Kisah konyol ini terjadi ketika siang ini saya yang sedang menderita radang tenggorokan sedang perlu untuk banyak – banyak meminum air mineral atau air putih jernih yang bersuhu ruangan. Tau sendiri, radang tenggorokan tidak mau toleran dengan minuman dingin atau minuman panas. Apalagi minuman bergula seperti teh panas kental manis kesukaan saya.
Sambil memendam rasa konyol dalam hati dengan bibir menahan ketawa, apa yang saya lakukan tadi adalah menuangkan air panas dari kran dispenser sebanyak kira – kira sepertiga tempat minum, kemudian sedikit demi sedikit menuanginya lagi dengan air dari kran berwarna hijau yang bersuhu dingin. Saya berhenti menuangkan air dingin setelah saya rasa mendapatkan suhu yang sesuai.
Pikir saya, betapa mubadzir perilaku seperti ini memboroskan energi. Salah saya? Atau salah orang yang mendesain Dispenser yang sok punya asumsi bahwa orang itu hanya minum air panas atau air dingin 😀