Membuka kotak karton berwarna hijau apa yang langsung saya temukan adalah kejutan-kejutan. Kejutan berupa sepasang Volans 2.5 berwarna merah garang. Dan kejutan berupa kaos quick dry yang sama-sama garangnya, merah-hitam. Bahkan saya baru membuka penutup karton pun sepatu ini sudah terlihat menantang. “Percuma kamu latihan bertahun-tahun tapi kecepatanmu segitu-segitu saja!”
Hmmm…
Kaki saya langsung terasa gatal ingin segera mengaspal. Emosi saya terasa terbakar dibuatnya.
Tetapi, saat itu masih awal puasa Ramadhan. Tidak ada yang lebih baik dari menahan diri dari segala godaan termasuk dari Volans 2.5 yang senantiasa memasang wajah garang.
Apa yang saat itu saya lakukan dengan Volans 2.5 adalah dengan membandingkannya secara visual dengan Volans 2.0 yang juga belum lama saya beli. Perbedaan yang paling mencolok tentu saja adalah warna. Volans 2.0 yang saya miliki menggunakan kombinasi warna biru terang dan biru gelap dan tali berwarna hijau volt. Sedangkan Volans 2.5 yang baru saya buka berwarna merah hitam. Tali sepatu pun berwarna hitam gelap.
Review Sepatu lainnya:
- League Volans 2.0 bisa dibaca di sini
- League Ghost Runner bisa dibaca di sini
- Nike Pegasus 31 Flash bisa dibaca di sini
- Nike Pegasus 31 bisa dibaca di sini
League Volans 2.0 dan League Volans 2.5 secara prinsip tidak nampak berbeda. Volans 2.5 hadir sebagai update yang diiharapkan akan menghilangkan bug yang ditemukan ada pada pendahulunya, Volans 2.0. Tentu saja perbaikan seyogyanya akan membawa pengalaman pengguna pada tingkatan yang lebih baik serta desain yang lebih segar. Saya sendiri mulai merasakan Volans 2.5 lebih stylist.
Sekarang saya tunjukkan apa yang menurut saya berbeda dan update apa saja yang diberikan League Volans 2.5
Leher dan Lidah Sepatu
Volans 2.5 mempunyai leher sepatu yang menurut saya unik. Saya rasanya belum pernah menemuinya ada di sepatu lari lain. Berupa material elastis yang menjulur, menggantikan leher Volans 2.0 yang berbentuk kurva.
Setelah beberapa waktu menggunakannya saya perlahan-lahan mulai memahami apa maksud desain ini. Sebagai sepatu lari yang didesain untuk nyaman digunakan tanpa kaos kaki, material leher sepatu yang menjulur akan bermanfaat mencegah sisi atas tumit agar tidak lecet-lecet karena gesekan ketika pelari berlari dengan kecepatan tinggi.
Lidah Volans 2.5 pun menggunakan bahan yang serupa dengan leher sepatu. Selain membuatnya tampil garang juga akan memberikan proteksi bagi sisi atas depan kaki dari lecet ketika berlari tanpa kaos kaki.
Area di sekitar tumit dan mata kaki yang lebih tipis
Dengan material mesh berbentuk jaring, ini akan membuat sisi belakang kaki menjadi seolah transparan. Ini bisa dipahami selain untuk membantu sirkulasi udara sehingga mengurangi panas, bobot sepatu pun bisa menjadi beberapa lebih ringan.
Layer Material di bawah mesh depan
Tambahan lapisan material ini saya rasa bertujuan agar membuat sepatu lebih awet dan tidak mudah robek. Oleh banyak pelari hardcore /berpengalaman , Volans 2.0 didapati mudah rusak, sobek di sisi atas toebox bila mendapatkan tekanan yang sangat kuat dan terus menerus ketika digunakan untuk speed work dan interval training.
League Volans 2.5 di Jalan Aspal
Sejujurnya saya bisa dikatakan tidak terlalu sering latihan lari menggunakan sepatu League Volans 2.5. Saya hanya menggunakannya ketika benar-benar memerlukannya. Misalnya ketika saya sedang ingin melakukan speedwork dan interval di Landasan Pacu Lapangan Udara TNI Angkatan Udara Gading. Untuk Race saya menggunakannya sekali ketika saya mengikuti Teh Javana Temple to Temple 10K akhir tahun 2015 yang lalu.
Bukan apa-apa. Karena cita-cita saya memang adalah berlatih untuk menjadi seorang Marathon Finisher. Tidak aneh bila League Ghost Runner dan sepatu long run saya yang lain lebih sering saya pakai dalam latihan sehari-hari.
League Volans 2.5 yang saya miliki berukuran 42. Sama dengan ukuran League Volans 2.0, League Ghost Runner dan Nike Zoom Pegasus 32 Flash milik saya. Namun dengan ukuran yang sama ini, Volans 2.5 terasa jauh lebih longgar dikenakan di kaki saya. Jadi untuk mengakalinya saya menggunakan kaos kaki yang lebih tebal. Jenis kaos kaki cuchioned. Sementara saya belum bisa mencoba memakai sepatu ini tanpa alas kaki.
Saya gunakan berlari di lintasan yang datar dan beraspal bagus, League Volans 2.5 seolah menemukan medan yang sebenarnya. Sepatu ini terasa sangat ringan. Tolakan responsif. Dan dengan lacing tersesuai bisa mengakomodasi ujung kaki dan jari-jari kaki saya. Meski mungkin saya akan lebih suka bila toebox dibuat sedikit lebih ketat untuk membuat tolakan kaki lebih maksimal.
Sama seperti pendahulunya, League Volans 2.0, sepatu ini mudah digunakan untuk dipacu dengan pace 4:00 menit/km. Pada pace di atas 5:00 menit/km Volans 2.5 masih memungkinkan walaupun bagi saya mulai tidak nyaman digunakan berlari lebih lambat dari pace 5:30′.
Ketika saya gunakan untuk mengikuti Teh Javana Temple to Temple 10K dengan kondisi jalanan yang tidak begitu ideal, ada kerikil, pasir, koral dan retakan serta kubangan di jalan bahkan naik ke trotoar, Volans 2.5 masih mampu mengakomodasi pace saya. Asal sebaiknya jangan berlari di atas rumput atau tanah yang empuk. Untuk kondisi jalan yang saya sebut terakhir Volans 2.5 seolah kehilangan tenaga. 🙂
Kesimpulan
Volans 2.5 cocok digunakan bagi pelari yang lebih suka berlari di jalan aspal yang baik ataupun di synthetic track. Cocok untuk berlatih interval dan speedwork. Cocok untuk race 5K maupun 10K. Namun kurang sesuai bila digunakan untuk berlatih long run ataupun melakukan recovery. Untuk long run workout dan recovery, Ghost Runner merupakan pilihan saya.
Tips Membeli League Volans 2.5
Sepatu ini dijual dengan harga tidak murah sekaligus tidak begitu mahal. Terakhir saya melihatnya di Centro Ambarukmo Plaza – Yogyakarta, sepatu ini dibanderol dengan harga Rp 599.000,-.
Foto di atas saya potret di Centro Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Merupakan varian lain Volans 2.5 dengan kombinasi warna hijau, hitam dan oranye.
Tips dari saya adalah coba dulu sepatu ini dengan memakainya dan menggunakannya untuk berjalan dan berlari-lari kecil. Pastikan memilih dengan ukuran yang pas dengan mencobanya. Jangan hanya berpatokan dengan ukuran sepatu lari Anda sebelumnya. Saya sendiri sebelumnya, dengan League Volans 2.0 dan League Ghost Runner nyaman dengan ukuran 42. Tapi Volans 2.5 ukuran 42 terasa kebesaran untuk kaki saya. Mungkin dengan League Volans 2.5 ukuran yang tepat untuk saya adalah 41.
League Volans 2.5 merupakan sepatu lari jenis neutral ride. Tidak cocok untuk pelari yang mempunyai kaki jenis flat foot dan over pronation. Bila Anda termasuk 2 jenis pelari yang saya sebut terakhir, tips saya adalah sebaiknya mempertimbangkan jenis sepatu yang lain.
Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat bagi Anda yang saat ini sedang mempertimbangkan membeli sepatu baru untuk berlatih interval dan speedwork.
lari pagi pinggir pantai asyik juga ya seger
harganya sebanding dengan kualitas mas
jadi ingat waktu smp pernah pake sepatu ini pas beli di cibaduyut, ga tahu dulu asli apa nggak 🙂
eh rutin bikin review sepatu ya mas
keren euy, jadi pengen ikutan he he he
tapi saya udah lama pake converse aja, jadi bingung pas mau bandingin
Sepatunya keren euy
Ping balik: Review Sepatu: League Volans 2, Sepatu Lari Ringan dan Responsif | Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: League Grip The Road 2016 Menantang Kota Surabaya | Menuliskan Sebelum Terlupakan
Sepatunya keren gan! 😀
btw mampir ke http://www.safetyshoes.co.id
mantap mas tulisan nya, salam
Ping balik: Review Running Shoes: League Kumo Racer – Gadget, Running & Travelling Light
Maap bang.. kalau boleh, mau tanyaa.. sepatu lari untuk kecepatan lari sekitar 9 menit/km, tracknya pasir2, bagusnya kira2 pake sepatu merk apa?
Ping balik: Mengikuti Lomba Lari di Luar Kota, Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan? – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Review Running Shoes: Nike Lunarglide 8 – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: League Volans Evo – Gadget, Running & Travelling Light
Sepatunya emang bagus banget,ringan kuat.8 bulan ane make buat running sama hiking,nggak licin. Setelah itu udah ada yg orang yg minat sm sepatu ane (di embat orang)
Ping balik: League Hub Jogja Perkenalkan Diri di Borobudur Marathon 2017 – Gadget, Running & Travelling Light
Kebetulan hampir mau beli league tipe ini. tapi kaki saya flat foot.
ada ide mas sepatu lain yang terjangkau dan cocok untuk kaki saya?
buat flat foot ya, kebanyakan sepatu buat flat foot dibuat oleh brand sepatu besar spt nike, adidas, asics dan sebagainya. lumayan mahal sih harganya. tapi kalau kamu sudah punya sepatu buat normal foot kamu bjsa mencoba beli insole flat foot buat mengganti insole di sepatu normal kamu
Ping balik: Review: League Volan Evo – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: League Overcloud, Running at Your Comfort Zone – Gadget, Running & Travelling Light