Saat ini orang bisa melakukan apa saja secara instant dan mudah karena adanya campur tangan teknologi. Orang tidak perlu sangat teliti untuk membuat hitungan dalam laporan keuangan dengan bantuan mesin hitung atau yang populer aplikasi spread sheet. Semua orang tidak perlu menghafal banyak perintah baris setelah teknologi GUI berkembang biak. Mengambil gambar gambar photo menjadi mudah dengan adanya teknologi digital, otomasi, dan user interface yang friendly.
Berbekal keyakinan itu tadi, saya pikir melakukan foto foto juga akan mudah mudah saja mengingat apa yang saya kerjakan juga bukan untuk kepentingan yang serius. Saya menggunakan Digicam yang saya pinjam dari seorang teman. Bukan apa yang saya pegang sehari hari.
Apa yang terjadi di tengah acara foto foto ternyata tidaklah semudah yang saya yakini. Teknologi yang lumayan canggih ternyata tidak cukup memenuhi harapan saya untuk mendapatkan hasil optimal tanpa latihan dan persiapan. Disini saya menuai banyak kecanggungan dan tidak sama sekali dapat melakukan pengambilan gambar secara mengalir.
Terlebih setelah saya menyalin gambar gambar dari kartu memory ke laptop dan melihat apa hasil dari yang telah saya lakukan dengan berkeringat. Photo photo yang tertambil dengan Canon S15 S bahkan banyak yang lebih buruk dari camera ponsel.
Disini saya tidak mengatakan kalau Canon memproduksi camera digital dengan kualitas lebih buruk dari K810i. Masalah disini adalah saya sendiri.
Pengetahuan dan Teknologi saja ternyata belum cukup. Perlu berlatih untuk menjadi terampil dan perlu jam terbang untuk mendapatkan feels dari suatu tools. Kesimpulan saya ini memang kuno, tetapi apa yang terjadi merupakan pengalaman untuk saya. Selengkapnya mungkin seorang Pelari akan bilang bahwa mempelajari teori berlari yang baik dan mengenakan sepatu lari merek Nike model terbaru akan sama sekali tidak berarti tanpa berlatih berlari.