Anugerah Nikmat Sepanjang Jum’at

Alhamdulillah, saya panjatkan rasa syukur dengan sebesar – besar yang saya mampu, karena pada siang hari ini, Allah telah memberikan saya nikmat yang istimewa. Salah satu nikmat istimewa itu adalah dengan kekuatan yang Allah berikan pada sepasang mata sehingga saya bisa menyimak sepanjang khotbah jum’at tanpa belenggu rasa kantuk.

Rasa syukur berikutnya atas anugrah rasa penasaran yang kuat yang ter-install di dalam hati ini sehingga saya terus berjuang bagaimana caranya untuk terus mendengarkan khotbah Jum’at yang disampaikan oleh beliau, kawan saya, Ali Shodikin. Seperti yang sering saya ceritakan berulang – ulang, bagi saya mendengarkan bukanlah hal yang mudah. Yang mana fitur membaca sebagai input utama informasi lebih dominan dalam tubuh saya. Saya juga yakin, hanya atas kehendak Allah -lah, hadir salah satu ciptaan di muka bumi berwujud seorang Ali dengan gaya berkomunikasi lisan yang memukau.

Rasa syukur berikutnya berupa upaya untuk menuliskan kembali apa yang saya input melalui indera pendengaran dengan susah payah agar kemudian bisa semakin bermanfaat bagi saya.

Bahwasanya janji Allah yang pasti, Allah akan menghadirkan orang – orang shaleh sebagai pemimpin umat. Dengan syarat. Kita meneguhkan syahadat (1), mendirikan/mendisiplinkan Shalat(2), membaca Al Qur’an(3), memperbanyak dzikirullah(4), dan menganggap semua muslim sebagai saudara.(5)

Akhirnya, posting ini saya tutup dengan wasiat default dari setiap khotbah jum’at. Agar kita selalu bertaqwa kepada Allah. Menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya dan mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya. Menjauhi larangan adalah mutlak. Tidak boleh TIDAK. Titik. Mengerjakan perintah -Nya adalah sebatas kemampuan kita. Tentu saja kita harus senantiasa melatih dan mengupayakan ย kemampuan semaksimal mungkin. Karena hanya Allah -lah yang Maha Mengetahui batas.

***

Banyak Acara Syawalan, Jadi Tantangan Puasa Syawal

Inilah alasan mengapa sampai saat ini saya belum memulai mengerjakan puasa Syawal. Syawalan dan Halal bihalal ala Indonesia ini memang unik selalu lengkap dengan hidangan makanan minuman yang melimpah.

Tapi yang paling membuat kangen dan istimewa adalah pada acara ini begitu mudahnya kita terkumpul dengan sanak keluarga dan teman – sahabat serta handai taulan. Tentu saja, mereka – mereka telah dengan tulus ikhlas membayar mahal dengan harga tiket gila – gilaan masih ditambah dengan menyisir kemacetan sepanjang jalanan. Saya pikir saya tidak perlu menuliskan lagi tentang bagaimana tradisi mudik Indonesia yang penuh suka duka lara itu.

Selamat bersyawalan, salam buat orang orang tercinta.

*Minal Aidhin wal Faizin*

PS :

*Minal Aidhin wal Faizin* Saya tadi baru saja dikritik teman, ternyata ejaan yang saya pakai selama ini #Minal Aidzin wal Faidzin# salah. ๐Ÿ™‚

Sekaligus posting ini sebagai koreksi atas ketidaktahuan saya selama ini ๐Ÿ™‚

Bakso Markatam : Ikon Lebaran di Kampung

t KuBagi yang besar di kampung dimana saya dibesarkan dan bertempat tinggal sampai saat ini, terutama mereka – mereka yang seusia sebaya dengan saya, pasti tidak akan asing lagi dengan Bakso Pak Markatam. Bakso Pak Markatam sudah tersohor di seantero kampung kira – kira sejak tahun 90 an, saat itu saya masih SD /SMP.

Pada masa beheula itu, bakso merupakan makanan favorite di seantero kampung yang bernilai gengsi tinggi. Kalau jaman sekarang saya kira tidak akan kalah moncer dengan produk warung kapilatis seperti KFC, Mac D, HokBen, dll

Sampai saat ini, meski harus berkelahi habis – habisan dengan moderisme, aroma sedap dan rasa gurih bakso Markatam masih mempunyai tempat tersendiri di lidah para penggemar, utamanya penduduk dusun Gerjo, Karangmojo B dan sekitarnya.

Bila anda sedang mudik dan belum sempat halal bihalal dan bernostalgila dengan cita rasa bakso Markatam dipersilakan. Mumpung belum habis.

Sebenarnya ada satu lagi legenda bakso di kampung sini, yaitu Bakso Bapak Saekat. Sayang saya belum sempat mencicipi. ๐Ÿ™‚

Hukum shalat Jum’at di hari Iedhul Fitri

Entah bagaimana riwayatnya, banyak orang yang berpendapat bahwa hukum shalat Jum’at bila bertepatan dengan Hari Iedul Fitri adalah tidak wajib. Maksudnya tidak wajib bagi kaum pria yang sudah mengerjakan shalat Iedhul Fitri. Tentu saja pasti tidak wajib bagi wanita – wanita dan pria yang belum dewasa atau pria dewasa yang tidak sehat jasmani rohani. Pria dewasa sehat jasmani rohani yang tidak mengerjakan shalat Iedhul Fitri bagaimanapun wajib mengerjakan Jum’at.

Apa yang saya tulis diatas bukan satu satunya pendapat yang ada ditengah kaum muslim. Banyak yang berpendapat bahwa kewajiban shalat Jum’at tidak gugur hukum wajibnya. Semua yang wajib Jum’at tetap saja wajib shalat Jum’at meski sudah shalat Ied.

Mana yang benar? Entah! Saya sendiri berpengetahuan agama pas – pasan. Jadi kali ini, dari pada pusing dan ragu – ragu maka lebih baik mengambil jalan aman saja. Saya mengerjakan shalat Jum’at seperti sedia kala. Toh saya belum pernah mendengar atau membaca tentang yang mengharamkan shalat Jum’at bagi pria yang sudah bershalat Ied.

Semalat Iedhul Fitri 1431 H
Mohon Maaf Lahir Batin

Macam – Macam Ketupat

Semua sudah tahu, dalam tradisi lebaran ala jawa selalu didalamnya ada kehadiran ketupat. Eh tapi ketupat tidak hanya ada di hari raya iedul fitri orang jawa saja ya?

Ketupat dalam foto merupakan hasil karya bapak saya. Dia jago membuat ketupat sudah sejak beliau masih kanak – kanak :). Ketupat yang baru saja dia buat ada beberapa jenis. Meskipun sebenarnya untuk saat ini hanya diperlukan satu jenis yaitu ketupat lebaran saja.

Barangkali secara tidak langsung dia mau memberitahu saya secara menyindir. Jenis – jenis ketupat ala jawa antara lain ketupat bata, ketupat tumpeng, ketupat lebaran, ketupat jago, dan lain – lain. Masing – masing mempunyai fungsi sendiri. Nah barangkali teman – teman sudah ada yang tahu? Hehehe

Lailatul Qadar

Insya Allah nanti malam merupakan malam ganjil terakhir pada Ramadhan 1431 H. Malam yang bisa jadi merupakan malam turunya Lailatul Qadar.

Saya mendengar tentang turunya Al Quran dan Lailatul Qadar sejak dari guru agama Sekolah Dasar sampai di banyak pengajian pada saat ini. Intinya sebagian besar kurang lebih sama. Lailatul Qadar merupakan malam utama yang lebih mulia dari 1000 bulan dan akan turun pada malam ganjil di sepertiga terakhir Ramadhan. Dan disarankan pada malam – malam ini agar kita melakukan amalan dan ibadah – ibadah.

Andai kita tidak melewatkan semua malam ganjil di sepertiga terakhir Ramadhan, maka insya Allah kita akan mendapatkan Lailatul Qadar. Apalagi kalau kita tidak melewatkan semua malam pada sepertiga terakhir. Apalagi kalau kita tidak satupun melewatkan sepenuh Ramadhan.

Apalagi kalau kita tidak lengah sedikitpun sepanjang hayat kita untuk senantiasa mengingat Allah.

Dengan senantiasa menjalankan apa yang dititahkan dan meninggalkan semua perkara yang diharamkan Allah swt. Senantiasa ber I’tiba nabi.

Tetapi sulit ya. Selama kita. Masih menjadi manusia dengan fitur utama khilaf. Tetapi mungkin karena fitur khilaf itu maka Lailatul Qadar ada bagi pengikut Muhammad saw. Karena banyak dari ummat yang tidak bisa beribadah selama ummat terdahulu. Karena usia manusia ini relatif pendek dibanding keturunan awal Adam AS.

Kemudian bagaimana dengan pendapat sebagian orang bahwa Lailatul Qadar hanya datang bagi orang dengan tingkat keshalehan tertentu atau masing – masing orang mendapatkan dengan kadar berbeda – beda. Wallahu alam bissawab. Allah Maha Mengetahui. Allah Maha Adil.

Mudah – mudahan kita bisa memanfaatkan malam terakhir nanti untuk menunaikan ibadah sebaik – baiknya. Karena kita tidak tahu kapan malam keagungan itu menghampiri kita. Entah sudah turun atau belum.

Apa sebaiknya persiapan kita? Tidur? …

Lebaran Sebentar Lagi, Ibu – Ibu Bekerja Bakti

Lebaran sebentar lagi. Ibu – ibu bekerja bakti. Iya, jalan – jalan di desa dibersihkan agar nyaman dilalui para pejalan. Sebagaimana puasa Ramadhan memberi kesempatan kepada umat untuk membersihkan diri dan menemukan jalan terang menuju Ridha -Nya

Jum’at Tanpa Listrik #korbanpln

Sampai pukul 12:00 WIB tadi tidak terdengar suara khotbah jum’at dari pengeras – pengeras suara baik di masjid di kampung saya maupun di desa – desa tetangga. Tidak biasanya. Seingat saya ini yang pertama terjadi selama paling tidak 10 tahun terakhir. Dan secara kebetulan juga terjadi pada Jum’at di bulan Ramadhan yang agung ini.

Kematian listrik sedang mewabah di desa saya dan desa – desa sekitar. Desa – desa berpenduduk sebagian besar Muslim yang mana kaum pria diwajibkan menunaikan shalat Jum’at. Yang mana pria – pria itu memerlukan panggilan adzan dari masjid yang berpengeras suara mengandalkan catu listrik PLN untuk menerus keraskan suara muadzin.

Pemadaman listrik ini sejak kemarin memang sudah terjadi selama beberapa jam untuk perawatan jaringan distribusi. Yaitu rabas – rabas atau pemangkasan dahan – dahan dan ranting yang mengganggu jaringan udara. Perawatan seperti ini saya tahu juga penting dan vital. Bila tidak dilakukan bisa menyebabkan kerusakan yang bisa memerlukan waktu lebih lama untuk perbaikan.

Hanya saja kenapa alokasi waktu perawatan jaringan ini dilakukan juga pada hari Jum’at. Apakah PLN tidak punya ahli untuk memberikan pertimbangan sosio kultural sehingga bisa mempertemukan banyak kepentingan. Atau memang PLN ndableg akan hal ini. Eeeeh tapi, benar ngga ya kalau pemadaman kali ini karena adanya perawatan jaringan dan bukan karena benar – benar terjadi kerusakan?

***

Meski terlambat saya tadi masih bisa mendengar inti khotbah Jum’at, yaitu berkenaan dengan ziarah kubur. Saya pikir khotib sangat tepat dalam memilih tema. Di desa dimana saya tinggal, iedhul fitri
Identik dengan berziarah. Perantau yang sedang berkesempatan mudik biasanya memanfaatkan waktu untuk berziarah ke kubur para orang tua dan leluhur.

Nikmat Ramadhan & Tidur

Kita telah banyak mendengar bagaimana Rasul Muhammad SAW bersedih pada hari – hari akhir pada bulan Ramadhan. Idealnya kita juga bisa ber-I’tiba nabi, dengan memberikan apa yang terbaik di hari – hari menjelang kepergian tamu agung, Ramadhan. Bukan malah sebaliknya, menginginkan Ramadhan berganti syawal dan mengelu-elukan pesta pora berlebaran. Meski ini normal sebagai orang Indonesia. Atau mungkin di negara lain akan mendapati ketidaksabaran orang – orang yang ingin segera ber- Iedhul Fitri.

Kalau saya berhitung betapa banyak nikmat Ramadhan yang tidak bisa dinikmati setelah syawal datang tentu akan ketemu pada angka – angka berdigit banyak. Diantaranya adalah nikmat berbuka, bertaraweh, makan sahur dan lain – lain banyak sekali. Tapi menurut saya yang paling istimewa adalah nikmat tidur siang.

Betapa tidak. Hanya ketika puasa Ramadhan maka saya bisa tidur siang berjam-jam dengan tanpa merasa berdosa dan penyesalan. Tidur siang orang berpuasa dihitung ibadah. Istimewanya bulan Ramadhan. Baru tidur saja diperhitungkan sebagai amal ibadah, apalagi kalau kebajikan yang lain. Pasti pahalanya dilipat gandakan.

Kembali (ke) tidur itu ibadah. Tidur memang bermanfaat untuk mencegah orang melakukan perbuatan keji dan dosa. Utamanya dosa yang kecil – kecil seperti bergunjing, mendownload mp3 secara ilegal dan lain – lain. Ini sih bagi orang yang berkualitas iman pas – pasan seperti saya. Kalau yang sudah berkualitas unggul pasti dikeseharianya sudah bersih tidak melakukan hal – hal tidak terpuji ini. Dan tantangan bagi mereka adalah melakukan tindakan – tindakan yang lebih kongkrit daripada tidurnya orang kebanyakan.

Pernah suatu ketika dalam diskusi dengan seorang teman, bahwa dalam Islam itu berprinsip mendahulukan mencegah hal Mudharat daripada mengejar Maslahat. Saya pikir ini selaras dengan tidur yang akan mengurangi potensi berbuat mudharat bagi saya dan orang dengan iman yang masih perlu di upgrage atau kalau perlu di re-code.

Kesimpulanya, semakin lama saya tidur maka semakin sedikit ke-mudharat-an yang akan terjadi di dunia.

Pertanyaannya, apakah tidur dicacah sebagai amal ibadah hanya pada bulan Ramadhan saja?

[Posting dibuat dengan aplikasi WordPress for Blackberry 1.4.2 yang baru saja diinstall]

Minta didoakan orang lain. Bagaimana pendapat Anda?

Baru saja saya berdiskusi via SMS dengan seorang teman. Tema diskusi adalah tentang bagaimana jika kita minta didoakan orang lain. Misalnya saya ย sedang ingin ini itu, kemudian agar keinginan saya itu terpenuhi, saya meminta teman – teman atau orang tua agar berdoa untuk pencapaian saya.

Seorang teman berpendapat lain, doa orang lain kepada kita lebih bagus bila tidak diminta. Saya kurang sependapat dengan hal ini. Selain saya belum pernah membaca riwayat dan hadits tentang hal ini, secara nalar, bagaimana orang lain tahu tentang keinginan kita bila tidak diberi tahu dan diminta.

Paling tidak sepengetahuan saya, banyak cerita tentang orang – orang yang memohon doa restu kepada orang tua/ayah – ibu atau orang yang dianggap lebih tua. Dan menurut saya lagi, pasti akan lebih bagus bila diantara kita saling mendoakan kebaikan.

Bagaimana pendapat Anda?