Beberapa petang yang lalu saya tertidur sebelum jam tujuh malam. Sepanjang pagi, siang sampai sore hari itu saya habiskan secara maraton bercampur sprint. Kecapaian. Dari tidur yang cukup rajin itu (baca: tidur sangat awal) saya terbangun pada sekitar jam dua dini hari untuk mengerjakan Shalat Isya’. Saya tidak yakin apakah pada dini hari itu saya terbangun karena ada kewajiban yang belum tertunaikan atau karena suhu di desa saya turun drastis. Sangat dingin.
Saya mencoba tidur lagi setelah selesai mengerjakan Isya’. Tapi tidak mudah. Saya tidak bisa tidur sampai pagi. Sebenarnya itu sudah waktu tidur yang cukup lama dibanding biasanya. Tidur dari jam tujuh sampai jam dua. Tujuh hitungan jam. Padahal biasanya saya mulai tidur pada jam satu dan bangun sekitar jam lima pagi.
Pola tidur yang tidak biasa itu baru terasa kemarin siang. Terjaga mulai jam dua dini hari ternyata membuat tubuh saya jauh dari produktif pada hari berikutnya. Cape deh …


