Unggah Ungguh

Seorang kawan saya, dia berusia beberapa tahun lebih senior dari saya, mengungkapkan kejengkelannya di depan saya akan perilaku anak – anak muda jaman sekarang yang ia nilai tidak tahu unggah – ungguh dan mengesampingkan tata krama. Kawan saya itu merasa tidak nyaman/tersinggung karena baru saja ada remaja usia belasan yang memanggil namanya tanpa embel – embel “mas”, “pak” atau panggilan sopan lainnya.

Di lingkungan dimana saya tinggal, yang mana budaya jawa sangat mewarnai etika pergaulan, adalah hal yang lumrah apabila orang – orang yang relatif lebih muda menunjukan rasa hormat kepada orang – orang yang lebih senior. Misalnya seseorang menaruh hormat kepada kakaknya, kepada para orang tua dan kepada orang yang dituakan. Orang yang mengabaikan panggilan sopan ini disebut “nranyak/njangkar

Bentuk rasa hormat dalam budaya jawa bisa diungkapkan diantaranya dengan menempatkan kata panggilan “Mas” atau “Mbak” untuk orang yang lebih senior, kata panggilan “Pak” atau “Bu” untuk para orang tua, dan lain – lain. Tidak kalah pentingnya di dalam pergaulan Jawa, untuk menjaga kesopanan seseorang harus menggunakan Boso Jawa Kromo/ Bahasa Halus dengan orang yang lebih senior, orang tua, atau orang yang dituakan. Orang jawa menyebut anak yang tidak bisa berbahasa Jawa Halus ini dengan sebutan/ungkapan “ora iso nekuk ilatBaca lebih lanjut

Install Firefox 5.0 pada Ubuntu 11.04

Boleh jadi software yang paling ketat dalam adu cepat me-release versi terbarunya adalah web browser. Dan yang paling jadi perhatian banyak orang adalah browser open source Mozilla Firefox. Meskipun saya lebih merasa mapan menggunakan Google Chrome, tetapi setiap kemunculan release baru Firefox membuat tangan saya gatal untuk segara cepat – cepat mencicipi. Apalagi seperti dikatakan bahwa Firefox 5.0 membawa 1.000 perbaikan dari versi 4.0.

Berikut ini adalah langkah – langkah instalasi yang saya lakukan pagi ini pada ubuntu 11.04 Natty Narwhal 64 bit :

untuk Ubuntu 32 Bit :

cd

wget ftp://ftp.mozilla.org/pub/mozilla.org/firefox/releases/5.0/linux-i686/it/firefox-5.0.tar.bz2

untuk Ubuntu 64 Bit :

cd

wget ftp://ftp.mozilla.org/pub/mozilla.org/firefox/releases/5.0/linux-x86_64/it/firefox-5.0.tar.bz2

tar xvjf firefox-5.0.tar.bz2

sudo mv firefox /opt/firefox

sudo rm firefox-5.0.tar.bz2

sudo mv /usr/bin/firefox /usr/bin/firefox-old

sudo ln -s /opt/firefox/firefox /usr/bin/firefox

sudo mv /usr/bin/firefox-old /usr/bin/firefox

sudo rm -r firefox /opt/firefox

sudo apt-get update

sudo apt-get upgrade

Nah, sekarang Firefox 5.0 siap digunakan. Mengenai review tentang firefox 5.0 di banding firefox 4.1 saya tuliskan belakangan. Baca lebih lanjut

Pelatihan Software/Program Komputer di Ruang Rapat

5 tahun yang lalu, bila suatu instansi ingin menyelenggarakan pelatihan menggunakan software/program komputer, maka yang pertama kali perlu dipikirkan adalah sebuah lab komputer. Lab komputer itu harus disiapkan terlebih dahulu dengan pengadaan. Bisa pula dengan menyewa di kampus – kampus atau di sekolah – sekolah untuk lebih menghemat anggaran. Yang perlu dicermati kemudian tinggal berapa jumlah lab yang perlu disewa diperhitungkan dari jumlah peserta pelatihan. Kemudian menjadwalkan pelatihan yang akan mereka selenggarakan. Tentu saja hal tetek bengek lain juga harus dipikirkan. 😀

Nampaknya kini jaman sudah berubah dan berkompromi dengan penyelenggara pelatihan. Untuk menyelenggarakan pelatihan penggunaan suatu program/software seperti pada 5 tahun lalu, panitia sudah menganggap tidak lagi perlu memikirkan pentingnya Lab Komputer. Asumsinya saat ini semua orang sudah mempunyai Laptop. Cukup dalam Undangan pelatihan dicantumkan: Peserta Pelatihan Wajib membawa Laptop sendiri dengan spesifikasi bla bla bla …

Aula atau Ruang Rapat pun dalam sekejab sudah bisa disulap jadi Ruang Pelatihan penggunaan software/program. Panitia cukup menyediakan Viewer/Projector dan kabel roll untuk colokan listrik. Banyaknya jumlah peserta pun tidak lagi masalah. Jaman dulu kalau tidak salah maksimal 40 peserta untuk 1 lab komputer. Sekarang satu angkatan pelatihan bisa sama dengan kapasitas maksimal ruang rapat. Baca lebih lanjut

Perencanaan?

I believe that, no matter how random things might appear, there’s still a plan

Saya pikir kutipan yang saya ambil dari film The A Team diatas benar. Terlepas dari seberapa acak dan random situasi yang melatari, perencanaan itu tetap ada.

Mungkin kita pernah mengalami, ketika kita sudah merencanakan suatu hal dengan rapi, di tengah jalan yang terjadi malah seolah – olah seisi galaxy Bima Sakti berkonspirasi untuk menggagalkan rencana kita itu.

Jalan – jalan menjadi terjal, banyak tikungan tajam, tanjakan dan turunan curam menantang untuk kita takhlukan. Ya, padahal segala rintangan itu sudah berusaha kita minimalkan dalam perencanaan. Tapi apa daya bila itu realitanya. Harus kita takhlukan kalau kita tidak ingin menyerah dan gagal.

Selamat hari Senin. Jangan bosan merencanakan dan menjalankan rencana kita. Seberat apapun keep track on the plan adalah jauh lebih baik daripada tanpa perencanaan sama sekali.

Seberapa Sering Menggunakan Google Mobile?

Dokter memberikan beberapa obat setelah memeriksa apa penyakit yang kita keluhkan. Dokter memberitahu cara pakai obat – obatan yang diberikan kepada kita sebagai pasien. Misalnya obat yang ini 2 x sehari 1 tablet setelah makan. Sirup ini diminum satu jam sebelum makan. Tanpa memberi penjelasan apa fungsi masing – masing obat. Pemberian obat oleh dokter setelah pemeriksaan ini disebut self dispensing. Hal ini lumrah terjadi bila kita berobat ke Puskesmas, dokter praktek swasta dan klinik – klinik di daerah dimana saya tinggal.

Berbeda dengan kalau kita berobat ke Rumah Sakit yang lebih besar. Biasanya setelah pemeriksaan, dokter memberikan resep obat untuk bisa dibeli di Apotek manapun. Ketika kita membeli resep obat di Apotek, maka Apoteker atau petugas di Apotek akan menjelaskan kepada kita aturan pakai masing – masing obat beserta fungsi/khasiat dari obat – obat itu. Misalnya, ini adalah paracetamol untuk meredakan rasa nyeri dan menurunkan demam. Ini adalah Amoxilin, antibiotik untuk membunuh pathogen dan bibit bibit penyakit di dalam tubuh dan harus diminum sampai habis. Baca lebih lanjut

Ketinggalan Dompet (Lagi)

Pagi pagi sudah panik dag dig dug degdegan. Betapa tidak. Di tengah perjalanan naik angkot ternyata dompet saya tidak ada di dalam tas. Pikir saya mau dibayar pakai apa ongkos angkot yang saya tumpangi ini.

Untungnya saya segera teringat kalau biasanya saya menaruh uang – uang receh kembalian belanja dibagian lain tas saya. Tidak apa – apa sekali – kali membayar ongkos angkot dengan uang recehan. Saya segera memeriksa sisa – sisa receh itu. Alhamdulillah, saya menemukan pecahan lima ratusan, seribuan dan sepuluh ribuan. Berarti lebih dari cukup untuk membayar ongkos angkot pagi ini.

Kejadian kelupaan bawa dompet yang menimpa saya berulang – ulang dan uang receh yang tidak jarang disepelekan yang pada saat genting tampil sebagai penyelamat membuat saya jadi bisa menghargai arti tiap – tiap nominal uang.

Saya jadi ingat film Eurotrip (2004) tentang beberapa pemuda Amerika yang ingin beperjalanan ke Berlin, tetapi malah nyasar ke Amsterdam dan dirampok di kota kincir angin itu. Untungnya ada salah satu di antara mereka yang mempunyai kebiasaan menyimpan koin – koin kecil. Kebiasaan menyimpan koin koin kecil di tempat tempat berbeda, di dalam saku, di dalam sepatu, dan lain – lain itu ia dapat dari sebuat buku Travel tip yang entah ditulis siapa saya lupa. Uang receh juga lah yang menyelamatkan perjalanan mereka sampai Berlin.

Baiklah, saya menuliskan cerita ini dengan besar harapan di kemudian hari frekuensi ketinggalan dompet saya makin jarang. Syukur – syukur tidak pernah kejadian lagi 🙂

Penjual Bakmi Kreatif

Lokasi penjual bakmi di Kulon Progo arah Sentolo.

Gambar diambil dari bbm grub telkomsel joglosemar

Posted with WordPress for BlackBerry 1.5 via Telkomsel network

Film Komedi Romantis: When In Rome

Beth, seorang wanita career yang excellence, smart dan cantik (diperankan oleh Kristen Bell) Bekerja sebagai kurator  di Museum seni di Newyork. Ia sangat mencintai pekerjaannya lebih dari apapun. Sampai – sampai pria yang pernah berpacaran dengannya bilang ngga betah karena merasa tidak dianggap setelah kerjaan si Beth. Beth pun kepikiran bahwa barangkali memang ngga ada cowo yang jodoh dengannya. Beth barangkali orang yang sangat cemerlang dalam urusan karir tapi sama sekali ngga pada tetek bengek jodoh.

Nah, pada pernihakan adiknya, Joan, di Roma, Beth merasa segalanya agak berubah. Dia bertemu Nick (diperankan oleh Josh Duhamel) yang seolah hadir secara ajaib dalam rangkaian kebetulan yang ia alami di pesta pernikahan Joan. Beth berpikir barangkali Nick tertarik sama dia. Sayangnya ketika Beth ingin berbicara, Nick malah kelihatan sedang mesra dengan cewe lain.

Baca lebih lanjut

Takut Disuntik

Seorang pengecut mati berkali – kali di sepanjang hidupnya, sedangkan seorang pahlawan hanya mati satu kali dalam hidupnya.

Begitulah kata pepatah yang siang tadi menampar muka saya. Betapa tidak, selama hampir satu jam saya dalam keraguan hanya untuk meng-iya-kan cek darah oleh dokter untuk memastikan apa penyebab sakit yang saya derita. Memang apa sih yang ditakutkan dari test darah dan jarum suntik kecuali ketakutan yang ngga beralasan. 😀

Urusan suntik dan darah memang ketakutan tersendiri buat saya. Sepanjang hidup yang saya ingat, hanya dalam hitungan jari jarum suntik yang pernah menusuk tubuh saya. Keputusan saya dalam ketakutan untuk mengambil sample darah tadi siang merupakan jarum suntik yang pertama dalam 10 tahun terakhir. Persis dengan ketakutan yang sama pada tahun 2001 ketika saya harus opname dan diinfus dan cek darah pula karena sakit tipes yang sudah agak parah waktu itu.

Penyakit typhoid ini pulalah yang dari test darah siang tadi ditemukan sebagai penyebab derita yang sudah menyengsarakan saya hampir satu minggu. Glek … tipes lagi … Untungnya saya tadi memberanikan test darah, jadi dokter tidak salah meresepkan obat untuk saya.

Kata dokter saya harus beristirahat, ngga boleh begadang dulu, ngga boleh memakan makanan yang kasar – kasar dan pedas dan banyak – banyak minum jus jambu biji untuk mendongkrak trombosit saya yang anjlok …

Usia Ideal Gadget itu Berapa?

Dalam 5 tahun, anda sudah berapa kali berganti gadget? Berapa bulan usia ponsel yang saat ini anda pakai? Komputer/Laptop. Sering mana sih Anda berganti ponsel dengan berganti laptop? Apa alasan anda berganti ponsel dan komputer/laptop baru?

Pertanyaan – pertanyaan itu mirip dengan yang kami bicarakan dengan teman – teman saya. Laptop Mac teman saya yang dibeli menjelang bulan puasa tahun kemarin, berarti usia Mac -nya belum genap setahun, sudah berulah. Sedangkan Laptop Acer Travelmate yang saya pakai sudah berusia lebih dari 5 tahun. Kerusakan yang terjadi hanya kerusakan ringan – ringan. Misalnya keyboard rusak karena laptop terjatuh dan DVD RW yang kemampuan baca tulisnya sudah jelek.

Kembali ke Laptop MBP teman yang berulah itu, menurut dia si MBP belum pantas mati karena usianya belum genap setahun. Memang pantasnya Macbook Pro itu pantas mati pada usia berapa? Tidak masuk akal bila kita menginginkan tidak rusak selamanya.

Teman saya yang lain nyeletuk. Kalau dalam 1 atau 2 bulan Macbook Pro mu sudah memberi value kepada kamu senilai harga beli Macbook-mu, maka Macbook Pro mu pantas mati pada bulan ke 4. Kalau dalam satu tahun kamu tidak bisa mengharapkan value senilai harga beli Macbook pro -mu, itu artinya kamu ngga pantas pakai Macbook Pro. Pakai laptop low end dan sistem operasi linux saja. 😀

Posted with WordPress for BlackBerry 1.5