomong – ngomong masalah kebiasaan berlalu lintas yang abai terhadap keselamatan sesama pelalu lintas seperti yang sudah sering saya ceritakan. Kontributor besar kecelakaan  lakalantas di jalanan di Wonosari, Playen, Paliyan dan sekitarnya adalah kebiasaan anak – anak sekolah dan beberapa oknum karyawan kantoran yang sering berangkat kerja pada menit – menit terakhir menjelang jam masuk sekolah dan kantor. Mereka pikir mereka bisa sampai dengan memacu kendaraan mereka. Dan jadilah jam 06:45 WIB – 07:30 sebagai jam rawan lakalanatas. Untuk penyebab lakalantas yang kedua ini memang hanya bisa dikurangi dengan “penyadaran”. Dan sangat sulit.

 

Speedy Suka Nyampah, Pantesan Sering Lemot

Melihat sampah – sampah berserakan di pinggiran jalan lintasan jogging pagi ini, saya jadi heran ngga habis pikir. Kok bisa – bisanya ada kertas – kertas brosur speedy yang berserakan. Entah siapa yang membuangnya. Sepertinya ngga masuk akal, di Paliyan, di sebelah selatan pasar Tahunan, di selatan pos Polsek Paliyan ada promo speedy. Setahu saya, di sekitaran sini tidak ada jaringan telepon kabel Telkom atau sinyal CDMA Flexy.

Entah pencemaran lingkungan akibat brosur – brosur sampah ini tanggung jawab Telkom atau “oknum” tak bertanggung jawab. Yang pasti itu tanggung jawab moral kita semua. Dan yang lebih pastinya bumi tidak akan menggunakan jasa pengacara untuk menuntut pembuang sampah ini ke meja hijau. Hehehe

Pantesan speedy terkenal lemot. Apa karena suka nyampah? Baca lebih lanjut

Kang Slamet Cumik Hari Ini Menikah

Turut bersuka cita atas menikahnya sahabat kita, Kang Slamet Cumik, nama aselinya Slamet Haryanto, putra semata wayang dari Bapa Pardi, yang bertempat tinggal di dusun Senedi, Grogol, Paliyan, Gunungkidul.

Pernikahan dilangsungkan pada hari ini bertempat di rumah bahagia Bapak Sumartono, Carik Desa Grogol, pada jam sekitar jam 10:30 WIB Sungguh merupakan kehormatan dan kebahagian yang tidak terkira bagi Bapak Sumartono beserta keluarga yang anak wanitanya, Sri Untari, diperkenankan Kang Slamet untuk dipersunting sebagai istri pertama.

***
Sah? Sah!

***

Akhirnya, saya menghaturkan banyak sekali ucapan selamat dan doa, dari saya sendiri dan para sahabat, Mas Tunjung, Mas Firman, Mas Kothol, Kangmas Istono, Mas Gareng dan sangat banyak teman lain yang mana tidak bisa semuanya saya tuliskan satu demi satu di sini, Semoga menjadi Keluarga Sakinah, Mawadah, Warramah. Tak lupa Ersyad, semoga dia senantiasa damai di negeri di sisi-Nya sana, teman kita Bagong pasti bahagia yang tak terperi mendengar kabar baik ini.

Amiin.

Posted with WordPress for BlackBerry.

KTP Gratis ? Gorengan Saja Tidak Gratis

Almarhum sahabat saya, Ersad dan sahabat baik saya yang masih berumur panjang, Tunjung, pernah suatu kali menanyai seorang staf desa Grogol kecamatan Paliyan yang sedang membeli jajanan gorengan di warung. “Apakah duit yang dipakai untuk membeli gorengan itu merupakan uang urunan atau uang dari mana?” Jawab staf desa Grogol itu singkat, “Sudah ada anggarannya“. Muka staf desa perempuan itu pucat pasi dicecar dengan pertanyaan tanpa basa basi itu.

Ersad dan Tunjung, ketika menceritakan peristiwa itu pada saya, merasa penasaran  dengan perilaku suka jajan para penghuni Balai Desa Grogol. Staf itu disuruh jajan lagi setelah tidak beberapa lama berselang dari membeli jajan di tempat yang sama.

Menurut saya, Ersad dan Tunjung merupakan muka dari potret  rakyat  yang menginginkan transparansi dari pemerintah yang berkuasa di desa dimana mereka tinggal. Tetapi mereka tidak cukup mempunyai akses untuk menonton transparansi itu. Kalau memang transparansi itu ada. Ada banyak masyarakat kecil di Desa Grogol selain Ersad dan Tunjung yang penasaran ingin tahu untuk apa uang sewa tanah desa untuk tower XL, dana ADD, dan uang dari sumber keuangan lainnya, asbes dan barang-barang bongkaran SD N Karangmojo 1 dan SDN Inpres Karangmojo 3. Dan lain lain, dan lain – lain.

***

Membaca koran harian Kedaulatan Rakyat pagi hari ini  membuat saya menghela nafas panjang. Paguyupan Dukuh se Gunungkidul yang menemui Bupati Gunungkidul, Hj Badingah, S.Sos, meminta peninjauan kembali keputusan Pemda Gunungkidul yang memberlakukan penggratisan biaya KTP terhitung mulai Januari 2011. Mereka beralasan kebijakan itu akan mengurangi pendapatan aseli desa dari sumbangan suka rela pengurusan KTP.

Yang bener saja. Pendapatan Aseli Desa atau Pendapatan pribadi perangkat desa?

***

Apa …, KTP Gratis? Gorengan saja tidak GRATIS.

Pengendara Motor Usia Belia dan Kenyamanan Lalu Lintas

Kejadian ini terjadi beberapa hari yang lalu. Pagi – pagi ketika saya sedang di dalam angkudes kobutri dikagetkan oleh suara gemertak benturan. Rupanya ada pengendara sepada motor yang terjatuh. Peristiwa ini terjadi di sebelah selatan Masjid Pemanahan, dekat Pasar Desa Grogol Kecamatan Paliyan. Beberapa saat kemudian saya dibuat lebih kaget oleh suara pisuhan dan umpatan yang diteriakan secara lantang.

Saya kaget bukan karena tidak pernah mendengar umpatan pisuhan dengan kalimat – kalimat sekotor itu sebelumnya. Melainkan kekagetan saya itu lebih karena pisuhan itu keluar dari mulut anak – anak seusia SMP atau SD. Saya kurang dapat membedakan karena pengumpat – umpat itu mengenakan seragam Pramuka. Pengumpat umpat itu adalah pengendara sepeda motor yang baru saja terjatuh. Saya katakan pengedara itu mereka karena satu sepeda motor digunakan untuk berboncengan bertiga. Rupanya mereka ini menyalahkan pengemudi kendaraan pick up yang sedang mengangkut sapi sebagai penyebab kecelakaan sepeda motor yang mereka alami.

Tidak mudah untuk mengatakan siapa benar siapa salah dalam peristiwa kecelakaan itu. Bagi saya yang paling menyebabkan rasa miris di jalanan adalah pengendara – pengendara sepeda motor berusia sangat belia yang jarang – jarang bisa mengindahkan etika berlalu lintas. Memang sih, secara mereka juga belum cukup umur untuk mengantongi SIM sebagai lisensi untuk bisa mengendarai kendaraan di jalan raya. Ditambah lagi kultur berlalu lintas di daerah dimana saya tinggal yang menurut saya sangat semrawut. Dan menurut saya sangat – sangat membahayakan keselamatan terutama pada jam – jam menjelang masuk sekolah.

Demi keselamatan bersama, utamanya untuk kepedulian kita pada adik – adik usia belia ini, bukankah kasih sayang dan partisipasi orang tua bisa sangat membantu ….

 

Pagi Berkabut Tidak Baik Untuk Jogging

Kabut Di Sepanjang Lintasan Jogging

Kabut Di Sepanjang Lintasan Jogging

Benar ngga sih kalau pagi yang berkabut seperti ini tidak bagus untuk jogging. Pernah ada orang yang ngasih saya tahu kalau udara terlalu berkabut bisa menyebabkan paru – paru basah. Dan konon kita lebih baik tinggal di dalam ruang.

Kalau saya sendiri memang jadi menurunkan stamina. Jarak tempuh jogging lebih pendek dari biasanya. Contohnya ya waktu jogging hari minggu kemarin. Alih – alih tidak meneruskan jogging, malah berhenti mengambil foto -foto 😀

Untuk lebih banyak foto foto, sila klik di sini .