Menunggu Bedug Buka Puasa

Bedug berbuka puasa masih lama. Baru beberapa adzan Ashar berkumandang. Bagi saya usia Sekolah Dasar sudah berulang kali melihat jam dinding di rumah Pakdhe . Untuk hitungan menit lagi tidak jarang saya balik ke rumah Pakdhe untuk menjenguk jam yang sama. Maklum pada waktu itu di rumah kami tidak ada jam.

Jam adalah barang mahal. Sementara menit demi menit terasa melimpah. Begitu kata batin saya kecil. Sebelum “inflasi” yang terjadi dalam rentang 20 tahun kemudian. Dimana kini tiap menit yang dulu bingung akan dihabiskan untuk apa? 😀

Oh iya, dulu, di kampung dimana saya tinggal, indikator utama waktu berbuka puasa adalah bunyi “ngiiiiing” alarm dari Toa – Toa yang ada di Masjid Masjid yang me-relay sebuat stasiun radio MW (medium wave) lokal. Radio yang jadi andalan pada waktu itu adalah radio GCD yang merupakan satu – satunya radio di Gunungkidul. he he he

Allahomma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika ya arhamarrohimin. Zahabaz zama’u wab tal latil ‘u ruu qu wa sa batal ajru InsyaAllah

“Ya Allah bagi Engkau aku berpuasa dan dengan Engkau aku beriman dan dengan rezeki Engkau aku berbuka dengan rahmat Engkau wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang. Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat dan telah tetap pahala, insya Allah.”

Eh, masih lama ya … 🙂

 

Buat Sendiri Jus Jambu

Home made Guava Juice

Home made Guava Juice

Ini adalah Jus Jambu yang  pertama yang saya buat sendiri. Saya memang sangat suka meminum jus jambu biji merah yang dari warna yang terlihat saja sudah kelihatan menyegarkan. Tapi biasanya saya membeli jus jambu dalam kemasan seperti Buavita. Atau membeli di toko – toko penjual jus buah.

Hasrat saya untuk membuat sendiri Jus Jambu ini berawal dari melihat buah jambu – jambu biji di kebun tetangga yang terlihat ranum mempesona. Tanpa rasa malu sedikitpun saya meminta kepada tuan kebun untuk memetik sendiri Jambu biji itu langsung dari pohon. Memetik jambu di ketinggian pohon adalah perbuatan yang aduhay 😀 Saya turun setelah membawa satu tas kresek jambu biji untuk kemudian bergegas pulang.

White Guava

White Guava

Apes. Ternyata satu kantong kresek jambu biji yang saya pulang bukanlah jambu biji merah yang biasanya dibuat jus. Petikan saya adalah Jambu Biji Putih.

Pada hari berikutnya, saya ke toko buah untuk membeli jambu biji merah. Cukup murah. Rp 5.000,-/kg. Hampir sama denagn harga satu kemasan Buavita. Rencananya, sore ini saya masih akan membuat jus jambu biji lagi untuk berbuka puasa dengan jambu – jambu sisa kemarin sore. Jus berbahan setengah kilo gram jambu biji saja ternyata sudah lebih dari cukup untuk diminum bertiga di keluarga saya … 😀

PS :

Jangan mengritik gelas yang saya gunakan. Saya menikmati Jus Jambu Biji Merah. Bukan menikmati gelasnya … 😀

Memotret Bulan

Saya memotret bulan ini pada dua petang yang lalu. Saya memotretnya bukan dengan Camera Digital seperti biasa. Saya memotretnya dengan Handycam yang mempunyai fitur untuk mengambil still image. Karena pada Handycam ini mempunyai optical zoom lens sebesar 60x. Jauh lebih besar dari Camera Digital pocket entry level yang kebanyakan hanya mempunyai optical zoom lens 3 – 8x.

Petang ini bulan juga kelihatan sangat keren, tetapi saya tadi sibuk bereksperimen untuk memvideokanya. Jadi lupa tidak mengambil still images 🙂

 

Pengin Buat Video Ramadhan

Melihat posting foto blog di The Big Picture yang berjudul Ramadhan Begins di http://www.boston.com/bigpicture/2011/08/ramadan_begins.html, saya pun jadi tertarik ingin ikut – ikutan membuatnya. Tapi saya ingin membuatnya dalam versi video. Dan inginnya sih bisa saya upload ke youtube pada pertengahan bulan Ramadhan.

Tapi kemudian saya jadi bertanya – tanya, bukankah bercerita dengan foto itu tidak sama dengan gaya bercerita dengan video. Sampai di sini saya masih sebatas keinginan saja. Saya belum punya ide/gambaran untuk membuat story board nya. Apa saja yang perlu saya tampilkan juga masih bingung untuk menentukan.

Atau begini, saya kemana – mana bawa camcorder. Kemudian saya rekam apa saja yang menurut saya saat itu menarik. Kemudian videonya akan dibuat seperti apa, itu ditentukan pada saat editing. Setelah dirasa mempunyai cukup footage. Nah, kalau kemudian sudah ada ide untuk penambahan adegan yang belum tersedia, baru hunting video. Tanpa Perencanaan seperti ini bukan ide yang baik ya? hehehe

Nah, mumpung juga Ramadhan, akan berlipat – lipat pahala apalagi Anda berkenan untuk bersedekah ide – ide atau barangkali link video di youtube yang menurut anda relevan. Terimakasih

Berpuasa Selama 24 Jam

Alhamdulillah. Puasa satu hari terlampaui. Tinggal 29 hari lagi kita berpuasa Ramadhan.

Keberhasilan berpuasa meskipun satu hari, apalagi hari pertama Ramadhan, pantas kita syukuri sebagai kemajuan. Sebagai progress. Bagi saya sendiri puasa yang terberat selama sebulan Ramadhan biasanya memang hari pertama sampai hari kedua atau hari ketiga. Hari keempat dan seterusnya terasa lebih enteng. Karena sudah terbiasa.

Puasa pada hari ini tadi memang tidak bisa dibilang mudah. Meski saya yakin, niat dan tekad yang kuatlah yang akan menjaga puasa kita. Di desa dimana saya tinggal, saat ini merupakan puncak musim kemarau. Hawa sangat panas pada siang hari, udara kering, angin kencang membawa debu. Malam harinya super duper dingin. Jadi harus ekstra hati – hati bagi yang tubuhnya tidak sedang cukup prima. Biasanya, alam yang keras seperti ini membuat orang mudah terkena radang tenggorokan dan flu.

Puasa itu sendiri bisa dipahami dengan menahan hawa nafsu. Baca lebih lanjut

Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan

Beberapa menit lagi di daerah dimana saya tinggal akan segera memasuki bulan Ramadhan. Saya mengetik tulisan ini pada jam 17:38 WIB. Jadi tulisan ini akan terposting pada menit – menit awal 1 Ramadhan. Benar. Bukankah hitungan bulan Hijriah itu dihitung tiap memasuki waktu Maghrib? Tidak tiap tengah malam seperti hitungan Masehi.

Dari kota Gaplek, Gunungkidul Handayani, Ngayogyakarta Hadiningrat, saya mengucapkan selamat Menunaikan Ibadah  bulan Ramadhan. Baik itu ibadah puasa Ramadhan, baik itu ibadah shalat Taraweh dan amaliyah – amaliyah Ramadhan lainnya. Insya Alloh, tiap amal yang kita kerjakan dengan ikhlas dan demi Alloh semata dilipat gandakan pahalanya. Aamiiin.

Tidak lupa, kepada Anda sekalian, saya harap kerelaannya untuk memaafkan dosa – dosa yang pernah saya perbuat kepada Anda. Mohon Maaf Lahir Batin. Dan doa doanya semoga kita semua dapat menunaikan ibadah puasa segenap satu bulan.

Nah, belum selesai saya menulis posting ini, gema Adzan Maghrib sudah berkumandang. Artinya ini posting perdana saya pada Ramadhan kali ini. Semoga baik saya yang menulis maupun sahabat yang membaca diperhitungkan Alloh SWT juga sebagai amaliyah Ramadhan. Aamiiin 🙂

Terdengar Do’a Khotmil Qur’an …

Dua petang yang lalu, bakda shalat Maghrib, beberapa saat menjelang shalat Isya’, aku sayup – sayup mendengar dari pengeras suara di Masjid desa sebelah,  alunan doa Khotmil Qur’an. Doa yang biasanya dibacakan setelah khatam membaca Al Qur’an 30 juz.

Jlep. Aku tidak tahu apa persisnya yang aku rasakan. Ada ingin protes pada diriku, Ramadhan bentar lagi, sepekan lagi, apa yang sudah aku siapin, kenapa buka – buka mushaf Al Qur’an saja males malesan.

23 Hari Menjelang Ramadhan

Saya melihat tadi malam posisi bulan sudah lumayan tinggi. Ternyata Kalender Hijriah sudah menunjukan tanggal 6 bulan Sya’ban 1432 H. Pantas Undangan menghadiri pesta nikahan sudah habis.

Ini kabar bagus buat saya. Karena berarti pengeluaran untuk “njagong” di pesta nikahan yang memuncak pada bulan Rajab kemarin mereda. Tinggal ada beberapa njagong di pesta khitanan tetangga yang marak di musim liburan sekolah kali ini. Kemudian saya bisa sedikit lega, seiring berlalunya musim nikahan, saya juga akan bebas dari pertanyaan yang paling saya benci seumur – umur. Tahu sendiri apa pertanyaan jelek itu kan. 😀

Tadi malam tanggal 6 Sya’ban. Petang nanti sudah tanggal 7. Benar ngga hitungan ini? Kalau tanggal yang saya sebut ini tidak akurat saya rasa paling selisih satu hitungan. Apapun Ramadhan makin dekat. Sya’ban ini hanya mempunyai hitungan 29 Hari. Artinya 22 atau 23 petang menjelang Ramadhan. Bulan yang kita nanti – nantikan kok tiba – tiba tiba.

Kalau kita menanti – nantikan bulan Ramadhan, sudah seberapa banyak yang kita persiapkan?

Lailatul Qadar

Insya Allah nanti malam merupakan malam ganjil terakhir pada Ramadhan 1431 H. Malam yang bisa jadi merupakan malam turunya Lailatul Qadar.

Saya mendengar tentang turunya Al Quran dan Lailatul Qadar sejak dari guru agama Sekolah Dasar sampai di banyak pengajian pada saat ini. Intinya sebagian besar kurang lebih sama. Lailatul Qadar merupakan malam utama yang lebih mulia dari 1000 bulan dan akan turun pada malam ganjil di sepertiga terakhir Ramadhan. Dan disarankan pada malam – malam ini agar kita melakukan amalan dan ibadah – ibadah.

Andai kita tidak melewatkan semua malam ganjil di sepertiga terakhir Ramadhan, maka insya Allah kita akan mendapatkan Lailatul Qadar. Apalagi kalau kita tidak melewatkan semua malam pada sepertiga terakhir. Apalagi kalau kita tidak satupun melewatkan sepenuh Ramadhan.

Apalagi kalau kita tidak lengah sedikitpun sepanjang hayat kita untuk senantiasa mengingat Allah.

Dengan senantiasa menjalankan apa yang dititahkan dan meninggalkan semua perkara yang diharamkan Allah swt. Senantiasa ber I’tiba nabi.

Tetapi sulit ya. Selama kita. Masih menjadi manusia dengan fitur utama khilaf. Tetapi mungkin karena fitur khilaf itu maka Lailatul Qadar ada bagi pengikut Muhammad saw. Karena banyak dari ummat yang tidak bisa beribadah selama ummat terdahulu. Karena usia manusia ini relatif pendek dibanding keturunan awal Adam AS.

Kemudian bagaimana dengan pendapat sebagian orang bahwa Lailatul Qadar hanya datang bagi orang dengan tingkat keshalehan tertentu atau masing – masing orang mendapatkan dengan kadar berbeda – beda. Wallahu alam bissawab. Allah Maha Mengetahui. Allah Maha Adil.

Mudah – mudahan kita bisa memanfaatkan malam terakhir nanti untuk menunaikan ibadah sebaik – baiknya. Karena kita tidak tahu kapan malam keagungan itu menghampiri kita. Entah sudah turun atau belum.

Apa sebaiknya persiapan kita? Tidur? …

Lebaran Sebentar Lagi, Ibu – Ibu Bekerja Bakti

Lebaran sebentar lagi. Ibu – ibu bekerja bakti. Iya, jalan – jalan di desa dibersihkan agar nyaman dilalui para pejalan. Sebagaimana puasa Ramadhan memberi kesempatan kepada umat untuk membersihkan diri dan menemukan jalan terang menuju Ridha -Nya