Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih setengah tahun telah memaksa kita untuk banyak melakukan penyesuaian, termasuk penyesuaian dalam berkebiasaan, berperilaku dan berolahraga.
Sebagai pegiat olahraga lari, saya pun memilih untuk melakukan penyesuaian – penyesuaian dalam pilihan olahraga yang saya jalani. Karena tanpa sejumlah penyesuaian, olahraga alih – alih meningkatkan taraf kesehatan malah memberikan dampak kurang baik bagi diri, orang lain, dan lingkungan kita.
Prinsip utama pencegahan penularan Covid-19 adalah higienitas dan jaga jarak. Kedua prinsip ini yang harus dipegang teguh oleh termasuk pegiat olahraga seperti saya. Meskipun sampai saat ini berlari di tempat publik dalam suatu grup masih menjadi perdebatan di banyak kalangan, akan tetapi saya mengambil pilihan yang paling aman.
Pilihan saya dalam berolahraga lari adalah: lakukan secara sendirian, hindari tempat – tempat publik seperti taman, lapangan, stadion, dan sejenisnya (1), lakukan dalam intensitas yang terukur dengan menghindari latihan intensitas tinggi (2), menjaga kebersihan diri dan lingkungan (3), nutrisi (4), dan istirahat yang cukup (5).
Olahraga lari memang sebuah olahraga individual, akan tetapi tidak banyak orang yang benar-benar bisa menjalani olahraga lari sebagai olahraga perseorangan. Saya melihat banyak orang mendapatkan manfaat dari dukungan komunitas dan kelompok dalam menjalani olahraga ini.
Berolahraga lari dalam sebuah komunitas atau running grup menurut saya baik – baik saja, selama situasinya sedang baik – baik saja. Permasalahanya adalah Pandemi Covid-19 merupakan sesuatu yang baru, masih banyak hal yang belum diketahui, dan cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah melakukan penyesuaian.
Saya sendiri telah berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan Pandemi Covid-19 dengan berlari secara sendirian selama kurang lebih 5 bulan, sejak bulan Maret 2020 sampai sekarang, dan akan terus saya lakukan. Saya akui berlari sendiri memang tidak mudah, ada kalanya saya kehilangan motivasi, ada kalanya saya merasa bosan.
Berikut ini saya bagikan sejumlah tips agar betah menjalani olahraga lari secara perseorangan, secara individual, secara sendirian.
Buat Komitmen dan Susun Jadwal Lari
Bila selama periode Covid-19 ini kita tidak berolahraga lari secara teratur, maka apa yang paling dibutuhkan adalah komitmen. Bila selama ini kita menjalankan olahraga lari namun telah merasakan tanda – tanda kebosanan, saran saya atasilah dengan membuat jadwal latihan.
Ketika sedang membaca artikel ini mungkin Anda berpikir untuk membuat komitmen memulai olahraga lari besok. Pertimbangkan baik – baik pilihan waktu kapan akan memulai. Saran saya pilihlah waktu pada akhir pekan ketika kemungkinan Anda sedang tidak akan dirundung beban pekerjaan. Beristirahatlah yang baik semalam sebelum hari H Anda memulai komitmen berlari.
Jadwal akan membantu Anda tetap konsisten menjalani olahraga. Sebagai mula kita tidak perlu membuat jadwal olahraga yang padat setiap pekannya. Buat jadwal olahraga dengan pertimbangan kemudahannya untuk dijalani. Misal jadwalkan olahraga lari 2 atau 3 kali dalam sepekan, pada pagi atau sore hari.
Tentukan Target Latihan
Pandemi Covid-19 yang membatalkan hampir semua event lomba lari di tanah air membuat banyak orang dengan mudah menanggalkan target – target latihan mereka. Mungkin kita berpikir buat apa menyusun target latihan ketika tahun ini tidak akan ada Personal Best yang akan kita dapatkan atau pecahkan.
Jangan salah, peningkatan performa bukanlah satu – satunya target latihan yang bisa kita bidik. Coba tengok target – target yang lebih menyenangkan seperti target jumlah lari, target jumlah mileage atau kilometer, target kalori terbakar, dan lain – lain.
Berpartisipasi dalam Virtual Challenge dan Online Community
Sebagai pegiat olahraga lari saya yakin kita tidak asing dengan berbagai macam aplikasi seperti Strava, Nike Running Club, Endomondo, Map My Run, dan sebagainya. Aplikasi – aplikasi tersebut selain membantu kita berolahraga lari secara lebih baik juga akan menghubungkan kita dengan berbagai komunitas olahraga online di seluruh penjuru dunia.
Masing – masing aplikasi tersebut kebanyakan mempunyai berbagai macam Challenge. Misal challenge untuk menyelesaikan lari dalam jarak 5K, 10K, Marathon, sampai jarak Ultra. Bentuk challenge lain misalnya adalah pengumpulan kilometer atau mileage dalam rentang waktu tertentu. Misalnya challenge untuk berlari 1000 km dalam waktu 1 bulan dan sebagainya.
Community memberikan kenyamanan dan kesenangan tersendiri. Kita bisa berkenalan dengan banyak pegiat olahraga lari dari berbagai daerah sampai berbagai belahan dunia. Kita bisa belajar mengenai kebiasaan dan rute di belahan dunia lain dan sebagainya.
Dengan menggunakan aplikasi di smartphone tentu saja kita tidak hanya bisa bergabung dengan challenge atau community yang sudah ada. Kita bisa membangun komunitas sendiri. Kita bisa membuat challenge dan mengajak orang lain untuk berpartisipasi dalam challenge – challenge yang kita buat.
Manfaatkan Fitur Audio Guided Run
Masih dengan memanfaatkan aplikasi di smartphone, Audio Guided Run adalah fitur menarik yang menurut saya bisa mengurangi kebosanan saat berlari sendirian. Dengan Endomondo, Strava, atau Nike Run Clubmisalnya, kita bisa mengatur agar setiap jarak 500 meter atau 1 km, aplikasi memberikan feedback berupa berapa jarak yang sudah kita capai, dalam waktu berapa menit, dan dalam pace berapa menit/km.
Nike Run Club bahkan mempunyai fitur Audio Guided Run yang lebih lengkap. Misal pada awal lari kita memilih untuk menargetkan jarak atau waktu tertentu. Selama berlari aplikasi NRC akan terus memotivasi kita dengan menginformasikan berapa km atau menit lagi waktu tersisa yang harus kita selesaikan dan lain sebagainya.
Sejumlah aplikasi menyajikan AGR secara lebih komprehensif. Misalnya dalam mode training. Fitur – fitur training tersebut ada yang gratis (misal NRC) dan ada pula yang berbayar seperti Endomondo dan Strava.
Music dan Podcast
Saya termasuk orang yang suka berolahraga sambil mendengarkan musik. Smartphone yang kita punyai, yang mungkin juga kita gunakan untuk menjalankan running apps merupakan music player terbaik. Beberapa smartwatch dan sportwatch seperti Garmin Vivoactive 4 dan Apple Watch pun mempunyai kemampuan untuk menjadi music player handal.
Sementara saya suka mendengar musik melalui speaker di smartphone, saya biasanya menggenggam smartphone atau meletakkanya di waistbag, orang lain mungkin suka mendengarkan musik melalui headset.
Bila Anda termasuk yang suka mendengarkan melalui headset, pastikan headset yang Anda gunakan adalah yang waterprof agar tidak rusak karena keringat. Saya menyarankan agar headset yang digunakan bukan jenis yang memiliki fitur Active Noice Cancelling. Fitur ini membahayakan ketika digunakan di jalan raya dan di tempat – tempat publik karena pengguna akan kesulitan mendengarkan suara sekitar.
Spotify merupakan aplikasi Music Streaming yang saya andalkan kerena kemudahannya menemukan berbagai playlist sesuai kebutuhan. Saya bisa dengan mudah menemukan playlist peneman easy run, tempo run, long run, dan bahkan saya bisa menemukan playlist yang telah mengumpulkan lagu-lagu dengan beat per minute tertentu. Jenis yang terakhir penting ketika kita menginginkan untuk konsisten berlari dalam cadence tertentu.
Podcast hampir terlupakan. Silakan cari aplikasi podcast yang banyak bertebaran baik di Appstore maupun Playstore. Atau sebenarnya kita pun bisa mencari cari di aplikasi NRC bila aplikasi bikinan Nike ini yang menjadi andalan olahraga kita.
Variasi Rute
Tidak semua orang mempunyai kemudahan untuk berolahraga dengan rute yang variatif. Bagi para pegiat olahraga lari yang tinggal di daerah perkotaan yang ramai sebaiknya memang sangat berhati – hati. Berlari indoor baik di threadmill pribadi atau di halaman belakang merupakan pilihan terbaik mereka pada masa Pandemi Covid-19 ini.
Sebagai orang yang tinggal di pedesaan, puji syukur saya mempunyai berkah kemudahan ini. Saya bisa memilih jalan – jalan di desa saya sebagai rute. Saya bisa memilih berlari di hutan atau di tanah lapang atau dimanapun sepanjang merupakan tempat yang menjadi pusat aktivitas banyak orang.
Berlari dengan rute yang berbeda – beda menawarkan pemandangan dan pengalaman baru. Misalnya saya bisa mengumpulkan pengalaman berlari dengan elevasi yang menantang atau berlari di permukaan tanah yang cocok digunakan sebagai selingan berlari dengan rute beton dan aspal.
Reward dan Apparel
Salah satu yang saya rasakan berbeda dalam hal berolahraga pada masa pandemi adalah rasanya olahraga lari kini menjadi lebih hemat. Saya tidak lagi perlu keluar uang untuk membayar biaya pendaftaran lomba. Saya tidak perlu sering sering membeli apparel kecuali bila memang sangat butuh. Mungkin pengeluaran saya yang tidak berubah dalam hal olahraga hanya membeli sepatu. Karena sepatu merupakan perlengkapan yang paling esensial dan harus ada.
Apakah kita masih perlu membeli apparel ketika kita tidak lagi bersosialisasi dalam sebuah komunitas? Menurut saya tetap masih perlu. Sesekali. Sebagai reward atas konsistensi dan usaha kita untuk melawan kebosanan dan menegakkan protokol kesehatan dalam olahraga yang kita cintai ini.
***
Demikian semoga tips Mengurangi Kebosanan Berolahraga Lari Sendirian ini bermanfaat. 🙂
Tentang Penulis
- Tech and Sport Blogger
- Penggiat Olahraga dan Komunitas Lari Jarak Jauh
- Telah menyelesaikan 5x Lomba Marathon dengan jarak 42,2 km
- Pacer Borobudur Marathon 2019
jadi ingat, di kantor sempat mengadakan lomba lari secara virtual, di mana pemenangnya yang bisa mencapai jarak paling jauh dalam jangka waktu tertentu. skor diambil dari aplikasi Endomondo.
Kalau aku seringnga olahraga gowes sendirian mas, tak pernah bosan hahahahha. Kalau lari, baru sebentar sudah bosan akakkakakak
Ping balik: 5 Manfaat Penting Konsumsi Milagros untuk Kesehatan – Gadget, Running & Travelling Light
Keren banget tipsnya mas. Aku yang tipe mageran gitu olahraga sendirian. Mau cobain deh praktik cara ala mas ini. Makasih ya tipsnya mas ^^
Ping balik: Benarkah Olahraga Lari Bisa Membakar Lemak Daging Korban – Gadget, Running & Travelling Light
Puingin bgt bisa lari2 dgn bebasssss
Sayang di Sby tinggi bgt angka covidnya Mas 😦