Ngantuk Jadi Masalah

Ada beberapa pengalaman menarik yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini yang ingin saya ceritakan di blog. Permasalahanya, sekarang saya sedang ngantuk berat setelah meminum obat hidung meler. Menjengkelkan. 😐

Dalam keadaan kecapean, ngantuk berat, disertai flu berat, disertai jengkel seperti ini akan tidak mudah bagi saya untuk mengingat-ingat dan menuliskan kembali cerita itu dengan bahasa yang enak bila kelak saya baca lagi. Saya menulis kan untuk konsumsi pribadi. Bila dibaca publik itu urusan lain, hehehe

Permasalahan lain, bila saya menunda menuliskanya, biasanya akan banyak detil dari kejadian-kejadian menjadi terlupa. Makin besok menunda makin banyak yang terlupakan. Laa tagline blog ini padahal “Menuliskan Sebelum Terlupakan” Untuk mencegah kelupaan itu sebenarnya yang menjadi prioritas blog saya ini. 😦

Jaman saya masih muda dulu untuk mengusir ngantuk seperti ini saya biasanya menimum kopi hitam yang pekat. Sekarang sudah lama pisahan sama kopi hitam. Kalau nekad, ngantuk akan bisa terusir beneran. Giliran asam lambung dan perut ngambek yang datang mendera. 😦

Kayaknya memang bener harus istrirahat dulu.  zzzzzZ

Iklan

Moody Gara-Gara Hal Sepele

Dua hari belakangan ini, Sabtu kemarin dan Minggu tadi, seolah diri saya  sedang dipenuhi kejengkelan dan kemarah-marahan. Kejengkelan yang sebenarnya disebabkan oleh hal-hal sepele yang tiba-tiba terjadi.

Hal-hal sepele itu sepele beneran. Diantaranya adalah kiriman dari ekspedisi yang terlambat (atau sebenarnya orang di seberang sana yang ceroboh dalam mengirimkan item-item yang saya pesan), bertemu orang yang kurang bisa menepati janji, beberapa pakaian yang tidak ketemu setelah saya mengobrak-abrik almari pakaian yang belakangan saya ketahui ternyata petugas laundry yang ceroboh yang menyebabkan pakaian-pakaian itu tertinggal di tempat laundry sehingga tadi saya harus mengambilnya, dan beberapa biang penyebab jengkel lainnya.

Ngga penting-penting amat  dan tidak dalam taraf membahayakan. Yang merugikan adalah hal-hal sepele ini merusak mood saya seharian yang mengakibatkan saya kehilangan kendali untuk konsentrasi pada hal-hal yang lebih penting. Sebel.

Nah, rugi yang lain lagi adalah saya malah curhat di sini. 😀 Atau blog memang tempatnya untuk curhat? Menuliskan yang jelek-jelek dan yang mungkin tidak terlalu jelek. Bila iya maka kebetulan  sejak lama saya telah membuat beberapa kategori Curhat di blog ini. Agar bila kemudian blog ini ternyata isinya curhatan melulu tidak membuat orang yang tidak sengaja membuka blog saya ini kecele. 😀

Benar apa yang saya baca beberapa tahun lalu. Lupa dimana saya membaca dan siapa yang menuliskan. Kalau mood sedang jelek sebaiknya tidak mendekat apalagi menyentuh web 2.0 (atau 3.0). Kalau tetep nekad akan seperti ini jadinya. Tambah kacau dan mengacaukan. hehe.

Mungkin ada yang mau berbagi tips bagaimana mengendalikan diri dan menjaga mood dari deraan masalah-masalah sepele yang tiba-tiba datang bertubi-tubi?

[Video] Pantai Gesing

Nah, ini adalah video yang saya janjikan pada hari Minggu kemarin itu. Saya tidak kuasa untuk banyak – banyak menambahkan narasi untuk video konyol ini. 😀 Rasanya hanya ingin tertawa – tawa melulu. Ngga apa apa hitung – hitung dari pada mikirin yang engga – engga selama berpuasa Ramadhan. …

Kalau anda berminat untuk berkunjung ke Pantai ini, ini adalah Pantai Gesing. Alamat: Desa Girikarto, kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Orang Ingin Dimengerti Melulu

I wish I had more patience for this certain category of people: those who want to be understood badly but never learn to understand others. –mpok Sari Safitri Mohan

Indeed, they are everywhere …

Saya kira saya doang yang sering apes dimana – mana ketemu tipe orang macam beginian. Ternyata sampai di Amerika pun mpok Fitri masih ketemu dengan specimen macam begini.

Kenapa sih di dunia ini ada orang yang maunya dimengerti melulu, tapi ogah berusaha mengerti orang lain? Kenapa sih ada orang yang sukanya minta dibantu, tapi pelit buat berderma membantu orang lain.

Kenapa sih orang suka menipu, tetapi ia tidak mau mengizinkan dirinya ditipu orang lain … Lhooooo? hehehe

Usia Bukan Prestasi Yang Pantas Dibanggakan :D

Hari ini adalah hari Jum’at akhir pekan. Kebetulan bertepatan dengan tanggal satu, awal bulan April. April adalah dua bulan setelah Februari. Hanya berjeda Maret. Kebetulan pada bulan Februari yang lalu itu ada orang-orang yang memberi ucapan selamat ulang tahun dan kado-kado untuk saya. Entah mereka mendapat tanggal ulang tahun itu dari mana. Jangan-jangan saya pernah mengisikan bulan Februari pada formulir-formulis aplikasi yang biasanya saya mengisinya dengan mengarang. Terimakasih saya ucapkan kepada mereka. Semoga Allah memperhitungkan sebagai kebajikan.

Membicarakan kebetulan itu menarik. Tetapi tidak enak untuk dibahas. Apalagi membahas kebetulan tentang pertambahan usia. Menurut kata pelawak Groucho Marx yang dikutip Gunawan Mohamad di sini [link broken]  “Age is not a particularly interesting subject. Anyone can get old. All you have to do is live long enough.” Jadi mudah sekali sebenarnya untuk bertambah umur. Asal tidak cepat mati.

Menjadi tua itu bukan fitur, tetapi sudah by default. Untuk menjadi tua itu bukanlah prestasi yang pantas dibanggakan. Karena untuk itu kita hanya bisa melakukan sedikit usaha. Selebihnya ada urusan Tuhan dan hanya Allah yang Maha Tahu berapa panjang usia manusia akan diberikan.

Sekali lagi, membahas usia itu benar-benar tidak menarik. Apalagi bagi orang yang seusia saya tetapi belum memiliki banyak prestasi. Jangankan prestasi, lhaa satu istri saja saya belum punya. Mungkin punya banyak istri pun bukanlah sebuah prestasi yang pantas dibanggakan. Karena sebagaimana usia, istri dan jodoh ada dalam satu paket yang didalamnya ada rejeki dan usia yang mana hanya Allah jugalah Yang Maha Tahu.

Jadi kenapa berpikir untuk membanggakan apa? Ngga usah berlebihan membahas April Mob deh 😀

Istirahat Panjang …

Sudah lama nian blog tercinta ini tidak ter update. Liburan lebaran kali ini terbukti menginstirahatkan seorang nara blogger jarwadi. Liburan kali ini pula merupakan waktu istirahat untuk blog ini dari mendengarkan curhat curhat saya selama ini. Baiklah mungkin semua akan ada waktu di mana kapan beristirahat dan kapan sebaiknya memulai kembali rutinitas.

Pagi ini dengan campuran kemalasan dan kengantuk ngantukan, perjalanan penulisan kembali. Here Come ceriwis mode. Selamat mendengarkan curhatan saya di jarwadi.wordpress.com. Meski sesegera itu lekas dilupakan hehehe

Yang terpenting dan terutama, ide ide apapun tidak boleh terlalu lama tertidur. Selekasnya … Bangkitlah ….

Kapan Menikah?

Usia saya 28 tahun. Status TM. Tidak Menikah. Meskipun dari teman teman SD saya masih ada beberapa yang tidak Menikah, tetapi besok sore salah seorang teman SD saya akan sudah menikah. Dia adalah Suban. Selamat Menikah saja buat Suban. Kemudian urutan terdekat setelah Suban, saya menduka adalah Andi. Karena kabar-kabarnya dia sedang mengurus Surat Numpang Nikah.

Selama ini saya meyakini bahwa diantara teman dan geng, saya akan berada di antrian terakhir di pintu gerbang pernikahan. Dan kelihatanya keyakinan saya tersebut akan menjadi kenyataan, walaupun saya tidak sengaja mengusahakanya. Manipulasi adalah cara yang tidak saya sukai, kecuali kalau terpaksa.

Di lingkungan tempat saya hidup, menikah adalah status. Teman saya pernah berkata, menikah adalah sebuah gerbang. Entah apa yang dia maksudkan, sampai hari ini saya tidak pernah tahu.

Karena sebuah status, orang yang tidak menikah seperti saya mendapat tekanan sosial yang sangat besar. Selalu muncul pertanyaan, “Kapan Menikah”? Kalau Agus Ringgo menjawab, “maybe yes maybe no“. Kalau Adang Sudarman menjawab, “wah belum ada yang cocok”. Kalau Dini Restuti menjawab, “wah belum ada waktu”. Maka saya akan menjawab, “tidak ada perempuan yang suka pada saya”.

Saya suka dengan jawaban yang saya berikan. Jawaban ini tidak pernah diduga oleh siapa pun. Sehingga orang yang mendengar akan kaget dan tanpa sadar secepat mungkin menggunakan topeng empati. Maka kata-kata penghiburan untuk mengangkat semangat dan membuang sikap pesimis dari diri saya meluncur dengan merdu. Kata-kata mereka seperti musik jazz di telinga saya. Kadang enak didengar tapi saya tidak pernah bisa mencerna.

Banyak orang menasihati saya agar tidak pesimis. Dia menambahkan bahwa “elo kurangnya apa sih, pendirian kuat, fisik proporsional, wajah cute, dari keluarga baik-baik, pendidikan meyakinkan. Ya memang tidak ada yang kurang dari diri saya. Yang kurang hanyalah tidak ada perempuan yang suka pada saya?

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan keputusan saya untuk tidak menikah. Menurut saya kalau menanggapi kata orang, yang ada hanya serba salah. Kapan serba benarnya ya?  Bukan hanya orang tidak menikah saja yang mendapatkan tekanan sosial besar. Orang yang sudah menikah pun tetap mendapat tekanan sosial yang besar. Contohnya Aswinto, teman seperburuhan saya.  “Kapan punya momongan?”. Selanjutnya “Kapan si ucok punya adik?”. Dan terus seterusnya tanpa berkesudahan. Begitulah deraan orang-orang yang keputusanya datang dari tekanan sosial. (baca : orang lain)

 

Sedia Payung biar tidak keHujanan

Sepanjang Pagi sampai menjelang siang ini merupakan hari tercerah setelah 7 Desember. Selama satu setengah Minggu diri ini harus bertarung melawan hujan dan (masuk) angin. Lekat dengan tubuh ini pasti adalah kedinginan, persendian dan dengkul ngilu, kepala pusing tujuh keliling –tetapi kalau yang ini karena masalah kurang duit. Melengkapi derita biologis tersebut adalah penampilan yang semakin menjadi korban. Celana dan  Baju berbekas air hujan kerap kali menjadi make up ditempat kerja. Bahkan, juga karena kehujanan, parfum AXES yang saya pakai menjadi luntur sehingga kita kita disini bisa berbagi aroma aseli warisan nenek moyang (baca : bau keringat)

Selain menjadi derita bagi sistem biologis dan sistem *narsisme, air hujan yang ganas juga merupakan acaman serius untuk Gadget Gadget yang membantu memperpanjang usia saya, sehingga walaupun sebenarnya tidak suka menjadi cowok perpayung, tetapi demi keselamatan dan usia Gadget Gadget yang saya tenteng, biasanya adalah Laptop dan Ponsel, saya mengalah dengan melakukan sesuatu yang sangat tidak saya suka. Demi Gadget tercinta, dan tentunya dengan pertimbangan yang lebih panjang dari jalanan jalanan menuju tempat kerja, sebuah Payung berwarna Ungu keabu abuan (baca : abu keungu unguan; susah memilih istilah yang tepat) menjadi pilihan dari keputuan saya. Dibeli di toko kedua dari sisi timur kompleks perkiosan Ps Siyono.

Selasa, 16 Desember 2008, tangan si Jarwadi dengan kostum keki warna krem sedang menenteng Payung untuk pertama kalinya sepanjang musim Hujan tahun ini. Si Jarwadi, si Cowo BerPayung.

Sim Salabim …

Sepanjang perjalanan pulang dengan payung ditangan si Jarwadi. Berangur angsur hujan mereda. Demikian juga derita masuk angin yang menghinggapi tubuh kerempengnya. Kemudian dipagi hari kemudian Matahari juga terbit cerah.

Kalau saja saya tahu kalau dengan sekali membeli payung hujan akan mereda dan matahari bersinar cerah, tidak  sedikitpun saya akan ragu untuk membeli payung ungu keabuan sejak awal awal. Begitu pikir Jarwadi walaupun dia juga ragu ragu akan benar dan tidaknya. Karena menjelang tombol terbitkan di jendela teks editor blog nya ditekan, mendung semakin mengkelam.