Mencari Aplikasi Mobile Untuk Belajar Baca Qur’an

Belakangan ini, menjelang datangnya bulan Ramadhan, saya melihat ada banyak tawaran aplikasi (mobile apps) untuk membantu ibadah Ramadhan. Isi dari aplikasi itu pun sudah sangat beragam. Mulai dari jadwal imsakiyah, kumpulan doa, belajar baca Al Qur’an, tip sehat berpuasa sampai belanja lebaran, dan sebagainya.

Namun dari sekian banyak aplikasi itu saya belum menemukan aplikasi yang dilengkapi dengan fitur belajar membaca Al Qur’an yang sesuai keinginan saya. Saya ingin di mobile apps itu dilengkapi dengan speech recognition untuk membantu pembelajar untuk membantu belajar tajwid, maad dan qalqalah.

Gambaran saya akan peran technology speech recognition itu begini:

Orang yang sedang belajar Al Qur’an mengikuti suatu petunjuk/cara baca. Kemudian pembelajar itu mengucapkan apa yang dibaca itu di dekat perangkat mobile device, mobile device bisa berupa smart phone, tablet, atau syukur-syukur fitur phone yang tidak terlalu canggih, nah kemudian aplikasi itu menilai pengucapan/pelafalan dari si orang yang sedang belajar apakah sudah betul, 80%betul, kurang betul atau sama sekali salah. Agar si pembelajar terus menerus berlatih sampai mendapatkan pengucapan/pelafalan yang sesuai.

Saya sendiri bukan seorang developer, tetapi saya kira aplikasi impian saya itu bukan sesuatu yang mustahil untuk dibuat dengan teknologi saat ini. Ingat sudah berapa lama kita mengenal SIRI atau google voice. Sebenarnya teknologi untuk menilai pengucapan/pelafalan ini sudah saya lihat sejak lama. Kalau tidak salah sudah lama digunakan oleh Tell Me More. Program bantu belajar bahasa yang berjalan di PC. 🙂

Bagaimana, ada yang tertarik mengembangkan ide ini?

Iklan

Ide

Ide itu biasanya akan muncul ketika kita sedang sibuk atau ketika kita sedang senggang? Dalam hal ini ide untuk menulis posting di blog saja. Banyak orang saya dengar, atau saya baca, kalau sebenarnya mereka itu punya banyak ide tulisan.

Sayang tidak punya cukup waktu untuk menuliskanya. Begitu mereka bilang. Bagaimana dengan yang terjadi pada Anda?

Ikatlah Ide Sebelum Mereka Pergi Untuk Selamanya :)

Saya setuju dengan orang – orang yang pernah menasehati agar segera  mencatat ide ide begitu makhluk gaib bin ajaib itu nongol dari balik kegelapan. Ide memang sering datang tak diundang, pergi pun tidak pakai kata pamit. Minggat. Spontan, tiba – tiba, atau dengan saya bilang tergesa – gesa gak pakai lama. Serombongan ide yang pada beberapa malam yang lalu saya persilakan dengan suka cita itu sekarang telah pergi hanya dengan meninggalkan sisa sisa.

Terlalu sibuk mempersilakan sampai saya tidak ingat untuk menawan pimpinan rombongan. Ya sudahlah. Tidak apa apa. Toh, sekarang masih tersisa waktu kurang dua minggu untuk presentasi yang akan saya poles itu. Waktu dua minggu untuk mengumpulkan serpihan – serpihan berceceran dan bercak jejak yang tersisa. 😀

Berburu dan meramu ide – ide di dalam belantara kegelapan ternyata lebih melelahkan dari pada menangkap makhluk – makhluk itu ketika atas kehendak mereka sendiri turun gunung dan tersesat di perkampungan. Hambatan terbesar yang mungkin adalah satu satunya memang adalah  KEMALASAN dan MENYEPELEKAN. Malas untuk menuliskan. Menganggap menuliskan itu remeh temeh  tak penting.

Rombongan ide yang sudah minggat itu bisa jadi sekarang tertawa – tawa dari kejauhan melihat saya memunguti sisa sisa yang masih tercecer mengumpulkannya ke dalam plastik kantong kresek Freemind. 😀

Selamat Hari Minggu kawan. Mari segera mandi, macak, dan kita njagong manten ke Pernikahan sahabat kita yang paling trendy, Kang Slamet Cumik. Jam 09:00 WIB harus sudah bersiap di ndalemnya lhooo …

Ide itu penting, selanjutnya bagaimana mengolahnya

Saya percaya bahwa ide itu penting. Penting sekali. Bahkan semua hal berawal dari sebuah gagasan atau ide. Sering kali kemampuan untuk menelurkan ide digunakan untuk mengukur sebaik mana kreatifitas seseorang.

Ini adalah tulisan blog ke dua saya untuk pagi ini.– Boleh dong sesekala belagu sok rajin — Sebenarnya ide tulisan untuk posting saya sebelum yang ini sudah ada sejak lama. Saya termasuk orang yang mendewakan ide yang mempercayai bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi setelah kita mempunyai IDE. Ide yang cerdas tentu saja.

Memang benar. Paling tidak sampai saat ini saya masih berpegang pada keyakinan saya itu. Bahwa IDE yang CERDAS memang ajaib.

Namun demikian pada kenyataanya sering kali itu tidak selalu terjadi. Walaupun memainkan peran penting. Ide CERDAS saja belum cukup. Perlu IDE yang MATANG. Ketika saya asal asalan bermodalkan ide yang sok cerdas itukemudian saya curahkan dalam sebuah tulisan secara spontan. Apa yang terjadi? Setelah membaca ulasan beberapa tulisan, rupanya saya mendapatinya bagaikan ‘curhatan’ atau kalimat kalimat yang tidak tersambung berkoherensi seperti dalam lembaran lembaran brain storming.

Urusan untuk mengelola dan memasak dengan tepat sebuat gagasan ternyata bisa jadi sama pentingnya  dengan ide itu sendiri.

Tidak apa apa. Saya tidak menyesal dengan membuat dan mempublish tulisan seperti itu. Karena dengan demikian saya mengetahui permasalah yang tidak akan pernah terlihat mata tanpa eksperimen, observasi dan feed back.

Pengetahuan di kepala; Keterampilan di ujung jari

Teman – teman saya mungkin menganggap saya aneh. Atau bahkan sombong, ketika mereka menanyai saya tentang fungsi atau pemanfaatan fitur – fitur tertentu dari Aplikasi komputer yang sering sama – sama kami pakai. Memang, saya sering kali tidak dapat menjawab pertanyaan pertanyaan mereka secara lisan langsung ketika mereka bertanya disaat saya tidak sedang didepan Komputer. Permasalahanya bukan berarti saya enggan atau sombong tidak mau berbagi keterampilan.

Dalam banyak hal saya memang benar benar tidak bisa. Atau lebih tepatnya saya tidak berusaha mengingat keterampilan keterampilan penggunaan aplikasi di dalam kepala saya. Dan demi teman – teman yang perlu bantuan tersebut biasanya saya mencari komputer terdekat dan mengajak sang sahabat untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan. Saya berusaha mengenalkan diri saya, lebih tepatnya pendekatan yang saya gunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.

Biasanya, di dalam kepala saya, saya hanya menyimpan ide dasar dari setiap permasalahan dan untuk kemudian baru mencari dan mengembangkan solusi praktisnya. Untuk permasalahan yang  perlu diselesaikan berulang ulang, biasanya juga solusi praktis itu ber evolusi menjadi keterampilan. Berbeda dengan pengetahuan, keterampilan itu tersimpan secara tidak sengaja di jari jari atau di organ tubuh lain yang terlibat selama proses pengerjaan sehingga dalam hal ini malah saya kurang bisa dengan baik men visualisasi dan mengkomunikasikan kepada orang lain ketika dibutuhkan. Untuk hal ini saya meminta pengertian teman – teman untuk bisa memahami dan sama sama mengembangkan prosedurnya.

Untuk menyelesaikan permasalahan yang semakin komplek dan berubah ubah dengan media memori yang terbatas. Bagi saya lebih masuk akal untuk mengingat di otak untuk hal hal mendasarnya, serta melatih ide ide kreatif. Sedangkan di lapisan praktisnya semua saya serahkan kepada konteksnya.

Saya cukup tahu diri tentang diri ini yang pelupa dan mudah melupakan keterampilan keterampilan yang pernah dipelajari.

Penempatan Kalimat Utama yang pas

Penempatan kalimat utama secara pas merupakan tantangan penulisan blog bagi saya untuk beberapa waktu belakangan sejak saya meng import tulisan pada blog ini sebagai note di Face Book. Penempatan kalimat utama ini kelihatan penting bagi ketika saya sedang melihat lihat halaman profil di Face Book yang menampilkan banyak aktifitas di FB, komentar komentar, status, coretan di wall termasuk note ter import dan mendapatkan memang beberapa baris kalimat  ringkasan yang dibuat oleh FB benar benar tidak menarik dan seringkali tidak mencerminkan keseluruhan tulisan.

Bukan berarti saya menerapkan jurus jurus berjualan, tetapi ketika saya gagal memberikan kesan kedua yang baik pasti siapa pun akan enggan melanjutkan membaca kemudian. Kesan pertama sebenarnya telah dibangun dengan memberi judul note yang menarik.

Penempatan ide utama dari keseluruhan tulisan selama ini memang lebih suka saya tempatkan disembarang bagian atau di paragraf manapun dengan maksud untuk membawa gaya penulisan yang lebih variatif sehingga tidak membosankan. Dan tidak membebani saya sendiri untuk meluangkan waktu untuk mengatur penempatan. Sekali lagi adalah merupakan tantangan bagi kreatifitas penulisan untuk menempatkan ide utama pada awal paragraf awal, gaya penulisan singkat dan praktis dan pemilihan kalimat kalimat efektif tetapi dibuat tetap menarik terutama bagi saya sendiri