Sejujurnya saya tidak pernah berencana untuk membeli headset AKG N20. Sebelumnya pilihan saya sudah mantab dengan JBL Endurance Jump. Sebuah wireless sport headset yang sedianya akan saya gunakan sebagai pengusir kebosanan dalam latihan marathon yang menjemukan.
Semua bermula ketika saya mencoba beberapa jenis headset yang terpajang di JBL Outlet Ambarukmo Plaza. Berbekal dengan sebuah smartphone Zenfone 5 dan aplikasi Spotify Premium saya mencoba mulai dari JBL Inspire 700, JBL E25BT, JBL Endurance Run, AKG Y10, AKG N20U, AKG N20 NC, AKG N20LT dan beberapa jenis headset in ear lainnya.
Suara vokal Zayn & Sia yang mengalunkan Dusk Till Dawn ke telinga saya melalui AKG N20 membuat saya mulai jatuh hati. Dengan headset ini saya memutar lagu ini sekali lagi, dengan streaming quality saya set: very high. Kali ini telinga saya mendapatkan suara Zayn rasanya terdengar lebih seksi sekaligus greget.
Makin penasaran dengan kemampuan AKG N20 mereproduksi suara vokal, nada-nada menengah yang kaya, nada-data treble yang menurut saya diamond cut precicion, serta nada sub bass yang mendebarkan membuat saya mencoba beberapa lagu seperti Hotel California (Eagle), Black Magic Woman (Santana), My Love is your Love (Whitney Houston), dan Mengapa (Nicky Astria).
Beruntung siang itu JBL Outlet Ambarukmo Plaza tidak sedang ramai oleh pengunjung. Jadi saya bisa leluasa untuk mencoba lagu-lagu yang sama di headset-headset lain di display.
Fix! Iman saya golah. Saya benar-benar berpaling. Siang itu saya menyerahkan kartu debit Bank Mandiri saya kepada petugas kasir. Agar saya bisa benar-benar membawa pulang AKG N20. Sebuah in ear headset yang sangat basic yang tanpa fitur wireless, waterproff, dan ergonomi sebuah sport headset yang sejak awal saya inginkan.
Kali ini saya benar-benar merasakan bagaimana keinginan benar-benar mengalahkan sebuah kebutuhan. Ketika AKG membisikkan bujuk rayu berupa reproduksi akustik yang hangat ke gendang-gendang telinga. 😀 Ketika nafsu benar-benar mengalahkan nalar. 😀
Malam sudah cukup sepi ketika hari itu saya tiba kembali di rumah. Saya pun tidak sabar untuk sambil rebahan menancapkan AKG N20 ke telinga. Beraneka macam genre musik tak ayal mengalir ke telinga mengisi malam panjang saya. Mulai dari jenis musik dangdut, langgam jawa, pop, jazz, classic, rock, sampai progresive rock. Dari musik yang direkam pada jaman sangat analog seperti Killing Me Softly -nya Roberta Flack sampai lagu-lagu kekinian yang diproduksi sepenuhnya secara digital.
Memperdengarkan beraneka jenis lagu melalui AKG N20 pada suasana yang sunyi membuat telinga saya bisa menangkap kualitas sebenarnya dari in ear headset ini. Ketika pada kesan pertama saya mendapatkan AKG N20 sangat bagus mereproduksi suara tinggi dan menengah, kali ini saya mendapatkan pada jenis jenis lagu tertentu, nada-nada bass dan sub bass seringkali mendistraksi alunan vokal. Distraksi yang kadang-kadang cukup mengganggu dan mempengaruhi emosi yang ingin disampaikan oleh sebuah lagu.
Untungnya di Zenfone 5 yang saya gunakan mempunyai fitur Audio Wizard yang memungkinkan pengaturan Equalizer secara manual, selain tentu saja beberapa preset siap saji. Malam itu saya bereksperimentasi dengan Audio Wizard yang hampir tak pernah saya gunakan yang terdapat di Zenfone 5.
Dan ada satu lagi fitur di Zenfone 5 yang baru saya ketahui, yaitu fitur untuk menyesuaikan dan men-trim/fine tune headset yang kita pergunakan. Pada bagian ini Asus menyediakan banyak sekali preset yang diperuntukkan bagi banyak sekali brand dan tipe headset. Beruntung saya menemukan preset untuk in ear headset AKG, jadi saya bisa langsung mencoba dan membandingkan hasil suaranya.
Berbicara tentang kemampuan reproduksi suara AKG N20, menurut saya tidak banyak yang bisa dikomplain dari in ear headset yang mempunyai harga dasar Rp 2.300.000,- ini. Kecuali dentuman suara bass pada lagu-lagu tertentu yang terkadang mengokupasi suara vokal yang saya sebut tadi. Saya rasa ini wajar dan masih tetap terbaik untuk in ear headset yang masih menggunakan single driver/ bukan double driver.
Menurut saya apa yang perlu diperhatikan adalah desainnya yang bulky. Ini yang menurut saya membuatnya kurang ergonomis. Sesuatu yang saya rasakan membuatnya kurang nyaman ketika digunakan sambil rebahan atau tiduran. Kalau tiduran terlentang sebenarnya tidak masalah, yang masalah adalah ketika saya rebahan miring. Desain headset yang bulky membuat telinga terasa terganjal dan sedikit sakit.
Dengan desain seperti ini pula menurut saya, AKG N20 tidak begitu nyaman digunakan untuk banyak bergerak. Digunakan ketika berolah raga tentu saja tidak saya sarankan. Rasanya AKG N20 memang lebih cocok untuk mengalirkan lagu-lagu terbaik ketika duduk manis di meja kerja. Apalagi suara headset ini menurut saya mampu menghadirkan lagu-lagu secara emosional ketika saya pasangkan dengan Laptop ASUS Zenbook UX305U yang saya gunakan bekerja sehari-hari.
Selain desain ear pieces yang bulky, menurut saya yang bisa didesain ulang adalah kabel yang digunakan. Menurut saya kabel yang digunakan oleh AKG N20 terlalu besar, kaku, dan menggunakan bahan yang terlalu berat. Saya dapat mengerti mungkin tujuannya adalah agar kabel headset tidak mudah putus dan kusut. Namun siapa tahu AKG bisa menemukan bahan dan desain kabel yang durable, awet, sekaligus ringan dan tidak mudah kusut.
Mulanya saya tidak tahu kalau headset AKG N20 memiliki fitur yang belum saya lihat pernah ada di in ear headset sejenis. AKG N20 memiliki sebuah switch kecil. Petugas di JBL Outlet Ambarukmo Plaza menunjukkan saya bahwa switch ini digunakan untuk memilih dengan smartphone jenis apa headset ini digunakan. Switch kecil ini berguna untuk memilih apakah akan dipasangkan dengan smartphone Android ataukah dengan iPhone. Dengan memilihnya secara tepat maka fitur remote control di AKG N20 akan bisa berfungsi di kedua jenis smartphone yang berbeda madzab itu.
Sedangkan dalam paket pembeliannya, AKG N20 disertai dengan sebuah pouch untuk membawa headset ini secara praktis, ear bud cadangan dalam ukuran S, M, dan L, airplane audio connector dan sebuah cleaner brush kecil.
Tak lupa ketika saya membelinya saya mendapatkan selembar kuitansi, selembar kartu garansi dan 2 buah kupon undian. Apapun hadiah dari kupon undian tersebut, semoga kali ini saya beruntung, hehehe
***
Jadi apa kesimpulannya setelah menulis berpanjang lebar? Kesimpulannya adalah mungkin saya perlu membeli satu lagi in ear headset yang sporty, waterproof, ergonomis, dan berfitur wireless. Semua untuk kebutuhan saya membunuh kebosanan dalam menjalai program latihan untuk mempersiapkan diri mengikuti Jakarta Marathon 2019.
Sementara AKG N20 merupakan headset yang lebih tepat untuk memanjakan telinga saya dalam menikmati lagu, musik dan konten audio lainnya selama saya bekerja di kantor, mendengarkan lagu-lagu pengantar tidur, sampai menikmati konten entertainment selama bepergian menggunakan pesawat.
Ping balik: Zenbook UX333 Laptop 13″ Ultra Portable Terkecil di Dunia Kalahkan Macbook Air 2018 – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Earphone atau Enakan Headphone – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Zenfone 5 vs Upgrade ke Zenfone 2 Laser – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Review Audio Technica ANC500BT, Bluethooth Headset 1,5 jutaan dengan Fitur ANC – Gadget, Running & Travelling Light
Ping balik: Review Audio Technica ANC500BT, Bluethooth Headset 1,5 jutaan dengan Fitur ANC – Gadget, Running, Travelling Light