Waktu Tidur Kacau

Beberapa petang yang lalu saya tertidur sebelum jam tujuh malam. Sepanjang pagi, siang sampai sore hari itu saya habiskan secara maraton bercampur sprint. Kecapaian. Dari tidur yang cukup rajin itu (baca: tidur sangat awal) saya terbangun pada sekitar jam dua dini hari untuk mengerjakan Shalat Isya’. Saya tidak yakin apakah pada dini hari itu saya terbangun karena ada kewajiban yang belum tertunaikan atau karena suhu di desa saya turun drastis. Sangat dingin.

Saya mencoba tidur lagi setelah selesai mengerjakan Isya’. Tapi tidak mudah. Saya tidak bisa tidur sampai pagi. Sebenarnya itu sudah waktu tidur yang cukup lama dibanding biasanya. Tidur dari jam tujuh sampai jam dua. Tujuh hitungan jam. Padahal biasanya saya mulai tidur pada jam satu dan bangun sekitar jam lima pagi.

Pola tidur yang tidak biasa itu baru terasa kemarin siang. Terjaga mulai jam dua dini hari ternyata membuat tubuh saya jauh dari produktif pada hari berikutnya. Cape deh …

Billing kartu HALO Saya Error

Jumlah panggilan yang tercatat dan ditagihkan pada nomor kartuHALO saya yang bernomor 0811 293 xxx untuk pemakaian bulan Juni  tidaklah semestinya. Untuk panggilan lokal ditagihkan sejumlah Rp 2.017 dan panggilan interlokal Rp 900. Jumlah total panggilan ditagihkan berarti Rp 2.917. Padahal seingat saya, pada bulan juni saya termasuk banyak melakukan panggilan. Bahkan saya pernah melakukan panggilan selama lebih dari satu jam tanpa putus.

Artinya ada beberapa panggilan yang saya lakukan yang tidak tercatat oleh billing system telkomsel. Alias billing telkomsel sedang error. Jadi untuk pemakaian bulan Juni saya hanya perlu membayar Rp 2.917 + pemakaian SMS + pemakaian BIS. Baca lebih lanjut

Test Pasang Video Youtube di WordPress

Oh ternyata tinggal paste link nya di wordpress.com editor. Tidak perlu lagi melalui tombol add video. Hihi, untuk hal “sepele” ini saya tadi baru solved setelah googling. Setelah beberapa percobaan saya dari add video –> from URL –>paste url video youtube dan gagal.

WordPress memang telah banyak berubah (menjadi jauh lebih praktis) dari pertama kali saya meng embed video youtube pada beberapa tahun lalu. 😀

 

Google: What Do You Love

Kalau anda pernah bingung ditanya tentang suatu ketertarikan atau minat atau apa saja yang menarik untuk saya sukai, artinya saya tidak sendirian.

Kesulitan menjawab pertanyaan itu saya percayai dialami oleh banyak orang. Itulah barangkali sebabnya Google membuat tool ini. Google What do you love. Baca sendiri cerita dari pencetus ide tool google what do you love di link berikut:  Baca lebih lanjut

Gmail Web Menyebalkan

Bukan karena server  down atau kiriman email terlambat sampai tujuan. Tapi bagaimana Gmail web meremehkan kemampuan berhitung seorang user tiap kali untuk pertama kali dalam satu hari akan mengirim email. Apa Gmail pikir user itu sebegitu begonya hingga tiap mau mengirim email harus dipaksa berlatih berhitung.

Membuang – buang waktu saja. Saya membaca email beberapa detik. Mengetik balasan yang berisi beberapa kata dalam beberapa detik. Tapi sebelum bisa menekan tombol send kok malah masih harus melewatkan beberapa detik lagi untuk menjawab hitung – hitungan.

Apakah Gmail sebegitu pedenya berpikir orang akan tetap menggunakan layanan web mailnya sehingga ia dengan arogan memperpanjang prosedur pengiriman email. Kalau terus – terusan seperti ini kok rasanya saya ingin berlari ke email client saja, huft.

Apakah Gmail web memperlakukan anda sebagaimana ia memperlakukan saya? Jangan – jangan saya doang yang dianggap bego hitung – hitungan? 😦

SMS untuk input Crowd Sourcing

Menarik sekali ide dari mas @anasir (beliau adalah admin dari account twitter @JalinMerapi) tentang penggunaan SMS untuk sebagai salah satu pintu input crowd sourcing. Kenapa SMS dan bukan menggunakan internet? Karena penetrasi SMS sudah terbilang jauh lebih merata di pelosok nusantara dibandingkan teknologi komunikasi internet. Mudah digunakan pula. Hampir siapa saja bisa menggunakan.

Mas @anasir memilih teknologi SMS memang agar lebih sesuai dengan kebutuhan crowd sourcing yang datanya punya banyak potensi untuk ia garap, yaitu untuk memantau harga – harga komuditas pertanian. Jadi dengan teknologi SMS, relawan – relawan yang dekat dengan sumber informasi itu bisa dengan mudah membagikan informasi dari mana saja dengan peralatan handset dengan basic fitur yang sudah banyak ada dan murah.

Bagaimana bila tarif SMS dari operator yang paling menjamah pelosok negeri ini menurunkan tarif SMS menjadi lebih kompetitif. Begitu yang ia bilang pada acara Sarasehan blogger di jogloabang pada malam minggu kemarin kepada salah satu perwakilan operator telekomunikasi seluler pelat merah.

23 Hari Menjelang Ramadhan

Saya melihat tadi malam posisi bulan sudah lumayan tinggi. Ternyata Kalender Hijriah sudah menunjukan tanggal 6 bulan Sya’ban 1432 H. Pantas Undangan menghadiri pesta nikahan sudah habis.

Ini kabar bagus buat saya. Karena berarti pengeluaran untuk “njagong” di pesta nikahan yang memuncak pada bulan Rajab kemarin mereda. Tinggal ada beberapa njagong di pesta khitanan tetangga yang marak di musim liburan sekolah kali ini. Kemudian saya bisa sedikit lega, seiring berlalunya musim nikahan, saya juga akan bebas dari pertanyaan yang paling saya benci seumur – umur. Tahu sendiri apa pertanyaan jelek itu kan. 😀

Tadi malam tanggal 6 Sya’ban. Petang nanti sudah tanggal 7. Benar ngga hitungan ini? Kalau tanggal yang saya sebut ini tidak akurat saya rasa paling selisih satu hitungan. Apapun Ramadhan makin dekat. Sya’ban ini hanya mempunyai hitungan 29 Hari. Artinya 22 atau 23 petang menjelang Ramadhan. Bulan yang kita nanti – nantikan kok tiba – tiba tiba.

Kalau kita menanti – nantikan bulan Ramadhan, sudah seberapa banyak yang kita persiapkan?

Kenapa Asal Daftar di Social Media?

Situs Jejaring Sosial (Social Media) dimana saya terdaftar (antara lain) adalah :

  1. Google+
  2. Google Buzz
  3. Quora
  4. Diaspora
  5. Koprol Baca lebih lanjut

Voice Cassette Recorder Buat Wawancara

Tidak jarang saya melihat di televisi, pada acara berita, dalam suatu footage video liputan, melihat ada wartawan yang menggunakan perekam suara kaset (voice cassette recorder) untuk merekam wawancara atau pernyataan nara sumber. Yah, di antara wartawan – wartawati lain yang saya lihat menggunakan perekam digital.

Saya tidak habis pikir, apa sih sebenarnya kelebihan perekam suara bermedia kaset itu. Saya kira biaya operasionalnya pun lebih mahal. Harus membeli lagi kaset baru setelah kaset penuh berisi rekaman. Selain itu saya pikir juga tidak lebih portable di banding perekam bermedia simpan digital.

Itu tadi baru proses pada saat perekaman. Kemudian yang saya bayangkan adalah pasca perekaman, katakanlah bagaimana melakukan transkrip dari kaset tape. Sudah terbayang repotnya misalnya harus menekan tombol Rev untuk mengulang kata atau kalimat yang tidak baik terdengar. Repot sekali. Pengarsipan bukti berita? Misalnya seorang wartawan per hari mengumpulkan materi berita sebanyak satu kaset. Maka ia memerlukan ruangan untuk cukup menampung sejumlah 365 kaset dalam setahun. 😀 Baca lebih lanjut

Ngga Penting

Tepatnya pada hari Minggu, 3 Juli 2011, stat counter di blog ini menunjukan angka 100.000 hit. Entah pada jam berapa angka hit ini tercapai.

Saya bilang ini ngga penting karena tidak bisa dianggap sebagai sebuah prestasi untuk ukuran blog yang saya mulai pada tanggal 14 Februari 2008. Jadi apa arti 100.000 hit? Artinya ngga penting?

Artinya, mungkin yang lebih penting adalah kalau saya tetap rajin menulis di blog ini meskipun tahu akan kenyataan 100.000 hit dalam rentang waktu lebih dari tiga tahun yang tidak membanggakan itu. 😀