Belum-belum sudah pasang foto selfie. Tapi, benar, dari sekian banyak foto yang tadi saya ambil, foto ini adalah yang paling mewakili apa yang saya lakukan pada tadi pagi selama mengikuti acara Teh Javana Candi ke Candi 10K.
Seperti yang saya tulis dalam posting saya sebelumnya di sini. Bulan ini saya tidak pernah merencanakan untuk mengikuti race. Saya tidak merencanakan apalagi untuk menciptakan catatan PB (personal best). Saya tadi benar-benar ikut fun run ini untuk having fun, untuk mengendurkan ketegangan syaraf-syaraf dan meredakan stres yang mengungkung saya dalam beberapa bulan terakhir. Dan semoga ini awal yang baik untuk memotivasi diri untuk turun mengukur aspal lagi.
Tiba di parkiran kompleks Candi Prambanan, saya langsung diberi tahu oleh panitia agar saya segera bergegas ke (belakang) garis start. Teh Javana Candi ke Candi 10K akan dimulai dalam beberapa menit lagi.
Saya segera memasang BIB number, mengencangkan tali sepatu dan meraih dua ponsel. iPhone 5s untuk menjalankan aplikasi Nike Running+ dan Zenfone 2 Selfie. Ponsel ke dua tentu adalah fun tool/selfie tool. Untuk seru-seruan. Saya kemudian berlari menuju kerumunan di belakang garis start.
Langsung deh heboh foto-foto selfie di sini. Terlalu asyik sampai saya tidak dengar apa saya pengumuman-pengumuman yang disampaikan oleh panitia. Tidak jelas terdengar oleh saya aba-aba lari. Ketika orang-orang sudah mulai berlari, saya ikut berlari saja. Pun begitu masih sempat selfie dan selfie lagi.
Berlari di dalam kerumuman tidak enak, ya iya lah. Maka saya menaikkan pace, mencari celah ke depan dan bila perlu naik ke trotoar. Selang 1 km kerumunan pelari sudah mulai berkurang. Saya mulai bisa menikmati suasana pagi lintasan lari di kompleks Candi Prambanan.
Water Stasion pertama belum kelihatan ketika tenggorokan saya terasa kering. Sudah haus. Toh tadi tidak sempat minum dulu sebelum lari. Sesampai di WS 1 kesempatan membasahi tenggorokan tidak saya sia-siakan. Saya meraih gelas air mineral yang ditawarkan para marshall. Glek-glek. Dalam beberapa teguk dahaga hilang. Masalahnya berpindah ke perut. Perut saya yang memang sedang sakit dalam beberapa hari terakhir malah jadi mual karena minum.
Saya mulai mengingatkan diri bahwa dalam lari kali ini untuk fun run saja, untuk happy-happy -an. Jangan sampai memaksakan diri menjadikan terkapar. Saya pun mulai menurunkan pace dan memutuskan untuk run, walk, pause and selfie.
Nah, karena saya membawa Zenfone 2 Selfie, saya jadi tidak terlalu kelihatan tidak kuat kalau saya berhenti lari. Orang akan mengira saya berhenti untuk selfie-selfie -an, hahaha.
Di WS 2, kira-kira kilo meter ke-5, saya meraih air mineral lagi. Saya meminumnya sedikit saja. Takut kalau perut jadi tambah mual. Bila tidak gara-gara perut sebenarnya di tiap WS saya bisa memilih beberapa jenis minuman yang melimpah. Mulai dari Teh Javana dingin, Teh Javana tidak terlalu dingin, Isotonik drink dan Air Mineral.
Foto selfie di sini rasanya bagus. Lakuin saja deh. So di sini selama beberapa menit saya berselfie ria (baca: mengurangi ngos-ngosan) Ini menjelang WS 3. Eh bukan ini setelah WS 3, saya ingat karena di WS 3 saya meraih isotonik dan sebotol Teh Javana.
Berarti … 3 km menjelang garis finish. Saya mulai kepikiran untuk memperbaiki pace agar saya dapat finisher medal. Finisher medal bagi saya tidak begitu penting sih. Buat seru-seruan saja. Ngga lucu bila nanti saya foto-foto di Wall of Fame tanpa finisher medal. Nah Go! (go and stop while taking selfie, lihat foto selfie di atas saya ambil di depan Candi Sewu)
Dan alhamdulillah, di garis finish, mbak-mbak marshall menyambut saya untuk mengalungkan finisher medal, yay!
Sambil ngos-ngosan, saya menuju ke tenda refreshment. Busyet para pelari yang lebih ngacir dari saya sudah berjubel di sana. Beberapa saat menembus kerumunan, saya pun bisa meraih pisang cavendish, air mineral dan sebotol Teh Javana. Panitia meminta nomor BIB saya ketika saya diberi souvenir berupa kaos finisher dan tumbler, yay!
Meluruskan kaki, minum air mineral secukupnya dan menghela nafas. Untuk kemudian meneruskan ritual berikutnya.
Ritual berikutnya:
Life is nothing but taking selfie
Oh iya, bagaimana review larinya?
Menurut saya Teh Javana Candi ke Candi 10K diselenggarakan dengan cukup baik.
Rute yang dipilih merupakan jalan aspal yang baik, bisa dikatakan tanpa tanjakan dan turunan berarti. Pemandangan di sepanjang rute adalah perpaduan antara sawah, hamparan rumput dan Candi-Candi Prambanan, Bubrah, Sewu dan Plaosan. Di tiap persimpangan disediakan petunjuk jalan yang baik dan marshal yang siap menunjukan jalan yang benar.
3 Water Stasion untuk race 10 K saya rasa sangat mencukupi. Persediaan minum di tiap WS menurut saya lebih dari cukup. Penempatan tempat sampah di masing-wasing WS juga baik.
Finisher Medal. Saya tidak tahu berapa jumlah finisher medal yang disediakan bagi pelari 10K, yang penting saya masih kebagian. Desain dan kualitas medal yang terbuat dari logam cukup bagus.
Pisang, air mineral dan minuman di refreshment point sangat melimbah. Bahkan pelari bisa dikatakan boleh mengambil sesuka hati. Setelah puas foto-foto dan ngobrol-ngobrol pun saya masih mengambil minuman lagi. Saran saya mungkin refreshment point sebaiknya dibuat dalam beberapa tenda untuk mengurangi kerumunan. Menurut saya tenda souvenir dan tenda refreshment sebaiknya diletakan berjarak dengan tenda drop bag. Tujuannya sama, agar mengurangi kerumunan.
Hampir lupa. Sepatu yang saya gunakan untuk fun run kali ini adalah League Volans 2.5. Pertimbangannya? Bukan, bukan karena agar saya bisa berlari cepat. Karena warna dan desain sepatu ini saya rasa match dengan Jersey yang diberikan.
Setelah event lari di panggung utama sebenarnya ada performance dari beberapa band. Pagi tadi memang cerah, tapi saya khawatir hujan tiba-tiba turun. Jadi saya memilih pulang agar bisa lebih enak istirahat di rumah.
Semangat! dan #marilari #manaindonesiamu
Muantaaaab mas Bro. Detak jantungku tidak boleh melebihi 140, jadi udah lama gak lari. Selamat dapet medal finisher. Zenfone 2 selfie mantaaab.
Biar aman di wilayah detak jantung pakai Garmin yang ada sensor detak jantung nya mas
Sayange awake dewe gak ketemu yo kang. Jatokno iso selfie ratusan kali hahaha.. Btw, aku entuk medali sing kurang sempurna bentuknya. Bulatnya keiris 1-2 mm jadi gak bulat sempurna. Huaaa.. Tapi gak popo sih. Sing penting fun nya dong! Haha.
Oh satu lagi kang, tempat sampah di area istirahat itu susah dicari. Terpaksa aku buang kulit pisang disela sela belakang photoboot bareng wayang tadi HAHAHA.
Wah sayang sekali medali bentuk kurang sempurna.
Tempat sampah berupa kantong plastik kresek hitam. Tapi jangan khawatir panitia menyiapkan petugas pungut sampah kok. Hahahaha. Biar mereka punya kerjaan
saya sudah melakukan tips poin 2 dan 3 untuk point 1 menyusul ,
kemarin pengen ikut acara ini tapi ga jadii.. huhuhuhuhu
Wah, saya belum pernah ikutan acara lari, hanya jalan sehat aja, tapi membaca dan melihat fotonya sepertinya seru 😀
Maaaasss, akeh banget foto selfiemu. Hahahaha.
Aku jadi fast reading deh. Nonton fotomu doang.
keren mas ,
Aih, kece banget. Saya dapat undangan liputan ke sana. Andai pergi, kita bisa kopdar ya Mas
Sayangnya Mas Adit tidak bisa datang ke Jogja ya
Zenfone selfie ini yang baru launching kemarin ya, Mas?
Bagus-bagus hasil fotonya euy…
Iya mba. Ini Zenfone yang launch minggu lalu di Jakarta
Terima kasih review/pesan dan kesannya Mas Jarwadi. Kebetulan di event ini saya jadi marshall luar temen2 sepeda. 🙂
Sama sama mas. Acara lari ya sangat menyenangkan dan mengesankan
Minggu ini ada Jogja Night Run. Ikutan juga?
Tidak Mas. Saya ikut yang diselenggarakan pagi hari saja. Maklum rumah saya di Gunungkidul
☺
wah, hebat mas dateng langsung 🙂
*bikin iri euy saya yang di jakarta, wkwkkwkw
baca beritanya di media sosial, online, dan blog, acaranya meriah banget
terima kasih infonya mas
Ping balik: Curhat Sakit … | Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: Review League Volans 2.5 : Ringan, Responsif dan Garang – Menuliskan Sebelum Terlupakan
Ping balik: Sleman Temple Run 2016 – Gadget, Running & Travelling Light