Tengah hari tadi, ketika saya sedang enak – enak tidur, saya terkagetkan oleh suara orang berteriak teriak minta tolong. “Kobongan Kobongan”. Ada kebakaran. Kandang mbokde Karminah, tetangga saya, terbakar. Dari kejauhan nampak asap putih menggumpal gumpal dan suara gaduh. Disana sudah ada banyak orang.
Banyak orang dengan tergesa gesa cepat berusaha mematikan Api yang mulai melalap bagian atap kandang, termasuk Pak Dukuh, Adiwono.
Tidak mudah memang, selain angin musim kemarau yang menyulut eskalasi kebakaran, air juga tersedia terbatas. Meski susah didapat air merupakan alat utama untuk mematikan api. Berember – ember air dicurahkan ke nyala api dan rangka kayu yang membara. Meski serba mendadak dan tanpa koordinasi** , dalam waktu kurang dari setengah jam api berhasil dikuasai sehingga tidak membumi hanguskan keseluruhan bangunan kandang apalagi sampai merembet ke ruas bangunan rumah yang berdekatan. Alhamdulillah.
Bagi saya keberhasilan pengendalian eskalasi kebakaran dalam waktu singkat tadi siang itu merupakan peristiwa yang menarik perhatian. Dengan jalinan interaksi yang khas, sebuah bencana dapat dengan cepat terselesaikan. Memang masyarakat kampung dilingkungan saya tinggal, sebagian besar, bukanlah orang – orang sibuk yang gila kerja.
Bila boleh saya berandai, ketika tadi mulai diketahui terjadi kebakaran, kemudian saksi mata menelepon dinas pemadam kebakaran, kemudian dinas kebakaran dengan cepat merespon dengan pengiriman pasukan pemadam kebakaran, paling tidak mobil pemadam kebakaran baru akan sampai te ka pe dalam waktu paling singkat 30 menit. Tanpa campur tangan masyarakat sekitar menurut hitungan maka bangunan sudah akan menjadi abu, bahkan kebakaran dimungkinkan akan merembet lebih luas.
Sebuah renungan, paling tidak buat seorang saya yang lebih banyak bertapa di dalam ruang akan arti penting sebuah jalinan sosial dan kekerabatan silaturahmi ketemu muka. Untuk memberi dukungan bagi Ibu Pritamulyasari atau penggalangan dana untuk bantuan korban gempa telah terbukti efektif digali dengan cara bergotong royong di facebook atau twitter, tetapi bukanlah menit demi menit dimana kita bisa melakukan tindakan penyelamatan dari api yang berkobar cepat.
**PS : Saya tidak bisa melampirkan foto kebakaran karena ketika terjadi kebakaran tidak sampai hati mengambil gambar



