Website Pemerintah Hanya Asal Ada

Beberapa waktu lalu, seorang teman saya mengeluhkan kekecewaannya terhadap website-website pemerintah di Gunungkidul. Akses yang lambat, data yang ditampilkan tidak update, navigasi yang tidak instuitif, dan tidak menampilkan informasi-informasi yang banyak dicari masyarakat.

Tujuan pemerintah membuat website itu bukankah sebagai layanan untuk memudahkan masyarakat ketika sedang membutuhkan informasi tertentu secara cepat.

Saya sendiri pagi ini sedang  membuka-buka beberapa website milik dinas dan pemerintah kabupaten Gunungkidul. Tumben. Benar apa yang dikeluhkan teman saya beberapa waktu lalu itu. Akses lambat, data-data banyak yang tidak update, broken link, dan … dari segi desain seolah tidak peduli dengan perkembangan teknologi. Navigasi, Menu dan tampilan yang dipakai masih persis seperti yang saya lihat ketika website itu dulu pertama kali diluncurkan.

Saya tidak tahu apakah hal semacam ini hanya terjadi di website-website di lingkungan pemerintah kabupaten Gunungkidul. Atau permasalahan ini umum terjadi di semua pemerintahan di Rebuplik Indonesia.

Barangkali apa yang perlu dipedulikan adalah: Apa sebenarnya kesulitan pemerintah dalam mengelola website beserta isinya? (data dan informasi yang ada di dalamnya). Apakah:

  1. Dana/Anggaran (tidak dianggarkan atau anggaran yang ada kurang mencukupi)
  2. Kekurangan SDM TI (pemerintah tidak bisa menyerap tenaga kerja yang berkompetensi TI bagus)
  3. Mentalitas (malas, atau begini: kalau mendapatkan data bisa dipersulit kenapa dipermudah)
  4. … (apa lagi)
Iklan

Biaya Periksa di RSUD

Biaya periksa di Rumah Sakit Umum Daerah ternyata tidak mahal. Karena tadi tidak tahan dengan rasa nyeri pada perut, saya memutuskan, untuk pertama kali menggunakan jasa medis Rumah Sakit milik pemerintah daerah. Posisi Rumah Sakit ini relatif dekat dengan posisi saya saat ini. Dan dokter yang biasa saya kunjungi hanya buka praktek pada petang hari.

Oleh ibu – ibu petugas resepsionis yang ramah itu saya disarankan untuk menuju Poli Penyakit Dalam. Tidak lama menunggu, dokter spesialis penyakit dalam memberikan pemeriksaan. Kebetulan pasien di Poly ini tidak banyak, dan mungkin karena masih pagi sehingga belum lelah, dokter cukup bersahabat ketika saya tanya – tanya macam – macam.

Dari Posterous Photos

Biaya. Menurut saya, biaya periksa tidak mahal. Sangat terjangkau. Seperti pada gambar, biaya periksa dokter Rp 6.000,- dan total Rp 10.000, meski masih ada biaya yang lain sehingga saya diminta membayarkan Rp 15.000. Mungkin ini biaya pembuatan kartu bagi pasien yang datang pertama kali.

Tentu saja saya harus membeli obat secara terpisah di Apotik. Petugas tadi ketika saya minta rekomendasi Apotik mana seharusnya membeli obat, dia mengatakan silahkan membeli dimana saja dan tidak mengarahkan saya untuk membeli di Apotik milik Rumah Sakit ini.

Halte Siyono, Penjual Burung

Kemarin siang ketika saya ingin pulang, saya ingin menanti angkudes yang menuju rumah saya di halte Siyono, hitung hitung sambil istirahat . Upssss … apa apaan? Niat saya urung karena halte siyono sudah dialih fungsikan sebagai show place (show room) untuk menjual burung. [ Foto diatas ]

Wah … Kok Segitunya sih … Secara …