Saya sering menjadi hilang mood tiap kali melihat korban kecelakaan lalu lintas pada pagi hari. Seperti pada pagi tadi. Di perempatan Playen, perempatan arah Dengok, saya melihat seorang remaja berseragam Pramuka terkapar akibat kecelakaan lalu lintas. Saya hanya melihat sekilas dan tidak merasa tahan melihat wajah dan hidungnya yang berdarah. Hingga anak remaja berseragam Pramuka itu dievakuasi dengan mobil Katana untuk mendapatkan pertolongan medis.
Memang di perempatan ini termasuk tempat rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Kecelakaan serupa sudah terjadi sejak saya masih SMP yang mana pada saat itu populasi kendaraan (sepeda motor) belum sepadat sekarang. Biasanya kendaraan dari arah Dengok melaju kencang sesukanya mengira kalau jalan melintang utara – selatan sedang tidak ada kendaraan. Padahal itu karena tidak kelihatan saja karena view-nya yang kurang terbuka. Mungkin lampu lalu lintas sedikit – sedikit bisa mengurangi lakalantas. Tetapi ya kembali pada mental pengguna jalan itu sendiri untuk menjaga etika dan keselamatan di jalanan.
Ngomong – ngomong masalah kebiasaan berlalu lintas yang abai terhadap keselamatan sesama pelalu lintas seperti yang sudah sering saya ceritakan. Kontributor besar kecelakaan lakalantas di jalanan di Wonosari, Playen, Paliyan dan sekitarnya adalah kebiasaan anak – anak sekolah dan beberapa oknum karyawan kantoran yang sering berangkat kerja pada menit – menit terakhir menjelang jam masuk sekolah dan kantor. Mereka pikir mereka bisa sampai dengan memacu kendaraan mereka. Dan jadilah jam 06:45 WIB – 07:30 sebagai jam rawan lakalanatas. Untuk penyebab lakalantas yang kedua ini memang hanya bisa dikurangi dengan “penyadaran”. Dan sangat sulit.
Ini masalah klasik, tapi selalu tidak memiliki jalan keluar yang efektif. Tidak ada solusi yang benar-benar tepat untuk menyadarkan orang tentang keamanan berlalu lintas.
melihat sekilas luka luka dikepala tadi sepertinya korban laka lantas tidak mengenakan helm, ataupun kalau pakai helm bisa jadi bukan helm yang baik, atau tidak dipakai dengan benar. Barangkali mengencangkan locking helm dianggap sepele 😦
wuahhh harusnya semua pengendara bisa lebih sadar pada saat melewati daerah rawan kecelakaan itu
ga nyadar kalau komen diatas ternyata ada akun temen yang ga ke log out alhasil yang nulis komen saya eh yang muncul nama dan foto orang hahahaha
ga kenapa Ranny, malah seolah olah kelihatan banyak yang kasih komentar 😀
kesedaran akan tertib lalulintas harus diterapkan sejak dini. perlu diadakan sosialisasi dari satlantas ke sekolah sekolah…
ah, lagi lagi sopan santun berlalu lintas yang jadi penyebabnya
Iya ya, “penyadaran” itu sulit. 😐