
Dilarang Menembak/Berburu Burung dan Hewan Liar di Desa Grogol
Di desa kami sampai sekarang masih ada saja orang yang seenaknya sendiri menembak/berburu burung-burung liar. Kebanyakan dari pemburu liar itu bukan penduduk di desa kami. Memang ada juga penembak liar yang merupakan tetangga kami sendiri.
Saya sendiri tidak habis pikir kenapa orang-orang masih nekad menembaki burung-burung liar yang masih tersisa. Padahal populasi burung liar di lingkungan desa dimana kami tinggal makin berkurang. Bisa dikatakan sudah berkurang drastis. Apalagi bila dibandingkan dengan populasi dan keragaman burung-burung di alam pada jaman saya kecil dulu, pada tahun 1980-an.
Seberapa enaknya daging burung yang tidak seberapa dibanding nikmatnya alam lestari, dibanding kicau-kicau burung yang membawa kesan asri pada pagi hari. Kicau burung, sesuatu yang sekarang mungkin biasa-biasa saja, namun akan sangat dirindukan kelak. Kelak suatu ketika bisa jadi orang-orang tidak mendengarkan kicau yang sebenarnya, melainkan rekaman kicauan burung atau suara-suara sintetis elektronis.
Tiap kali saya mengetahui ada orang yang menembak burung-burung liar di lingkungan dimana saya tinggal, saya selalu berusaha mengingatkan dan menegur mereka. Tidak jarang maksud baik saya ini berakhir dengan adu mulut. Tidak apa-apa. Bagi saya lebih baik adu mulut daripada satu nyawa burung melayang.

Dilarang Menembak/Berburu Burung dan Hewan Liar di Desa Grogol
Namun, bila dipikir-pikir, mengingatkan atau menegur tiap kali ada penembak ini tidak efektif. Hanya sesuatu yang lebih baik daripada tidak melakukan apapun.
Keprihatinan akan populasi burung ini rupanya bukan saya saja yang mengalami. Keprihatinan serupa datang dari teman-teman kami satu desa. Kami diantaranya adalah: Heri, Suhar, Mas Nur, Agung, saya dan lain-lain. Mereka ini berinisiatif untuk memasang papan-papan/plakat peringatan larangan menembak burung. Semoga cara ini lebih efektif mengurangi kasus penembakan liar di desa kami.
Langkah kami berikutnya adalah melobi pemerintah desa itu membuat Perdes (Peraturan Desa) Larangan menembak/berburu burung dan hewan liar lainnya. Maksud baik seperti ini bagaimanapun perlu payung hukum. Terciptanya Perdes ini bukan sesuatu yang mudah. Ini mengingat kualitas Lurah Desa dan Perangkat Desa Grogol kami yang kurang baik. Padahal desa-desa lain seperti Desa Pampang, Perdes semacam ini sudah lebih dulu ada.
Berikut ini adalah rekaman betapa asrinya suara-suara kicau burung yang saya rekam di depan rumah saya di Desa Grogol. Saya merekamnya dengan peralatan sederhana pada tahun 2010 kalau bukan 2011. Saya lupa persisnya.
Semoga suara-suara asri seperti ini tetap lestari sehingga anak cucu kita bisa turut menikmati. 🙂
aku juga kesel banget sama orang-orang yang nembakin burung. Bukannya malah senang kalo suara burung di alam bebas masih bisa kita nikmatin.
btul mas..padahal lebih asyik dengerin suara burung liar ketimbang dari kurungan hehe
coba dibikin jadwal pengawasan seperti jadwal ronda kalau warga setuju mas
Di rumahku Jepara suara kicauan burung liar yang ada di atas pohon lebih merdu rasanya dibanding kicauan burung yang ada di sangkar kos. Biasanya kalau di desa ada BTN yang jaga loh.
Keren, Mas Jarwadi.
Kalau boleh usul, sekalian bikin bird feeder di titik-titik tertentu yang biasa banyak burungnya.
ide bagus itu mas, sementara kami hanya kadang ngasih pisang sama pepaya di dekat rumah, yang banyak kutilang liar nya
“Tidak apa-apa. Bagi saya lebih baik adu mulut daripada satu nyawa burung melayang.”
Mantep banget ama prinsipmu ini bang, semangat terus bang
malah fokus sama suara jagonya..kukuruyukkk..ingin bengi opo isuk tho mas hahah
memang burung burung itu haruslah di lindungi
Saya salut dengan inisiatif mas dkk..
Semoga masyarakat Indonesia semakin mencintai lingkungan dan satwa liar agar mereka tetap lestari
Wah memang kelewat batas itu mas yang menembaki burung sembarangan.. dlu desaku banyak burung kicau di pagi hari, setelah balik lagi udj jarang burungnya.. entah pergi kemana tu..
Luar biasa indah kicauan burungnya, hal itu harus selalu dilestarikan…
semua satwa harus dilestarikan, agar anak cucu kita juga bisa melihat betapa indahnya mereka, tugas kita saat ini adalah melestarikannya.. semangat mas.
kasian yaa burungnya ditembakin..
harusmenjaga suaka marga satwa di Indonesia agar tidak mengalami kepunahan, dan supaya terjaga keseimbangan alam.
saya juga sudah geram melihat para pemburu burung2 itu, karena kalau dipikir2 buat apa toh nembakin burung kalau cuma hobi belaka, karena kalau dimakanpun gak mungkinkan toh paling dapetnya 1,2 burung.