Minum Minuman Ber-Es

Sudah beberapa tahun saya tidak meminum minuman dingin/minuman ber-es. Kenapa? Itu sejak saya merasa mudah sekali sakit, entah itu pilek, radang tenggorokan, demam dan sejenisnya. Apalagi saya mulai mengalami gangguan pencernaan/maag. Jadi sejak saat itu saya tidak mau mengambil resiko sakit dengan meminum semua jenis minuman ber-es. Artinya saya merelakan kenikmatan meminum minuman ber-es berpisah dengan kehidupan saya. 😀

Sampai akhirnya beberapa waktu lalu, dengan perasaan was-was saya memaksakan diri meminum es. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir saya meminum es lagi. Es pertama yang saya minum adalah Es Degan. Meminumnya pada tengah hari yang panas di Pantai Sepanjang. Saya meminum Es Degan traktiran teman saya Wawan. Orang bilang semua makanan dan minuman gratis itu selalu nikmat. Untuk kali itu rasanya memang seger-seger nikmat di sela-sela kekhawatiran akan sakit lagi. Untungnya sampai beberapa hari kemudian saya mendapatkan diri tidak sakit. Saya sehat tak kurang suatu apa.

Es kedua yang saya minum adalah Iced Chocolate Frappe di JCO Ambarukmo Plaza. Kali ini karena saya salah pesan. Sebenarnya saya ingin memesan Non Iced Chocolate Frappe. Karena sudah terlanjur dipesan dan dibayar ya saya dengan galau memutuskan untuk meminumnya saja. Kali ini saya mulai sedikit berani mengambil resiko. Meski kekhawatiran sakit karena es tetap saya ceritakan dengan teman minum saya, Puji Wijaya.

Es Degan

Es Degane

Minggu  kemarin adalah untuk ketiga kalinya saya meminum Es. Siang yang cukup panas setelah berjalan-jalan mengantarkan teman saya, Prita, mengelilingi lokasi wisata Air Terjun Sri Gethuk adalah dorongan yang sulit ditahan untuk tidak meminum Es. Apalagi penjual Es Degan terlihat dimana-mana, hehe.  Kalau kali ini saya memang sudah kepingin meminum es beneran. Pengalaman 2 kali meminum minuman ber-es dan tidak sakit membuat saya makin berani saja.

Dan Alhamdulillah 3 kali meminum es dalam satu bulan terakhir ini tidak membuat saya sakit. Apakah ini berarti Minuman ber-es sudah halal untuk saya? 😀

Iklan

Hanya Curhat, Tidak Penting!

Orang yang sedang sakit akan lebih baik bila beristirahat dengan nyaman agar tubuh bisa lebih cepat memperbaiki diri. Sebagaimana seharusnya ketika pada hari Selasa dan Rabu kemarin saya memutuskan untuk beristirahat tidak keluar rumah. Sebenarnya bukan sakit yang berbahaya, “hanya” flu dan radang tenggorokan. Pikir saya, daripada kelamaan dan keterusan sakit akan lebih mengganggu produktivitas.

Halah! Memangnya produktivitas apaan 😀

Kenyataanya ketika sendirian berdiam diri di rumah sambil tiduran saja membuat saya merasa tidak betah. Seolah-olah ada yang salah dengan keputusan saya untuk beristirahat. Apakah kurang tidur selama beberapa hari itu tidak cukup menjadi alasan beristirahat. Akhirnya, setelah Selasa itu saya tidur berjam-jam, berikutnya pada hari Rabu, saya memilih untuk membaca-baca buku yang seharusnya sudah saya baca beberapa minggu sebelumnya.

Bosan membaca-baca beberapa buku dan majalah, saya teringat dengan salah satu kerjaan saya. Pekerjaan itu deadline nya masih lama, tetapi seharusnya sudah mulai saya kerjakan sejak minggu lalu. Pekerjaan itu sengaja saya tunda dulu karena saya merasa belum siap. Pekerjaan itu terlihat cukup rumit dan prediksi saya memerlukan waktu serius setidaknya dua minggu.

Di tengah kebosanan, saya malah memulai pekerjaan rumit itu. Data, data dan data lagi. Processing data lagi. Entah karena saya pada Rabu itu tidak merasa terbebani target untuk melakukan pencapaian sekian-sekian, saya melakukanya sebatas sebagai pengusir kebosanan. Saya mencoba beberapa skenario sederhana dan sedikit tweak and tune.

Ahaaaa. Tak diduga tak dinyana saya menemukan solusi untuk pekerjaan itu. Hari itu ‘pekerjaan rumit’ itu saya anggap 80% selesai. Tinggal finishing dan merias-rias untuk saatnya dipresentasikan kelak. Santai. Berhenti jeda di sini dulu. Bukankah masih beberapa minggu lagi deadline nya? hihi.

Merasa senang “fly”, saya meneruskan dengan melakukan ini itu sampai malah lupa waktu lagi. Sampai malam harinya saya hampir tidak bisa tidur. Dan tahu sendiri apa akibatnya. Kamis saya belum benar-benar sembuh, akan tetapi saya harus melakukan aktifitas sehari-hari sebagaimana biasanya. Saya tidak mau merasa bersalah lagi …

Tulisan ini sudah panjang. Dan saya sendiri bingung apa lesson learned yang bisa dipetik dari kejadian yang saya ceritakan ini. Tidak apa-apa. Namanya curhat, kalau tidak dituntaskan malah bikin sesak hati. 😀

Gerah

Siang hari ini tadi saya rasakan sangat gerah. Saya terbangun dari tidur siang dengan tubuh bermandikan keringat. Mau tidur lagi, tapi suhu udara seperti ini membuat tidur siang jadi tidak enak. Oh, iya waktu menunjukan jam makan siang. Tapi lagi-lagi karena suhu gerah berlebih, rasanya saya jadi kurang berselera untuk makan siang. Saya memilih untuk banyak-banyak minum air jernih dulu.

Beberapa saat kemudian saya makan juga. Rasa lapar sudah tidak tertahankan. Kemudian saya ambil air wudlu di luar rumah untuk segera shalat Dhuhur. Di luar rumah matahari terik panas menyengat.

Rencananya setelah Dhuhur saya bersama-sama ayah, simbok, adik dan para tetangga akan memanen jagung di ladang Lor Cangkring, namun lagi-lagi karena panas gerah berlebih, saya menunda ke ladang setelah shalat Ashar. Sekaligus biar tidak tergesa-gesa terburu waktu ketika bekerja di ladang karena takut terlalu sore menunaikan Ashar. Akhirnya ke ladang dan kerjaan memanen selesai.

Langit berubah dari terik menjadi mendung pekat ketika kami dalam perjalanan angkut-angkut panenan jagung. Dan hujan turun beberapa saat setelah panenan jagung selesai diangkut ke rumah. Bress!

Karangmojo B : Mendung

Karangmojo B : Mendung

Malah jadi postingan curhat. hehe! Berlanjut curhat berikutnya dalam posting terpisah selanjutnya. 🙂

How would you enjoy (all of) this?

DSC02570.resizedPeople often wanted to take everything as much and then sometimes didn’t know how to enjoy the whole without left to spare. Didn’t they know how much they needed in life?

Indeed,life has given us million  color  or more but we aren’t the only living creature on earth wanting for joyful

Sedia Payung biar tidak keHujanan

Sepanjang Pagi sampai menjelang siang ini merupakan hari tercerah setelah 7 Desember. Selama satu setengah Minggu diri ini harus bertarung melawan hujan dan (masuk) angin. Lekat dengan tubuh ini pasti adalah kedinginan, persendian dan dengkul ngilu, kepala pusing tujuh keliling –tetapi kalau yang ini karena masalah kurang duit. Melengkapi derita biologis tersebut adalah penampilan yang semakin menjadi korban. Celana dan  Baju berbekas air hujan kerap kali menjadi make up ditempat kerja. Bahkan, juga karena kehujanan, parfum AXES yang saya pakai menjadi luntur sehingga kita kita disini bisa berbagi aroma aseli warisan nenek moyang (baca : bau keringat)

Selain menjadi derita bagi sistem biologis dan sistem *narsisme, air hujan yang ganas juga merupakan acaman serius untuk Gadget Gadget yang membantu memperpanjang usia saya, sehingga walaupun sebenarnya tidak suka menjadi cowok perpayung, tetapi demi keselamatan dan usia Gadget Gadget yang saya tenteng, biasanya adalah Laptop dan Ponsel, saya mengalah dengan melakukan sesuatu yang sangat tidak saya suka. Demi Gadget tercinta, dan tentunya dengan pertimbangan yang lebih panjang dari jalanan jalanan menuju tempat kerja, sebuah Payung berwarna Ungu keabu abuan (baca : abu keungu unguan; susah memilih istilah yang tepat) menjadi pilihan dari keputuan saya. Dibeli di toko kedua dari sisi timur kompleks perkiosan Ps Siyono.

Selasa, 16 Desember 2008, tangan si Jarwadi dengan kostum keki warna krem sedang menenteng Payung untuk pertama kalinya sepanjang musim Hujan tahun ini. Si Jarwadi, si Cowo BerPayung.

Sim Salabim …

Sepanjang perjalanan pulang dengan payung ditangan si Jarwadi. Berangur angsur hujan mereda. Demikian juga derita masuk angin yang menghinggapi tubuh kerempengnya. Kemudian dipagi hari kemudian Matahari juga terbit cerah.

Kalau saja saya tahu kalau dengan sekali membeli payung hujan akan mereda dan matahari bersinar cerah, tidak  sedikitpun saya akan ragu untuk membeli payung ungu keabuan sejak awal awal. Begitu pikir Jarwadi walaupun dia juga ragu ragu akan benar dan tidaknya. Karena menjelang tombol terbitkan di jendela teks editor blog nya ditekan, mendung semakin mengkelam.

H 15 Ramadhan

Bulan persis mengambil posisi Horisontal> Memerah. Menjelang meninggalkan malam ke 15 Ramadhan 1429 H. [Pasti bulan sudah sampai peristirahatanya ketika tombol *Post* saya tekan. Yah. Hari ini adalah H 15 Ramadhan. Hari Senin. Hari yang tepat berdiri ditengah tengah Ramadhan.

Sudah yang terbaikah ibadah yang kita kerjakan dengan ikhlas selama Ramadhan ini? Sudah berapa banyak Tadarus yang terucap dari Mulut penuh dosa ini? Doa doa yang terpanjatkan. Iftighfar. Syukur dan Pembelajaran.

Semua itu Perjalanan

… makan adalah perjalanan

… minum adalah perjalanan

… melihat adalah perjalanan

… terpejam adalah perjalanan

… …. adalah perjalanan (juga)

… tidur     adalah perjalanan

… bangun adalah perjalanan

… lahir     adalah perjalanan

… mati     adalah perjalanan

Minum adalah perjalanan untuk keluar dari kedahagaan. Makan adalah perjalanan keluar dari rasa lapar. Lahir adalah kedatangan dan mati itu kepergian. Semua itu perjalanan.

Kapan berhentinya?

Reason for writing this stupid post

I was sitting alone to night, starred at the sky, and was making so many many stupid questions. Did you know what my question are like?

… Are the stars still as much as it was?

… Why do the moon always enjoy her lonely time?

… … ?

… … ?

… … ?

… Why I asking the stupid question?

… am I being crazy?

… and finally

… any reason for writing this stupid post?

Most of all I enjoy when the silent came up and greed me. When the wind hit my face gently. Cool and Quite. And became real man. Not just almost human.

[Saya menulis yang seperti ini untuk menunjukan kepada siapa saja bahwa saya juga dapat menulis posting yang tidak berkaitan dengan komputer]

Wajah Wajahku (tidak) Ramah

Suatu kali saya pernah ditegur oleh Simbok Saya. Simbok baru saja rasanan dengan tetangga sebelah. Tetangga bilang sama Simbok, bahwa saya itu oangnya sombong, tidak ramah, dan cueknya minta ampun. Karena ketika anaknya berpapasan dan menyapa saya kok ngga direspon. Waduh. Memang bener seperti itukah saya ya?

Ya, dah ngga pa pa kalau memang seperti itu orang menilai saya. Tetapi biarkan saya seperti saya yang apa adanya. Saya merespon setiap sapaan dan tegur sapa dengan cara saya sendiri. Biasanya, saya akan mengubah perhatian saya ke orang yang menegur saya tersebut dan bila orang yang menyapa saya tersebut masih memperhatikan saya, paling tidak dengan ‘eyes to eyes contact’ maka saya akan membalas sapaan dan tegur sapa tersebut dengan senyum termanis saya. Halaaaaah …

Dalam banyak kasus sering saya mempunyai masalah untuk memilih kata yang pas dalam merespon sapaan dan saya ‘rasa’ ekspresi merupakan bahasa yang universal, manusia yang berbicara dengan bahasa apapun yang berbeda beda akan menterjemahkan dengan sama. Seperti ‘senyum manis’ saya tersebut

Mungkin dalam kasus Anak Tetangga tersebut adalah ketika Dia sudah mengalihkan perhatianya ketika menyapa saya, atau menyapa saya saja tanpa memperhatikan saya sehingga dia kehilangan kesempatan untuk menikmati senyum termanis saya … [ Sok Narsis ] Baca lebih lanjut

Hari yang cerah

Sejak pagi tadi, mentari nampak ramah tersenyum. Senyum termanis dalam seminggu. Kado akhir pekankah …

Salam hangat atau senyum dingin

Kehangatan mencairkan gunung es kebekuan. Panas, hawa panas mendidihkan apa saja. My warmest welcome atau my hottes welcome. Global warming atau global hotting
-yg terakhir ini ngga nyambung ya

Yang jelas aku suka kehangatan dalam semua ruang ruang dingin dimana aku tinggal

semoga hangat pagi berpadu padan dengan langkah menjemput impian

Karena pagi ini aku akan segera tidur he he he