Kali ini untuk pertama kalinya saya menulis posting blog dari linux Sabily Uhud 11.10 yang beberapa jam yang lalu selesai saya install di netbook Lenovo X100e milik seorang ustadz sekaligus teman saya. Saya senang menulis posting ini sebagai kelanjutan keterkejutan saya ketika teman itu sejak beberapa waktu yang lalu meminta tolong saya untuk menghapus instalasi Windows 7 di netbooknya dan menggantinya dengan Linux Sabily Uhud yang merupakan turunan dari Ubuntu. Saya tidak tahu siapa yang mendoktrin kawan saya ini sehingga ia bertekad dengan begitu kuatnya. Baca lebih lanjut
ubuntu
Menjajal Linux Meego

Meego : My Zone
Screen shoot lain dapat di lihat di Album Google+ di sini.
Ini adalah pertama kali saya mencoba menggunakan Linux Meego. Distro Linux yang kalau tidak salah dikembangkan oleh Intel dan Nokia. Linux Meego ini juga dipakai di Nokia N 9? Benar? Namun yang saya coba kali ini adalah Meego bawaan dari Laptop Acer Aspire 4739 milik teman saya.
Kesan pertama menggunakan Meego adalah ringan. Tampilan tab di sebelah atas terasa agak mirip dengan apa yang sehari-hari saya rasakan di Unity -nya Ubuntu 11.10. Namun sepintas pula desain tab di Meego ini terasa lebih simpel dan enak di mata.
Saya tahu saya tidak akan berlama-lama menggunakan Meego pada Acer Aspire ini. Aspire Meego ini tidak untuk dipinjamkan sebagai mainan saya. Melainkan pemilik meminta tolong untuk diganti Windows 7. Jadi aji mumpung saya adalah secepatnya memuaskan rasa penasaran. Saya segera mencoba meng-explore secepatnya.
Nah karena keterbatasan waktu mencoba-coba itu paling tidak saya menemukan beberapa masalah yang belum saya temukan solusinya:
- Kesulitan menemukan tombol log out dan shutdown (akhirnya menekan tombol off pada laptop)
- Kesulitan menemukan menu “Manage Aplication” untuk install program baru (akhirnya menggunakan command line mengetik “sudo yum install …”
- … (apa lagi)
Ada yang menggunakan Linux Meego untuk mengerjakan kebutuhan sehari-hari? Apa pendapat Anda tentang Meego? 🙂
Cara Screen Capture untuk Ubuntu 11.10 Login Screen

Ubuntu 11.10 Login Screen
Tidak ada hal yang sulit untuk dilakukan di dunia ini. Asalkan kita tahu caranya. Apalagi dikasih tahu caranya. hehehe.
Setelah dua malam lalu saya mencari dan mencoba bermacam cara dan tutorial untuk mendapatkan tangkapan layar/screen shot dari Ubuntu 11.10 Oneiric Ocelot Login Screen dan tidak ada satupun yang saya coba itu berhasil. Pagi tadi saya ditunjukan caranya oleh Pak Mantus Balaputra melalui account Google+.
Caranya mudah, ketikan: unity-greeter di terminal dan jalankan screen capture. Mudah sekali kan. 😉
Iya, Karena saya telah diberitahu caranya …
Akibat Ubuntu Lama Tidak Di-Update

ubuntu is updating ...
Begini nih akibat kalau Ubuntu jarang di-update. Sudah lebih dari setengah bulan tidak meng-update Ubuntu. Sekalinya di-update, file update yang perlu didownload cukup besar. Besar sekali menurut ukuran saya. Lebih dari 100 Mb.
Inilah dilema orang yang pemakaian internet nya masih dibatasi Kuota seukuran 3 Giga saja. Jadi agar kuota itu tidak lekas habis, volume data digunakan seperlunya. hehe Mudah dihitung bukan, 100 Mb sudah bisa dipakai untuk berkirim terima email berapa banyak, berapa kali buka page facebook, berapa banyak twitter update yang bisa dibuat. 😀
Kalau tidak bijaksana menggunakan volume data maka resikonya sederhana saja. Speed internet akan dicekik dari sekitar 1 Mbps menjadi 64 kbps. Nyeri … Dan untuk bulan yang sama rasa nyeri itu hanya bisa diobati dengan membeli paket data lagi seharga Rp 100.000,- untuk ukuran sekian megabyte. 😦
Makanya, kecuali untuk update security yang bersifat kritis, saya menunggu untuk mendapatkan koneksi yang free free saja 🙂
Web Browser Mendadak Crash dan Mendadak Sembuh
Pada hari Sabtu pagi kemarin saya mulai mempunyai masalah dengan browser Google Chrome dan FireFox yang terinstall pada laptop Ubuntu 11.04. Firefox dan Google Chrome, kedua web browser andalan itu berulangkali tiba – tiba crash hanya untuk membuka beberapa tab saja. Padahal pada Jum’at malam tidak terjadi masalah apapun. Saya juga tidak melakukan setting atau update apapun pada sebelum masalah itu terjad.
Saat itu saya belum berniat untuk mencari tahu masalah yang menimpa browser pada ubuntu 11.04 itu karena sedang tidak mood.
Anehnya, sejak hari Minggu pagi kemarin sampai sekarang, masalah yang timbul dengan tiba – tiba itu telah sembuh dengan tiba – tiba pula. Membuat penasaran saja. Sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Install Firefox 5.0 pada Ubuntu 11.04
Boleh jadi software yang paling ketat dalam adu cepat me-release versi terbarunya adalah web browser. Dan yang paling jadi perhatian banyak orang adalah browser open source Mozilla Firefox. Meskipun saya lebih merasa mapan menggunakan Google Chrome, tetapi setiap kemunculan release baru Firefox membuat tangan saya gatal untuk segara cepat – cepat mencicipi. Apalagi seperti dikatakan bahwa Firefox 5.0 membawa 1.000 perbaikan dari versi 4.0.
Berikut ini adalah langkah – langkah instalasi yang saya lakukan pagi ini pada ubuntu 11.04 Natty Narwhal 64 bit :
untuk Ubuntu 32 Bit :
cd
wget ftp://ftp.mozilla.org/pub/mozilla.org/firefox/releases/5.0/linux-i686/it/firefox-5.0.tar.bz2
untuk Ubuntu 64 Bit :
cd
wget ftp://ftp.mozilla.org/pub/mozilla.org/firefox/releases/5.0/linux-x86_64/it/firefox-5.0.tar.bz2
tar xvjf firefox-5.0.tar.bz2
sudo mv firefox /opt/firefox
sudo rm firefox-5.0.tar.bz2
sudo mv /usr/bin/firefox /usr/bin/firefox-old
sudo ln -s /opt/firefox/firefox /usr/bin/firefox
sudo mv /usr/bin/firefox-old /usr/bin/firefox
sudo rm -r firefox /opt/firefox
sudo apt-get update
sudo apt-get upgrade
Nah, sekarang Firefox 5.0 siap digunakan. Mengenai review tentang firefox 5.0 di banding firefox 4.1 saya tuliskan belakangan. Baca lebih lanjut
Akhirnya Balik ke Unity Desktop
Icon dan ukuran font yang pada Gnome 3 “njendul – njendul”, kalau kata Mas Cahya besar besar segede gaban. Ini memang kesan pertama saya setelah selesai menginstall Gnome 3. Tanpa bermaksud meremehkan inovasi yang banyak dibawa oleh Gnome 3. Secara konsep, Gnome 3 saya akui luar biasa. Hanya konsep yang dibawa developer belum cocok dengan kebiasaan berkomputer saya.
Saat ini saya masih menggunakan komputer/laptop model biasa. Menggunakan keybord dan trackpad/mouse sebagai alat navigasi. Sementara saya rasa, interface pada Gnome 3 terlihat akan cocok untuk perangkat touch screen. Atau tablet? Icon – icon yang menurut saya “njendul – njendul” tadi barangkali didesain agar enak di tab dan di pinch. Interface pada Gnome 3 saya rasakan memerlukan lebih banyak klik untuk melakukan maksud yang sama dibandingkan bila dilakukan pada Gnome Classic atau Unity.
Pada Gnome Classic dan Unity untuk menghubungkan laptop dengan bluethooth headset diperlukan dua klik. Pada Gnome 3 bisa sampai 6 klik. Mau mendengarkan music saja harus pusing duluan. 😀 Untuk mengirim file ke mobile device melalui bluethooth malah belum saya ketahui caranya. Bisa nervous duluan kalau mau presentasi dengan navigasi bluethooth wireless presenter. Masalah ketidak nyamanan bluethooth saja sudah menghabiskan satu paragraf. hehehe Belum masalah stabilitas. Gnome 3 pada Ubuntu masih buggy. Barangkali karena Gnome 3 belum dipaketkan sendiri oleh Canonical. Saya meng-install-nya dari PPA.
Saya bertahan menggunakan Gnome 3 kurang dari 2 minggu. Masalah failed to load session “gnome” yang saya posting beberapa waktu lalu memantabkan hati saya untuk kembali ke Unity (atau kalau tetep belum nyaman akan balik ke Gnome Classic) Gnome 3 akhirnya saya remove. Ubuntu kembali ke tampilan default.
Link berikut ini menawarkan tutorial yang sudah saya praktikan dan terbukti menyesuaikan Unity dengan selesar saya. : Baca lebih lanjut
Mencicipi Firefox 4.0
Hari ini Rubah berkepala empat release candidate sudah tersedia untuk di download. Saya tadi mengunduhnya dariÂ
Sudah siapkah rubah berkepala empat ini menggantikan tugas rubah berkepala tiga. Kita coba saja. Saya sedang membandingkan kecepatan berlari keduanya pada mesin ubuntu 10.10 😀
Firefox dan Chrome Sering Crash di Ubuntu 10.10 64 bit
Belakangan ini saya sering dibuat tidak sabar oleh Mozilla Firefox dan Google Chrome yang sering crash, terutama di Ubuntu 10.10 64 bit. Kenapa Firefox dan Chrome? Karena keduanyalah browser yang paling sering saya pakai untuk menyelancari internet.
Saya tidak tahu pasti sebab dari kedua browser itu sering crash, tetapi karena biasanya Firefox dan Chrome menjadi kalang kabut pada saat membuka halaman web yang banyak berisi animasi dan video flash maka rasanya tidak berlebihan kalau saya menuding flash plugin sebagai biang kerusuhan. Fitnah-an saya ini semakin beralasan setelah saya ingat, bahwa beberapa tahun yang lalu, pada saat menginstall flash plugin, flash memang belum me release versi untuk 64 bit. Saya memaksakan aplikasi yang didesain untuk sistem 32 bit ke system 64 bit yang saya pakai. -force –architecture.
Kehadiran versi alpha dari flash plugin native 64 bit baru tadi saya ketahui membuat saya penasaran apakah kehadiran flash plugin 64 bit native bisa membuat pengalaman browsing saya dengan Mozilla Firefox 3.6 dan Google Chrome 10 bisa terbebaskan dari crash yang terkutuk. Flash player ini oleh Adobe disebut sebagai ” Flash Player Square ” Baca lebih lanjut
Bagaimana Download File dengan Aria2
Secara default, linux, ubuntu khususnya telah dilengkapi dengan download manager yang handal, yaitu wget. Tetapi apabila kita menginginkan kecepatan download yang lebih ngebut, kita bisa mencoba Aria2C.
Tentu saja kita harus mengintalnya terlebih dulu, mudah saja, ketikan:
#sudo apt-get update #sudo apt-get install aria2
Mungkin kita akan dikonfirmasi untuk menyertakan pengintalan dependency, tekan saja y
Nah setelah Aria2C terinstall, bagaimana cara menggunakannya. Aria2C dapat dipanggil langsung dari terminal
aria2c download link
contoh:
#aria2c  http://www46.indowebster.com/5052ec722f032c659ccbdfbd3a2203ef.mkv
Maka secara otomatis file akan terdownload dan tersimpan pada home directory anda. Apabila proses download terputus atau dengan sengaja kita hentikan dengan menekan tombol ctrl+c, kita masih bisa dengan mudah me-resume proses download ini. Caranya:
#aria2c -c  http://www46.indowebster.com/5052ec722f032c659ccbdfbd3a2203ef.mkv
Nah, untuk mengatur ke folder mana file yang didownload akan disimpan sekaligus mengganti nama file sesuai dengan yang kita inginkan dapat digunakan cara sebagai berikut:
#aria2c -d /home/jarwadi/Videos/film/ -o thelordofthering3 Â http://www46.indowebster.com/5052ec722f032c659ccbdfbd3a2203ef.mkv
Pada perintah ini kita akan menyimpan file yang kita download pada directory atau folder /home/jarwadi/Videos/film sekaligus mengganti nama file menjadi thelordofthering3
Untuk menengok perintah dan syntax pada aria2c selengkapnya bisa dibaca di sini. Selamat Mendownload

